Kamis, 09 Agustus 2018

Kewirausahaan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 wacana Standar Kepala sekolah/madrasah  menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah   harus mempunyai lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. 

Salah satu dimensi kompetensi kepala sekolah /madrasah ialah kewirausahaan. Kewirausahaan di sini dalam makna untuk kepentingan pendidikan yang bersifat sosial bukan untuk kepentingan komersial. Kewirausahaan dalam bidang pendidikan yang diambil ialah karakteristiknya (sifatnya) ibarat inovatif, bekerja keras, motivasi yang kuat, pantang mengalah dan selalu mencari solusi terbaik, dan mempunyai naluri kewirausahaan; bukan mengkomersilkan sekolah/madrasah. Semua karakteristik tersebut bermanfaat bagi Kepala sekolah/madrasah dalam membuatkan sekolah/madrasah, mencapai keberhasilan sekolah/madrasah, melaksanakan  tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin, menghadapi hambatan sekolah/madrasah, dan mengelola kegiatan sekolah/madrasah sebagai sumber berguru siswa.        Berikut disampaikan secara ringkas wacana definisi kewirausahaan, tujuan kewirausahaan, karakteristik/dimensi kewirausahaan, cara mengembangakan kewirausahaan, dan ringkasan, yang kesemuanya dipetik dari makalah yang ditulis oleh Slamet PH (2010) dengan judul “Pengembangan Jiwa Kewirausahaan” yang disampaikan dalam penataran pengawas sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan.

Definisi Kewirausahaan                                                                      
Yang dimaksud dengan kewirausahaan ialah kemampuan membuat sesuatu yang gres secara kreatif/inovatif dan kesanggupan hati (qolbu) untuk mengambil resiko atas keputusan hasil ciptaannya serta melaksanakannya secara terbaik (sungguh-sungguh, ulet, gigih, tekun, progresif, pantang menyerah, dsb.) sehingga nilai tambah yang diharapkan sanggup dicapai. Jadi, seorang wirausahawan mempunyai kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain (prinsip kreatif dan inovatif) dan kesudahannya ialah buah pikiran yang asli dan bukannya replikasi, gres dan bukannya meniru, memberi bantuan dan bukannya membuat rugi. Catatan: kreatif berarti menghasilkan daya cipta lantaran belum pernah ada sebelumnya; inovatif berarti memperbaiki/memodifikasi/mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Selain kemampuan kreatif/inovatif, seorang wirausahawan juga mempunyai kesanggupan hati (qolbu) yang ditunjukkan oleh: (1) tumbuhnya tindakan atas kehendak sendiri dan bukan lantaran pihak lain; (2) progresif dan ulet, ibarat tampak pada perjuangan mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan dan mewujudkan harapan-harapannya; (3) berinisiatif, yakni bisa berpikir dan bertindak secara asli/orisinal/baru, kreatif dan penuh inisiatif; (4) pengendalian dari dalam, yakni kemampuan mengendalikan diri dari dalam, kemampuan menghipnotis lingkungan atas prakarsanya sendiri; dan (5) kemantapan diri, yang ditunjukkan oleh harga diri dan percaya diri. Ringkasnya, siapapun yang mempunyai jiwa kewirausahaan akan menjadi agen perubahan yang mampu dan sanggup mentransformasi sumberdaya yang ada di sekitarnya untuk memperoleh nilai tambah yang menguntungkan, baik secara ekonomi maupun non-ekonomi, pribadi maupun organisasi/masyarakat.
        
Tujuan Pengembangan Kewirausahaan
        Kualitas kewirausahaan merupakan salah satu dimensi penting kualitas manusia, akan tetapi kewirausahaan sebagai peluang karir kurang memperoleh perhatian dan bahkan terasa dikesampingkan dalam sistem pendidikn kita. Oleh lantaran itu, lemahnya kewirausahaan generasi muda sanggup dimengerti lantaran kurang memperoleh tempat dalam kebijakan pendidikan nasional. Padahal, kewirausahaan mengajarkan cara-cara berpikir kreatif, inovatif, positif, dan menggerakan hati nurani untuk lebih proaktif, properubahan, mendorong keingintahuan, ulet, gigih, berani mengambil resiko, dan mengajarkan penerima didik wacana pentingnya prakarsa (keberanian moral) untuk melaksanakan hal-hal gres yang belum pernah dilakukan, akan tetapi akan membawa nilai tambah serta laba yang lebih besar. Maka, kedepan, pendidikan jiwa kewirausahaan sudah merupakan keniscayaan untuk diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah, hingga hingga akademi tinggi.
        Sebagai tambahan, kewirausahaan itu untuk siapa saja yang ingin menjadi wirausaha sukses dan memperoleh laba darinya (ekonomi dan/atau non-ekonomi, material dan/atau non-material). Kewirausahan itu bukan hanya miliknya para pengusaha, akan tetapi milik siapa saja, termasuk kepala sekolah, pengawas dan bahkan menteri sekalipun lantaran mereka juga sanggup disebut sebagai wirausaha kalau mereka sukses dalam pekerjaannya. Kebetulan, yang banyak mempraktekkan kewirausahaan ialah para pengusaha lantaran mereka tahu manfaatnya, akan tetapi bukan berarti bahwa kewirausahaan hanya milik pengusaha.
Karakteristik/Dimensi-Dimensi Kewirausahaan
         Ada dua jenis karateristik atau dimensi kewirausahaan yaitu: (1) kualitas dasar kewirausahaan, yang mencakup kualitas daya pikir, daya hati/qolbu, dan daya pisik; dan (2) kualitas instrumental kewirausahaan, yaitu penguasaan lintas disiplin ilmu. Berikut dijabarkan seperlunya wacana dua karakteristik/dimensi kewirausahaan yang dimaksud.

1.  Kualitas Dasar Kewirausahaan
a.  Daya Pikir
Kualitas dasar daya pikir kewirausahaan mempunyai karakteristik/dimensi-dimensi sebagai berikut: berpikir kreatif; berpikir inovatif; berpikir asli/baru/orisinil; berpikir divergen; berpikir mengembangkan; pionir berpikir; berpikir membuat produk dan layanan baru; memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain; berpikir sebab-akibat; berpikir lateral; berpikir sistem; berpikir sebagai perubah (agen perubahan); berpikir kedepan (berpikir futuristik); berintuisi tinggi; berpikir maksimal; terampil mengambil keputusan; berpikir positif; dan versalitas berpikir sangat tinggi.
b.  Daya Qolbu/Hati
Kualitas dasar daya hati/qolbu kewirausahaan mempunyai karakteristik/dimensi-dimensi sebagai berikut: prakarsa/inisiatif tinggi; ada keberanian budpekerti untuk mengenalkan hal-hal baru; proaktif, tidak hanya aktif apalagi hanya reaktif; berani mengambil resiko; berani berbeda; pro perubahan dan bukan pro kemapanan; kemauan, motivasi, dan spirit untuk maju sangat kuat; mempunyai tanggungjawab budpekerti yang tinggi; hubungan interpersonal bagus; berintegritas tinggi; gigih, tekun, sabar, dan pantang menyerah; bekerja keras; berkomitmen tinggi; mempunyai kemampuan untuk memobilisasi orang lain; melaksanakan apa saja yang terbaik; melaksanakan perbaikan secara terus menerus; mau memetik pelajaran dari kesalahan, dari kesuksesan, dan dari praktek-praktek yang baik; membangun teamwork yang kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah; percaya diri; pencipta peluang; mempunyai sifat daya saing tinggi, tetapi mendasarkan pada nilai solidaritas; agresif/ofensif; sangat humanistik dan hangat pergaulan; terarah pada tujuan akhir, bukan tujuan sesaat; luwes dalam pergaulan; selalu menginginkan tantangan baru; selalu membangun keindahan cita rasa melalui seni (kriya, musik, suara, tari, lukis, dsb.); bersikap berdikari akan tetapi supel; tidak suka mencari kambing hitam; selalu berusaha membuat dan meningkatkan nilai tambah sumberdaya; terbuka terhadap umpan balik; selalu ingin mencari perubahan yang lebih baik (meningkatkan/mengembangkan); tidak pernah merasa puas, terus menerus melaksanakan penemuan dan improvisasi demi perbaikan selanjutnya; dan keinginan membuat sesuatu yang baru.
c.  Daya Pisik
Kualitas dasar daya pisik/raga kewirausahaan mempunyai karakteristik/ dimensi-dimensi sebagai berikut: menjaga kesehatan secata teratur; memelihara ketahan/stamina badan dengan baik; mempunyai energi yang tinggi; dan keterampilan badan dimanfaatkan demi kesehatan dan kebahagiaan hidup.

2.   Kualitas Instrumental Kewirausahaan
        Jika seseorang ingin menjadi wirausahawan sukses, maka selain mempunyai kualitas dasar kewirausahaan sebagaimana diuraikan sebelumnya, beliau harus juga mempunyai kualitas instrumental kewirausahaan yang berpengaruh yaitu penguasaan disiplin ilmu, baik mono disiplin ilmu, antar disiplin ilmu, maupun lintas disiplin ilmu. Kewirausahaan bukanlah sekadar mono-disiplin (ekonomi, matematika, manajemen, dsb.) dan juga bukan hanya antar disiplin ilmu (manajemen perusahaan, ekonomi pertanian, psikologi industri, dsb.), akan tetapi juga lintas disiplin ilmu (lingkungan hidup, kependudukan, dsb.).
        Seseorang yang ingin menjadi wirausahawan sukses tidak cukup hanya mempunyai kualitas dasar kewirausahaan, akan tetapi yang bersangkutan harus juga mempunyai kualitas instrumental kewirausahaan (penguasaan disiplin ilmu). Misalnya, seorang kepala sekolah, pengawas, atau kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, harus mempunyai ilmu pengetahuan yang luas di bidang pekerjaan yang menjadi kewenangan dan tanggungjawabnya. Misalnya, mereka harus mempunyai ilmu-ilmu berikut yaitu: ilmu pendidikan, teori perubahan, kebijakan pendidikan nasional dan daerah, manajemen pendidikan, pengembangan organisasi pendidikan, pengembangan manajemen pendidikan, perencanaan pendidikan, regulasi pendidikan, kepemimpinan pendidikan, komunikasi dan jejaring pendidikan, supervisi pendidikan (pembelajaran, manajemen sekolah, dsb.), dan pengakuan sekolah.
        Jika seseorang ingin menjadi wirausahawan sebagai pengusaha, beliau harus mempunyai ilmu-ilmu sebagaiberikut: manajemen produksi (proses produksi, planning produksi, riset dan pengembangan produksi), manajemen pemasaran (perebutan pelanggan, planning pemasaran, riset pasar dan pemasaran), manajemen sumberdaya manusia, manajemen keuangan, manajemen peralatan dan perbekalan, prinsip-prinsip akuntansi, manajemen transaksi, dan inti manajemen (general manager).
        Karateristik/dimensi-dimensi kewirausahaan yang telah disebutkan di atas semuanya sangat dibutuhkan oleh kepala sekolah, namun materi training ini hanya dibatasi pada dimensi-dimensi berikut (sesuai Permendiknas 13/2007): kreativitas untuk selalu mencari solusi terbaik, inovasi, bekerja keras, dan motivasi tinggi serta pantang menyerah. Naluri kewirausahaan menyangkut semua sifat-sifat di atas.

Cara-Cara Mengembangkan Kewirausahaan
        Cara-cara membuatkan kewirausahaan dilakukan melalui pentahapan sebagai berikut. Pertama, melakukan penilaian diri wacana tingkat/level kepemilikan kewirausahaan. Ini sanggup dilakukan melalui pengisian daftar kualitas kewirausahaan atau menjawab sejumlah pertanyaan wacana kewirausahaan yang dilakukan setulus-tulusnya dan sejujur-jujurnya (lihat Lampiran wacana Instrumen Profil Diri Kualitas Dasar Kewirausahaan, oleh Slamet PH). Hasil pengisian daftar/jawaban tersebut berupa profil diri kewirausahaan. Kedua, berdasarkan hasil penilaian diri (profil diri jiwa kewirausahaan), selanjutnya ditempuh melalui banyak sekali upaya yang disebut “belajar”. Ketiga, mempelajari kewirausahaan sanggup dilakukan melalui banyak sekali upaya, misalnya: berpikir sendiri (otak kita kaya untuk berpikir), membaca (buku, jurnal, internet/web-site), magang, kursus pendek, berguru dari wirausahawan sukses, pengamatan eksklusif dilapangan, obrolan dengan wirausahawan sukses, mengikuti seminar, mengundang wirausahawan sukses, menyimak acara-acara kewirausahaan di televisi,  atau cara-cara lain yang dianggap sempurna bagi dirinya untuk mempelajari kewirausahaan.

Manfaat kompetensi kewirausahaan bagi Kepala sekolah/madrasah
Manfaat kompetensi kewirausahaan bagi Kepala sekolah/madrasah adalah:
1.  mampu menciptakan kreativitas dan penemuan yang bermanfaat bagi pengembangan sekolah/madrasah,
2.  bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif,
3.  memiliki motivasi yang berpengaruh untuk mencapai kesuksesan dalam melaksanakan kiprah pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah/madrasah,
4.  pantang mengalah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi hambatan sekolah/madrasah,
5.  memiliki naluri kewirausahaan sebagai sumber berguru siswa, dan
6.  menjadi contoh bagi guru dan siswa di sekolahnya, khususnya mengenai kompetensi kewirausahaan.   
Kepala sekolah/madrasah sebagai seorang wirausahawan yang sukses harus mempunyai tiga kompetensi pokok yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap/sifat kewirausahaan. Ketiga kompetensi tersebut saling berkaitan.

Kompetensi merupakan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap/sifat. Pengetahuan ialah kumpulan informasi yang disimpan di otak dan sanggup dipanggil kalau dibutuhkan. Keterampilan ialah kemampuan menerapkan pengetahuan. Sifat/sikap ialah sekumpulan kualitas huruf yang membentuk kepribadian seseorang (Anonim 4, 2005). Seseorang yang tidak mempunyai ketiga kompetensi tersebut akan gagal sebagai wirausahawan yang sukses.
Keterampilan-keterampilan (skills) yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan berdasarkan Hisrich & Peters (2002) ialah keterampilan teknikal, manajemen bisnis, dan jiwa kewirausahaan personal. Keterampilan teknikal meliputi: bisa menulis, berbicara, mendengar, memantau lingkungan, teknik bisnis, teknologi, mengorganisasi, membangun jaringan, gaya manajemen, melatih, bekerja sama dalam kerja tim (teamwork). Manajemen bisnis meliputi: perencanaan bisnis dan tetapkan tujuan bisnis, pengambilan keputusan, hubungan manusiawi, pemasaran, keuangan, pembukuan, manajemen, negosiasi, dan mengelola perubahan. Jiwa wirausahawan personal meliputi: disiplin (pengendalian diri), berani mengambil risiko diperhitungkan, inovatif, berorientasi perubahan, kerja keras, pemimpin visioner, dan bisa mengelola perubahan.

Adapun beberapa Tokoh-tokoh wirausahawan yang sukses di bidang pendidikan antara lain ialah Raden Ajeng Kartini yang berupaya keras pada jamannya merintis kesadaran wacana hak kaum perempuan, KI Hajar Dewantoro dengan Taman Siswa, Ciputra dengan Universitas Entrepreneurship, dan pendiri sekolah Global Jaya.    







= Baca Juga =




Sumber http://forumgurunusantara.blogspot.com


EmoticonEmoticon