Pengantar Logika : Penalaran dan Silogisme
PENALARAN
- KEGIATAN AKAL BUDI TINGKAT III
- AKAL BUDI MELIHAT DAN MEMAHAMI SEBUAH ATAU SEJUMLAH PROPOSISI,
- MENGGABUNGKAN PROPOSISI TERSEBUT
- MEMUNCULKAN PROPOSISI BARU (KESIMPULAN)
BAGIAN-BAGIAN SILOGISME
INFERENSI
INFERENSI/PENALARAN TERDIRI DARI DUA TAHAP
- Tahap pemahaman sebuah proposisi dan kekerabatan di antara proposisi tsb.
- Tindakan daypikir memunculkan sebuah proposisi tertentu, yaitu: KESIMPULAN
Inferensi adalah tindakan daypikir berupa tindakan memunculkan sebuah proposisi yang dinamakan kesimpulan dari atau menurut proposisi antesenden (premis)
PEMBEDAAN INFERENSI BERDASARKAN JUMLAH PREMISNYA
INFERENSI LANGSUNG (IMMEDIATE INFERENCE)
- Kesimpulan ditarik pribadi dari satu premis
- Pola : P1 -> KESIMPULAN
INFERENSI TAK LANGSUNG (MEDIATE INFERENCE)
- KESIMPULAN ditarik dari minimal dua atau lebih premis
- Pola : P1 -> P2 ->… -> KESIMPULAN
KONVERSI
- Memindahkan Predikat proposisi premis menjadi Subjek prop Kesimpulan
- Mimindahkan Subjek Prop premis menjadi Predikat prop Kesimpulan
- Ketentuannya:
- E & I tidak berubah (dikonversi penuh tanpa mengubah arti)
- A berubah dari Universal ke Partikular/Konversi dengan pembatasan “
- O tidak sanggup dikonversi
- MAKNA PROP PREMIS DAN KESIMPULAN = SAMA/EKUIVALEN/ ”=“
POLA KONVERSI
BAGAN & CONTOH
OBVERSI
Penarikan kesimpulan pribadi yang dilakukan dengan cara:
- Menegasi predikat proposisi premis
- Predikat kesimpulan yakni negasi predikat Prop pemis
- Dengan demikian, kopula berubah: Affirmatif menjadi Negatif (sebaliknya)
- Quatifier proposisi tetap/tidak berubah
- Berlaku untuk AEIO
POLA
BAGAN & CONTOH
SILOGISME
PIRAMIDA HUKUM SILOGISME
SILOGISME MENGIKUTI PIRAMIDA TERSEBUT. ARTINYA, VALID TIDAKNYA SILOGISME DIKOREKSI DARI:
- ATURAN DASAR
- AKSIOMA
- DALIL
- ATURAN KHUSUS
PENGERTIAN SILOGISME
Inferensi tak pribadi yakni SILOGISME
- MENARIK KESIMPULAN BERDASARKAN DUA PREMIS SAJA
- Silogisme tersusun atas 3 buah proposisi/premis
- Contoh:
- Rudi yakni manusia
- Semua Manusia membutuhkan air
- Jadi, Rudi membutuhkan air.
BAGIAN-BAGIAN SILOGISME
CONTOH 1
PERHATIKAN CONTOH BERIKUT :
APA YANG BISA DISIMPULKAN ?
- Ada term yang menjadi mediator sehingga premis 1 sanggup dihubungkan dengan premis 2 dan kesimpulan sanggup diambil.
- Term mediator ini bersifat :
- Mengiyakan ( Affirmatif ) P1 dan P2.
- Memisahkan ( Negatif ) P1 dan P2.
CONTOH 2
PERHATIKAN CONTOH BERIKUT :
PREMIS I: Semua yang mandi kelihatan segar
PREMIS II: Rudi TIDAK mandi
KESIMPULAN: Jadi, Rudi TIDAK kelihatan segar
PERHATIKAN DIAGRAM VENN BERIKUT :
NB: Term Tengah (M) dalam referensi dan diagram yakni ‘MENYANGKAL’ (Negasi). Artinya Menyangkal S (Rudi) dan P (kelihatan segar).
Contoh Silogisme
Term tengah (M) : term yang hanya muncul dalam premis-premis, satu di premis mayor, satu di premis minor (manusia)
Term mayor (P) : predikat dari kesimpulan (bisa berbuat dosa)
Term minor (S) : subyek dari kesimpulan (dosen)
Premis mayor : premis yang memuat term mayor
Premis minor : premis yang memuat term minor
Kesimpulan : proposisi yang dimunculkan menurut premis-premis dan yang memuat term minor dan term mayor
ATURAN DASAR SILOGISME
- Silogisme terdiri atas HANYA 3 premis/proposisi
- Tiap proposisi dirumuskan dalam bentuk tradisional
- Silogisme hanya memuat 3 TERM
Catatan :
- Tiga prop merupakan syarat mutlak.
- Dalam suatu Silogisme, sering hanya dimunculkan 2 premis (cth: kesimpulan dan minor). Silogisme ini mengandaikan 1 premis (Mayor) disembunyikan. Inilah Silogisme ENTHYMEME.
- Tentang Bentuk Tradisional, Prop Singular dimasukkan dalam Prop Universal.
- Perlu diwaspadai: istilah yang mempunyai arti ganda. Cth sanggup = racun & dapat.
Catatan ATURAN DASAR 1
Contoh Silogisme ENTHYMEME.
Semua filsuf yakni pemikir.
Jadi, Sokrates yakni pemikir.
(Premis minor yang dihilangkan: “Sokrates yakni filsuf”)
Anton bersalah lantaran Anton mencuri mangga.
(Premis mayor yang hilang: “Semua yang mencuri mangga bersalah”)
Bagaimana kalau ?
Oleh lantaran semua yang ikut kuliah Logika mempunyai keberanian berpikir, maka semua yang ikut kuliah Logika bukan orang bodoh.
Premis Mayor, Premis Minor, Kesimpulan
Susunan tidak standar (susunan terbalik)
Indikator Kesimpulan :
- ….Maka, …..
- …Jadi, …..
- …Oleh lantaran itu, …
- …Dengan demikian…
- ….. Sehingga ……
- …Akibatnya, ….
- …dapat menyimpulkan bahwa…
Indikator Premis :
- …sebab …..
- …karena …..
- …… dan …….
- …tetapi….
- ….sementara itu, ……
Catatan Aturan Dasar 2
- Bentuk tradisional Silogisme yakni A, E, I, O.
- Proposisi Singgular menjadi Universal.
- Indikasi Prop Singgular yakni segala nama (tempat, orang), benda tunggal (bulan, matahari), forum tunggal (DPR, MPR, Panitia), ‘ditunjuk tertentu’ (buku itu).
- Semua kalimat harus dikembalikan ke bentuk tradisional.
- Tidak ada S yakni P -> Semua S yakni bukan P
- Tidak semua S yakni P -> Beberapa S yakni bukan P
Contoh :
Tidak ada pemain sepak bola profesional bertindak curang. Dengan demikian, beberapa pemain sepak bola profesional bukan orang yang tidak-sportif
Catatan ATURAN DASAR 3
- Jebakan dari hukum dasar ke-3 yakni Ekuivokasi (Arti ganda). Contohnya Bisa (=dapat atau racun).
- Contoh silogisme melanggar hukum dasar 3:
- Binatang itu yakni bebek.Bebek itu sedang bocor bannya. Jadi, Binatang itu sedang bocor bannya.
- 3.Hati-hati dengan posisi term tengah dalam kalimat.
- Semua orang mempunyai sepeda.Sepeda itu baik. Jadi, semua orang baik
- 4.Perhatikan referensi berikut:
Semua es krim bukan minuman.
Beberapa es krim diproses dari susu sapi.
Beberapa susu sapi bukan minuman.
AKSIOMA SILOGISME
- MINIMAL satu term tengah HARUS didistribusi (Boleh kedua-duanya didistribusi = boleh kedua term tengah afirmatif tapi dilarang keduanya negatif)
- Term dlm kesimpulan DISTRIBUSI, harus distribusi juga dlm premisnya. (hanya berlaku pd kesimpulan yang didistribusi, Jika kesimpulannya tidak didistribusi silogismenya tetap valid!)
- MINIMAL satu premis harus affirmatif (Boleh keduanya afirmatif tapi dilarang keduanya negatif)
- Jika salah satu premisnya negatif, kesimpulan harus negatif.
- Jika kedua premis affirmatif, kesimpulan harus affirmatif.
Catatan-catatan:
- Untuk sanggup disebut Silogisme, sebuah ‘silogisme’ harus memenuhi tiga hukum dasar.
- Untuk sanggup disebut Valid, sebuh Silogisme harus memenuhi hukum dasar dan Aksioma Silogisme.
Catatan 1 “TERM TENGAH”
Bagaimana memilih dengan cepat term dalam silogisme di-distribusi atau tidak?
- Term sebagai SUBJEK di-distribusi kalau Quatifier-nya “semua, setiap” (UNIV)
- Term sebagai PREDIKAT di-distribusi kalau Kualitasnya NEGATIF (“tidak/bukan”)
- Jadi, S & P didistribusi yakni E. Dan, S & P tidak distribusi yakni I.
- Distribusi atau tidak untuk Term Tengah dilihat dari posisinya (S/P).
- Ingat kembali pembahasan distribusi term!
BACA JUGA : Pengantar Logika : Proposisi, Hubungan Antar Proposisi, Definisi Term, Sifat Term, Dan Contoh Soal
Catatan 2“DISTRIBUSI KESIMPULAN”
- Bagaimana kalau term kesimpulan bersifat partikular (tidak distribusi)?
- Bagaimana kalau term premis bersifat universal?
Untuk kedua pertanyaan, aksioma no. 2 tidak berlaku. Ingat Yang berlaku adalah:
“Jika term kesimpulan DISTRIBUSI, maka term premis juga DISTRIBUSI.”
Maka, kalau tidak melanggar aksioma tersebut, silogisme itu VALID.
Contoh:
1. Semua mahasiswa baik , dan semua mahasiswa pemikir. Jadi, beberapa pemikir yakni baik. (VALID)
2. Semua insan yakni makhluk rasional, dan beberapa filsuf yakni manusia. Jadi, semua filsuf yakni makhluk rasional. (TIDAK VALID)
Catatan 3“MINIMAL satu premis affirmatif”
Contohnya SALAH:
Semua orang yang tidak makan tidak akan sehat, dan kebijaksanaan tidak makan. Maka, Budi tidak akan sehat. (TIDAK VALID)
Mengapa tidak valid? Karena semua premisnya negatif. Semua yang disangkal dan tidak ada yang diterima (di-IYA-kan), tidak sanggup ditarik kesimpulan apa-apa. Maka, diharapkan MINIMAL satu premis affirmatif biar kesimpulan dpt ditarik.
Renungkanlah!
Apa jadinya kalau Anda menolak segala yang tiba kepada Anda? Mungkin, Anda tidak akan mendapat apa-apa. Anehnya, kalau Anda berani memberi dari kekurangan, Anda akan mendapat LEBIH dari yang Anda duga.
Catatan 4 “Jika salah satu premis negatif, kesimpulan negatif”
Polanya:
All P = M
All M ≠ S
All S ≠ P
Contohnya:
Makan itu sehat.
Semua yang sehat tidak sakit.
Kaprikornus Semua yang sakit tidak makan.
Renungkanlah!
Bilangan negatif X positif, akhirnya negatif. Bil Positif X negatif, akhirnya negatif.
Rupanya, sifat jelak atau tidak baik itu lebih gampang untuk ditiru atau dipelajari dari pada sifat baik. Kecenderungan ini alamiah. So?...
Catatan 5“Jika kedua premis affirmatif, kesimpulan HARUS affirmatif”
POLANYA :
All P = M
All M = S
All S = P
Contohnya:
Semua mahasiswa berguru giat.
Anton yakni mahasiswa.
Jadi, Anton berguru giat. (VALID)
Renungkanlah!
Anda sanggup membayangkan: betapa bahagianya seorang kekasih yang mendapat sambutan cinta dari pasangannya. Sungguh indah, bukan? Tapi, lebih indah lagi kalau dengan setia dan sabar Anda menyayangi pasanganmu.
DALIL SILOGISME
- Sekurang-kurangnya satu premis harus universal (Boleh kedua-duanya universal, atau salah satu partikular, tapi dilarang kedua-duanya partikular)
- Jika salah satu premisnya partikular, maka kesimpulannya juga partikular
- Jika premis mayornya partikular, maka premis minornya harus affirmatif.
VALIDITAS
- Yang dimaksud VALIDITAS SILOGISME yakni uji validitas untuk sebuah silogisme; apakah silogisme itu valid atau tidak.
- Caranya yakni dengan meneliti silogisme tersebut dengan Aturan Dasar, Aksioma, dan Dalil secara berurutan.
- Jika telah ditemukan adanya penyimpangan, maka simpangan pertamalah yang menjadikan silogisme tidak valid.
- Terakhir, terdapat hukum khusus tiap Bentuk/Corak Silogisme. Bahasan ini akan dijabarkan berikut ini.
Renungkanlah!
Perlu direnungkan: Apakah yang benar dan valid itu baik? Apakah yang baik itu harus benar dan valid secara logis atau logika pikiran manusia? Sebab, Yang baik belum tentu benar-valid secara logis. Begitu pula sebaliknya, yang logis belum tentu baik dan bijak untuk dilaksanakan. Romo Mangun W berkata: right is right and wrong is wrong. Tapi kpd kaum miskin: right is right and wrong is right.
Dengan memperhatikan kedudukan term tengah (M), silogisme dibagi menjadi 4 bentuk/corak:
Corak Silogisme mengabaikan kesimpulan.
Renungkanlah!
Corak Silogisme ditentukan (mutlak) oleh posisi Term Tengah (M). Jika posisi atau kedudukan berbeda, maka Corak Silogisme pun berbeda. Pola yang sama terjadi dalam cara pandang kita. Jika memakai cara pandang berbeda dalam melihat masalah, kita akan menemukan corak atau citra berbeda dari problem itu. Bagaimana dengan cara pandang Anda? Selalu memakai filter negatif atau faktual ?
Aturan Khusus Corak Silogisme
BENTUK I
- Premis Minor harus affirmatif
- Premis Mayor harus Universal
BENTUK II
1. Salah satu premis harus negatif
2. Premis Mayor harus Universal
BENTUK III
1. Premis minor harus affirmatif.
2. Kesimpulan harus partikular.
BENTUK IV
1.Bila premis mayor affirmatif, maka Premis minor harus universal.
2.Bila salah satu premisnya negatif, Premis mayor harus universal.
3.Bila premis minor afirmatif, kesimpulan harus partikular.
EmoticonEmoticon