Selasa, 18 Desember 2018

Guru Matematikaku Motivatorku

epuluh tahun silam ia guru yang tidak saya senangi Guru Matematikaku MotivatorkuSepuluh tahun silam ia guru yang tidak saya senangi. Rasa tidak senang itu muncul ketika kakiku melangkah menuju gerbang sekolah. Bukankah ia guru yang baik?

Bila esok pagi ada pelajaran Matematika malam seakan mencekik semangatku. Yang ada dibenakku hanyalah perasaan malas, malas, dan malas! Pasti saya ditunjuk oleh guruku untuk mengerjakan soal-soal latihan. SEBEL! Semenjak itu saya tak senang dengan pelajaran Matematika.

Kalau bisa sich no problem. Kalau tidak…? Menjadi beban dalam hidupku. “Lesu saya sebab mengeluh, setiap malam saya menggenangi kawasan tidurku, dengan air mataku saya membanjiri ranjangku” (Maz 6:27). Apakah sebab guruku?.

Aku sungguh tersiksa kalau tidak bisa mengerjakan soal itu. Jari telunjukku mulai beraksi menunjuk sobat untuk membantu. Mengapa bel tak kunjung terdengar?. Yang kunantikan hanyalah bel tanda istirahat atau ganti jam pelajaran. Dan sesudah itu saya akan menikmati kebebasan.

Di mataku ia guru yang sabar. Cara mengajarnya menarik. Mengajari muridnya dari kursi yang satu ke kursi yang lain. Setelah kusadari yang membuatku tidak senang sebab menerima nilai merah. Saat itu saya hanya bisa menyalahkan guruku. Meratapi nilai itu dengan sebuah pertanyaan “apa sih susahnya memberi nilai belas kasihan toh tidak dosa, justru menerima berkat dikarenakan telah menolong dan membahagiakan orang lain”. Pikiranku sudah diplot ia itu guru yang paling pelit!

Sebagai murid yang kuharapkan yakni nilai yang bagus. Dan itu dulu menjadi kebanggaanku, apa lagi seluruh biaya hidup dan sekolahku ditanggung oleh orang bau tanah angkatku. Begitu aib kudapati nilai merah dalam raportku.

Bulan November kemudian saya bertemu dengan guruku. Tidak banyak yang berubah sesudah hampir sepuluh tahun tak bertemu. Hanya beling matanya saja yang semakin menebal.
”Lho kok kau ada di sini”
”Iya... sudah semenjak Agustus lalu” jawabku!
Aku dan guruku mulai bertanya kabar dan keadaan. Mungkin guruku heran mendengar sharingku bahwa saya kini memasuki tahun yuniorat ke dua. Aku merasa aib dengan guruku sebab dulu sering menciptakan ulah. Dan kalau di suruh mengerjakan tugas-tugas ga pernah tuntas. Setelah guruku Matematika tidak mengajar lagi saya tak pernah kontak atau berkirim surat padanya.

Guruku itu tidaklah salah. Dia menawarkan nilai menurut prestasiku. Melalui guruku itu, Tuhan telah menawarkan iktikad kepadaku untuk membuatkan bakat yang kumiliki.

Guruku mengajari menyerupai cerita seorang hamba yang menerima lima bakat dari Tuannya.“Tuan, inilah lima bakat yang pernah tuan percayakan kepadaku. Lihatlah, saya sudah memperoleh laba sebanyak lima bakat juga [Mat 25:20] Guruku mengajari untuk bertanggungjawab dan setia untuk belajar. Aku telah terikat oleh pikiran burukku sendiri.

Guruku itu namanya FIRMINE, ia yakni seorang suster yang setia dan sederhana. Saat ini ia bertugas di Sumatera Selatan. Dan sore itu suster Firmine final menjalani retret mediornya.
“Suster kapan kembali ke Sumatera?” tanyaku kepadanya.
“Nanti sore pukul 18.30”
Sepertinya perjumpaanku dengannya akan ditutup lebih cepat oleh waktu. Malam sesaat lagi akan memeluk bumi, dan saya hanya bisa membayangkan suster kedinginan di dalam kendaraan beroda empat berAC. Sore itu, saya sempat mangantarnya ke Terminal Tingkir Salatiga. Guruku itu kurasakan sangat jauh di mata, tetapi tidak jauh dihati [1 Tes 2:17]

Tugas guru bukan hanya mengajar dan memberi nilai. Dia bagaikan lilin yang kecil, bisa menawarkan terperinci di ruangan yang gelap. Pengabdianmu tulus. Tak kenal lelah, dan pantang menyerah. Tugas guru memang berat, tetapi seribu berkat akan didapat. Terima kasih guruku, kaulah motivator dalam hidupku.

[Guru Matematikaku Motivatorku | Saduran dari: ROHANI, edisi Maret 2008, Oleh:Justinus Juadi FIC]

Video pilihan khusus untuk Anda 😊 video guru yang super kreatif ini, mengerjakan perkalian jadi kreatif;
epuluh tahun silam ia guru yang tidak saya senangi Guru Matematikaku Motivatorku


Sumber http://www.defantri.com


EmoticonEmoticon