A. Latar Belakang
Kurikulum di Indonesia dalam sejarahnya sudah mengalami beberapa kali perubahan, mulai dari kurikulum tahun 1976, kurikulum 1994 yang berupa KBK, kurikulum 2006 KTSP, dan kini Kurikulum 2013. Perubahan kurikulum ini tentunya diubahsuaikan dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan dalam kehidupan masyarakat ilmu Ipengetahuan, sains, teknologi, sosial, seni, keterampilan/prakarya, dan bidang lainnya, serta kebijakan pemerintah dalam pendidikan nasional. Perubahan perkembangan dan tututan kebutuhan ini perlu diantisipasi kedalam kurikulum pendidikan. Oleh alasannya yaitu itu, pemerintah penilaian dan penyempurnaan biar tetap sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Para pengembang kurikulum menyesuaikan kebijakan Pemerintah terhadap perkembangan tersebut Pada Tahun 2006, Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional mengeluarkan Permendiknas No. 22 perihal Standar Isi (SI), Permendiknas No. 23 perihal Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan Permendiknas No. 24 yang mengatur pelaksanaan Permendiknas mengenai SI dan SKL tersebut. Implementasi Standar Isi mata pelajaran kewirausahaan telah memasuki tahun keenam dan telah menerima banyak masukan dari masyarakat, baik dari para guru, pakar Keterampilan, akademisi di perguruan tinggi, dan masyarakat umum, termasuk orang renta penerima didik yang menganggap bahwa kurikulum mata pelajaran Kewirausahaan terlalu sulit untuk dipahami Mata pelajaran Kewirausahaan dipandang sebagai mata pelajaran pilihan yang kurang menarik, bahkan dianggap tidak penting dan dirasakan kurang bermanfaat bagi perkembangan akademik. Pemahaman terhadap isi, makna, dan tujuan pelajaran Kewirausahaan belum dipahami secara mendalam. Prinsip pembelajaran pun belum
memberi manfaat bagi perkembangan kejiwaan penerima didik. Pelajaran Kewirausahaan ini bukan merupakan pelajaran yang di UN-kan sehingga penerima didik beranggapan pelajaran ini tidak begitu penting. Padahal Kewirausahaan ini merupakan pelajaran yang penting alasannya yaitu penerima didik sanggup mengeksplorasi dirinya menjadi manusia-manusia Indonesia yang kreatif, inovatif dan mandiri. 2 Buku Guru Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Pada Struktur Kurikulum 2013 ini, mata pelajaran Kewirausahaan berubah nama menjadi . Pada prinsipnya, konten sama dengan mata pelajaran Kewirausahaan yang terdapat pada kurikulum sebelumnya. Hanya disini ada penambahan Prakarya dengan memanfaatkan teknologi, kearifan lokal yang sanggup mengangkat budaya bangsa. Tujuan dari penambahan prakarya yaitu untuk memberi derma pengembangan kreativitas sebagai sumber dari ‘industri kreatif’ yang sedang diangkat dalam wacana pendidikan ‘karakter bangsa.Pembelajaran Prakarya khas kawasan akan memberi apresiasi perihal multikultural yaitu mengenal budaya suku bangsa Indonesia. Pembelajaran prakarya khas kawasan setempat disertai pemahaman terhadap latar belakang penciptaan (budaya dan teknologi sempurna guna)
akan memberi makna pengembangan pendidikan multikultural. Oleh karenanya, mata pelajaran Prakarya digabungkan dengan kewirausahaan masuk dalam konstelasi ‘kurikulum pendidikan Indonesia’ yang secara umum diperlukan memberi derma kepada pembentukan huruf yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta bisa berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Guru dan pengelola sekolah sebagai fasilitator dalam dunia
pendidikan, berperan untuk membentuk huruf bangsa sekaligus berperan sebagai the agent change. Dalam konteks ini, guru harus segera melaksanakan tranformasi yang cepat dalam budaya mengajar (teaching) kepada pembelajaran (learning) yang diperkuat denganlatihan (training) perihal konsep dan prinsip pendidikan keterampilansebagai life skill. Pelajaran yang dilakukan
oleh guru mengedepankan pendekatan mencar ilmu aktif pemecahan problem problem based learning (PBL), yaitu mengenal permasalahan psikologi (kejiwaan), kemampuan keterampilan (motorik garang maupun
motorik halus) sebagai dasar pengembangan soft skill penerima didik. Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan pada kurikulum 2013, sebaiknya disusun menurut pada perkembangan IPTEKS, dan
budaya lokal. Budaya lokal ini sanggup menjadi sistem nilai kerja pada masing-masing kawasan sebagai potensi lokal yang sanggup mengangkat derajat bangsa. Dalam konteks pendidikan kearifan lokal, pelajaran berbasis budaya diselenggarakan pada tingkat awal dalam pendidikan formal. Konten pendidikan dari kearifan lokal berupa pendidikan: (1) tata nilai dan sumber etika dan moral dalam kearifan lokal, sekaligus sebagai sumber
pendidikan huruf bangsa, (2) teknologi sempurna guna yang masih relevan dikembangkan untuk menumbuhkan semangat pendidikanketerampilan proses produksi, dan (3) materi kearifan lokal sebanyak16 butir yaitu a). upacara adat, b).cagar budaya, c). pariwisata-alam, d.) 3 transportasi tradisional, e).permainan tradisional, f). prasarana budaya,g). pakaian adat, h). warisan budaya, i). museum, j). forum budaya, k). kesenian, l). desa budaya, m). kesenian dan kerajinan, n). kisah rakyat, o). dolanan anak, dan p). wayang). Dasar pembelajaran berbasis budaya ini diperlukan sanggup menumbuhkan nilai kearifan lokal dan nilai ‘jati diri’ sehingga tumbuh semangat kemandirian, kewirausahaan, dan sekaligus kesediaan melestarikan potensi serta nilai-nilai kearifan lokal sebagai peluang perjuangan yang potensial dan sanggup meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini didasari oleh kondisi faktual bahwa imbas berpengaruh budaya luar yang negatif masih perlu menerima perhatian atas pengaruhnya pada budaya penerima didik.
B. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan
1. Tujuan
a. Dilaksanakan sebagai pendidikan formal namun mengharapkan tujuan simpulan memiliki keterampilan ekonomis.
b. Menghasilkan kualitas insan yang memiliki wawasan penciptaanberbasis pasar.
c. Memfaslitasi penerima didik bisa berekspresi kreatif melaluiketerampilan teknik berkarya ergonomis, teknologi dan ekonomis
d. Melatih keterampilan mencipta karya berbasis estetis, artistik, ekosistem, dan teknologis.
e. Melatih memanfaatkan media dan materi berkarya seni dan teknologi melalui prinsip ergonomis, higenis, tepat-cekat-cepat, ekosistemik dan metakognitif.
f. Menghasilkan karya jadi atau apresiatif yang siap dimanfaatkan dalam kehidupan maupun bersifat wawasan dan landasan pengembangan apropriatif terhadap teknologi terbarukan dan teknologi kearifan lokal.
g. Menumbuhkan jiwa wirausaha melalui melatih dan mengelola penciptaan karya (produksi), mengemas, dan perjuangan menjual menurut prinsip ekonomis, ekosistemik, dan ergonomis. 4 Buku Guru Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK
2. Ruang lingkup
Lingkup materi pelajaran Prakarya dan kewirausahaan di SMA/MA, SMK/MAK diubahsuaikan dengan potensi sekolah, dan kawasan setempat alasannya yaitu sifat mata pelajaran ini menyesuaikan dengan kondisi dan potensi yang ada di kawasan tersebut.
Penyesuaian ini berangkat dari pemikiran ekonomis, budaya dan sosiologis. Ekonomis, alasannya yaitu pada tingkat usia dewasa sudah harus dibekali dengan prinsip kewirausahaan biar tidak tertinggal konsep kemandirian pasca sekolah. Budaya, alasannya yaitu prakarya bergotong-royong yaitu pengembangan materi kearifan lokal yang telah sanggup diidentifikasi dalam sejarah arkeologis bisa mengangkat nama Indonesia ke dunia internasional. Sosiologis, alasannya yaitu teknologi tradisi ternyata memiliki nilai-nilai kecerdasan kolektif bangsa Indonesia.
Oleh karenanya, Prakarya dan Kewirausahaan bisa merupakan pilihan alternatif, dengan minimal 2 aspek (stand) atau materi didik yang disediakan. Namun demikian sedapat mungkin dilaksanakan menurut kebutuhan utama kawasan tersebut biar membekali secara keteknikan maupun wawasan inspirasi yang berasal dari teknologi kearifan lokal. Namun, bila satuan pendidikan berkeinginan untuk menerapkan 4 (empat) aspek (strand) diperkenankan selama satuan pendidikan bisa menyediakan jam tambahan.
Dasar teknologi dan estetika lokal ini mempnyai nilai etnik dan nilai keterjualan, oleh karenanya dikembangkan menurut sistem teknologi terbarukan sehingga memperoleh efektivitas dan efisiensi. Secara substansi bidang prakarya dan kewirausahaan mengandung kinerja kerajinan dan teknologi yang sanggup dijadikan sebagai peluang dalam kewirausahaan. Oleh karenanya, pengembangan strand/aspek pada mata pelajaran Prakarya dan kewirausahaan mencakup Kerajinan, Rekayasa, Budidaya, dan Pengolahan. Adapun pengertian prakarya dan kewirausahaan sanggup digolongkan ke dalam pengetahuan (transcienceknowledge), yaitu berbagi pengetahuan dan keterampilan, kecakapan hidup berbasis seni, teknologi, dan ekonomis.
Ruang lingkup strand/aspek kompetensi yang harus dikuasai oleh penerima didik yaitu ibarat berikut.
a) Kerajinan
Kerajinan sanggup dikaitkan dengan kerja tangan yang kesudahannya merupakan benda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan, estetika, ergonomis,berkaitan dengan simbol budaya, kebutuhan tata upacara yang berkaitan dengan kepercayaan (theory of magic and relligy), dan benda fungsional yang dikaitkan dengan nilai pendidikan pada mekanisme pembuatannya. Prosedur pembuatannya dilalui dengan banyak sekali tahapandan beberapa langkah yang dilakukan oleh beberapa orang.
Kinerja ini menumbuhkan wawasan, toleransi sosial serta social corporatenessmemulai pemahaman karya orang lain. Pembuat pola menggambarkan di 5 atas dikerjakan oleh perancang gambar dilanjutkan dengan pewarnaan sesuai dengan warna lokal (kearifan lokal) merupakan proses berangkai dan membutuhkan kesabaran dan ketelitian serta penuh toleransi.
b) Rekayasa
Rekayasa yang diartikan perjuangan memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari dengan berpikir rasional dan kritis sehingga menemukan kerangka kerja yang efektif dan efisien. Kata ‘rekayasa’ merupakan terjemahan bebas dari kata engineering yaitu perancangan dan rekonstruksi benda atau pun produk untuk memungkinkan inovasi produk gres yang lebih berperan dan kegunaan. Prinsip rekayasa adalahmendaurulang sistem, materi serta inspirasi yang diubahsuaikan dengan perkembangan zaman (teknologi) terbarukan. Oleh karenanya rekayasa harus seimbang dan selaras dengan kondisi dan potensi kawasan setempat menuju karya yang memiliki nilai tambah/keterjualan yang tinggi.
c) Budidaya
Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupunmakhluk hidup biar lebih besar/tumbuh, dan berkembang biak/bertambah banyak. Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya pembudidaya dan berpikir sistematis menurut teknologi dan potensi kearifan lokal. Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akanmemberikan hidup pada flora atau hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan sistem yang berjalan rutinitas, ibarat kebiasaan hidup orang:makan, minum dan bergerak. Manfaat edukatif budidaya ini yaitu pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (ecosistem) mengakibatkan anak dan tenaga kerja yang berpikir sistematis namun manusiawi dan kesabaran. /MTs
d) Pengolahan
Pengolahan artinya membuat, membuat materi dasar menjadi benda produk jadi, dan mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang memiliki nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur, mengawetkan, dan memodifikasi biar sanggup dimanfaatkan, serta didasari dengan kinerja pikir teknologis. Pada prinsipnya kerja pengolahan yaitu mengubah benda mentah menjadi produk matang dengan mencampur, memodifikasi materi tersebut. Sebagai contoh: membuat kuliner atau memasak makanan; kinerja ini selainmembutuhkan desain secara tepat, juga membutuhkan perasaan
terutama rasa pengecap dan bau-bauan biar sedap. Kerja ini akan melatih rasa, dan kesabaran maupun berpikiran mudah serta tepat. Kognisi untuk menghafalkan rasa bumbu serta racikan akan membutuhkan ketelitian dan kesabaran.
Sumber http://prakaryawirausahaan.blogspot.com
EmoticonEmoticon