Senin, 24 Desember 2018

Bimbingan Konseling - Perlunya Bimbingan Berguru Dan Tujuan Bimbingan Berguru Sd





Perlunya Bimbingan Belajar dan Tujuan Bimbingan Belajar SD

Seorang guru harus siap dengan tugasnya yaitu mengajar. Dalam pengertian mengajar, diartikan oleh Muhammad Ali dalam Siti Undari Suproborini ( 2003 ; 16 ) yaitu segala upaya yang sengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses berguru mengajar sesuai dengan kompetensi dasar dan hasil berguru yang telah dirumuskan. Dari pengertian tersebut, maka guru sebagai pengajar harus bisa membuat suatu kondisi yang memungkinkan siswa sanggup memahami wacana apa yang diajarkan, sehingga sanggup mencapai keberhasilan belajar.

Kemudian oleh Ahmadi dan Pupriyono ( 1991 ) yang memaparkan bahwa kemampuan belaja pada setiap individu siswa tidak sama; ada yang cepat dan ada yang lambat menangkap isi pelajaran. Perbedaan individual itulah yang menjadikan perlunya bimbingan belajar.

Oleh lantaran itu kita sebagai calon pendidik harus mengetahui hakekat dari bimbingan berguru tersebut. Melalui makalah ini kami akan mencoba memaparkan apa itu hakekat bimbingan belajar, yang meliputi pengertian bimbingan belajar, latar belakang perlunya bimbingan berguru serta tujuan bimbingan belajar. Yang bertujuan memperlihatkan sedikit citra kepada kita sebagai calon pendidik semoga sanggup memahami hakekat bimbingan berguru sehingga kedepan kita bisa membantu permasalahan berguru yang dialami oleh peserta didik.

A.    Definisi Bimbingan

Pada umumnya bimbingan merupakan bantuan, tetapi tidak semua sumbangan ialah bimbingan. Banyak yang telah merumuskan pengertian bimbingan, ibarat beberapa tokoh di bawah ini.
Menurut Crow & Crow, bimbingan ialah sumbangan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun wanita, yang telah terlatih dengan baik dan mempunyai kepribadian dan pendidikan yang memadai kepada seorang dari semua usia untuk membantunya mengatur kegiatan, keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Crow and Crow, dalam buku Ennan Amti, 1991 : 2).
Seiring dengan pengertian di atas, Eddy Hendrono dkk (1978 : 21) menyampaikan bahwa bimbingan ialah proses pemberian sumbangan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada terbimbing semoga tercapai pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan pembiasaan diri dengan lingkungan.

Jones (1975 : 10) dalam buku Djumhur dan M. Surya menyampaikan bahwa bimbingan ialah sumbangan yang diberikan kepada individu-individu dalam memilih pilihan-pilihan dan mengadakan banyak sekali pembiasaan dengan lingkungan. Adapun tujuan utama dari bimbingan ialah menyebarkan setiap individu sesuai dengan kemampuannya.

Sedangkan Prayitno dan Ennan Amti (1994 : 104) memperlihatkan batasan-batasan sebagai berikut:
Bimbingan ialah proses pemberian sumbangan yang dilakukan oleh orang yang hebat kepada seseorang atau beberapa individu baik anak-anak, remaja maupun orang remaja semoga orang yang dibimbing sanggup menyebarkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dikembangkan menurut norma-norma yang berlaku.

Berdasarkan batasan-batasan tersebut di atas, sanggup disimpulkan bahwa bimbingan mencerminkan nalar pemikiran yang luas, jauh dari sekedar hanya memperlihatkan info saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

B.     Definisi Belajar

Konsep wacana berguru telah benyak didefinisikan oleh banyak pakar psikologi. Diantaranya Gagne dan Berliner (1983 : 252) menyatakan bahwa balajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya lantaran hasil dari pengalaman.

Berbeda dengan Morgan dan et.al (1986 : 140) yang menyampaikan bahwa berguru merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi lantaran hasil dari praktik/pengalaman. Selain itu Slavin (1994 : 152) juga menyampaikan bahwa berguru merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

Sedangkan Gagne menyatakan bahwa berguru merupakan perubahan Disposisi/kecakapan insan yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan sikap itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.

Dari pengertian-pengertian di atas sanggup disimpulkan bahwa berguru merupakan proses penting bagi perubahan sikap insan dan ia meliputi segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.

C.    Hakekat Bimbingan Belajar

Bimbingan berguru ialah layanan bimbingan yang memungkinkan siswa menyebarkan diri dengan sikap dan kebiasaan berguru yang baik, materi berguru yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan berguru atau sanggup mangatasi kesulitan berguru (P3G,1996:6).

Jadi, sanggup kita simpulkan dari beberapa definisi diatas yakni hakekat bimbingan berguru ialah suatu bentuk acara dalam proses berguru yang dilakukan oleh seseorang yang telah mempunyai kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan semoga orang lain sanggup menemukan pengetahuan gres yang belum dimilikinya serta sanggup diterapkan dalam kehidupannya.

D.    Perlunya Bimbingan Belajar

Seperti diuraikan sebelumnya bimbingan berguru merupakan salah satu perjuangan yang perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan berguru yang maksimal. Pelaksanaan bimbingan dilatar belakangi oleh beberapa aspek. Diantaranya aspek psikologis, kultural atau sosial budaya, dan pedagogis.

Latar belakang psikologis dalam proses pendidikan, siswa sebagai subjek didik merupakan pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Hal inilah yang menjadikan perbedaan kemampuan anak dalam mendapatkan pelajaran yang diberikan oleh guru. Selanjutnya Ahmadi dan Pupriyono ( 1991 ) memaparkan bahwa kemampuan berguru pada setiap individu siswa tidak sama; ada yang cepat dan ada yang lambat menangkap isi pelajaran. Oleh lantaran itu, guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa semoga berhasil dalam berguru yaitu dengan memperlihatkan bimbingan belajar.

Latar belakang kultural atau sosial budaya, acara berguru dan pembelajaran merupakan salah satu acara yang diberikan di sekolah dengan tujuan semoga siswa berhasil dalam bidang pendidikan dan pada balasannya siswa sanggup mengikuti keadaan dengan lingkungan. Meskipun demikian, masih saja ada siswa yang belum berhasil. Karena alasan inilah, kiprah guru sangat diharapkan untuk memperlihatkan bimbingan berguru kepada siswa yang belum berhasil.

Latar belakang pedagogis, bimbingan berguru mempunyai peranan yang amat penting dalam pendidikan yaitu membantu setiap pribadi anak didik semoga berkembang secara optimal dan berhasil dalam acara pembelajaran.

Sebagai pendidik, kiprah dan tanggung jawab guru yang paling utama ialah mendidik, yaitu membantu subjek didik untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Sebelum memperlihatkan bimbingan berguru kepada siswa, guru diharuskan mengenal dan memahami tingkat perkembangan anak didik, sistem motivasi atau kebutuhan, pribadi, kecakapan dan kesehatan mental yang dimiliki oleh siswa sebelum berhasil dalam belajar.

E.     Tujuan Bimbingan Belajar

Secara umum tujuan bimbingan berguru di SD bertujuan semoga sesudah mendapatkan pelayanan bimbingan berguru siswa sanggup mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan dan nilai-nilai yang dimiliki.

Secara khusus, tujuan bimbingan berguru :
1)      Siswa sanggup memahami wacana dirinya sendiri, khususnya pada kemampuan belajarnya.
2)      Siswa sanggup memperbaiki cara belajarnya ke arah yang lebih efektif dan efisien.
3)      Siswa sanggup mengatasi banyak sekali macam kesulitan belajarnya.
4)      Siswa sanggup menyebarkan sikap, kebiasaan, dan tingkah laris yang lebih baik, khususnya yang berkaitan wacana belajarnya. sanggup trampil dalam melakukan acara berguru dan sanggup mencapai prestasi berguru yang optimal.
5)      Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya,
6)      Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan forum daerah bekerja dan masyarakat.
7)      Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
8)      Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal.


F.     Opini

Bimbingan berguru ialah suatu bentuk acara dalam proses berguru yang dilakukan oleh seseorang yang telah mempunyai kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan semoga orang lain sanggup menemukan pengetahuan gres yang belum dimilikinya serta sanggup diterapkan dalam kehidupannya.

Pelaksanaan bimbingan dilatar belakangi oleh beberapa aspek. Diantaranya aspek psikologis, kultural atau sosial budaya, dan pedagogis. Adapun inti dari semua itu ialah sebagai pendidik, kiprah dan tanggung jawab guru yang paling utama ialah mendidik, yaitu membantu subjek didik untuk membantu keberhasilan dalam belajar. Sebelum memperlihatkan bimbingan berguru kepada siswa, guru diharuskan mengenal dan memahami tingkat perkembangan anak didik, sistem motivasi atau kebutuhan, pribadi, kecakapan dan kesehatan mental yang dimiliki oleh siswa sebelum berhasil dalam belajar

Secara umum tujuan bimbingan berguru di SD bertujuan semoga sesudah mendapatkan pelayanan bimbingan berguru siswa sanggup mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan dan nilai-nilai yang dimiliki. Secara khusus, tujuan bimbingan berguru semoga siswa sanggup (1) mengenal, memahami, menerima, mengarahkan dan mengaktualisasikan potensi secara optimal, (2) menyebarkan banyak sekali keterampilan belajar, (3) menyebarkan suasana berguru yang kondusif, dan (4) memahami lingkungan pendidikan.

 

REFERENSI :
1.      Ahman. (1998). Bimbingan Perkembangan Model Bimbingan di SD. Bandung : Disertasi PPS IKIP
2.      Bandung Depdikbud. (1994/1995). Petunjuk Bimbingan dan Penyulihan di SD. Jakarta : Dirjen Dikdasmen
3.      Juntina Nurihsan. (2005). Manajemen Bimbingan dan Koseling di SMA. Jakarta : Gramedia Sunaryo,
4.      Kartadinata. (1998/1999). Bimbingan di SD. Jakarta : DirjenDikti.
5.      BBM 1 Hakikat  Bimbingan konseling di SD
6.      BBM 2 Teknik Memahami Perlembangan Murid
7.      Nurihsan Juntika (2002). Pengantar BK Nas. Semarang Aneka Islam Bandung :
8.      Refika Utama Nurihsan Juntika dan Akun Indianto (2005). Manajemen BK di SD Kurikulum 2004. Jakarta :
9.      Gramedia Sumarno, H 7 Agung Hartono B (1994) Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas.


Sumber Lain :
giletules.blogspot.com/search?q=bimbingan-konseling-bimbingan-koseling
giletules.blogspot.com/search?q=bimbingan-konseling-bimbingan-koseling
https://binaprestasi1.wordpress.com/2011/07/03/perlunya-bimbingan-belajar-dan-tujuan-bimbingan-belajar/



Sumber http://ekonominator.blogspot.com


EmoticonEmoticon