Rabu, 01 November 2017

Higiene Perusahaan

Higiene Perusahaan ialah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang kesannya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta kalau perlu pencegahan, supaya pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari ancaman jawaban kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan setinggi-tingginya. (Menurut Suma’mur, 1976). Jenis sifat-sifat Higiene Perusahaan; target ialah lingkungan kerja dan bersifat teknik.
Kesehatan kerja ialah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, supaya pekerja/masyarakat memperoleh derajat kesehatan setingg-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum. Jenis sifat-sifat kesehatan kerja yaitu; target ialah insan dan bersifat medis.

Kesehatan lingkungan kerja yang sering kali dikenal juga dengan istilah Higiene Industri atau Higiene Perusahaan. Tujuan utama dari Higiene Perusahan dan Kesehatan Kerja ialah membuat tenaga kerja yang sehat dan produktif. Selain itu Kegiatannya bertujuan supaya tenaga kerja terlindung dari banyak sekali macam resiko jawaban lingkungan kerja, masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat umum yang menjadi konsumen dari hasil-hasil produksi perusahaan, diantaranya melalui pengenalan, evaluasi, pengendalian dan melaksanakan tindakan perbaikan yang mungkin sanggup dilakukan. Sehingga diperlukan pemahaman mengenai hygiene perusahaan dan kesehatan kerja.
Tujuan utama dari Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja ialah membuat tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan demikian mungkin dicapai, oleh alasannya terdapatnya kekerabatan diantara derajat kesehatan yang tinggi dengan produktivitas kerja atau perusahaan, yang didasarkan kenyataan-kenyataan sebagai berikut :
  1. Untuk efisiensi kerja yang optimal dan sebaik-baiknya. Pekerjaan harus dilakukan dengan cara dan dalam lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Lingkungan dengan cara yang dimaksud meliputi diantaranya : tekanan panas, penerangan ditempat kerja, abu di udara ruang kerja, perilaku badan, perserasian insan dan mesin, pengekonomisan upaya. Cara dan lingkungan tersebut perlu diubahsuaikan pula dengan tingkat kesehatan dan keadaan gizi tenaga kerja yang bersangkutan.
  2. Biaya dari kecelakaan dan penyakit jawaban kerja, serta penyakit umum yang meningkat jumlahnya oleh alasannya efek yang memburukkan keadaan oleh bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan ialah sangat mahal dibandingkan dengan biaya untuk pencegahannya. Biaya-biaya kuratif yang mahal menyerupai itu meliputi : pengobatan, peralatan rumah sakit, rehabilitasi, absenteisme, kerusakan mesin, peralatan dan materi oleh karna kecelakaan, terganggunya pekerjaan, dan cacat yang menetap.

PRINSIP HIGIENE PERUSAHAAN
Untuk penerapan higiene perusahaan di tempat kerja suatu perusahaan akan di perlukan pemahaman terhadap tiga prinsip dasar yaitu :

1. Pengenalan terhadap ancaman faktor-faktor lingkungan kerja.
Pengenalan dalam prinsip dasar penerapan Higiene Industri/perusahaan yang pertama ialah pengenalan terhadap ancaman faktor – faktor yang timbul di lingkungan kerja sebagai jawaban penerapan teknologi proses produksi suatu industri (yang meliputi faktor kimia, faktor fisik, faktor ergonomik dan faktor biologi) yang sanggup kuat jelek kepada pekerjaan dan lingkungan kerja, yang terhadap tenaga kerja sanggup menjadikan gangguan kesehatan (sakit) yang akan meliputi pengetahuan dan pengertian ihwal banyak sekali jenis ancaman serta pengaruhnya terhadap kesehatan tenaga kerja atau jawaban – jawaban yang sanggup ditmbulkan kepada kesehatan tenaga kerja.
Mengenal atau rekognisi merupakan serangkaian aktivitas untuk mengenali suatu ancaman lebih detil dan lebih komprehensif dengan memakai suatu metode yang sistematis sehingga dihasilkan suatu hasil yang objektif dan sanggup dipertanggungjawabkan. Dimana dalam rekognisi ini kita melaksanakan pengenalan dan pengukuran untuk mendapat gosip ihwal konsentrasi, dosis, ukuran (partikel), jenis, kandungan atau struktur, dan sifat. Adapun tujuan dari pengenalan, yaitu :
  • Mengetahui karakteristik suatu ancaman secara detil (sifat, kandungan, efek, severity, teladan pajanan, besaran).
  • Mengetahui sumber ancaman dan area yang  berisiko.
  • Mengetahui pekerja yang berisiko.

2. Penilaian/evaluasi terhadap ancaman faktor-faktor lingkungan kerja.
Di dalam higiene industry/perusahaan penilaian ialah proses pengambilan keputusan untuk menilai tingkat resiko pajanan dari ancaman semua faktor yang timbul (yang ada) di lingkungan tempat kerja kepada tenaga kerja, sebagai jawaban penerapan teknologi proses produksi suatu industry ( termasuk faktor kimia, faktor fisik, faktor ergonomic, dan faktor biologi ).
Kebutuhan untuk melaksanakan penilaian terhadap ancaman tersebut didorong oleh suatu kenyataan bahwa faktor yang timbul dilingkungan tempat kerja sanggup mengakibatkan sakit, lika, cacatdan janjkematian yang lebih cepat kepada tenaga kerja yag terpajan kepadanya. Maka dengan penilaian telah diperoleh suatu manfaat yang berupa cita-cita melaksanakan upaya pencegahan terhadap pajanan faktor – faktor lingkungan kerja yang berbahaya yang sanggup menghasilkan efek yang merugikan keehatan.
Pada tahap penilaian/evaluasi lingkungan, dilakukan pengukuran, pengambilan sampel dan analisis di laboratorium. Melalui penilaian lingkungan sanggup ditentukan kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran dan standar yang berlaku, sehingga sanggup ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, ada atau tidaknya kekerabatan kasus kecelakaan dan penyakit jawaban kerja dengan lingkungannya , serta sekaligus merupakan dokumen data di tempat kerja. Tujuan dari pengukuran dalam evaluasi, yaitu :
  • Untuk mengetahui tingkat risiko.
  • Untuk mengetahui pajanan pada pekerja.
  • Untuk memenuhi peraturan (legal aspek).
  • Untuk mengevaluasi jadwal pengendalian yang sudah dilaksanakan.
  • Untuk memastikan apakah suatu area kondusif untuk dimasuki pekerja.
  • Mengetahui jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik.

3. Pengendalian terhadap ancaman faktor-faktor lingkungan kerja.
Pengendalian faktor – faktor lingkungan kerja bahwasanya dimaksudkan untuk membuat atau memelihara lingkungan kerja supaya tetap sehat dan kondusif atau memenuhi persyaratan kesehatan dan norma keselamatan, sehingga tenaga kerja terbebas dari ancaman gangguan kesehatan dan keamanan atau tenaga kerja tidak menderita penyakit jawaban kerja dan tidak mendapat kecelakaan kerja.
Pengendalian faktor – faktor lingkungan kerja bahwasanya dimaksudkan untuk membuat atau memelihara lingkungan kerja supaya tetap sehat dan kondusif atau memenuhi persyaratan kesehatan dan norma keselamatan, sehingga tenaga kerja terbebas dari ancaman gangguan kesehatan dan keamanan atau tenaga kerja tidak menderita penyakit jawaban kerja dan tidak mendapat kecelakaan kerja. Ada beberapa bentuk pengendalian atau pengontrolan di tempat kerja yang sanggup dilakukan , yaitu :
  • Eliminasi : Merupakan upaya menghilangkan ancaman dari sumbernya serta menghentikan semua aktivitas pekerja di kawasan yang berpotensi bahaya.
  • Substitusi : Modifikasi proses untuk mengurangi penyebaran abu atau asap, dan mengurangi bahaya, pengendalian ancaman kesehatan kerja dengan mengubah        beberapa peralatan proses untuk mengurangi bahaya, mengubah kondisi fisik materi baku yang diterima untuk diproses lebih lanjut supaya sanggup menghilangkan potensi bahayanya.
  • Isolasi : Menghapus sumber paparan ancaman dari lingkungan pekerja dengan menempatkannya di tempat lain atau menjauhkan lokasi kerja yang berbahaya dari pekerja lainnya, dan sentralisasi kontrol kamar.
  • Engineering control : Pengendalian ancaman dengan melaksanakan modifikasi pada faktor lingkungan kerja selain pekerja.
  • Administrasi control: Pengendalian ancaman dengan melaksanakan modifikasi pada interaksi pekerja dengan lingkungan kerja.
  • APD (Alat Pelindung Diri) : Langkah terakhir dari hirarki pengendalian.
  • Ventilasi umum : Mengalirkan udara bersih, aman, dan untuk menekan kadar kontaminan dari materi yang berbahaya.
  • Ventilasi lokal : Menangkap materi kontaminan sebelum membahayakan pekerja.

PENGUJIAN LINGKUNGAN KERJA
            Proses pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh spesialis hygiene perusahaan terutama ditujukan kepada faktor fisika, menyerupai suhu/tekanan panas, kelembaban, pencahayaan, kebisingan, getaran, radiasi, dan faktor kimia berupa gas, uap, larutan kimia, debu. Akan tetapi bersamaan dengan keahlian lain menyerupai hebat biologi, hebat ergonomi, psikolog, hebat lingkungan.
Pengujian lingkungan kerja dilakukan atas inisiatif pejabat yang berwenang untuk memilih sejauh mana pekerja terpajan oleh faktor lingkungan kerja, memilih efektivitas alat pengendali di perusahaan, meneliti tempat kerja menurut keluhan atau gangguan kesehatan pekerja, peningkatan kesehatan pekerja dan produktivitas pekerja dan memenuhi janji perusahaan dalam penerapan Hiperkes dan Keselamatan Kerja dalam sistem administrasi nasional dan internasional. Terdapat juga NAB yang ditentukan sebagai pengendali. Nilai ambang batas (NAB) ialah sebagai anutan dalam pengendalian ancaman lingkungan kerja.

Sumber http://consisteria.blogspot.com


EmoticonEmoticon