Mineral yaitu bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Disamping itu,mineral berperan dalam banyak sekali tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktifitas enzim-enzim (Almatsier, 2004).
Mineral digolongkan kedalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro yaitu mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro diperlukan kurang dari 100 mg sehari. Jumlah mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg. Yang termasuk mineral makro yaitu natrium, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, dan sulfur. Adapun yang termasuk mineral mikro yaitu besi, seng, mangan, dan tembaga (Almatsier, 2004).
Kalium
Kalium terutama terdapat di dalam sel, sebanyak 95% kalium berada di dalam cairan intraseluler. Kalium memegang peranan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa serta isotonis sel, selain itu kalium juga mengaktivasi banyak reaksi enzim dan proses fisiologi, menyerupai transmisi impuls di saraf dan otot, kontraksi otot, dan metabolisme karbohidrat (Almatsier, 2004).
Kekurangan kalium sanggup terjadi alasannya yaitu kebanyakan kehilangan melalui susukan cerna dan ginjal. Kekurangan kalium mengakibatkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, dan konstipasi. Kelebihan kalium akut sanggup terjadi jika konsumsi tanpa diimbangi oleh kenaikan ekskresi (Almatsier, 2004).
Kalium terdapat di dalam semua makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama yaitu makanan mentah/segar, terutama buah, sayuran dan kacang-kacangan. Kebutuhan minimum akan kalium ditaksir sebanyak 2000 mg sehari (Almatsier, 2004).
Fosfor
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai kalsium fosfat, yaitu potongan dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak sanggup larut. Hidroksiapatit memberi kekuatan dan kekakuan pada tulang. Fosfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan ekstraselular (Almatsier, 2004).
Selain untuk pertumbuhan tulang dan gigi, fosfor memiliki peranan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen esensial bagi banyak sel dan merupakan alat transport asam lemak. Fosfor berperan pula dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa (Pudjiadi, 2000).
Pada umumnya materi makanan yang mengandung banyak kalsium merupakan juga sumber fosfor, menyerupai susu, keju, daging, ikan, telur, dan saleria. Biasanya kira-kira 70% dari fosfor yang berada dalam makanan sanggup diserap oleh tubuh. Penyerapan akan lebih baik jika fosfor dan kalsium dimakan dalam jumlah yang sama (Pudjiadi, 2000).
Kecukupan fosfor rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sebagai berikut, untuk bayi sebesar 200-250 mg, bawah umur 250-400 mg, remaja dan pintar balig cukup akal 400-500 mg, ibu hamil dan menyusui >200->300 mg (Almatsier, 2004).
Kelebihan fosfor alasannya yaitu makanan jarang terjadi. Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga sanggup menjadikan kejang. Kekurangan fosfor alasannya yaitu makan juga jarang terjadi. Kekurangan fosfor sanggup terjadi jika memakai obat antasida untuk menetralkan asam lambung menyerupai aluminium hidroksida. Aluminium hidroksida mengikat fosfor sehingga tidak sanggup diabsorpsi. Kekurangan fosfor juga sanggup terjadi pada penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urin. Kekurangan fosfor mengakibatkan rasa lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang (Almatsier, 2004).
Sumber http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com
EmoticonEmoticon