Jumat, 02 Februari 2018

Faktor Yang Pengaruhi Pengembangan Karir

Faktor yang menghipnotis pengembangan karir adalah Kesuksesan proses pengembangan karir tidak hanya penting bagi organisasi secara keseluruhan. Dalam hal ini, beberapa hal atau faktor yang sering kali amat besar lengan berkuasa terhadap administrasi karir yakni :

o Hubungan pegawai dan organisasi 
o Personalitas pegawai 
o Faktor-faktor eksternal 
o Politicking dalam organisasi 
o System penghargaan 
o Jumlah pegawai 
o Ukuran organisasi 
o Kultur organisasi 
o Tipe manajemen 

a. Hubungan Pegawai dan Organisasi 
Dalam situasi ideal, pegawai organisasi berada dalam korelasi yang saling menguntungkan. Dalam keadaan ideal ini, baik pegawai maupun organisasi sanggup mencapai produktifitas kerja yang tinggi. 

Namun, kadangkala keadaan ideal ini gagal dicapai. Adakalanya pegawai sudah bekerja baik, tetapi organisasi tidak mengimbangi prestasi pegawai tersebut dengan penghargaan sewajarnya. Maka, ketidakharmonisan korelasi antara pegawai dan organisasi ini cepat atau lambat akan menghipnotis proses administrasi karir pegawai. Misalnya saja, proses perencanaan karir pegawai akan tersendat karena pegawai mungkin tidak diajak berpartisipasi dalam perencanaan karir tersebut. Proses pengembangan karir pun akan terhambat alasannya organisasi mungkin tidak peduli dengan karir pegawai. 

b. Personalia Pegawai 
Kadangkala, menajemen karir pegawai terganggu karena adanya pegawai yang mempunyai personalitas yang menyimpang (terlalu emosional, apatis, terlalu ambisius, curang, terlalu bebal, dan lain-lain). Pegawai yang apatis, misalnya, akan sulit dibina karirnya alasannya dirinya sendiri ternyata tidak perduli dengan karirnya sendiri. Begitu pula dengan pegawai yang cenderung terlalu ambisius dan curang. Pegawai ini mungkin akan memaksakan kehendaknya untuk mencapai tujuan karir yang terdapat dalam administrasi karir. Keadaan ini menjadi lebih runyam dan tidak sanggup dikontrol bila pegawai bersangkutan merasa kuat karena alasan tertentu (punya koneksi dengan bos, mempunyai backing dari orang-orang tertentu, dan sebagainya). 

c. Faktor Eksternal 
Acapkali terjadi, semua hukum dalam administrasi karir di suatu organisasi menjadi kacau karena ada intervensi dari pihak luar. Seorang pegawai yang mempromosikan ke jabatan lebih tinggi, misalnya, mungkin akan terpaksa dibatalkan karena ada orang lain yang didrop dari luar organisasi. Terlepas dari duduk perkara apakah insiden demikian ini boleh atau tidak, etis atau tidak etis, insiden semacam ini terang mengacaukan menajemen karir yang telah dirancang oleh organisasi. 

d. Politicking Dalam Organisasi 
Manajemen karir pegawai akan tersendat dan bahkan mati bila faktor lain menyerupai intrik-intrik, kasak-kasak, korelasi antar teman, nepotisme, feodalisme, dan sebagainya, lebih mayoritas menghipnotis karir seseorang dari pada prestasi kerjanya. Dengan kata lain, bila kadar “politicking” dalam organisasi sudah demikian parah, maka administrasi karir hampir dipastikan akan mati dengan sendirinya. Perencanaan karir akan menjadi sekedar basa-basi. Dan organisasi akan dipimpin oleh orang-orang yang pandai dalam politicking tetapi rendah mutu profesionalitasnya. 

e. Sistem Penghargaan 
Sistem administrasi (reward system) sangat menghipnotis banyak hal, termasuk administrasi karir pegawai. Organisasi yang tidak mempunyai sistem penghargaan yang terang (selain honor dan insentif) akan cenderung memperlakukan pegawainya secara subyektif. Pegawai yang berprestasi baik dianggap sama dengan pegawai malas. Saat ini, mulai banyak organisasi yang menciptakan sistem penghargaan yang baik (misalnya dengan memakai sistem “kredit poin”) dengan keinginan setiap prestasi yang ditunjukkan pegawai sanggup diberi “kredit poin” dalam jumlah tertentu. 

f. Jumlah Pegawai 
Menurut pengalaman dan kecerdikan akal sehat, semakin banyak pegawai maka semakin ketat persaingan untuk menduduki suatu jabatan, dan semakin kecil kesempatan (kemungkinan) bagi seorang pegawai untuk meraih tujuan karir tertentu. Jumlah pegawai yang dimiliki sebuah organisasi sangat menghipnotis administrasi karir yang ada. Jika jumlah pegawai sedikit, maka administrasi karir akan sederhana dan gampang dikelola. Jika jumlah pegawai banyak, maka administrasi karir menjadi rumit dan tidak gampang dikelola. 

g. Ukuran Organisasi 
Ukuran organisasi dalam konteks ini bekerjasama dengan jumlah jabatan yang ada dalam organisasi tersebut, termasuk jumlah jenis pekerjaan, dan jumlah personel pegawai yang diharapkan untuk mengisi banyak sekali jabatan dan pekerjaan tersebut. biasanya, semakin besar organisasi, semakin kompleks urusan administrasi karir pegawai. Namun, kesempatan untuk promosi dan rotasi pegawai juga lebih banyak. 

h. Kultur Organisasi 
Seperti sebuah sistem masyarakat, organisasi pun mempunyai kultur dan kebiasaan-kebiasaan. Ada organisasi yang cenderung berkultur professional, obyektif, raasional, dan demokratis. Ada juga organisasi yang cenderung feodalistik, rasional, dan demokratis. Ada juga organisasi yang cenderung menghargai prestasi kerja (sistem merit). Ada pula organisasi yang lebih menghargai senioritas dari pada hal-hal lain. 

Karena itu, meskipun organisasi sudah mempunyai sistem administrasi karir yang baik dan mapan secara tertulis, tetapi pelaksanaannya masih sangat tergantung pada kultur organisasi yang ada. 

i. Tipe Manajemen 
Secara teoritis-normatif, semua administrasi sama saja di dunia ini. Tetapi dalam impelemntasinya, administrasi di suatu organisasi mungkin amat berlainan dari administrasi di organisasi lain. Ada administrasi yang cemderung kaku, otoriter, tersentralisir, tertutup, tidak demokratis. Ada juga administrasi yang cenderung fleksibel, partisipatif, terbuka, dan demokratis. 

Jika administrasi cenderung kaku dan tertutup, maka keterlibatan pegawai dalam hal training karirnya sendiri juga cenderung minimal. Sebaliknya, jikalau administrasi cenderung terbuka, partisipatif, dan demokratis, maka keterlibatan pegawai dalam training karir mereka juga cenderung besar. 

Dengan kata lain, karir seorang pegawai tidak hanya tergantung pada faktor-faktor internal di dalam dirinya (seperti motivasi untuk bekerja keras dan kemauan untuk ingin maju), tetapi juga sangat tergantung pada faktor-faktor eksternal menyerupai manajemen. Banyak pegawai yang bergotong-royong pekerja keras, cerdas, jujur, terpaksa tidak berhasil meniti karir dengan baik, hanya karena pegawai ini “terjebak” dalam sistem administrasi yang buruk.

Sumber http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com


EmoticonEmoticon