Rabu, 28 Februari 2018

Klasifikasi Awan

Awan digolongkan berdasarkan metode pembentukan awan dan berdasarkan ketinggian dasar awan. Menurut metode pembentukan awan digolongkan menjadi awan stratiform dan awan cumuliform, sedangkan berdasarkan ketinggian dasar awan digolongkan menjadi awan rendah, awan menengah, dan awan tinggi.

1. Klasifikasi Awan Menurut Metode Pembentukan

System awan dikendalikan oleh gerak udara vertical yang disebabkan oleh konveksi, orografi, konvergensi, dan front. Klasifikasi awan berdasarkan pembentukannya yakni :
  1. Stratiform yang menimbulkan hujan kontinu, dikaitkan dengan kenaikan udara skala luas akhir danya front, kenaikan topografi, atau konvergensi horizontal skala luas. Awan ini timbuh dengan lambat, arus vetikal luas, dan terjadi pada area yang nisbi kecil.
  2. Cumuliform yang menimbulkan hujan deras ( showery ) dikaitkan dengan konveksi skala cumulus yang terlokalisasi dalam udara labil.

2. Klasifikasi Awan Menurut Ketinggian Dasar Awan

Klasifikasi awan yang biasa digunakan yakni penjabaran Howard. Klasifikasi awan berdasarkan ketinggian dasar awan dijelaskan sebagai berikut.
  1. Awan rendah, memiliki ketinggian dasar awan kurang dari 2 km, biasanya digunakan kata ‘strato’ atau ‘stratus’. Contohnya Nimbustratus (Ns), Stratocumulus (Sc), dan Stratus (St).
  2. Awan menengah, memiliki ketinggian dasar awan antara 2 dan 6 km, biasanya diawali dengan kata ‘alto’. Contohnya Altocumulus (Ac) dan Altostratus (As).
  3. Awan tinggi, memiliki ketinggian dasar awan diatas 6 km,biasanya ditandai dengan awalan ‘cirro’ atau ‘cirrus’. Contohnya Cirrostratus (Cs), Cirrocumulus (Cc), dan Cirrus (Ci).

Kadang-kadang awan berbentuk lapisan yang luas, halus, dan merata sebagai petunjuk bahwa udara di tempat tersebut secara keseluruhan naik ke atas dengan lambat, awan ini disebut awan stratus (St) atau ‘awan lapisan’. Seringkali awan menyebar bagaikan kapuk putih yang melayang di udara dan berkelompok sendiri, bentuk ini disebut ‘awan cumulus’ (Cu). Awan cumulonimbus (Cb) yakni awan cumulus yang besar, ganas, menjulang tinggi sebagai awan hujan. Dasar awan cumulonimbus antara 100 dan 600 m, sedangkan puncaknya tropopause. Dalam awan cumulonimbus terdapat kerikil es (hail), guruh, kilat, hujan deras, dan kadang kala terjadi angin ribut.

Awan cumulus congestus menyerupai awan cumulonimbus, tetapi bedanya cumulus congestus belum cukup tinggi sehingga belum terbentuk puncak yang berwarna putih. Stratocumulus merupakan belahan dari awan cumulus, bentuknya seprti kapas acak-acakan dengan tinggi dasar awan sekitar 2.000 m.


Awan altocumulus memiliki dasar awan lebih tinggi daripada stratocumulus. Awan ini terlihat acak-acakan merata dan bergumpal- gumpal berwarna putih dan hitam. Jika ketebalannya cukup maka awan ini sanggup menimbulkan hujan. Awan altostratus yakni awan menengah yang merata dan sanggup berupa lapisan-lapisan yang tebal, jadinya pada animo hujan awan ini sanggup menimbulkan hujan merata, ringan, hingga sedang dan berlangsung terus menerus. Awan cirrus yakni awan tingi di atas 10 km, warnanya putih dan terdiri atas Kristal es dan awan ini tidak akan menimbulkan hujan.

Sumber http://sainsmini.blogspot.com


EmoticonEmoticon