Gaya Kepemimpinan – Sebuah organisasi ataupun perusahaan, baik besar ataupun kecil pasti membutuhkan seorang pemimpin. Namun, tidak semua orang memiliki gaya kepemimpinan yang sama. Gaya kepemimpinan akan membawa sebuah perusahaan atau organisasi menuju kesuksesan atau bahkan justru kemunduran. Kinerja anak buah pun sangat bergantung dengan bagaimana seseorang memimpin.
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang mengandung arti mengarahkan, membina, menuntun, dan menunjukkan atau mempengaruhi. Menurut Wahjosumidjo (2005), kepemimpinan dideskripsikan sebagai sebuah sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola interaksi dengan orang lain, dan hubungan kerjasama antar personal.
Kepemimpinan secara umum diartikan sebagai kemampuan dan kekuatan dari diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain yang berinteraksi dengannya dalam hal pekerjaan. Tujuannya mempengaruhi orang lain ini agar target organisasi atau perusahaan yang telah ditetapkan bisa tercapai.
Pemimpin sendiri diartikan sebagai seseorang yang diberikan kepercayaan atau mandat sebagai ketua dalam sistem sebuah perusahaan atau organisasi. Karena setiap individu juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda, maka bagaimana cara orang tersebut memimpin perusahaan atau organisasi tentunya sangat berbeda pula satu dengan yang lainnya.
Tujuan Kepemimpinan dalam Organisasi dan Perusahaan
Sebuah organisasi ataupun perusahaan pasti membutuhkan seorang pemimpin. Tujuan kepemimpinan dalam sebuah organisasi atau perusahaan diantaranya adalah:
1. Sarana Mencapai Tujuan
Kepemimpinan diperlukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan perusahaan dan organisasi. Kepemimpinan akan mengarahkan para anggota tentang bagaimana cara yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Memotivasi Orang Lain
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh organisasi ataupun perusahaan, maka diperlukan sebuah semangat yang terus mengalir pada semua anggota atau staf. Kepemimpinan bertujuan agar bisa menjadi ujung tombak memotivasi para anggota atau karyawan dalam mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Administratif
Fungsi administratif adalah salah satu tanggung jawab kepemimpinan untuk bisa menyusun formula administrasi dalam suatu organisasi atau perusahaan serta menyediakan segala fasilitas yang dibutuhkan untuk menjalankan administrasi tersebut.
2. Fungsi Top Manajemen
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menjalankan proses pembuatan rencana, organizing, staffing, directing, commanding, dan controlling para anak buahnya dengan baik demi tujuan organisasi atau perusahaan.
3. Fungsi Instruktif
Seorang pemimpin memiliki tugas dan wewenang untuk bisa menentukan isi perintah, bagaimana cara melakukannya, kapan dilakukan, dan dimana perintah tersebut dikerjakan kepada para bawahannya. Sedangkan fungsi bawahan adalah menjalankan segala hal yang diperintahkan oleh seorang pemimpin demi terwujudnya tujuan organisasi/perusahaan.
4. Fungsi Delegasi
Delegasi artinya perwakilan. Fungsi delegasi artinya seorang pemimpin bisa melimpahkan wewenang kepada orang lain yang ditunjuknya. Misalnya saja dalam membuat keputusan tertentu, pemimpin bisa melimpahkannya kepada orang yang dipercaya dan bertanggung jawab.
5. Fungsi Pengendalian
Seorang pemimpin memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk bisa memberikan bimbingan, pengarahan, koordinasi, serta pengawasan kegiatan para anggota/bawahannya.
Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen
Banyak orang yang masih bingung membedakan antara kepemimpinan (leadership) dengan manajemen. Karena ii posisi tersebut sama-sama memiliki wewenang untuk mengatur orang lain atau suatu kegiatan. Namun sebenarnya manajemen itu sendiri berarti penggunaan sumebrdaya secara efektif guna mencapai tujuan/sasaran.
Jika kepemimpinan merupakan sebuah kata sifat, maka manajemen merupakan sebuah kata kerja yang mengandung pengertian adanya tindakan dari seseorang. Griffin (1997) menjelaskan bahwa manajemen adalah serangkaian kegiatan perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian, pimpinan, dan pengendalian yang diarahkan pada sumberdaya organisasi agar tujuan tercapai.
Secara umum, perbedaan kepemimpinan dan manajemen antara lain adalah:
Kepemimpinan
1. Berorientasi pada orang
2. Menetapkan arah dan tujuan organisasi.
3. Memberi motivasi dan menginspirasi orang lain.
4. Membentuk prinsip
5. Membangun tim dan mengembangkan bakat/kemampuan para anggotanya.
6. Mengembangkan segala peluang baru bagi organisasi/perusahaan.
7. Mempromosikan inovasi ataupun penemuan baru.
8. Memberdayakan dan membina orang ataupun anggota organisasi.
9. Memiliki perspektif jangka panjang
Manajemen
1. Berorientasi pada organisasi.
2. Merencanakan dan mengkoordinir kegiatan organisasi.
3. Administratif dan bertugas menjaga keberlangsungan sistem dalam organisasi.
4. Merumuskan prinsip organisasi.
5. Mengalokasikan dan mendukung sumberdaya manusia dalam organisasi.
6. Memecahkan masalah yang timbul dalam organisasi.
7. Memastikan prosedur yang berjalan dalam organisasi sesuai dengan standar yang berlaku.
8. Memerintah dan mengarahkan orang yang menjadi anak buahnya.
9. Merinci tujuan jangka pendek.
Pengertian Gaya Kepemimpinan menurut Para Ahli
Secara umum gaya kepemimpinan diartikan sebagai cara/perilaku seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku dan kepribadian pemimpin tersebut. Gaya kepemimpinan menurut para ahli memiliki pengertian sebagai berikut:
1. Kartini Kartono (2008)
Gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, temperamen, watak, serta kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam melakukan interaksi dengan orang lain.
2. Miftah Toha (2010)
Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seorang pemimpin pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahannya.
3. Yayat M. Herujito (2006)
Gaya kepemimpinan bukanlah bakat. Oleh karena itu gaya kepemimpinan bisa dipelajari dan dipraktekkan. Dalam prakteknya, gaya kepemimpinan harus sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi oleh organisasi.
4. Wijaya Supardo (2006)
Gaya kepemimpinan adalah sebuah cara atau proses kompleks dimana seseorang berusaha mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas, ataupun suatu sasaran dan mengarahkan organisasi tersebut dengan cara yang lebih masuk akal.
Indikator Gaya Kepemimpinan
Menurut Kartini Kartono (2008), gaya kepemimpinan memiliki beberapa indikator sebagai berikut:
1. Sifat
Sifat individu yang dimiliki dalam diri seorang pemimpin sangat berpengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya orang tersebut menjadi pemimpin sebuah organisasi atau perusahaan. Kemampuan pribadi ini maksudnya adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat yang dimilikinya, perangai, dan ciri-ciri di dalamnya.
2. Kebiasaan
Kebiasaan yang dilakukan oleh seorang pemimpin memegang peran utama dalam gaya kepemimpinan. Kebiasaan ini menjadi penentu pergerakan perilaku seorang pemimpin yang menggambarkan segala macam tindakan yang dilakukan sebagai seorang pemimpin yang baik.
3. Temperamen
Temperamen adalah gaya seorang pemimpin saat menghadapi, memberi tanggapan, ataupun berinteraksi dengan orang lain.
4. Watak
Watak ini meliputi ketekunan, daya tahan, keyakinan dan sebagainya yang secara subjektif dapat menjadi penentu keunggulan seorang pemimpin.
5. Kepribadian
Kepribadian yang dimiliki seorang pemimpin menentukan keberhasilannya dalam mempengarubi dan memberikan motivasi kepada para anak buah dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Gaya Kepemimpinan Direktif
Gaya kepemimpinan direktif ini sebenarnya merujuk pada sebuah cara memimpin dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1. Adanya upaya dari seorang pimpinan tersebut agar anak buahnya tahu apa yang diharapkan oleh pimpinan mereka.
2. Menjadwalkan jenis pekerjaan kepada anak buahnya.
3. Memberikan bimbingan khusus kepada anak buahnya tentang bagaimana menyelesaikan sebuah pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya.
Gaya kepemimpinan direktif ini cenderung bersifat satu arah. Semua arahan/tugas berasal dari pimpinan dan wajib dijalankan oleh para anak buahnya. Sedangkan tugas anak buah adalah menjalankan tugas yang telah diberikan tersebut. Pemimpin dengan gaya direktif ini cenderung tidak akan meminta saran atau masukan dari anak buahnya.
Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Seseorang yang memiliki gaya kepemimpinan partisipatif ini cukup terbuka dengan orang lain. Ia memiliki sifat opened upward minded dan mau menerima masukan, bahkan dari para anak buahnya. Kerap kali pemimpin seperti ini sebelum mengambil keputusan yang berkaitan dengan organisasi atau perusahaan akan menampung segala ide atau masukan dari para anak buahnya.
Meskipun berperan sebagai seorang pemimpin, namun orang dengan gaya kepemimpinan yang partisipatif ini memiliki sifat yang tidak terlalu memanfaatkan dominasi kekuatan yang melekat pada jabatannya. Ia tidak memiliki sifat yang egois dan masih mau menganggap orang lain yang menjadi bawahannya bukan sekedar sumber tenaga kerja yang bisa disuruh menjalankan tugas.
Seseorang dengan gaya kepemimpinan partisipatif ini cenderung menganggap anak buah adalah sebuah potensi yang bisa dikembangkan, memiliki ide pemikiran yang potensial, dan mampu membantu mengembangkan perusahaan ke arah yang lebih baik lagi.
Gaya Kepemimpinan yang Berorientasi Prestasi
Seorang pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan berorientasi pada prestasi tentu saja akan mengedepankan bagaimana cara agar semua anak buahnya mampu berprestasi pada tingkatan yang paling tinggi. Target utama seorang pemimpin seperti ini adalah tercapainya tujuan perusahaan/organisasi.
Tujuan yang ditetapkan cenderung menantang. Misalnya saja pemimpin pada bidang bisnis penjualan, maka ia akan berorientasi pada target penjualan yang sangat tinggi. Ia akan mengupayakan segala kebijakan yang bisa membuat anak buahnya memenuhi target penjualan tersebut.
Gaya Kepemimpinan yang Mendukung
Seseorang dengan gaya kepemimpinan mendukung ini cenderung bersifat ramah, baik kepada rekan kerja ataupun bawahannya. Ia tidak akan menggunakan relasi kekuasaan untuk menekan orang lain yang memiliki jabatan di bawahnya. Namun, ia akan berusaha mendukung langkah-langkah yang diambil oleh anak buahnya, asalkan dirasa baik bagi kemajuan perusahaan.
Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan otokratis ini bersifat satu arah, yaitu dari atasan ke bawahan dengan sifat yang cenderung otoriter. Pemimpin bertindak sangat dominan dan semua pengambilan keputusan berasal dari idenya sendiri. kepemimpinan yang otokratis ini memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri. Sedangkan inisiatif dan daya pikir para anak buahnya cenderung dibatasi.
Anak buah pada dasarnya hanya bertugas untuk menjalankan tugas dari pimpinan. Biasanya, pimpinan tidak akan menerima alasan apapun dari anak buah jika tugas tersebut gagal. Gaya kepemimpinan otokratis ini bisa dengan mudah ditemukan dalam dunia militer, misalnya dalam akademi kemiliteran ataupun instansi kepolisian.
Gaya Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan birokrasi ini banyak diterapkan dalam sebuah perusahaan. Gaya kepemimpinan ini efektif jika semua staf/anak buah mengikuti setiap alur prosedur sebuah pekerjaan dan melakukan tanggung jawabnya setiap hari.
Pada model gaya kepemimpinan birokrasi ini, tetap tidak ada ruang bagi para karyawan ataupun anggota untuk melakukan inovasi dalam pekerjaan. Karena langkah-langkah dan bagaimana cara yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan sudah diatur dengan jelas dan rinci oleh pimpinan perusahaan tersebut.
Gaya kepemimpinan birokrasi ini banyak juga ditemui dalam perusahaan yang menjual jasa pelayanan, misalnya saja banking concern dan lain sebagainya. Gaya kepemimpinan ini biasanya diterapkan kepada para karyawan yang berada di bagian pelayanan lini depan. Tugas sehari-hari mereka sudah ditentukan dan tak diizinkan untuk melakukan inovasi tanpa kebijakan dari perusahaan tersebut.
Gaya Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan delegatif ini disebut juga dengan Laissez Faire. Pemimpin memberikan kekuasaan sepenuhnya kepada para karyawan atau anggota organisasinya untuk mengambil keputusan. Para karyawan juga diperkenankan untuk mencapai tujuan sesuai dengan cara mereka masing-masing.
Pemimpin dengan gaya delegatif ini cenderung mengizinkan siapa saja dalam kelompok anak buahnya untuk mengambil keputusan. Namun, sifat ini cenderung merugikan karena semangat kerja tim akan menjadi rendah. Pertikaian antar anggota pun bisa dengan mudah terjadi karena semua orang bisa berupaya untuk memaksakan idenya dipakai oleh tim.
Gaya Kepemimpinan Transaksional
Transaksional berarti terdapat imbal balik antara karyawan dengan pimpinannya. Umumnya, pemimpin dengan gaya transaksional ini akan cenderung memberikan vantage atau hadiah kepada siapa saja bawahannya yang mampu melaksanakan tugas dengan baik. Lingkungan kerja yang dibentuk ini sarat akan kepentingan masing-masing.
Pemimpin dan bawahan memiliki tujuannya masing-masing. Pemimpin memiliki tujuan agar target perusahaan tercapai, sedangkan bawahan memiliki tujuan untuk mendapatkan vantage yang telah dijanjikan sebelumnya oleh pemimpin. Gaya kepemimpinan ini jika diterapkan dengan tepat bisa memacu semangat dan prestasi kerja karyawan. Karena saat tujuan tercapai, karyawanpun akan diuntungkan
Gaya Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional ini cenderung bisa menginspirasi perubahan positif bagi para karyawan di sebuah perusahaan ataupun anggota organisasi. Pemimpin dengan gaya transformasional ini cenderung bukan hanya mampu memberikan perintah. Tapi juga bisa mengarahkan dan membimbing karyawannya untuk bisa menyelesaikan tugas yang diberikan.
Pemimpin dengan gaya transformasional ini cenderung memiliki semangat positif dan mampu menular kepada para anak buahnya. Pemimpin dengan gaya ini akan mempedulikan kesejahteraan dan kemajuan anak buahnya. Pemimpin ini akan menganggap bahwa kesuksesan hanya dapat diraih jika semua lini di perusahaan bisa bekerja sama dengan baik.
Gaya Kepemimpinan Melayani
Pemimpin dengan jiwa melayani ini cenderung lebih mengutamakan kebutuhan, aspirasi, dan kepentingan para anggota yang dipimpinnya. Hubungan yang terjalin antara pimpinan dengan anggota ini bersifat melayani dengan standar moral spiritual. Biasanya, gaya kepemimpinan ini mudah sekali ditemukan dalam lembaga keagamaan ataupun kelompok ibadah.
Para pemimpin kelompok agama atau ibadah akan cenderung menganggap dirinya sebagai pelayan. Ia bertugas untuk melayani anggota kelompoknya agar menuju ke arah tingkatan spiritual yang lebih baik sesuai dengan norma agama yang diyakininya.
Gaya Kepemimpinan Karismatik
Kepercayaan diri dan karisma positif yang dimiliki oleh seorang pemimpin ini mampu menginspirasi dan mmepengaruhi para anak buahnya. Karisma ini biasanya timbul dari kemampuan yang bagus, terutama dalam mengarahkan para karyawan agar mengikuti arahan pemimpin tersebut.
Para karyawan secara sadar akan cenderung mengikuti pemimpin karismatik ini. Mereka akan merasa kagum dan dapat memberikan rasa percaya kepada sang pimpinannya. Secara bersama-sama, mereka ingin berkontribusi untuk perusahaan/organisasi.
Gaya Kepemimpinan Situasional
Pemimpin jenis ini bisa menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi yang tengah dihadapi oleh perusahaan/organisasi. Ia juga cenderung memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda kepada para anak buahnya, tergantung pada tahap perkembangan anak buah tersebut.
Pemimpin pada dasarnya harus bisa dengan mudah menyesuaikan dirinya dengan kemampuan anak buah. Terutama ketika diperintahkan untuk menyelesaikan sebuah tugas perusahaan. Ia setidaknya juga bisa menggunakan gaya telling – directing, selling – coaching, participating – supporting, hingga delegating.
Setiap orang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Gaya kepemimpinan ini juga bisa dikembangkan sesuai dengan pengalaman yang telah ditempuh seseorang. Namun, jika pemimpin memiliki gaya yang kurang baik, maka nasib sebuah organisasi atau perusahaan akan dipertaruhkan.
Sumber https://olympics30.comBoleh re-create paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih
EmoticonEmoticon