KATA PENGANTAR
Makalah ini telah dibuat dengan banyak sekali observasi dan beberapa pertolongan dari banyak sekali pihak untuk membantu menuntaskan tantangan dan kendala selama mengerjakan makalah ini. Oleh alasannya ialah itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang fundamental pada makalah ini. Oleh alasannya ialah itu kami meminta pembaca untuk menawarkan saran serta kritik yang sanggup membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini sanggup menawarkan manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
II. Daftar Isi………………………………………………………………………………….2
1. Bab 1 : Pendahuluan………………………………………………………………….....3
1.1. Latar Belakang…………………………………………………….………….....3
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………….…3
2. Bab 2 : Pembahasan………………………………………………….…………………..5
2.1. Sejarah Kewirausahaan........…………………………………..………………….5
2.2. Inti dan Hakikat Kewirausahaan……….………………………….……………...5
2.3. Sikap Kewirausahaan………………………………………………..…………....6
2.4. Modal Kewirausahaan……………………………………………..……………..6
2.5. Karakteristik Kewirausahaan……………………………………………………..7
2.6. Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan…………………………………………….8
2.7. Faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan Berwirausaha…………………....8
2.8. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha………………………………………..10
2.9. Berfikir Kreatif dalam Kewirausahaan…………………………………………..10
2.10. Manajemen dan Strategi Kewirausahaan………………………………………..11
2.11. Imbalan Dalam Berwirausaha…………………………………………………...12
3. Bab 3 : Penutup…………………………………………………………………………14
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………...14
3.2. Saran.....................................................................................................................14
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….…15
BAB I
PENDAHULUAN
Kewirausahaan (entrepreneurship) ialah perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan pengambilan risiko dari suatu perjuangan bisnis. Seorang wirausahawan adalh seseorang yang terlibat dalam kewirausahaan.
Apa yang membedakan seorang wirausahawan dengan yang lain? Yang membedakan ialah kemampuannya mengambil factor-faktor produksi menyerupai lahan, tenaga kerja, dan modal, dan menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru. Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh administrator bisnis lainnya.
Wirausahawan berbeda dengan manajer. Seorang manajer bisa menjalankan usah milik orang lain dan mengolah sumber daya orang lain. Namun seorang wirausaha mempertaruhkan sumber dayanya sendiri dan mengambil risiko langsung demi keberhasilan atau bahkan kegagalan dari perjuangan yang dijalaninya. Manajer juga mengurusi koordinasi proses produksi yang sudah berjalan. Sementar berdasarkan Paul H. wilken, kewirausahaan ialah “Fenomena yang terputus-putus, muncul untuk mengawali perubahan dalam proses produksi dan kemudian hilang hingga muncul lagi untuk mengawali perubahan yang lain.
Salah satu perbedaan mencolok antara para wirausahawan dengan para pekerja ialah wirausahawan selalu berpikir untuk membuat bisnis (business cretion) sementara para pekerja berpikir mencari pekerjaan. Para wirausahawan ini sangat bersemangat jikalau diajak berbicara wacana penciptaan bisnis dan gagasan bisnis baru.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimanakah sejarah, inti dan hakikat dari kewirausahawan ?
1.2.2 Sebutkan apa saja yang menjadi sikap, modal, karakteristi, dan modal dari seorang wirausaha !
1.2.3 Faktor-faktor menyerupai apakah yang memicu seseorang untuk mulai untuk berwirausaha ?
1.2.4 Apa saja yang sanggup membuat suatu perjuangan menjadi gagal ataupun berhasil ?
1.2.5 Keuntungan dan kerugian menyerupai apa yang didapat dari seseorang yang berwirausaha ?
1.2.6 Kenapa berfikir kreatif sangat diharapkan bagi seorang berwirausaha ?
1.2.7 Manajemen dan taktik menyerupai apakah yang digunakan oleh wirausahawan ?
1.2.8 Imbalan menyerupai apakah yang diterima oleh seorang wirausaha ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH KEWIRAUSAHAAN
Wirausaha secara historis sudah dikenal semenjak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal semenjak kurun 16, sedangkan di Indonesia gres dikenal pada tamat kurun 20. Beberapa istilah wirausaha menyerupai di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.
Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis semenjak 1950-an di beberapa negara menyerupai Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan semenjak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau administrasi perjuangan kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat menawarkan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari gres terbatas pada beberapa sekolah atau sekolah tinggi tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan menyerupai adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
2.2 INTI DAN HAKIKAT KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha ialah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa wangsit inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil tamat dari proses tersebut ialah penciptaan perjuangan gres yang dibuat pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan mempunyai arti yang berbeda-beda antar para andal atau sumber teladan alasannya ialah berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).
Seorang wirausahawan membeli barang dikala ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan tiba dengan harga tidak menentu. Kaprikornus definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para andal lainnya, berdasarkan Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan meliputi indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan berdasarkan Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan meliputi kegiatan yang dibutuhkan untuk membuat atau melaksanakan perusahaan pada dikala semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan berdasarkan Peter Drucker, kewirausahaan ialah kemampuan untuk membuat sesuatu yang gres dan berbeda. Orang yang melaksanakan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari insan pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan sikap sebagai insan unggul.
2.3 SIKAP KEWIRAUSAHAAN
- Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
- Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, mempunyai ketekunan dan ketabahan, mempunyai tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan mempunyai inisiatif.
- Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
- Bertingkah laris sebagai pemimpin, sanggup bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
- Memiliki penemuan dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan mempunyai jaringan bisnis yang luas.
- Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
- Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
2.4 MODAL KEWIRAUSAHAAN
- Ø Modal Intelektual sanggup diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, komitmen, dan tanggung jawab sebagai modal tambahan.
- Ø Modal Sosial dan Moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan, sehingga sanggup terbentuk citra.
- Ø Modal Mental aadalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama, diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi resiko dan tantangan.
- Ø Modal Material ialah modal dalam bentuk uang atau barang. Modal ini terbentuk apabila seseorang mempunyai jenis-jenis modal diatas.
2.5 KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
Para andal mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang berbeda-beda. Geoffrey G. Meredith (1996: 5-6), misalnya, mengemukakan ciri-ciri dan tabiat kewirausahaan sebagai berikut:
1.KARAKTERISTIK
2. WATAK
· Percaya diri dan Optimis
Memiliki kepercayaan diri yang kuat, tidak tergantung pada orang lain, dan individualisme.
· Berorientasi pada kiprah dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.
· Berani mengambil resiko dan menyukai tantangan
Mampu mengambil resiko yang wajar
· Kepemimpinan
Berjiwa kepemimpinan, gampang menyesuaikan diri dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.
· Keorisinalan
Inovatif , kreatif, dan fleksibal.
· Berorientasi masa depan
Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan
CIRI-CIRI UMUM KEWIRAUSAHAAN
- Memiliki motif berprestasi tinggi
- Memiliki perspektif ke depan
- Memiliki kreatifitas tinggi
- Memiliki sifat penemuan tinggi
- Memiliki akad terhadap pekerjaan
- Memiliki tanggung jawab
- Memiliki kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap orang lain
- Memiliki keberanian menghadapi resiko
- Selalu mencari peluang
- Memiliki jiwa kepemimpinan
- Memiliki kemampuan manajerial
- Memiliki kemampuan personal.
2.6 FAKTOR-FAKTOR PEMICU KEWIRAUSAHAAN
David C. McClelland (1961: 207) mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan status kewirausahaan atau keberhasilan. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal meliputi hak kepemilikan (property right-PR), kemampuan/kompetensi (ability/competency-C), dan insentif (incentive-I), sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (environment-E). Menurut Ibnoe Soedjono, alasannya ialah kemampuan afektif meliputi sikap, nilai, aspirasi,
perasaan dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada, amka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif merupakan penggalan dari pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi, kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari sikap kewirausahaan dalam mengombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan berani menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.
2.7 FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN BERWIRAUSAHA
* Penyebab Keberhasilan Berwirausaha:
- § Kemampuan dan kemauan
- § Tekad yang berpengaruh dan kerja keras
- § Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan
* Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang mengakibatkan wirausaha gagal dalam menjalankan perjuangan barunya:
- · Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak mempunyai kemampuan dan pengetahuan mengelola perjuangan merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
- · Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
- · Kurang sanggup mengendalikan keuangan. Agar perusahaan sanggup berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan ialah memelihara pemikiran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara pemikiran kas mengakibatkan operasional perusahan dan menjadikan perusahaan tidak lancar.
- · Gagal dalam perencanaan.
- Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
- · Lokasi yang kurang memadai.
- Lokasi perjuangan yang strategis merupakan faktor yang memilih keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis sanggup menjadikan perusahaan sukar beroperasi alasannya ialah kurang efisien.
- · Kurangnya pengawasan peralatan.
- Pengawasan erat bekerjasama dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan menjadikan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
- · Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
- Sikap yang setengah-setengah terhadap perjuangan akan menjadikan perjuangan yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
- · Ketidakmampuan dalam melaksanakan peralihan/transisi kewirausahaan.
- Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melaksanakan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan bisa membuat peralihan setiap waktu.
* Beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan berdasarkan Zimmerer (1996-7):
- § Pendapatan yang tidak menentu
- § Kerugian akhir hilangnya modal investasi
- § Perlu kerja keras dan waktu yang lama
- § Kualitas hidup yang tetap rendah meskipaun usahanya telah berhasil
2.8 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BERWIRAUSAHA
Keuntungan Berwirausaha
o Otonomi yaitu pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan
o Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tangtangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk membuatkan konsep perjuangan yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.
o Kontrol finansial. Wirausaha mempunyai kebebasan untuk mengelola keuangan dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri.
Kerugian Berwirausaha
o Pengorbanan persoanal. Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang usang dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia
o Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
o Kecilnya margin keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal. Karena wirausaha memakai sumber daya miliknya sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relatif kecil.
2.9 BERFIKIR KREATIF DALAM KEWIRAUSAHAAN
Menurut Zimmererr (1996) untuk membuatkan keteramplan berfikir, seseorang memakai otak sebelah kanan. Sedangkan untuk berguru membuatkan ketrampilan berpikir digunakan otak sebelah kiri, ciri-cirinya :
- Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?
- Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin
- Mencoba untuk melihat dilema dari perspektif yang berbeda
- Menyadari kemungkinan banyak balasan ketimbang satu balasan yang benar
- Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses
- Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap dilema untuk menghasilkan pemecahan inovasi
- Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangun di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannnya pada kebutuhan untuk berubah.
2.10 MANAJEMEN DAN STRATEGI KEWIRAUSAHAAN
Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usahanya betul-betul eksis. Bila bahasa gres ingin berhasil , maka wirausaha harus mempunyai empat kompetensi, diantaranya:
1) Fokus pada pasar, bukan pada teknologi
2) Buat ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan
3) Bangun tim managemen, buakn menonjolkan perorangan
4) Beri kiprah tertentu, khusus bagi wirausaha penemu
Jika managemen kewirausahaan menyangkut lingkungan internal perusahaan, maka taktik kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan internal dan acara perusahaan dengan lingkukngan eksternal, dimana perusahaan harus bersaing dengan memakai kepetusan-keputusan strategis. Dalam melaksanakan taktik usahanya, wirausaha biasanya memakai salah satu taktik dari empat strategi, sebagai berikut:
1). Berada pertama di pasar dengan prodek dan jasa baru
2). Posisikan produk dan jasa gres tersebut pada relung pasar yang tidak terlayani
3). Fokuskan barang dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan
4). Mengubah karakteristik produk, pasar atau industri
2.11 IMBALAN DALAM WIRAUSAHA
Tiap orang tertarik kepada kewirausahaan alasannya ialah banyak sekali imablan yang sanggup dikellompokkan dalam tiga kategori dasar : Laba, kebebasan, dan kepuasan dalam menjalani hidup.
A. Imbalan Berupa Laba
Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang diinvestasikan tetapi juga menawarkan imbalan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan demikian imbalan berupa keuntungan merupakan motofasi yang berpengaruh bagi wirausaha tertentu.
Laba ialah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan. Beberapa wirausaha mungkin mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri atau membagikan keuntungan tersebut, tetapi kebanyakan wirausaha puas dengan keuntungan yang pantas.
B. Imbalan Berupa Kebebasan
Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan imbalan lain bagi seorang wirausaha. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 memperlihatkan bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaan nya di perusahaan lain alasannya ialah mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri. Beberapa wirasuaha memakai kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan sikap kerja pribadnya secara fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan, menyerupai mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungut keuntungan sendiri dan mengatur acara sendiri.
C. Imbalan Berupa Kepuasan Dalam Menjalani Hidup
Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan menawarkan kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini merefleksikan pemenuhan kerja langsung pemilik pada barang dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelolah oleh wirausaha tumbuh menjadai besar akan tetapi ada juga yang relative tetap berskala kecil.
GOLONGAN WIRAUSAHA DAN PENGUSAHA
- * Golongan Pengusaha Besar
Pengusaha Besar ialah seseorang yang Memiliki modal yang besar untuk berbisnis hingga ke mancanegara dan biasa nya mempunyai banyak karyawan.
Contoh Pengusaha Besar : Pengusaha Penjualan Konstruksi Bangunan “Krakatau Steel Cilegon”
- * Golongan Pengusaha Menengah
Menengah ialah Seseorang yang mempunyai modal yang lumayan, biasa nya sasaran untuk pengusaha Menengah ialah pasaran lokal yang berada di negara sendiri, pengusaha menengah pun mempunyai beberapa orang karyawan tetapi tidak hingga sebanyak pengusaha Besar.
Contoh Pengusaha Menengah ialah : Pengusaha Restaurant yang Berada di Pantai Indah Kapuk.
- * Golongan Pengusaha Kecil
Pengusaha Kecil ialah Pengusaha yang biasanya sasaran berada di dalam lingkup sekitar lingkungan nya saja, dan biasanya modal yang di butuhkan tidak besar ataupun harus mempunyai seorang karyawan yang terdapat pada golongan besar dan menengah,
Contoh Pengusaha Kecil: Penjual Gorengan yang berada di sekitar kita, ataupun Penjual Nasi Uduk.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan kepribadian seseorang. The officer of Advocacy of Small Business Administration. bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya mempunyai sifat-sifat kepribadian.
Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha bergotong-royong ialah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat.
Para andal mengemukakan bahwa seseorang mempunyai minat berwirausaha alasannya ialah adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.
3.2 Saran
Disarankan bagi mahasiswa yang nantinya akan memulai berwirausaha untuk meneladani dan sanggup mencontoh sikap, karakteristik, dan sebagainya dari apa yang tertulis di Bab Pembahasan di atas. Seorang wirausaha memang perlu untuk menghadapi sebuah risiko, alasannya ialah dari proses risiko itu sendiri nantinya akan membawa sesuatu yang besar. Dan juga semangat, kerja keras, ulet, serta tidak frustasi sikap yang sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha semoga terus berkarya dengan perjuangan yang di jalankannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Suryana, M.Si.2006.Kewirausahaan.Jakarta:Salemba Empat.
Adji Wahyu, Suwerli, & Suratno. Editor : Setiawan Yusuf. S, Utami Diyah .P. 2007. Kewirausahaan, Jakarta:Penerbit Erlangga.
EmoticonEmoticon