Rabu, 02 Mei 2018

Sakit Kolera

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Cholera umumnya merupakan penyakit yang menyebar karna sanitasi yang buruk yang mengakibatkan kontaminasi sumber air. Cara ini terperinci merupakan mekanisme utama penyebaran penyakit cholera dalam lingkungan masyarakat miskin di Amerika selatan.
Fasilitas ssanitasi yang baik dieropa dan amerika serikat menjadikan hamper tidak pernah terjadi wabah choera. Kasus-kasus sporadic muncul karna kerang yang diambil dari perairan pantai yang tercemar oleh kotoran, dimakan mentah. Cholera sanggup juga ditularkan oleh kerang yang dipanen dari air yang tidak tercemar lantaran V. cholera O1 merupakan pecahan dari Mikrobiota penghuni alami perairan pantai.
Vibrio Cholera memproduksi racun Cholera, model untuk Enteretoksin, yang tindakan pada epitel mukosa bertanggung jawab atas diare karakteristik penyakit kolera. Dalam masnifestasi exterm, kolera yaitu salah satu penyakit fatal cepat paling dikenal seseorang yang sehat sanggup menjadi hipotensi satu jam setelah timbulnya tanda-tanda dan mungkin meninggal dalam waktu 2-3 jam kalau pengobatan tidak disediakan lebih umum, penyakit ini berlangsung dari dingklik cair pertama yang mengejutkan di 4-12 jam, dengan janjkematian berikut dalam 18 jam untuk beberapa hari.
B.       Rumusan Masalah
*      Menjelaskan pengertian penyakit kolera
*      Menjelaskan tanda-tanda penyakit kolera
*      Menelaskan bagaimana cara penularan penyakit kolera
*      Menjelaskan masa penularan
*      Kekebalan dan kerentanan penyakit kolera bagi tubuh
*      Menjelaskan penyebab penyakit kolera
*      Penanganan dan pengobatan penyakit kolera
*      Pencegahan penyakit kolera dan diagnosis penyakit kolera
C.       Tujuan
*              Untuk memenuhi kiprah mikrobiologi
*              Untuk sanggup mengetahui Penyebaran dan gejala-gejala yang terjangkit penyakit kolera


PEMBAHASAN

A.      Pengertian Kolera
Penyakit kolera yaitu penyakit yang menginfeksi terusan usus bersifat akut yang disebabkan oleh kuman Vibrio cholerae, kuman ini masuk kedalam badan seseorang melalui kuliner atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada terusan usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat, balasannya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan badan dan masuk pada kondisi dehidrasi. Apabila kekurangan cairan tubuh tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik dan asidosis metabolik dalam waktu yang relatif singkat dan sanggup mengakibatkan janjkematian bila penanganan tidak adekuat. Pemberian air minum biasa tidak akan banyak membantu, Penderita (pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).
Ada dua jenis umum Vibrio cholerae:
1. Vibrio cholera serogrup O1 non-bakteri
2. Vibrio cholera serogrup O1.
Dalam kebanyakan kasus, Vibrio cholerae serogrup O1 yaitu jenis Vibrio cholerae yang mengakibatkan kolera. Vibrio cholera serogrup O139, sebuah Vibrio cholerae serogrup O1 non-bakteri, yaitu penyebab lain dari kolera. Ada sekitar 70 spesies lain dari Vibrio cholera serogrup O1 non-bakteri, namun spesies lainnya jarang mengakibatkan diare.
B.       Gejala Penyakit Kolera
Pada orang yang feacesnya ditemukan kuman kolera mungkin selama 1-2 ahad belum mencicipi keluhan berarti. Tetapi ketika terjadinya serangan bisul maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang mengakibatkan samarnya jenis diare yang dialami.
Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan tanda-tanda yang ditampakkan, antara lain ialah :
1.         Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.
2.         Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau menjelma cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi mirip manis yang menusuk.
3.         Feaces (cairan) yang mirip air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
4.         Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
5.         Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah mencicipi mual sebelumnya.
6.         Kejang otot perut sanggup juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
7.         Banyaknya cairan yang keluar akan mengakibatkan terjadinya kekurangan cairan tubuh dengan tanda-tandanya seperti: detak jantung cepat, verbal kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapat penangan pengganti cairan badan yang hilang sanggup menjadikan kematian.
C.      Penularan Penyakit Kolera
*              Seseorang sanggup mendapat kolera dengan minum air atau makan kuliner tercemar dengan Vibrio cholerae. Sumber kontaminasi cholerae Vibrio, selama epidemi, biasanya tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini sanggup menyebar dengan cepat di kawasan dengan pengobatan yang tidak memadai limbah dan air minum.
*              Vibrio cholerae juga sanggup hidup dalam lingkungan payau (air asin) sungai dan perairan pesisir. Ketika dimakan mentah, kerang telah menjadi sumber kuman Vibrio cholerae, dan beberapa orang di Amerika Serikat terjangkit kolera setelah makan kerang mentah atau kurang matang dari Teluk Meksiko.
*              Karena Vibrio cholerae mustahil menyebar pribadi dari satu orang ke orang lain, kontak biasa dengan penderita tidak risiko untuk menjadi sakit.
*              Setelah Vibrio cholerae yang tertelan, kuman perjalanan ke usus kecil di mana mereka mulai berkembang biak. Penyebab utama diare berair, tanda-tanda kolera karakteristik, yaitu ketika Vibrio cholerae mulai memproduksi racun mereka.
*              Dalam rangka berbagi tanda-tanda kolera, seseorang perlu menelan banyak Vibrio cholerae. Jumlah yang dibutuhkan menurun pada mereka yang menggunakan antasida (atau siapa yang gres saja dimakan makan), ketika asam di lambung dinetralkan.
*              Penyakit sanggup menyebar lebih lanjut kalau orang yang terinfeksi mulai menggunakan sumber air kotor untuk membersihkan diri mereka sendiri dan untuk buang dari limbah.
Adapun cara penularannya yaitu:
Masuk melalui kuliner atau air minum yang tercemar secara pribadi atau tidak pribadi oleh tinja atau muntahan dari orang yang terinfeksi. El Tor dan O139 sanggup bertahan di air dalam jangka waktu yang lama. Pada ketika wabah El Tor sekala besar terjadi di Amerika Latin pada tahun 1991, penularan yang cepat dari kolera terjadi melalui air yang tercemar lantaran sistem PAM perkotaan yang tidak baik, air permukaan yang tercemar, sistem penyimpanan air di rumah tangga yang kurang baik.
Makanan dan minuman pada ketika itu di olah dengan air yang tercemar dan di jual oleh pedagang kaki lima, bahkan es dan air minum yang di kemaspun juga tercemar oleh vibrio cholerae. Biji-bijian yang dimasak dengan saus pada ketika wabah itu terbukti berperan sebagai media penularan kolera. vibrioibrio cholerae yang di bawa oleh penjamah kuliner sanggup mencemari salah satu dari jenis kuliner yang di sebutkan di atas yang apabila tidak di simpan dalam lemari es dalam suhu yang tepat, sanggup meningkatkan jumlah kuman berlipat ganda dalam waktu 8-12 jam. Sayuran dan buah-buahan yang dicuci dan di basahi dengan air limbah yang tidak di olah, juga menjadi media penularan.
Terjadinya wabah maupun munculnya kasus sporadis sering di sebabkan oleh lantaran mengkonsumsi seafood mentah atau setengah matang. Air yang tercemar sering berperan sebagai media penularan mirip yang terjadi pada KLB di Guam, Kiribati, Portugal, Itali dan Ekuador. Pada bencana lain, mirip di AS, kasus sporadis kolera justru timbul lantaran mengkonsumsi seafood mentah atau setengah matang yang di tangkap dari perairan yang tidak tercemar.
Sebagai teladan Kasus kolera yang muncul di Louisiana dan Texas menyerang orang-orang yang mengkonsumsi kerang yang di ambil dari pantai dan muara sungai yang di ketahui sebagai reservoir alami dari vibrio cholera O1 serotipe Inaba, muara sungai yang tidak tercemar oleh air limbah. Kolera klinis di kawasan endemis biasanya di temukan pada kelompok masyarakat ekonom ilemah.
D.      Masa Penularan
Di perkirakan selama hasil investigasi tinja masih positif, orang tersebut masih menular, berlangsung hingga beberapa hari setelah sembuh. Terkadang status sebagai carrier berlangsung hingga beberapa bulan. Berbagai jenis antibiotika di ketahui efektif terhadap strain infektif (misalnya: tetrasiklin untuk strain O139 dan kebanyakan strain O1). Pemberian antibiotika memperpendek masa penularan walaupun sangat jarang sekali, di temukan bisul kandung empedu kronis berlangsung hingga bertahun-tahun pada orang pandai balig cukup akal yang secara terus menerus mengeluarkan vibrio cholerae melalui tinja.
E.       Kekebalan dan Kerentanan
Resistensi dan kerentanan seseorang sangat bervariasi achlorhydria, lambung mening-katkan risiko terkena penyakit, sedangkan bayi yang di susui terlindungi dari infeksi. Kolera gravis biotipe El Tor danvibrio cholera O139 secara bermakna lebih sering menimpa orang-orang dengan golongan darah O. Infeksi oleh vibrio cholerae O1 atau O139 meningkatkan titer antibodi penggumpalan maupun antibodi terhadap toksin dan meningkatkan daya tahan terhadap infeksi. Serum antibodi terhadap vibrio cholera sanggup di deteksi setelah terjadi bisul oleh O1 (namun uji spesifik, sensitif dan mekanisme investigasi yang sanggup diandalkan mirip untuk O1 ketika ini tidak ada untuk bisul O139).
Adanya serum antibodi terhadap vibrio cholerae ini sebagai bukti adanya perlindunganterhadap kolera O1. Studi lapangan memperlihatkan bahwa bisul klinis awal oleh vibrio cholera O1 dari biotipe klasik menawarkan proteksi terhadap bisul biotipe klasik maupun El Tor; sebaliknya bisul klinis awal oleh biotipe El Tor menawarkan proteksi jangka panjang namun sangat rendah dan terbatas terhadap bisul El Tor saja. Di kawasan endemis, kebanyakan orang memperoleh antibodi pada awal masa beranjak dewasa. Infeksi oleh strain O1 tidak memberi proteksi terhadap bisul O139 dan sebaliknya. Studi eksperimental yang di lakukan pada sukarelawan, memperlihatkan bahwa bisul klinis awal oleh vibrio cholera O139 menawarkan proteksi yang cukup bermakna terhadap diare lantaran infeksivibrio cholera O139
F.       Penyebab Penyakit Kolera
*              Paparan kebersihan yang buruk
*               Makan kuliner mentah atau kerang
*              Kekurangan asam klorida sanggup meningkatkan kerentanan
G.      Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kolera
Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mandapatkan penaganan segera,
yaitu dengan menawarkan pengganti cairan badan yang hilang sebagai langkah awal. Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip yaitu yang paling sempurna bagi penderita yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya yaitu pengobatan terhadap bisul yang terjadi, yaitu dengan proteksi antibiotik/antimikrobial mirip Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan Vibramicyn.
Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam sanggup menghentikan diare yang terjadi. Pada kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terjangkit wabah penyakit kolera proteksi makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang dari hidung ke lambung (sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat tidak sanggup diatasi (meninggal dunia), sedangkan sejumlah 1% penderita kolera yang mendapat penanganan kurang adekuat meninggal dunia. (massachusetts medical society, 2007: Getting Serious about Cholera).
H.      Pencegahan
*              Penjernihan cadangan air dan pembuangan faeces yang memenuhi standar
*              Meminum air yang sudah terlebih dahulu dimasak
*               Menghindari sayuran mentah atau ikan dan kerang yang dimasak tidak hingga matang
*              Sayuran dan buah-buahan harus dicuci dengan larutan kalium permanganate
*              Pemberian antibiotic tetrasiklin sanggup membantu mencegah penyakit pada orang-orang yang sama-sama menggunakan perabotan rumah dengan orang yang terinfeksi kolera.



I.         Diagnosis Penyakit Kolera
Diagnosis kolera mencakup diagnosis klinis dan bakteriologis, dalam menegakkan diagnosis pada penyakit kolera yang berat, terutama pada suatu kawasan endemik, tidaklah sukar. Kesukaran menegakkan diagnosis biasanya terjadi pada kasus-kasus yang ringan dan sedang, terutama di luar endemi atau epidemi. Dasar pengobatan kolera ialah simtomatik dan kausal berupa penggantian cairan dan elektrolit dengan segera.
Dengan mengetahui keadaan klinis yang cepat dan sempurna maka pengobatan sanggup dilakukan segera, sambil menyiapkan diagnosis secara bakteriologis sehingga dibutuhkan sanggup menurunkan angka kesakitan dan janjkematian yang diakibatkan oleh wabah kolera.
a)        Diagnosis
Masa inkubasi : 3 – 6 hari
*      Keluhan pokok
1)        Tiba-tiba diare :
2)        Tinja yang encer/lembek
3)        Diikuti oleh cairan yang mirip air cucian beras, berbau amis
4)        Mual – muntah menyusul diare.
*      Tanda penting
1)      Dehidrasi (turgor kulit jelek, mata dan pipi cekung)
2)      Jari-jari keriput
3)      Asidosis
4)      Syok : nadi cepat dan kurang berisi, tensi turun, keringat dingin
5)      Hipokalemi
*      Pemeriksaan khusus
1)       Pemeriksaan laboratorium
b)        Komplikasi
Gagal ginjal akut

PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.             Penyakit kolera (cholera) yaitu penyakit bisul terusan usus bersifat akut yang disebabkan oleh kuman Vibrio cholerae, kuman ini masuk kedalam badan seseorang melalui kuliner atau minuman yang terkontaminasi.
2.             Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung kuman ini mengkon-taminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.
3.              Cara pencegahan dan tetapkan tali penularan penyakit kolera yaitu dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, basuh tangan dengan higienis sebelum makan menggunakan sabun/anti-septik, basuh sayuran dangan air higienis terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.
B.       Saran
Adapun saran kepada seluruh masyarakat yaitu hendaknya selalu melaksanakan hidup bersih, melaksanakan sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, basuh tangan dengan higienis sebelum makan menggunakan sabun/antiseptik,cuci sayuran dangan air higienis terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.

DAFTAR PUSTAKA


Abdurahmat, Asep S. 2010. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Gorontalo: UNG
Anderson, Clifford R. 2007. Petunjuk Modern kepada Kesehatan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Azis, Sriana. 2002. Kembali Sehat dengan Obat. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Hincliff, Sue. 2000. Kamus Keperawatan Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. akarta: Media Aesculapius.
Price & Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Jakarta: EGC.
Speer, Kathleen M. 2005. Rencana Asuhan keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
James & Tim Horn. 2005.hepatitits virus dan HIV. Jakarta: Sprita


Sumber http://makalahtugasmu.blogspot.com


EmoticonEmoticon