50th IChO 2018 Day 0: 18 Juli 2018
Hari ke-0, kami tiba di Amsterdam Airport Schiphol dengan selamat! Kami yang merupakan generasi millenial kids jaman now, tidak sanggup lepas dari yang namanya internet, segera mencari wifi airport gratisan. Selain itu, kebiasaan kids jaman now yaitu foto-foto, meskipun wajah berserakan sebab belum mandi sekalipun!
Amsterdam Airport Schiphol
Setelah menghabiskan waktu dengan internet, kami pun lanjut makan pagi di McD Bandara Schiphol. Menu McD disana… tidak ada nasi, tidak ada ayam. Adanya burger dengan aneka jenis daging: sapi, ayam, ikan, atau babi! Mantab lah mon masa enggak pulak.
Breakfast
Kami kemudian menuju ke gate pesawat tujuan Vienna, Austria. Vienna tidak jauh dari Bratislava, mungkin ekuivalen Semarang – Salatiga (sekitar 50 km). Pesawat kami masih pada maskapai yang sama, yaitu KLM Royal Dutch Airlines, namun dengan pesawat kecil Boeing 737-800. Keadaan cuaca dikala itu sangat berawan dan agak gerimis, sehingga turunnya pesawat pun tidak terlalu mulus.
Vienna Airport, Austria
Tiba di Vienna Airport, kami dijemput oleh salah satu petugas Kedutaan Indonesia di Austria. Beliau bukan orang Indonesia dan hanya sanggup sedikit Bahasa Indonesia. Beliau mengantarkan kami bertemu petugas dari Kedutaan Indonesia di Slovakia, yang akan mengantar kami ke Bratislava. Aku, Abid, dan Rizki naik kendaraan beroda empat Pak Lubis, sedangkan Syaiful dan Mentor kami diantar oleh petugas lainnya.
Kami menempuh perjalanan sekitar 30 menit hingga ke Mall Eurovea. Di perjalanan yang agak ngebut itu kami melihat-lihat pemandangan unik ala Eropa. Kami melihat sawah gandum dan kincir angin yang jumlahnya sangat banyak. Jalannya pun cantik dan sangat bersih, pemandangan yang sangat jarang kita saksikan di Indonesia.
Setibanya kami di Eurovea, sebuah mall yang berbatasan eksklusif dengan sungai Danube, kami diajak makan siang di Restoran Sajado. Restoran ini menyediakan sajian dengan nuansa Asia dan Eropa. Enaknya adalah, Restoran ini buffet, sehingga kami sanggup makan banyak 😀 Kami makan bersama Staff KBRI di Slovakia. Di sana kami membicarakan banyak hal dengan staff KBRI dan diajak untuk tiba ke KBRI pada hari berikutnya.
Sajado Eurovea
Setelah puas makan-makan, kami berfoto-foto di Sungai Danube. Sungai di Eropa bersih, sekali lagi pemandangan yang jarang dilihat di Indonesia. Airnya hijau sebab banyak tumbuh-tumbuhan di dalamnya. Kami juga mengambil foto dengan patung Milan Rastislav Štefánik, seorang tokoh yang berperan aktif dalam pembebasan Cekoslovakia dari Kerajaan Hungaria. Cuaca dikala itu, gerimis.
Danube River
Setelah itu, kami diantarkan ke Hotel Lindner, daerah kami akan menginap di hari pertama. Hotel ini yaitu hotel bintang empat yang letaknya sangat akrab dengan Centrum Bratislava. Kami beristirahat sejenak, mandi, menjalankan ibadah salat, daaann… internetan.
Hotel Lindner
Rasanya sih masih jelas benderang menyerupai jam 3 sore, tapi ternyata sudah jam 7 malam… Kami pun turun untuk makan di mall di bawah hotel. Kami masing-masing membeli kebab di restoran Turki. Beberapa dari kami menerima kebab yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Tidak ada yang menyangka bila nasi di Indonesia dan di Eropa sangat jauh berbeda. Sambalnya pun bubuk, menyerupai mirip B*nc*be. Untung saya pesan sajian yang normal: kebab dengan tortilla (placke). How about the beverages? Air botolan di Eropa kebanyakan sparkling. Sparkling by nature, bukan dikarbonasi, sebab banyak sumber air yang tinggi kandungan kapurnya.
Mhamhanx Imba :v
Di foodcourt itu kami untuk pertama kalinya bertemu dengan tim dari negara lain: Korea Selatan. Mereka yaitu Raymond Eugene Bahng, Kim Jinyeong, Kim Chae Rin, dan Won Junhwan. Ternyata, mereka juga tiba sehari lebih awal menyerupai kami.
Setelah berjumpa dengan mereka, kami kembali ke kamar kami masing-masing untuk beristirahat.
EmoticonEmoticon