Sabtu, 02 Juni 2018

Harga Perolehan Aktiva Tetap Atau Aset Tetap Lengkap

 Materi aktiva lengkap pada artikel kali ini yaitu pembahasan wacana perolehan aktiva te Harga Perolehan Aktiva Tetap atau Aset Tetap Lengkap

Harga perolehan aktiva tetap | Akuntansilengkap.com – Materi aktiva lengkap pada artikel kali ini yaitu pembahasan wacana perolehan aktiva tetap dilengkapi dengan pola soal aktiva tetap.

Terdapat berebapa cara dalam memperoleh aktiva tetap, beberaoa faktor yang mempengaruhi harga perolehan aktiva tetap diantaranya:

  1. Perolehan aktiva tetap Pembelian tunai,
  2. Perolehan aktiva tetap Pembelian kredit,
  3. Perolehan aktiva tetap dengan wesel bunga,
  4. Perolehan aktiva tetap Pembelian campuran (satu paket)
  5. Perolehan aktiva tetap dengan penerbiatan saham
  6. Perolehan aktiva tetap Membangun sendiri
  7. Perolehan aktiva tetap adanya sumbangan/hadiah dari pihak lain
  8. Perolehan aktiva tetap dengan Pertukaran

Penentuan Perolehan Aktiva Tetap


Pengertian Harga perolehan yaitu semua pengeluaran yang dikorbankan untuk mendapatkan aktiva tetap dan pengeluaran lain biar aktiva siap untuk digunakan. (Haryono Jusup, 2005; 155)

Harga perolehan yaitu harga beli ditambah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menyiapkan sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan.  (Wit & Erhans, 2000; 82).

Prinsip akuntansinya yaitu aktiva tetap harus dicatat sesuai dengan harga perolehannya.

Contoh Kasus
Sebuah komputer merek acer dibeli dengan harga Rp. 7.500.000 dan menerima potongan tunai sebesar 10%. Biaya pemanis untuk install komputer dan pemasangan sehingga komputer siap dipakai sebesar Rp. 250.000. maka harga perolehan komputer tersebut sanggup dihitung sebagai berikut:

Harga beli 7.500.000
Potongan tunai 10 % (750.000 )
6.750.000
Biaya install dan pasang 250.000
Harga Perolehan 7.000.000

Jurnal transaksi tersebut adalah:

Komputer 7.000.000
     Kas 7.000.000

Baca Juga: 

  1. Metode Penyusutan (Depresiasi) Aktiva Tetap Beserta Contoh Soal
  2. Pengertian Aset Tetap Atau Aktiva Tetap Beserta Contohnya
  3. Penghentian Aktiva Tetap Beserta Contoh Soal Dan Jurnalnya

1. Perolehan Aktiva Tetap Pembelian Tunai

Dalam pembelian secara tunai, harga perolehan yaitu harga beli higienis sesudah dikurangi potongan tunai ditambah pengeluaran-pengelauaran.

Contoh Kasus
Dibeli mesin pabrik seharga Rp. 55.000.000, biaya pemanis yang terkait meliputi, PPN sebesar Rp. 5.500.000, Premi asuransi sebesar Rp. 550.000 dan biaya pemasangan mesin sebesar Rp. 1.450.000. maka harga perolehannya sanggup dihitung :

Harga beli 55.000.000
PPN 5.500.000
Premi asuransi 550.000
Biaya pemasangan 1.450.000
Harga perolehan 62.500.000

Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah

Mesin pabrik 62.500.000
Kas 62.500.000

2. Perolehan Aktiva Tetap Pembelian Kredit

Pembelian secara kredit jangka panjang umumnya melibatkan bunga kredit, bunga sanggup ditetapkan secara eksplisit dan implisit.

Bunga eksplisit yaitu bunga yang ditetapkan secara terang atau terus terang dalam pembelian kredit.

Bunga implisit yaitu bunga yang belum ditetapkan atau tidak ditetapkan secara terus terang sehingga harus mencari dulu berapa besar bunganya.

Baik memakai bunga secara eksplisit maupun implisit, bunga dilarang dimasukkan ke dalam menghitung harga perolehan, mengapa ? sebab bunga bukan merupakan pengorbanan untuk medapatkan aktiva tetap, tetapi pengorbanan untuk memakai dana pihak lain.

3. Perolehan Aset Tetap Menggunakan Wesel Bunga

Pembelian aktiva tetap dengan jumlah rupiah yang besar biasanya akan dibayar perusahaan dengan memakai wesel berbunga. Pembeli biasanya diwajibkan membayar uang muka dan sisanya dibayar dengan wesel berbunga, dan pembayaran bunga dibayar pada ketika jatuh tempo wesel tersebut.

Harga perolehan aktiva sanggup dihitung dengan jumlah uang muka ditambah nilai nominal wesel. Biaya bunga merupakan biaya pendanaan (financing cost) yang dicatat dengan mendebet rekening biaya bunga.

Contoh Kasus
PT Asio membeli peralatan pabrik seharga Rp. 120.000.000 secara tunai. Uang muka yang diberikan sebesar Rp. 20.000.000 dan sisanya dibayar dengan wesel berbunga jangka waktu setahun bunga 10%. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:

Peralatan pabrik 120.000.000
       Kas 20.000.000
      Utang wesel 100.000.000
(untuk mencatat uang muka dan penarikan utang wesel)

Dan pada ketika jatuh tempo wesel, dibayarkan nilai nominal sesudah ditambah dengan bunga sebesar 10.000.000 ( 100.000.000 x 10%) dan dicatat dalam jurnalnya:

Utang wesel 100.000.000
Biaya bunga 10.000.000
Kas 110.000.000

4. Pembelian Dalam Satu Paket/Gabungan/ Lump-Sum

Pembelian dalam satu paket (gabungan) sering disebut juga sebagai lump-sum. Harga paket campuran didasarkan pada harga perolehan masing-masing aktiva tetap yang ditentukan dengan harga pasar.

Contoh Kasus
Pada tanggal 1 Januari, PT Lisa membeli tanah, gedung dan peralatan dengan harga total sebesar Rp. 100.000.000. harga pasar masing-masing untuk tanah sebesar Rp. 45.000.000, untuk gedung seharga Rp. 75.000.000 dan untuk peralatan seharga Rp. 30.000.000.:

Golongan Harga Pasar % dari HP & Perhitungan Alokasi
Tanah 45.000.000 30 % x 100.000.000 30.000.000
Gedung 75.000.000 50 % x 100.000.000 50.000.000
Peralatan 30.000.000 20 % x 100.000.000 20.000.000
  150.000.000 100 % 100.000.000

Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap secara campuran sebagai berikut:

Tanah gedung dan perlatan 100.000.000
     Kas 100.000.000

Jurnal untuk mencatat alokasi harga perolehan dari masing-masing aktiva adalah

Tanah 30.000.000
Gedung 50.000.000
Peralatan 20.000.000
     Kas 100.000.000

5. Perolehan Aktiva Tetap Membangun Sendiri

Perusahaan terkadang membangun sendiri aktiva tetap/asset tetapnya, maka terdapat dua situasi dalam penentuan harga pokok asset diantaranya?

  1. Asset tetap yang dibangun sendiri dengan dana yang berasal dari dalam perusahaan.

Asset yang dibangun sendiri yaitu bangunan yang timbul sebab tidak harga pembelian ataupun harga kontrak pembangunan. Maka perusahaan harus mengalikasikan seluruh biaya yang dikeluarkan mencakup biaya (bahan, tenaga kerja dan oberhead) yang berkaitan dengan pembangunan tersebut. Biaya overhead biasanya menyerupai listrik, asuransi, peraltan pabrik dan pengawas pabrik. Cara yang boleh dipilih dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik diantaranya:

  1. Tidak mengalikasikan overhead pada biaya pembangunan
  2. Mengalokasikan atas dasar produksi yang hilang
  3. Mengalokasikan sebagian overhead pada biaya pembangunan
  4. Asset tetap yang dibangun dengan dana dari pinjaman.

Untuk situasi ini, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu perlakuan biaya tunjangan selama pembangunan. Perhitungan biaya tunjangan ketika pembangunan dalam mengakuisisi asset tetap boleh memakai beberapa cara alternative seperti:

  1. Tidak mengkapitalisasi biaya tunjangan selama pembangunan.
  2. Membebankan pembangunan dengan semua biaya dana yang dipakai , baik yang sanggup diidentifikasi maupun yang tidak.
  3. Mengkapitalisasi hanya biaya tunjangan sesungguhnya terjadi hanya selama pembangunan.

6. Perolehan Aktiva Tetap Dengan Menerbitkan Saham

Asset yang diperoleh dengan menerbitkan saham sanggup dinai atas dasar nilai tetapan saham tersebut. Nilai pasar dari saham yang diterbitkan yaitu petunjuk yang layak atas harga pokok dari harta yang diakuisisi, mengapa ? sebab saham itu merupakan ukuran yang baik dari harga ekuivalen kas masa berjalan.

Contoh Kasus
Pada tanggal 1 mei,  PT Abadi mengeluarkan saham sebanyak 5.000 lembar, nilai pari @10.000 untuk membeli tanah yang memiliki harga pasar masuk akal saham @8.000. maka perhitungan sanggup dilakukan sebagai berikut:

Nilai nominal saham (5000 x Rp. 10.000,-) = Rp. 50.000.000,-
Harga pasar wajar (5000 x Rp. 8.000,-) =( ” 40.000.000,-)
Selisih lebih nilai nominal diatas harga
Pasar masuk akal (Disagio) Rp.10.000.000,00

Jurnal untuk mencatat transaksi diatas yaitu

Tanah 40.000.000
Disago saham 10.000.000
   Saham biasa   50.000.000

 

7. Pertukaran Asset Tetap Yang Serupa

Pertukaran asset tetap harus didasarkan pada nilai masuk akal dari asset yang diserahkan atau nilai masuk akal dari asset yang diterima dengan memperhitungkan keuntungan dan kerugian yang diakui.

Ada tiga situasi yang berkaitan dengan pertukaran asset yang sejenis, seperti:

  1. Akuntansi pertukaran asset yang sejenis dengan tombokan

Pertukaran ini dicatat keuntungan dan kerugian yang diakui pada nilai masuk akal asset yang diserahkan. Nilai masuk akal dari harta yang diterima harus dipakai hanya jikalau lebih terang daripada nilai masuk akal harta yang diserahkan.

Contoh Kasus
PT Mega menukarkan beberapa truk dengan nilai buku Rp. 420.000.000. pada ketika ini truk tersebut memiliki harga pokok Rp. 640.000.000 dan akumulasi penyusutan sebesar Rp. 220.000.000. harga pasar masuk akal truk tersebut Rp. 490.000.000. untuk pertukaran ini, PT. Mega megneluarkan uang kas sebagai tombok sebesar Rp. 170.000.000. harga pasar masuk akal truk gres sebesar Rp. 660.000.000.:

Perhitungan yang  sanggup dilakukan adalah:

Perhitungan harga tanah

Nilai masuk akal truk-truk yang ditukar Rp. 490.000.000,-
Kas yang dibayarkan Rp. 170.000.000,-
Harga pasar masuk akal truk Rp. 660.000.000,-

Perhitungan keuntungan

Harga pasar masuk akal dari truk Rp. 490.000.000,-
Nilai buku dari truk (Rp. 420.000.000,-)
Keuntungan dari pelepasan truk Rp. 70.000.000,-

Jurnal untuk transaksi ini adalah:

 

Truk baru 660.000.000
Akm peny. truk 220.000.000
     Truk 640.000.000
     Keuntungan pelep. truk 70.000.000
     Kas 170.000.000

a. Akuntansi pertukaran untuk asset yang serupa (situasi kerugian)

Harus segera di akui bila pertukaran asset mengakibatkan kerugian/

Contoh Kasus
PT. Esa mendapatkan mesin gres seharga Rp. 160.000.000,- dengan cara menukar mesin usang yang dimiilki PT. Jaka Purnama. Mesin usang terhitung memiliki nilai buku Rp. 80.000.000 dengan harga pokok Rp. 120.000.000, akumulasi penyusutan sebesar Rp. 40.000.000. harga pasar masuk akal mesin usang Rp. 60.000.000 dan tombokan penukaran disetujui sebesar Rp. 90.000.000.:

Perhitungannya adalah

Harga pokok mesin baru

Harga katalog mesin baru Rp. 160.000.000
Tombokan untuk mesin lama (Rp. 90.000.000)
Kas yang harus dibayarkan  Rp. 70.000.000
Harga pasar masuk akal mesin lama Rp. 60.000.000
Harga pokok mesin baru Rp.130,000.000

Perhitungan kerugian pelepasan mesin lama

Perhitungan kerugian

Harga pasar masuk akal dari mesin Rp. 60.000.000,-
Nilai buku dari mesin lama Rp. 80.000.000
Kerugian pelepasan mesin Rp. 20.000.000

Jurnal yang dibentuk yaitu :

Mesin Baru 130.000.000
Ak. Peny. Mesin 40.000.000
Kerugian Pelep. Mesin 20.000.000
      Peralatan 120.000.000
        Kas 70.000.000

b. Akuntansi pertukaran untuk asset yang serupa (situasi keuntungan tetapi taka da kas yang diterima)

Pertukaran asset yang mengakibatkan keuntungan biasanya lebih rumit, sebab jikalau pertukaran ini belum menuntaskan proses pencarian keuntungan maka setiap keuntungan harus ditangguhkan.

Contoh Kasus
PT. Abadi menukar kendaraan beroda empat usang dengan nilai buku Rp. 135.000.000 dari harga pokok sebesar Rp. 150.000.000. akumulasi penyusutan Rp. 15.000.000 dan harga pasar masuk akal kendaraan beroda empat usang sebesar Rp. 160.000.000 dan harus membayar uang kas sebesar Rp. 10.000.000 yang ditukar dengan kendaraan beroda empat gres dengan harga pasar masuk akal Rp. 170.000.000.:

Perhitungannya sebagai berkut:

Perhitungan keuntungan

Harga pasar masuk akal kendaraan beroda empat lama Rp. 160.000.000
Nilai buku kendaraan beroda empat lama (Rp. 135.000.000)
Total keuntungan yang tidak diakui Rp. 25.000.000

Perhitungan lain sanggup dilakukan

Nilai buku kendaraan beroda empat gres PT. Abadi

Harga pasar masuk akal kendaraan beroda empat baru Rp. 170.000.000
Keuntungan yang ditangguhkan (Rp. 25.000.000)
Dasar nilai yang dihitung Rp. 145.000.000

Atau sanggup dilakukan dengan cara berikut:

Nilai buku dari kendaraan beroda empat lama Rp. 135.000.000
Kas yang dibayarkan Rp. 10.000.000
Dasar nilai yang dihitung Rp. 145.000.000

Jurnalnya adalah

Mobil Baru 45.000.000
Ak. Peny. Mobil Lama 15.000.000
      Mobil Lama 150.000.000
      Kas 10.000.000

 

c. Pertukaran asset tetap yang tidak serupa

Pertukaran asset ini dihitung dari harga pasar masuk akal asset yang dipertukarkan mana yang lebih jelas.

Contoh Kasus
PT. Cendikia melaksanakan transaksi pertukaran tanah seluas 1.000 meter persegi dengan kendaraan beroda empat seharga Rp 200.000.000. pertukaran ini mengakibatkan PT. Cendekia mendapatkan kas sebanyak Rp. 20.000.000.:

Jurnal yang dibentuk adalah

 

Mobil 200.000.000
Kas 20.000.000
    Tanah 220.000.000

 

8. Akuisisi Dan Disposisi Dari Donasi Atau Hadiah

Pertukaran asset yang berasal dari kontribusi disebut juga transfer tanpa timbal balik (karena transfer satu arah). Perlakuan ini dihitung dari nilai buku asset yang akan dicatat dalam buku.

Contoh Kasus
PT. Kartika mendapatkan sebidang tanah dari donasi, harga pasar masuk akal dari tanah seharga Rp. 150.000.000 lalu dipakai untuk pembangunan akomodasi umum.:

Jurnalnya adalah;

Tanah 150.000.000
   Modal Donasi 150.000.000
Contoh Kasus
PT. Wijaya menghibahkan tanah seharga Rp. 80.000.000, namun tanah tersebut memiliki harga pasar masuk akal Rp. 110.000.000.:

Jurnal transaksi tersebut adalah:

Harta Donasi 110.000.000
     Tanah 80.000.000
     Keuntungan 30.000.000

Demikianlah pembahasan Harga Perolehan Aktiva Tetap atau Aset Tetap Lengkap. Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Jangan lupa share artikel ini untuk menebar manfaat. Sekian dan Terimakasiih.

Kunjungi Juga Artikel Lainnya:

  1. Contoh Jurnal Khusus Perusahaan Dagang
  2. Contoh Persamaan Dasar Akuntansi Perusahaan (13 Transaksi)
  3. Contoh Jurnal Penerimaan Kas Perusahaan Dagang
  4. 13 Produk Produk Bank Syariah (Penjelasan Lengkap)
  5. Pengertian, Prinsip Dan Landasan Hukum Bank Syariah Sesuai UU 10/98

Sumber http://www.akuntansilengkap.com


EmoticonEmoticon