Rabu, 28 November 2018

Hernando De Soto

Hernando de Soto


Hernando de Soto (lahir 1941 di Arequipa) ialah seorang ekonom dari Peru yang dikenal atas pemikirannya di bidangekonomi informal. Saat ini ia menjabat sebagai eksekutif Institut Kebebasan dan Demokrasi (Institute for Liberty and Democracy, ILD), di LimaPeru

Saat ini ia menjabat sebagai eksekutif institute Kebebasan dan Demokrasi (institude for Liberty and Democracy), di Lima, Peru. yaitu sebuah lembaga-lembaga penelitian independent.Ayahnya ialah seorang diplomat Peru. Setelah perebutan kekuasaan militer 1948 di Peru, ayahnya menentukan pengasingannya di eropa, membawa istri dan dua anak muda dengan dia. De Soto dididik di Swiss, dimana ia melaksanakan pasca-sarjana bekerja di Institut Studi Pascasarjana. Internasional di Jenewa. Dia kemudian bekerja eksekutif, ekonom perusahaan dan konsultan. Dia kembali ke Peru pada usia 38, adiknya Alvaro bertugas di korps diplomatic Peru di Lima, New York dan Jenewa dan diperbantukan pada PBB pada tahun 1982, ia pension dari PBB pada tahun 2007 dengan judul Asisten Sekretaris Jenderal. Dia sangat dikenal sebagai penasehat internasional. 

Karya

Gagasan utama yang diusung dalam tulisan-tulisan de Soto ialah masyarakat di dunia berkembang umumnya tidak mempunyai sistem kepemilikan tanah formal yang terpadu, sehingga hanya mempunyai kepemilikan secara informal terhadap tanah dan barang-barang. Dalam buku Mystery of Capital, de Soto memakai karya John R. Searle yang berjudul The Construction of Social Reality. Di sini ia membahas hubungan-hubungan sosial yang diperlukan dalam membentuk modaldan menghasilkan uang. De Soto beropini bahwa dasar keberhasilan ekonomi kapitalisme Jepang dan Amerika bersumber pada sistem hak milik yang terang yang telah dibentuk semenjak zaman sebelum PD I. Menurut de Soto, teori pembangunan modern gagal memahami proses pengembangan sistem hak milik yang terpadu sehingga menciptakan kaum miskin mustahil sanggup memakai apa yang dimilikinya secara informal untuk dipakai sebagai kapital dalam membangun bisnis dan kewirausahaan. Sebagai akibatnya, kelompok petani di dunia berkembang selalu terperangkap dalam kemiskinan, di mana petani hanya bisa menanam untuk kebutuhan hidupnya sendiri.
  • The Other Path: Invisible Revolution in the Third World (1989), terjemahan dari bahasa Spanyol yang berjudul El Otro Sendero (1986).
  • The Mystery of Capital: Why Capitalism Triumphs in the West and Fails Everywhere Else (2000)
  • The Other Path: The Economic Answer to Terrorism (2002)

Sumber http://kamarulintangsakti.blogspot.com


EmoticonEmoticon