Mendirikan perusahaan ialah hal yang mudah. Hal yang sulit ialah mempertahankan supaya perusahaan berjalan dengan baik. Peryataan tersebut ada benarnya juga. Tricia L Sumarijanto harus bekerja keras dan memutar otak biar perusahaan baju ibu hamil dan menyusui milik ibunya, Ilona Itet Sumarijanto, sanggup bertahan.
Perusahaan ini sudah berdiri semenjak 1991. Tetapi semenjak tahun 1996, ibu tidak sanggup memegang perusahaan sebab banyak sekali yang harus diurus. Akhirnya selama lima tahun, perusahaan berjalan sendiri tanpa ada yang memantau. “Paling-paling saya hanya mendapatkan laporan bulanan. Itupun hanya berapa uang yang masuk dan berapa uang yang keluar. Sampai suatu dikala uang yang di kas hanya tinggal Rp 2 juta, dan ayah saya minta biar perusahaan ditutup saja,” demikian papar Tricia ihwal keterlibatannya di perusahaan baju hamil dan menyusui bermerek Ilona tersebut.
Ketika sang ayah menyarankan biar perusahaan itu tutup saja, Tricia mengaku tidak sanggup menerimanya. “Semua karyawan sangat loyal pada perusahaan ini. Buktinya, selama lima tahun mereka sanggup bekerja sendiri tanpa ada pengawasan baik dari ibu, maupun saya. Perusahaan tidak sanggup berkembang sebab memang tidak ada yang mengatur dan mengelola, bukan sebab mereka (karyawan -red).” Tegas Tricia.
Ia merasa murung ketika membayangkan ke-20 orang karyawannya harus berhenti bekerja. Sebagian besar dari mereka ialah perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga. “Bayangkan berapa ekspresi yang menjadi korban, kalau perusahaan ini ditutup. Apalagi bagi yang menjadi orangtua tunggal.” tutur dia.
Dengan pertimbangan itu, alhasil Tricia turun tangan membangun kembali perusahaan tersebut. “Padahal lebih gampang buat saya bekerja di perusahaan lain dengan honor lebih besar dan teratur.” kenangnya.
Sekali lagi, seolah wajah-wajah karyawannya selalu mengingatkannya. Maka, dibantu Cynthia, adiknya yang mempunyai latar belakang pemasaran, mereka berdua pundak membahu menata kembali perusahaan tersebut. Cynthia hanya satu tahun ikut serta, sehabis itu Tricia melanjutkannya sendiri.
Langkah Tricia Membangun Kembali Perusahaan Yang “Pingsan”
Apa saja yang dilakukan Tricia untuk membenahi perusahaan? Pertama beliau kumpulkan karyawan, dan beliau menjelaskan kondisi perusahaan dikala ini. Walau perusahaan sudah berusia 10 tahun, jangan bermimpi dikenal orang, sebab selama ini perusahaan mati suri. Menyamakan visi dan misi menjadi hal terpenting.
Dia juga berterus terang kepada karyawan wacana kondisi keuangan perusahaan yang tinggal Rp 2 juta. Makara karyawan belum sanggup berharap naik gaji, apalagi bonus. Semua orang harus bekerja keras biar perusahaan tetap sanggup berjalan, dan mereka semua tetap mempunyai mata pencaharian. Dan Tricia berhasil memotivasi karyawan dengan baik.
Tricia mulai membenahi jam kerja karyawan. Selama ini tidak ada yang mengontrol , jam kerja nyaris tidak teratur, termasuk jam istirahat. Tricia juga membenahi desain dan administrasi perusahaan. Tricia dan Cynthia juga ulai keluar masuk Pasar Tanah Abang dan mencari materi baku.
“Uang yang kami miliki sangat terbatas, sehingga hanya sanggup membeli materi secara mengecer, dapatnya hanya bahan-bahan sisa. Kami harus memutar otak bagaimana menyebabkan bahan-bahan itu menjadi baju yang anggun yang sanggup digunakan untuk program resmi, ataupun pesta.” sambungnya.
Ternyata perjuangan Tricia tidak sia-sia. Setelah beberapa bulan, ternyata penjualan bajunya meningkat cukup tinggi. Tricia sanggup menaikkan honor dan memberi bonus. Semula karyawan minta jalan-jalan, namun sehabis dihitung ternyata uangnya tidak cukup, alhasil mereka makan bareng di restoran. Mengasyikkan juga makan bareng-bareng dengan semua karyawan.
Tricia mengakui membaiknya penjualan baju hamil dan menyusui miliknya, salah satunya ialah sebab dipromosikan oleh sebuah majalah wanita. Menyadari pentingnya promosi, Tricia berencana mengiklankan produknya pada sebuah majalah keluarga. Selain itu, beliau juga mendapat kesempatan untuk mengisi di Sogo Surabaya.
“Selama ini model baju hamil yang tersedia modelnya tidak banyak, sebab itu produk kami menjadi pilihan. Kami memang menawarkan model yang lain, yang cocok untuk para ibu muda.” sambung Tricia yang sekarang sudah mempunyai gerai di beberapa toserba di Jakarta.
Selain itu Tricia juga menyediakan baju menyusui yang disebutnya dengan baju ASI. Baju ini sekilas menyerupai baju ibu hamil, namun dibagian dadanya ada “jendela” yang memungkinkan ibu menyusui tanpa terlihat seluruh dadanya.
Untuk menambah pemasukkan, Tricia juga melaksanakan pemasaran ke banyak sekali perusahaan untuk menyediakan baju hamil bagi karyawati. Dia juga telah mengubah sebagian bengkel kerjanya menjadi butik. Banyak juga pelanggan yang tiba ke butik, sebab Tricia menawarkan diskon sebesar 30% untuk transaksi di butiknya yang terletak di daerah Menteng Atas Jakarta Selatan tersebut.
Demikianlah alhasil perusahaan itu kembali pulih.
sumber gambar: pabrik-jeans.com
Sumber https://www.pojokbisnis.com
EmoticonEmoticon