Saat Anda tetapkan untuk mempunyai anak, Anda tentu sudah harus siap juga dengan tanggung jawab yang menyertainya. Tidak hanya soal mengasuh dan mencukupi kebutuhan sehari-hari, anak juga perlu mendapat pendidikan terbaik.
Sayangnya, tidak sedikit orang renta yang sadar kalau mereka belum benar-benar siap dalam hal ini. Pun masih banyak kesalahan yang dilakukan orang renta ketika menyiapkan dana pendidikan untuk anak.
Sebagai panduan, berikut faktor yang wajib Anda perhatikan dengan saksama ketika mempersiapkan biaya pendidikan anak.
1. Perencanaan yang Matang
Biaya pendidikan setiap tahun akan semakin mahal. Itu pasti. Ambil contoh, dikala ini anak Anda masih berusia 2 tahun—dan biaya masuk SD favorit ialah sekitar Rp5 juta. Maka 5 tahun kemudian dikala ananda waktunya masuk sekolah, biayanya sanggup naik menjadi Rp10 juta.
Hal ini tidak hanya terjadi di kota besar. Bahkan di kota kecil sekalipun, uang pangkal masuk sekolah dasar sudah menyentuh angka Rp5 juta. Untuk itulah diharapkan perencanaan yang matang. Planning ini tentu harus diubahsuaikan dengan tahun masuk dan sekolah mana yang ingin Anda pilih. Semakin elok kualitas suatu sekolah, biasanya semakin mahal biaya masuknya.
Barangkali anak Anda memang masih belum waktunya bersekolah, tapi ingat, jangan pernah MENUNDA melaksanakan perencanaan—terlebih menggunakan tabungan pendidikan untuk keperluan lain. Jika kesulitan merencanakan pendidikan anak, Anda sanggup menyewa jasa financial planner.
2. Perhitungkan dengan Teliti
Setelah menentukan sekolah, kiprah Anda selanjutnya ialah melaksanakan survei kecil-kecilan untuk mengetahui besaran biaya, termasuk SPP, uang pangkal, berapa jumlah uang buku, iuran, dan sebagainya. Angka ini sanggup Anda jadikan patokan untuk menciptakan estimasi jumlah dana pendidikan yang harus dikeluarkan beberapa tahun yang akan datang.
Dengan begitu, Anda sanggup memperkirakan dengan detail berapa kisaran uang yang harus ditabung setiap bulannya semoga cukup untuk melunasi biaya sekolah si kecil. Nantinya, Anda tidak akan terlalu dipusingkan lantaran harus mengeluarkan banyak uang sekaligus.
3. Perkirakan Waktu dengan Bijak
Jangan hingga keliru memperkirakan waktu ketika menyusun pendidikan anak, alasannya ialah hal ini erat kaitannya dengan durasi menabung dan besar uang yang harus Anda investasikan setiap bulannya. Sebagai ilustrasi:
- Masuk TK/PAUD/Playgroup > sekitar 4 tahun dari sekarang. Anda perlu menyiapkan investasi jangka menengah
- Masuk SD > sekitar 6 tahun dari sekarang. Investasi jangka menengah (bisa juga panjang) wajib Anda siapkan
- Masuk Sekolah Menengah Pertama > 12 tahun dari sekarang. Investasi jangka panjang
- Masuk Sekolah Menengan Atas > 15 tahun dari sekarang. Investasi jangka panjang
- Masuk universitas > 18 tahun dari sekarang. Investasi yang dibutuhkan ialah yang jangka panjang
Nah, Anda wajib menciptakan asumsi secara teliti. Jangan hingga meleset memperkirakan kapan anak akan masuk SD, dan seterusnya, semoga tak repot di kemudian hari.
4. Cerdas Memilih Produk Investasi
Ada berbagai produk investasi yang Anda pilih sesuai dengan keinginan, mulai dari saham, reksa dana, asuransi pendidikan, tabungan berjangka, deposito, atau mulai menabung emas. Tentukan mana yang berdasarkan Anda paling mendekati kebutuhan pendidikan si kecil, pelajari kekurangan dan kelebihan masing-masing produk investasi, dan ketahui manfaat apa saja yang akan Anda peroleh.
Perhatikan juga jangka waktu dan besaran investasi yang harus Anda setorkan setiap bulannya. Yang paling penting, pastikan jumlah uang yang didepositokan cukup untuk menutup biaya pendidikan anak dalam beberapa tahun ke depan.
5. Sisihkan Pendapatan
Anda mungkin masih sering berpikir kalau pendidikan anak sanggup dipikir nanti sambil berjalan, sementara uang sanggup digunakan dulu untuk kebutuhan, rekreasi, dan semacamnya. Mencari hiburan bukan hal yang salah, tapi pendidikan anak juga dihentikan disepelekan.
Lebih baik, konsistenlah untuk menyisihkan sebagian uang dari pendapatan untuk biaya sekolah anak kelak—bahkan meskipun Anda belum mempunyai anak. Menabung semenjak dini untuk pendidikan akan meringankan Anda dan pasangan nantinya.
6. Sesuaikan dengan Jumlah Anak
Semakin banyak anak yang Anda punya, tentu semakin besar pula tabungan pendidikan yang harus Anda siapkan. Pastikan untuk menciptakan perencanaan keuangan yang matang sesuai dengan jumlah dan usia anak, terlebih jikalau usia mereka saling berdekatan.
7. Memilih Sekolah
Pemilihan sekolah juga kuat terhadap besaran biaya yang harus dikeluarkan. Makin elite suatu sekolah, makin mahal pula uang masuk dan bulanannya. Sebagai orang tua, Anda perlu berpikir bijak wacana hal ini. Pertimbangkan dengan baik apakah sekolah tersebut betul-betul berkualitas dari segi pengajaran, sarana & prasarana, lingkungan, dan sebagainya.
Abaikan dulu gengsi. Sekolah yang elok bukan berarti yang bangunannya glamor dengan uang bulanan selangit. Yang paling penting, apakah si kecil nyaman dan bahagia berguru di sana? Karena bagaimanapun yang akan menjalani ialah anak-anak, bukan Anda.
8. Perhatikan Inflasi
Sedikit banyak, inflasi kuat terhadap jumlah biaya pendidikan anak yang harus Anda keluarkan nantinya. Rerata kenaikan biaya sekolah ialah 15%-20% per tahun. Bahkan ada forum pendidikan yang kenaikan uang iurannya sanggup mencapai 10% setiap semester.
Akan semakin rumit jikalau orang renta berencana menyekolahkan anak di luar negeri—yang artinya biaya pendidikan harus diubahsuaikan dengan kurs dollar. Jumlah ini belum termasuk biaya hidup sehari-hari, yang sanggup jadi malah lebih mahal dari biaya pendidikannya sendiri.
Nah, itulah faktor-faktor penting yang wajib Anda perhatikan ketika merencanakan biaya sekolah untuk anak. Pendidikan memang mahal, tapi juga merupakan investasi tak ternilai yang sanggup Anda berikan kepada belum dewasa dan akan terus mempunyai kegunaan hingga kapan pun.
Amankan tabungan biaya pendidikan anak Anda dari inflasi dan ketidakpastian situasi ekonomi dengan membeli emas 24 karat di Tamasia. Buktikan mudahnya beli emas di Tamasia dari smartphone, d0wnl0ad dan daftar sekarang:
Sumber https://www.tamasia.co.id
EmoticonEmoticon