Selasa, 25 Desember 2018

Bimbingan Konseling - Teknik Memahami Perkembangan Murid Murid Pgsd



Teknik memahami perkembangan murid Murid PGSD

Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas untuk memahami penerima didiknya. Selain itu kita harus mengerti psikokologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan anak yang mempunyai talenta tertentu

Untuk itu kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan penerima didik. Salah satunya dengan tes. Tes yang digunakan bisa majemuk sesuai dengan kemampuan dan minat penerima didik.

Selain itu, tes bisa membantu kita untuk sanggup mengetahui kemampuan juga kelemahan penerima didik yang menjadi problem dalam kehidupannya. Untuk itu kita akan membahas sedikit mengenai teknik-teknik memahami anak atau penerima didik.

A.    Teknik Pengumpulan Data

Keberhasilan proses bimbingan di sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman pembimbing terhadap karakteristik perkembangan murid. Pemahaman terhadap perkembangan murid tersebut, sanggup menjadi dasar bagi pengembangan taktik dan proses bimbingan yang membantu murid membuatkan perilaku-perilakunya yang baru.

Untuk itu guru di SD perlu mempunyai pengetahuan dan keterampilan wacana jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data tersebut, cara dan mekanisme mendapat data dan keterampilan dalam menyusun alat pengumpul dataserta penggunannya. Teknik memahami perkembangan murid akan terentang dari mulai teknik yang sepenuhnya bergantung pada pengamatan pembimbing (yang sifatnya terbuka dan fleksibel) hingga kepada teknik yang terstuktur dengan memakai alat ukur tertentu secara ketat (seperti tes, inventori dan sejenisnya).

Salah satu hal yang penting dalam memperlihatkan suatu bimbingan pada penerima didik ialah melihat problem secara keseluruhan baik problem pribadinya maupun problem latar belakang pribadinya.

Teknik-teknik untuk mengumpulkan data murid tersebut intinya sanggup dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu :

1.      Tes
Secara etimologis, istilah “tes” berasal dari bahasa Latin “testum” yang bararti cangkir, mangkok atau cawan yang digunakan untuk mengusut logam. Lambat laun istilah ini dipergunakan juga dalam lapangan-lapangan lain termasuk pendidikan. Dalam penggunaannya sehari-hari istilah tes sering digunakan silih berganti dengan pengukuran dan penilaian. Dalam pengertian yang sempit, tes mengandung pengertian penyajian seperangkat kiprah atau pertanyaan yang harus dijawab. Definisi yang lebih luas wacana tes dikemukakan oleh Cronbach (1970) sebagai mekanisme yang bersifat sitematis untuk mengamati tingkah laris seseorang dan menggambarkannya dengan skala angka atau system golongan.

Peters dan Shertzer (1974: 349) mengartikan tes sebagai suatu mekanisme yang sistematis untuk mengobservasi (mengamati) tingkah laris indivdu, dan menggambarkan (Mendeskripsikan) tingkah laris itu melalui sekala angka atau sistem kategori.

Umumnya tes mengandung pengertian alat untuk menentukan atau menguji sesuatu. Dalam korelasi dengan psikologi, tes merupakan suatu rangkaian pertanyaan atau kiprah yang harus dijawab atas dasar pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap atau kualifikasi seseorang sanggup ditentukan.

Penggunaan  teknik dan tes (Khusunya tes prestasi belajar) bagi  guru disekolah bertujuan untuk :
a.       Menilai kemampuan mencar ilmu murid.
b.      Memberikan bimbingan mencar ilmu kepada murid.
c.       Mengecek kemajuan belajar.
d.      Memahami kesulitan-kesulitan belajar.
e.       Memperbaiki teknik mengajar.
f.       Menilai efektifitas (keberhasilan) mengajar (Shertzer & Stone, 1971: 235).

Tes banyak sekali macamnya dan sanggup digolongkan menurutcara-cara tertentu, contohnya berdasarkan atas banyaknya penerima tes, berdasarkan cara penyelesaiannya dan sebagainya. Salah satu cara penggolongan tes yang terkenal ialah penggolongan tes berdasarkan atas aspek psikis yang diukur. Berdasarkan atas aspek yang diukur, tes dibedakan atas :
a.       Tes Intelegensi
b.      Tes Bakat
c.       Tes Kepribadian
d.      Tes Prestasi Belajar
e.       Berikut klarifikasi dari tes-tes tersebut.

a.      Tes Intelegensi
Menurut  David Wechsler , intelegensi  adalah  kemampuan  untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar sanggup disimpulkan bahwa intelegensi  adalah  suatu  kemampuan  mental  yang  melibatkan proses berpikir secara rasional.
Oleh lantaran itu, intelegensi tidak sanggup diamati secara  langsung melainkan  harus  disimpulkan  dari  berbagai  tindakan aktual yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Dari klarifikasi diatas sanggup diketahui bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan intelegensi ialah kemampuan berpikir secara rasional, bukan tingginya nilai akademik yang menentukan,  melainkan  kecakapan seseorang dalam  melakukan  berbagai  hal  serta  kemampuannya berpikir  secara rasional itulah yang bersama-sama menentukan.
Jadi, tes intelegensi ialah suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan taraf kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan menyesuaikan dirinya secara afektif. Lebih jelasnya citra tingkat kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya sanggup dilihat dibawah ini,

Kelas Interval                                Klasifikasi
Skor IQ
140–keatas                                    Genius (Luar biasa)
120- 139                                         Very superior ( sangat cerdas)
110-119                                          Superior (Cerdas)
90-109                                            Normal (average)
80-89                                              Dull (bodoh)
70-79                                              Border line (Batas normal)
50-60                                              Marrons (Debiel)
30-49                                              Embicile (embiciel)
Dibawah -30                                  Idiot

                         Berdasarkan penataannya ada beberapa jenis tes intelegensi, yaitu ;
1)      Tes Intelegensi individual
Tes ini hanya dilakukan oleh satu orang saja secara khusus. Tes Intelegensi individual diantaranya :
§  Stanford - Binet Intelligence Scale
§  Wechsler - Bellevue Intelligence Scale (WBIS)
§  Wechsler - Intelligence Scale for Children (WISC)
§  Wechsler - Adult Intelligence Scale (WAIS)
§  Wechsler - Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI).
Kelebihan pada tes ini antara lain penguji sanggup menilai dengan terperinci bagaimana individu yang sedang menjalani tes tersebut. Misalnya mengamati bagaimana individu menyusun laporan, minat dan perhatian individu, kecemasan dalam pengerjaan tugas, serta tingkat toleransi menghadapi rasa frustasi. Kekurangan tes ini ialah kurang begitu nyaman.
2)      Tes Intelegensi kelompok
Tes ini dilakukan guna mencari data secara cepat secara serentak. Tes Intelegensi kelompok diantaranya :
§  Pintner Cunningham Primary Test
§  The California Test of Mental Maturity
§  The Henmon- Nelson Test Mental Ability
§  Otis - Lennon Mental Ability Test
§  Progressive Matrices
Kelebihan pada tes ini antara lain rasa nyaman. Tes ini juga mempunyai kekurangan antara lain peneliti tidak sanggup menyusun laporan individu, tidak sanggup menentukan tingkat kecemasan individu, isyarat yang kurang terperinci lantaran ribut atau penerima yang satu diganggu oleh penerima lainnya.
3)      Tes Intelegensi dengan tindakan/perbuatan
Tes Intelegensi berkhasiat untuk :
a)      Membantu guru menganalisis aneka macam problem yang dialami murid, menyerupai problem kesulitan belajar, problem kedisiplinan dan problem kepribadian.
b)      Membantu guru memahami sebab-sebab terjadinya problem pada diri murid yang berkaitan dengan kemampuan dasarnya.
c)      Membantu guru mengenali muri-murid yang mempunyai kemampuan sangat tinggi dan sangat rendah yang membutuhkan pendidikan khusus.
d)     Membantu guru menafsirkan kesuliatan-kesulitan mencar ilmu yang dialami murid.

b.      Tes Bakat
Bakat ialah suatu kondisi pada seseorang yang dengan suatu latihan khusus memungkinkannya menguasai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan tertentu, menyerupai kemampuan bermain music, kemampuan berolahraga dan lain-lain. Seseorang yang berbakat music, contohnya dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat music akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Dengan demikian, talenta tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi harus ditunjang oleh factor lingkungan.
Bakat sanggup diukur atau diungkapkan dengan suatu alat yang disebut tes bakat. Tes talenta ialah suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengetahui kecakapan, kemampuan dan keterampilan seseorang dalam bidang-bidang tertentu, menyerupai kemampuan berbahasa, kemampuan bermain, dan lain-lain.
Tes talenta berkhasiat untuk membantu seseorang dalam membuat planning dan keputusan yang bijaksana berkenaan dengan pilihan pendidikan dan pekerjaan. Dari hasil tes bakat, seseorang sanggup memperoleh citra wacana kecakapan, kemampuan, dan keterampilannya dalam suatu atau aneka macam bidang. Perlu disadari bahwa hasil tes talenta itu merupakan salah satu data atau informasi. Data atau informasi itu masih perlu lagi dikonsultasikan dengan data lain yang berkenaan dengan diri murid.

Untuk  mengetahui talenta individu, telah dikembangkan beberapa macam   tes seperti :
1)      Rekonik. Tes ini mengukur fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis.
2)      Tes Bakat music. Tes ini mengukur kemampuan individu dalam aspek-aspek suara, nada, ritme, warna bunyi dan memori.
3)      Tes talenta Artistik. Tes ini mengukur kemampuan menggambar, melukis dan merupa (mematung).
4)      Tes Bakat Klerikal (perkantoran). Tes ini mengukur kemampuan kecepatan dan ketelitian.
5)      Tes Bakat yang Multifaktor. Tes talenta ini mengukur aneka macam kemampuan khusus yang telah usang digunakan ialah DAT  (Differential Attitude Test). Test ini mengukur delapan kemampuan khusus, yaitu :
a)      Berpikir verbal, yang mengungkapkan kemampuan nalar yang
b)      dinyatakan secara verbal.
c)      Kemampuan bilangan, yang mengungkapkan kemampuan berpikir dengan memakai angka-angka.
d)     Berpikir abstrak, yang mengungkap kemampuan nalar yang dinyatakan dengan memakai aneka macam bentuk diagram, yang bersifat non verbal atau tanpa angka-angka.
e)      Hubungan ruang, visualisasi dan persepsi, yang mengungkap kemampuan untuk membayangkan dan membentuk gambar-gambar dari objek dengan hanya melihat gambar di atas kertas yang rata.
f)       Kecepatan dan ketelitian, yang mengungkapkan kemampuan ketelitian dan kecepatan seseorang dalam membandingakan dan memperhatikan daftar tertulis, menyerupai nama-nama atau angka-angka.
g)      Berfikir mekanik, yang mengungkapkan kemampuna setra pemahaman mengenai hokum-hukum yang mendasari lat-alat, mesin-mesin dan gerakan-gerakannya.
h)      Penggunaan bahasa pengucapan, yang mengungkap kemampuan mengeja kata-kata umum.
i)        Pengggunaan bahasa-menyusun kalimat, yang mengungkap kemampuan pemakaian kata-kata dalam kalimat, menyerupai tanda baca dan tata bahasa.
         
c.       Tes kepribadian
Allport (9dalam Hall dan Lindzey, 1981) menyampaikan bahwa kepribadian ialah  penyesuaian-penyesuaian yang unik dengan lingkungan.
Secara umum, definisi tes kepribadian ialah teknik untuk mengesahkan atau menolak hipotesis dalam pengukuran mental yang menghasilkan skor untuk membandingkan dua orang atau lebih. Tes ini dirancang untuk mengukur aneka macam faktor psikologis tertentu, biasanya juga menyangkut pengukuran kemampuan fisik seseorang.
Menurut Lee J. Cronbach dalam Essential of Psychological Testing, tujuan tes kepribadian ialah mengetahui perbedaan diantara setiap kepribadian dan kepribadian itu sendiri bersifat individual, yang berarti tidak seorang pun yang mempunyai kepribadian yang sama diantara satu dengan yang lainnya, dan keribadian itu sendiri bukanlah sesuatu yang salah atau benar, bukan pula sesuatu yang baik atau pun buruk. Sehingga kepribadian ialah apa adanya diri anda yang telah mempunyai kepribadian yang unik, berbeda dari yang lain.
Tes-tes kepribadian melibatkan stimulus terstandardisasi yang ditujukan untuk memancing dan menganalisa perbedaan reaksi individu. Kepribadian sanggup diukur dengan aneka macam cara. Cara yang paling banyak digunakan ialah dengan jalan melihat :
1)      Apa yang seseorang katakan wacana keadaan dirinya sendiri. Cara ini disebut “self-report inventory”, dimana seseorang mengemukakan atau merespon sesuatu mengenai dirinya melalui alat yang sudah disediakan. Tes semacam ini sangat murah dan gampang untuk diberikan, seringkali objektif, namun validitasnya harus sering dievaluasi dengan hati-hati.Keunggulan Tes ini ialah terstandardisasi, gampang diberikan, reliabel, menangkap citra diri dengan baik; namun terbatas dalam derajat kekayaan data, gampang untuk dikelabui, tergantung pada pengetahuan diri.
Contoh dari Tes Laporan Diri ini adalah: MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory), ACT (Affective Communication Test), Millon Clinical Multiaxial Inventory.
2)      Apa yang orang lain katakan wacana keadaan diri seorang. Cara ini disebut “inventories sociometric”, di mana orang lain diminta untuk mengemukakan keadaan pribadi seseorang.Menurut Lewis Terman hal ini disebut Studi Longitudinal Terman.
3)      Studi Longitudinal Terman adalah penilaian yang memakai kuesioner untuk mendapat informasi individu (terutama anak-anak) dari orang lain (orangtua atau gurunya). Penilaian yang dilakukan di masa kecil ini terbukti sanggup memperkirakan kepribadian dan pencapaian bawah umur di masa dewasanya.
Keunggulan penilian ini adalah: menyediakan sudut pandang yang tidak terbiaskan oleh laporan diri individu, dan dengan terperinci mengungkap trait yang “terlihat”, sanggup digunakan untuk menilai anak-anak/binatang; namun keterbatasannya ialah penilaian ini tidak valid apabila analisisnya kurang berpengalaman atau terpengaruh bias.
4)      Apa yang seseorang lakukan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini seseorang disuruh melaksanakan sesuatu dan hal-hal yang dilakukannya itu diamati secara cermat dan ditafsirkan.
5)      Dari ketiga cara atau pendekatan di atas, cara yang pertama (self report inventory) merupakan jenis tes kepribadian yang paling banyak digunakan di sekolah dan di perusahaan remaja ini.

d.      Tes Prestasi Belajar
Menurut Benyamin S Bloom dalam(Azwar, 2003) menjelaskan bahwa Tes Prestasi Belajar ialah salah satu alat ukur hasil mencar ilmu yang sanggup meliputi semua daerah tujuan pendidikan. Ia membagi daerah tujuan pendidikan mejadi tiga bagian, yaitu:
1)      Kawasan kognitif
2)      Kawasan afektif
3)      Kawasan psikomotorik

Jadi bisa disimpulkan bahwa tes prestasi mencar ilmu ialah suatu alat (tes) yang disusun untuk mengukur hasil-hasil pengajaran, kemajuan-kemajuan yang telah dicapai murid sehabis ia mengikuti latihan atau pelajaran selama waktu tertentu. Tes prestasi mencar ilmu ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan mencar ilmu murid. Adapun fungsi dari tes prestasi mencar ilmu yakni :
1)      Fungsi penempatan adalah penggunaan hasil tes prestasi mencar ilmu untuk klasifikasi individu kedalam bidang atau jurusan.
2)      Fungsi formatif adalah penggunaan tes prestasi mencar ilmu guna melihat sejauh mana kemampuan mencar ilmu yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pendidikan.
3)      Fungsi diagnostik adalah penggunaan tes prestasi mencar ilmu untuk mendiagnosis kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi kelemahan-kelemahan siswa yang sanggup diperbaiki segera, dan semacamnya.
4)      Fungsi sumatif adalah penggunaan hasil tes prestasi mencar ilmu untuk memperoleh informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam suatu kegiatan pelajaran. Tes sumatif merupakan pengukuran akhir dalam suatu kegiatan dan kesannya digunakan untuk menentukan apakah siswa dapat dinyatakan lulus dalam kegiatan pendidikan tersebut atau apakah siswa dinyatakan sanggup melanjutkan ke jenjang kegiatan yang lebih tinggi.

B.     Cara Mengukur Prestasi Belajar

1.      Tes
Pengukuran dilakukan  dengan mengukur tes-tes, yang biasa disebut dengan ulangan. Dalam mengevaluasi tingkat keberhasilan atau pemahaman belajardapat dilakukan melalui beberapa tes prestasi mencar ilmu antara lain :
a.       Tes Formatif, penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu yang diadakan sebelum atau selama pelajaran berlangsung dan bertujuan untuk memperoleh gambarantentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses mencar ilmu mengajar materi tertentu dalam waktu tertentu.
b.      Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah materi pengajaran tertentu yangtelah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya ialah untukmemperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkatprestasi mencar ilmu siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untukmemperbaiki proses mencar ilmu mengajar dan diperhitungkan dalammenentukan nilai rapor.
c.       Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semesteratau satu catur wulan. Tujuannya ialah untuk tetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu perioe belajar. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat(rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.

Ditinjai dari bentuk soalnya maka tes sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.       Tes non obyektif, yaitu kesannya dipengaruhi oleh pemberian nilai menyerupai tes uraian. Tes uraian sanggup digolongkan kedalam dua serpihan yaitu:
1)      Tes uraian bentuk terbuka dan tes uraian terbatas. Pada tes uraian terbuka  setiap penerima tes sepenuhnya mempunyai kebebasan untuk menjawab sesuai  dengan yang dipikirkannya.
2)      Tes uraian terbatas jawaban yang dikehendaki ialah tanggapan yang  sifatnya sudah dibatasi.

b.      Tes obyektif, karna siapapun yang mengusut hasil tes akan memperlihatkan skor yang sama. Tes bentuk obyektif mempunyai model yang lebih banyak dan variatif dibandingkan tes bentuk uraian. Oleh alasannya ialah itulah tes obyektif lebih sering digunakan dalam tes prestasi hasil mencar ilmu dibandingkan tes bentuk uraian. Ada beberapa penggolongan tes obyektif yaitu :
1)      Tes benar salah, adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai benar atau salah. Biasanya ada dua pilihan tanggapan yaitu karakter B yang berarti pernyataan tersebut benar dan S yang berarti pernyataan tersebut salah. Tugas penerima tes ialah menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah.
2)      Tes Menjodohkan,Tes menjodohkan ini mempunyai satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Tugas penerima tes ialah mencari pasangan setiap pertanyaan yang terdapat dalam seri pertanyaan dan seri jawaban.
3)      Tes Isian, Tes bentuk isian sanggup digunakan dalam bentuk paragraph-paragraf yang merupakan rangkaian kisah atau berupa satu pernyataan. Beberapa serpihan kalimatnya yang merupakan kata-kata penting telah dikosongkan terlebih dahulu. Tugas penerima tes ialah mengisi bagian-bagian yang kosong dengan tanggapan yang sesuai.
4)      Tes Pilihan ganda,Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang mempunyai satu pemberitahuan wacana suatu materi tertentu yang belum tepat serta beberapa alternatif tanggapan yang terdiri dari kunci tanggapan dan pengecoh. Tugas penerima tes ialah menentukan tanggapan dari pilihan yang tersedia dan paling sesuaia dengan pernyataan yang ada dalam soal.
5)      Dari beberapa bentuk tes yang tersedia, tidak semuanya sanggup digunakan secara bersamaan dalam satu kesempatan. Ada beberapa pertimbangan yang dibutuhkan untuk menentukan bentuk tes yang paling sesuai. Menurut Djemari Mardapi (2004: 73) pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta, waktu yang tersedia untuk investigasi lembar jawaban, cakupan materi tes dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan.

Tujuan utama penggunaan tes prestasi mencar ilmu ialah semoga guru dapt membuat keputusan-keputusan, seleksi dan klasifikasi, serta menentukn keefektifan pengajaran. Hasil-hasil tes prestasi sanggup digunakan untuk mengukur hasil-hasil belajar, mengenali murid-murid yang membutuhkan pengajaran perbaikan, memudahkan murid-murid dan sebagai criteria dalam menilai teknik pengajaran.

2.      Non-tes
Teknik non-tes merupakan mekanisme mengumpulkan data untuk memahami pribadi siswa pada umumnya bersifat kualitatif. Beberapa macam teknik non-tes diantaranya yaitu:
a.      Observasi (pengamatan)
Yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Yang paling berperan disini ialah panca indra atau pengindraan terutama indra penglihatan, dan mempunyai ciri-ciri yaitu dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu, direncanakan secara sistematis, kesannya dicatat dan diolah sesuai tujuan, perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik observasi ini sanggup dikelompokan kedalam beberapa jenis yaitu :
1)      Observasi sehari-hari
2)      Observasi sistematis
3)      Observasi partisipatif, disini pengamat ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang yang damati
4)      Observasi nonpartisifatif, disini pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang yang diamati.

b.      Catatan anekdot
Yaitu catatan otentik hasil observasi yang menggambarkan tingkah laris murid atau dian dalam situasi khusus, bisa menyangkut individu juga kelompok. Dengan memakai catatan anekdot guru dapat:
1)      Memperoleh pemahaman yang lebih tepat wacana perkembangan anak,
2)      Memperoleh pemahaman wacana sebab-sebab dari tanda-tanda tingkah laris murid,
3)      Memudahkan dalam mengikuti keadaan dengan murid.

Catatan anekdot yang baik mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
1)      Objektif
Untuk mempertahankan objektivitas sanggup dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a)      catatan dibentuk sendiri oleh guru,
b)      pencatatan dilakukan segera sehabis suatu kegiatan terjadi,
c)      deskripsi dari suatu insiden dipisahkan dari tafsiran pencatatan sendiri.
2) Deskriptif
Catatan suatu insiden mengenai murid hendaknya lengkap disertai latar belakang, percakapan dicatat secara langsung, dan kejadian-kejadian dicatat secara tersusun sesuai dengan kejadiannya.

c.       Selektif
Situasi yang dicatat ialah situasi yang relevan dengan tujuan dan problem yang sedang menjadi perhatian guru sesuai keadaan murid. Contoh : Guru bermaksud mengobservasi seorang murid yang diduga mempunyai masalah.

CATATAN ANEKDOT
1.      Nama Murid                         : Andi
2.      Kelas                                                : 5
3.      Tanggal Observasi                : 17 Oktober 2013
4.      Peristiwa                                 :  
Pada pukul 07.30 semua murid kelas 5 sudah setengah jam mengikuti pelajaran jam pertama . saat itu para murid sedang menyimak klarifikasi dari guru, tiba-tiba Andi masuk kelas, tanpa terlebih dahulu mengetuk pintu, beliau eksklusif duduk dibakunya, pakaiannya nampak lusuh, dan penampilannya nampak lesu. Pada hari itu, Andi tidak sedikitpun memperlihatkan perhatiannya untuk belajar.

Melalui catatan anekdot ini, guru akan lebih memahami wacana sikap kebiasaan atau sikap murid sehingga memudahkannya untuk memperlihatkan bimbingan kepadanya.

d.      Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi eksklusif dengan responden (orang yang diminta informasi). Dalam hal ini bias murid, orang renta murid, atau orang lain yang diminta keterangan wacana murid.
Contoh penggunaan wawancara ini, menyerupai guru ingin mengetahui informasi dan murid yang sering membolos dari sekolah. Guru mengajukan pertanyaan wacana identitas orang tua, jarak tempat tinggal, perhatian orang renta terhadap mencar ilmu murid, kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh murid, dan alasannya mengapa sering membolos.
Kelebihan wawancara yaitu:
1)      merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkap keadaan pribadi murid
2)      dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur
3)      dapat dilaksanakan serempak dengan kegiatan observasi
4)      digunakan untuk aksesori data yang dikumpulkan dengan teknik lain.

Kekurangan wawancara yaitu:
1)      tidak efisien, yaitu tidak sanggup menghemat waktu
2)      sangat bergantung terhadap kesediaan kedua belah pihak
3)      menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara

Untuk melancarkan proses wawancara dan mendokumentasikan kesannya sanggup dibentuk pedoman wawancara formatnya sebagai berikut.

Nama SD                 : ……………………………………………………………………….
Alamat                     : ……………………………………………………………………....

Pedoman Wawancara
1. Wawancara ke                              : ………………………………………………………..
2. Waktu wawancara                       : ………………………………………………………..
3. Tempat wawancara                      : ………………………………………………………..           
4. Masalah                                        : ………………………………………………………..
5. Responden                                   : ………………………………………………………..
6. Jalannya wawancara                    : ………………………………………………………..
7. Kesimpulan wawancara               : ……………………………………………………………………


No
Pertanyaan
Deskripsi / Jawaban










e.       Angket
Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsuang, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan wacana aneka macam hal yang berkaitan dengan responden. Beberapa petunjuk untuk menyusun angket :
1)      Gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti lengkap
2)      Susun kalimat sederhana tapi jelas
3)      Hindari kata-kata yang sulit dipahami
4)      Pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab
5)      Hindarkan kata-kata yang negatif dan menyinggung perasaan responden.

f.       Autobiografi
Yaitu sebuah karangan pribadi seseorang (siswa) yang murni hasil dirinya sendiri tanpa dimasuki pikiran dari orang lain, ini lebih menjurus wacana pengalaman hidup, keinginan dan lain sebgainya.
Autobiografi bagi guru bertujuan untuk mengetahui keadaan murid yang bekerjasama dengan minat, cita-cita, sikap terhadap keluarga, guru atau sekolah dan pengalaman hidupnya. Autobiografi ini dalam pembuatannya dibagi kedalam dua jenis, yaitu karangan terstruktur dan tidak terstruktur.
1)      Terstruktur
Karangan pribadi ini disusun berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan sebelumnya, seperti: cita-citaku, keluargaku, teman-temanku, masa kecilku dan sebagainya.
2)      Tidak terstruktur
Di sini murid diminta membuat karangan pribadi secara bebas, dan tidak ditentukan kerangka karangan terlebih dahulu.

g.      Otobiografi
Otobiografi mempunyai beberapa kelebihan antara lain: memperlihatkan informasi wacana siswa secara lengkap, bisa mengungkapkan perasaan dengan bebas dari kegiatan yang telah dilakukan, data ini sanggup mendukung data yang diperoleh dari teknik lain dan menghemat dalam pengadministraisian
Sedangkan kelemahan dalam otobiografi ini ialah siswa kurang terampil dalam komunikasi secara tertulis dengan baik, otobiografi lebih banyak mengungkap wacana fantasi, tidak semua kejadian sanggup diingatnya dengan baik, data yang diperoleh dari otobiografi ini harus di padukan dengan baik dari teknik lain semoga sanggup ditafsirkan secara benar, sering terdapat kata-kata yang tidak diketahui atrinya secara benar

h.      Sosiometri
Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi dengan menghubungkan atau interasksi sosial diantara murid. Dengan sosiometri guru sanggup mengetahui tentang:
murid yang terkenal (banyak disenangi teman), murid yang terisolir (tidak dipilih/disukai teman)
Sosiometri juga sanggup digunakan untuk :
1)      Memperbaiki korelasi insani diantara anggota-anggota kelompok tertentu
2)      Menentukan kelompok kerja
3)      Meneliti kemampuan memimpin seorang individu dalam kelompok tertentu untuk suatu kegiatan tertentu.

Beberapa hal yang perlu diingat dala melancarkan sosiometri :
1)      Sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha membuat korelasi baik dengan kelompok
2)      Petunjuk diberikan dengan jelas
3)      Penjelasan yang dimaksud pelancaran sosiometri
4)      Sosiometrihendaknya diselengarakan dengan kondisi dimana siswa tidak saling mengetahui jawabannya
5)      Menjaga kerahasian pilihan maupun hasil
6)      Individu harus saling mengenal

Kegunaan sosiometri adalah:
1)      Memperbaiki korelasi sisoal individu dalam kelompok
2)      Menentukan keanggotaan kelompok kerja
3)      Meneliti kecenderungan potensi kepemimpinan individu dalam kelompok
4)      Mengatur tempatduduk dalam kelas
5)      Mengenali kekompakan dan perpecahan dalam anggota kelompok

i.        Studi kasus
Dalam melaksanakan studi masalah ini sanggup ditempuh langkah-langkah :
1)      Menemukan murid yang bermasalah, contoh: prestasi belajarnya sangat rendah, nakal, sering bertengkar dan sering bolos.
2)      Memperoleh data
Cara untuk memperoleh data yaitu wawancara dengan guru lain, Home visit yaitu kunjungan kerumah orang renta murid atau wawancara langsung  dengan siswa yang bersangkutan
3)      Menganalisis data
Berbagai faktor yang mungkin terjadi penyebab anak mengalami kelainan ialah kondisi keluarga yang tidak harmonis, tingkat kecerdasan rendah, motivasi mencar ilmu rendah, sering sakit-sakitan, kurang mengetahui konsep-konsep dasar atau pengetahuan wacana mata pelajaran tertentu
4)      Memberikan layanan bantuan
Dapat dengan mengajar kembali wacana konsep-konsep dasar mata pelajaran tertentu apabila ada yang kurang dimengerti

REFERENSI :
1.      Ahman. (1998). Bimbingan Perkembangan Model Bimbingan di SD. Bandung : Disertasi PPS IKIP
2.      Bandung Depdikbud. (1994/1995). Petunjuk Bimbingan dan Penyulihan di SD. Jakarta : Dirjen Dikdasmen
3.      Juntina Nurihsan. (2005). Manajemen Bimbingan dan Koseling di SMA. Jakarta : Gramedia Sunaryo,
4.      Kartadinata. (1998/1999). Bimbingan di SD. Jakarta : DirjenDikti.
5.      BBM 1 Hakikat  Bimbingan konseling di SD
6.      BBM 2 Teknik Memahami Perlembangan Murid
7.      Nurihsan Juntika (2002). Pengantar BK Nas. Semarang Aneka Islam Bandung :
8.      Refika Utama Nurihsan Juntika dan Akun Indianto (2005). Manajemen BK di SD Kurikulum 2004. Jakarta :
9.      Gramedia Sumarno, H 7 Agung Hartono B (1994) Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas.


Sumber Lain :
giletules.blogspot.com/search?q=program-bimbingan-dan-konseling-untuk
giletules.blogspot.com/search?q=program-bimbingan-dan-konseling-untuk
giletules.blogspot.com/search?q=program-bimbingan-dan-konseling-untuk
giletules.blogspot.com/search?q=program-bimbingan-dan-konseling-untuk
giletules.blogspot.com/search?q=program-bimbingan-dan-konseling-untuk



Sumber http://ekonominator.blogspot.com


EmoticonEmoticon