Selasa, 04 Desember 2018

Sistem Pengendalian Administrasi - Hakikat Sistem Pengendalian Manajemen




Hakikat Sistem Pengendalian Manajemen

Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah kegiatan memulai kegiatannya dengan melaksanakan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui kegiatan yang melibatkan individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Yang sering dilakukan ialah adanya kesadaran individu sebagai makhluk juga mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pibadi. Tujuan langsung seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi, bisa juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan menyebabkan tujuan organisasi atau tujuan individu tidak tercapai. Untuk itu diharapkan suatu pengendali kerja sehingga tujuan individu bisa selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut ialah adanya sistem pengendalian administrasi yang baik.

Pengendalian administrasi merupakan sebuah  keharusan dalam suatu organisasi yang mempraktikkan desentralisasi. Salah satu pandangan berargumentasi bahwa sistem pengendalian administrasi harus sesuai dengna taktik perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa taktik pertama kali dikembangkan melalui sistem formal dan rasional dan taktik itu kemudian memilih desain sistem manajemn perusahaan.




A.    Latar Belakang

Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah kegiatan memulai kegiatannya dengan melaksanakan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui kegiatan yang melibatkan individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Yang sering dilakukan ialah adanya kesadaran individu sebagai makhluk juga mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pibadi. Tujuan langsung seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi, bisa juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan menyebabkan tujuan organisasi atau tujuan individu tidak tercapai. Untuk itu diharapkan suatu pengendali kerja sehingga tujuan individu bisa selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut ialah adanya sistem pengendalian administrasi yang baik.


B.     Sistem

Sistem ialah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan berulang-ulang. Dalam konteks sistem pengendalian manajemen, berdasarkan Suadi (1995) maka sistem ialah sekelompok komponen yang masing-masing saling menunjang dan saling berafiliasi maupun tidak yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan.
Menurut Marciariello ada dua bentuk sistem yang berlaku yakni sistem formal dan informal. Sistem formal adalah sistem yang memungkinkan pendelegasian otoritas dimana sistem formal memperjelas struktur, kebijakan dan mekanisme yang harus diikuti oleh anggota organisasi. Pendokumentasian struktur, kebijakan dan mekanisme secara formal ini membantu anggota organisasi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sistem struktur, mekanisme dan respon yang bersiklus membantu administrasi dalam merencanakan dan mengelola taktik dalam memenuhi tujuan organisasi dengan tetap memperhatikan fator lingkungan yang ada.Sedangkan sistem informal adalah sistem yang lebih berdimensi korelasi antar langsung yang tidak ditunjukkan dalam struktur formal.

Dalam kegiatan suatu organisasi, banyak tindakan administrasi yang tidak sistematis. Hal ini disebabkan oleh keadaan yang tidak memungkinkan bagi seorang manajer untuk memakai hukum sistem yang telah ditetapkan, sehingga manajer memakai pertimbangan pibadinya dalam bertindak. Kegiatan ibarat ini biasanya berkaitan dengan interaksi antara manajer yang satu dengan yang lainnya dan manajer dengan bawahannya. Ketepatan sistem itu sendiri risikonya bergantung pada kemampuan manajer mengatur sesesorang, tidak lagi berdasarkan hukum yang ditentukan sistem tersebut.


C.    Pengendalian

Pengendalian menurut Hansen & Mowen adalah proses penetapan standar dengan mendapatkan umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diharapkan bila kinerja bekerjsama berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Suatu organisasi juga harus dikendalikan jalannya. Hal ini dilakukan untuk menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi. Suatu sistem pengendalian mempunyai beberapa elemen yang memungkinkan pengendalian berjalan baik. Elemen-elemen tersebut ialah :
1)      Senseor / Detektor, yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi dalam suatu proses.
2)      Assesor, yakni suatu alat untuk memilih ketepatan. Biasanya ukurannya dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan.
3)      Efektor,  yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari assessor.
4)      Jaringan Komunikasi, yakni alat yang mengirim isu antara detektor dan assesor dan antara assesor dan efektor.

Dengan demikian pengendalian ialah suatu proses untuk mengarahkan organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


D.    Manajemen

 

Salah satu pengertian administrasi ialah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi seta pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Proses pengendalian administrasi dalam hal ini ialah proses yang menjamin anggota satu unit perjuangan melaksanakan apa yang telah menjadikan taktik perusahaan.

Kegiatan yang dilakukan pada suatu organisasi biasanya meliputi :
1)      Merencanakan apa yang akan dicapai oleh perusahaan.
2)      Mengkoordinasikan kegiatan pada masing-masing bagian.
3)      Mengkomunikasikan isu yang ada.
4)      Mengevaluasi informasi.
5)      Memutuskan apa yang akan dilakukan..
6)      Mempengaruhi orang dalam organisasi tersebut untuk mengerjakan sesuai dengan yang digariskan.

Pengendalian administrasi dalam hal ini tidak berarti bahwa setiap tindakan/kegiatan harus sama dengan rencana. Pada prosesnya bisa saja berubah lantaran perbedaan waktu antara planning dan kegiatan. Tujuan pengendalian administrasi ialah menjamin bahwa taktik yang dijalankan sesuai dengan tujuan organisasi yang akan dituju. Jika apabila seorang manajer menemukan cara yang lebih baik dalam operasi sehari-harinya, pengendalian administrasi seharusnya tidak melarang manajer tersebut melaksanakan dengan cara yang berdasarkan beliau benar.

E.     Batasan Pengendalian Manajemen

Pengendalian administrasi merupakan beberapa bentuk kegiatan perencanaan dan pengendalian kegiatan yang terjadi pada suatu organisasi. Pengendalian administrasi merupakan kegiatan yang berada tepat di tengah dua kegiatan lainnya. Dua kegiatan yang dimaksud ialah perumusan strategik yang dilakukan administrasi puncak dan pengendalian kiprah yang dilakukan administrasi paling bawah.

Beberapa karakteristik dari masing-masing kegiatan ini ialah :
1)      Perumusan strategik merupakan kegiatan yang paling sedikit sistematik tetapi pengendalian kiprah merupakan yang paling sistematik. Pengendalian administrasi dalam hal ini berada ditengah-tengahnya.
2)      Perumusan taktik difokuskan untuk jangka panjang, sedangkan pengendalian kiprah difokuskan untuk operasi jangka pendek dan pengendalian administrasi dalam hal ini berada ditengah-tengahnya.
3)      Perumusan taktik lebih difokuskan pada proses perencanaan sedang pengendalian kiprah lebih difokuskan pada proses pengendalian. Baik itu proses perencanaan maupun pengendalian sama pentingnya dengan pengendalian manajemen.


F.     Pengendalian Manajemen

Pengendalian administrasi ialah proses dimana manajer mensugesti anggotanya untuk melaksanakan taktik organisasi. Dari hal ini sanggup diambil beberapa hal berikut :
1)      Sifat Keputusan.
Keputusan pengendalian administrasi dibentuk dalam kerangka kerja sesuai dengan taktik organisasi. Tanpa anutan yang terperinci akan sulit menjalankan pengendalian administrasi yang benar. Manajer dalam hal ini mempunyai pertimbangan yang bisa saja lain dari yang telah ditetapkan asalkan baik untuk peningkatan prestasi unit bisnisnya.
2)      Sistematis dan Ritmis.
Dalam proses pengendalian manajemen, keputusan yang dibentuk berdasarkan mekanisme dan jadwal yang dilakukan berulang-ulang tahun demi tahun.
3)      Pertimbangan Perilaku.
Proses pengendalian administrasi melibatkan interaksi antara individu dan interaksi tersebut tidak sistematis. Seorang manajer mempunyai tujuannya sendiri-sendiri. Yang harus dilakukan ialah menyelaraskan tujuan tersebut sesuai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebut keselarasan tujuan yang berarti tujuan langsung anggota organisasi seharusnya konsisten dengan tujuan organisasi.
4)      Alat Untuk Mengimplementasikan Startegi.
Sistem pengendalian administrasi ialah alat untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan taktik yang telah ditetapkan. Makara pengendalian administrasi memfokuskan pada pelaksanaan strategi. Pengendalian administrasi hanya salah satu cara bagi manajer untuk menerapkan taktik yang diinginkan. Strategi yang sanggup diterapkan selain pengendalian administrasi ialah melalui pendekatan struktur organisasi, administrasi sumber daya dan budaya.
5)      Proses Pengendalian manajemen.
Pengendalian administrasi melibatkan korelasi antara atasan-bawahan. Pengendalian dilakukan melalui tingkat atas sampai ke bawah. Proses ini meliputi kegiatan komunikasi, motivasi dan evaluasi.
6)      Metodologi Pengendalian Manajemen.
Penerapan proses pengendalian administrasi yang telah diuraikan diatas memerlukan tiga bentuk kegiatan yaitu memilih tujuan, pengukuran prestasi dan penilaian prestasi. Menurut David Outleyproses pengendalian administrasi dirancang untuk menjamin bahwa kiprah rutin dijalankan oleh seluruh anggota organisasi yang secara tolong-menolong membantu tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan.
7)      Perumusan Strategi.
Perumusan taktik ialah proses menetapkan atas tujuan organisasi dan langkah-langkah yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi yang diambil oleh perusahaan tidak tertutup kemungkinan untuk diuji kembali atau dilakukan perubahan dimana perlu. Kebutuhan untuk mengubah taktik biasanya disebabkan oleh bahaya atau untuk memperoleh keuntungan yang lebih baik.


G.    Sistem Pengendalian Manajemen

Marciarello & Kirby mendefinisikan Sistem Pengendalian Manajemen sebagai perangkat struktur komunikasi yang saling berafiliasi yang memudahkan pemrosesan isu dengan maksud membantu manajer mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi secara terus menerus. Sistem pengendalian administrasi dikategorikan sebagai belahan dari pengetahuan sikap terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Masing-masing perusahaan mempunyai kompleksitas berbeda dalam pengendalian manajemen, makin besar skala perusahaan akan semakin kompleks.
Tujuan dari sistem ini ialah untuk meningkatkan keputusan-keputusan kolektif dalam organisasi. Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu pengetahuan perihal lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam sistem pengendalian administrasi ialah lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.


H.    Hakekat Pengendalian Manajemen

Organisasi terdiri dari manajer dan karyawan harus dimotivasi dan dituntun biar melaksanakan apa yang diinginkan pimpinannya dan harus dikoreksi bila menyimpang dari arah pencapaian tujuan organisasi. Dasar dari semua proses pengendalian ialah pemikiran untuk mengarahkan suatu variabel, atau sekumpulan variabel, guna mencapai tujuan tertentu. Variabel sanggup berupa manusia, mesin, organisasi 


1.      Lingkungan Pengendalian Manajemen
Pengendalian administrasi merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Berikut ini diuraikan faktor lingkungan yang besar lengan berkuasa terhadap pengendalian administrasi yang meliputi sikap organisasi dan pusat-pusat pertanggungjawaban.
a.      Perilaku Organisasi.
Proses pengendalian administrasi mensugesti terhadap pencapaian tujuan organisasi. Beberapa karakteristik organisasi yang mensugesti proses tersebut, terutama berkaitan dengan sikap anggota dalam suatu organisasi. Suatu organisasi mempunyai tujuan dan fungsi pengendalian administrasi ialah mendorong anggota organisasi mencapai tujuan. Disinilah perlunya faktor keselarasan tujuan masing-masing anggota organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Struktur organisasi mensugesti bentuk sistem pengendalian administrasi yang akan diterapkan. Perilaku organisasi juga berkaitan dengan motivasi, kemampuan individu itu sendiri dan pemahaman perihal sikap yang diharapkan dalam  mencapai prestasi yang tinggi.
b.      Pusat Pertanggung Jawaban.
Suatu organisasi dibagi menjadi beberapa pusat pertanggungjawaban. Adanya pusat pertanggungjawaban ialah untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan administrasi puncak. Secara garis besar, pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat yaitu :
c.       Pusat Biaya
Pusat biaya dalah pusat pertanggungjawaban dimana biaya diukur dalam unit moneter namun  outputnya tidak diukur dalam unit moneter.
d.      Pusat Pendapatan.
Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban  dimana output-nya diukur dalam unit moneter tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya.
e.       Pusat Laba.
Apabila suatu pestasi keuangan pusat pertanggungjawaban diukur dengan dasar laba, maka pusat pertanggungjawaban tersebut disebut pusat laba.
f.       Pusat Investasi
Pusat investasi ialah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur atas dasar perbandingan antara keuntungan dengan investasi yang digunakan.

2.      Proses Pengendalian Manajemen
Suatu poses pengendalian administrasi melibatkan interaksi antarmanajer dan manajer dengan bawahannya. Proses pengendalian administrasi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut yaitu :
a.      Perencanaan Strategi.
Perncanaan taktik ialah proses menetapkan program-program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka implementasi taktik dan menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap jadwal jangka panjang beberapa tahun yang akan datang.
b.      Penyusunan Anggaran. 
Penyusunan anggaran ialah proses pengoperasian planning dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter untuk kurun waktu tertentu.
c.       Pelaksanaan. 
Selama tahun anggaran, manajer melaksanakan jadwal atau belahan dari jadwal yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan yang dibentuk hendaknya menunjukkan sanggup menyediakan isu perihal anggaran dan realisasinya baik itu isu untuk mengukur kinerja keuangan maupun nonkeuangan, isu internal maupun eksternal.
d.      Evaluasi Kinerja. 
Pestasi kerja bisa dilihat dari efisien atau efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugasnya. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

3.      Pengendalian Tugas
Pengendalian kiprah ialah proses yang menjamin bahwa kiprah yang telah ditentukan  dikerjakan secara efektif dan efisien. Penendalian kiprah cenderung ke kegiatan operasional. Aturan-aturan harus dibentuk secara berurutan tetapi tidak semua kiprah harus dijelaskan secara berurutan. Perbedaan antara pengendalian kiprah dengan pengendalian administrasi ialah pengendalian kiprah lebih merupakan sesuatu yang scientific, sedangkan pengendalian administrasi tidak demikian lantaran insan merupakan faktor penting dalam proses pengedalian administrasi dan insan tidak bisa hanya diungkapkan atas dasar suatu persamaan.

Dalam pengendalian manajemen, manajer berinteraksi dengan manajer lainnya, sedangkan dalam pengendalian kiprah interaksi karyawan dengan orang lain relatif kecil. Sistem pengendalian administrasi intinya sama untuk seluruh organisasi. Sebaliknya masing-masing kiprah akan berbeda  satu organisasi dengan organisasi lain. Dalam pengendalian administrasi fokusnya ialah pada satu unit organisasi, sementara dalam pengendalian kiprah ialah salah satu kiprah daru suatu unit organisasi. Pengendalian administrasi berafiliasi dengan seluruh kegiatan perusahaan dan manajer harus menetapkan apa yang harus dilakukan, sedangkan pengendalian kiprah berafiliasi dengan satu kiprah tertentu dan hanya sedikit diharapkan pertimbangan atas apa yang dilakukan.

4.      Hubungan Pengendalian Manajemen Dengan Perencanaan Dan Pengendalian
Sebagian orang dalam organisasi melaksanakan perencanaan dan sebagian lagi dalam bidang pengendalian. Kedua hal ini saling terkait. Kebanyakan manajer melaksanakan pengendalian namun sifat dari pengendalian itu sendiri berbeda dalam penerapannya  untuk penetapan strategi, pengendalian administrasi dan pengendalian tugas. Karena itu, perencanaan dan pengendalian tidak merupakan kegiatan terpisah tapi saling terkait satu sama lainnya.

5.      Hubungan Pengendalian Manajemen Dengan Internal Auditing
Pengendalian administrasi ialah kegiatan yang dilakukan oleh manajer, selain itu internal auditing ialah kegiatan staf yang dimaksudkan untuk menjamin keakuratan isu sesuai dengan hukum kesalahan yang minimum terhadap pelaporan asset dan menjamin pelaksanaan kiprah secara efektif dan efisien.


I.       Teori Kontijensi Organisasi

Salah satu cara yang paling sering diguanakan dalam pengendalian kegiatan organisasi ialah dengan merestrukturisasi kegiatan organisasi tersebut dengan memeberi otoritas dan pertanggungjawaban untuk banyak sekali kiprah bagi manajer yang ada dan kelompok pegawai. Tetapi biasanya muncul kesulitan yaitu perhatian manajer hanya terfokus pada bagiannya saja dan berakibat pada pengabaian terhadap tugas-tugas yang memerlukan koordinasi dengan belahan lain.

Manajer pusat pertanggungjawaban bisa diberi sasaran yang terperinci perihal rentang tugasnya dan bertanggungjawab atas segala aspek pertanggungjawabannya. Dengan demikian, aspek utama dari struktur organisasi formal ialah segmentasi kegiatan ke bagian-bagian yang bisa ditangani oleh manajer perorangan. Proses suplemen berupa integrasi diharapkan untuk mengkoordinasikan kegiatan sub-unit yang berbeda dan dalam hal ini, sistem akuntansi administrasi memerankan kiprah penting dalam proses tersebut.
Pendekatan dalam memandang desain struktur formal organisasi telah diformalisasikan dengan pendekatan teori kontijensi. Teori kontijensi diharapkan dalam merancang sistem pengendalian. Hal ini disebakan lantaran struktur itu sendiri lantaran merupakan mekanisme awal dari akuntansi manajemen.


J.      Teori Kontijensi Akuntansi Manajemen

Teori kontijensi akuntansi administrasi ini menunjukkan suatu upaya dalam penentuan sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat keadaan yang ada pada suatu organisasi. Beberapa variable yang perlu dipertimbangkan ialah :
1)      Lingkunagn
Satu hal yang mendasa dai sistem pengendalian administrasi ini ialah adanya efek dari lingkungan dimana organisasi tersebut beroperasi.
2)      Teknologi.
Sifat dari proses produksi suatu produk atau jasa biasanya ditentukan juga oleh biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.
3)      Ukuran Organisasi.
Ukuran organisasi merupakan faktor yang mensugesti baik struktur maupun kesatuan pengendalian dalam organisasi.
4)      Strategi. 
Strategi yang dimiliki oleh organisasi mempunyai efek yang besar terhadapsistem akuntansi administrasi dan sistem pengendalian manajemennya.



K.    Ukuran dan Penghargaan Kinerja

Dalam membentuk ukuran kinerja, maka beberapa indikator kinerja yang perlu diperhatikan ialah :
1)      Tujuan organisasional ialah kompleks dan tidak bisa dikurangi dengan gampang menjadi satu-satunya ukuran yang terintegrasi bagi kinerja keseluruhan, walaupun tingkat keuntungan sering digunakan sebagai salah satu tujuan organisasi.
2)      Jika ukuran kinerja bertingkat digunakan, beberapa hal perihal kebutuhan kepentingan harus dikomunikasikan.
3)      Beberapa kiprah perlu kerjasama antar manajer, contohnya sistem harga transfer.
4)      Beberapa aspek kinerja tidak bisa diukur secara kuantitatif, walaupun kecenderungan yang ada ialah ukuran kuantitatif lebih banyak digunakan daipada ukuran kualitatif.
5)      Esensi kerja manajerial ibarat hasil yang diinginkan sering tidak bisa ditentukan terlebih dahulu, pernyataan perihal kinerja sering merupakan pernyataan subjektif.
6)      Kinerja manajerial harus dibedakan dari kinerja ekonomi unit dimana manajer harus bertanggungjawab namun perbedaan antara apa yang bisa dikendalikan dan yang tidak bisa dikendalikan dan tidak bisa dilihat dengan jelas.
7)      Manajemen berada dalam lingkungan yang tidak niscaya dan kompleks sehingga penghargaan prestasi yang diberikan mungkin tidak meliputi swluruh aspek kerja anggota organisasi.


L.     Penggunaan Informasi Dalam Penghargaan Kinerja

Pengaruh yang paling tampak dalam penggunaan isu akuntansi dalam prilaku manajerial terjadi pada ketika penggunaan penilaian kinerja. Jika manajer meyakini bahwa kinerjanya kan dievaluasi berdasarkan isu akuntansi, maka ia akan berusaha untuk mensugesti isu tersebut sehingga kelihatan menguntungkan manajer tersebut. Perilaku ini akan mengganggu kegiatan organisasi secara keseluruhan.
Penggunaan isu akuntansi yang tidak tepat dalam pengukuran kinerja seringkali menghasilkan sikap tidak baik. Kesulitan dalam penentuan dan penghargaan sikap manajerial yang layak menyebabkan perlu adanya monitoring dan penghargaan atas kerja. Ukuran yang paling sering digunakan dalam pengukuan kinerja melibatkan ukuran-ukuran akuntansi dan memakai anggaran sebagaistandar terhadap kinerja yang dihasilkan. Kinerja anggaran bisa dimanipulasi untuk memberi kesan kinerja yang memuaskan walaupun sasaran yang ditetapkan tidak tercapai. Biasanya perusahaan sulit mengendalikan lantaran anggaran yang ditetapkan biasanya fleksibel.


M.   Gaya Penggunaan Informasi Akuntansi

Dalam hal anggaran ada perbedaan antara anggaran yang statis dan fleksibel. Anggaran statis melibatkan manajer senior yang mengawasi bawahannya secara ketat dalam memenuhi anggaran biayanya. Sedangkan anggaran fleksibel masih mempertimbangkan kelayakan pencapaian anggaran, namun manaje senior hendaknya diberi klarifikasi masuk logika atas kelebihan pengeluaran. Jika isu akuntansi tidak merupakan isu yang tepat akan kinerja bekerjsama anggota organisasi, maka penggunaan gaya statis tidak layak dan membawa ke tingkat stress yang tinggi, konsekuensinya bisa timbul sikap negatif ibarat manipulasi data akuntansi. Anggaran fleksibel bila dikaitkan dengan hal diatas sepertinya lebih layak digunakan.

Studi yang dilakukan oleh Briers dan Hirst dalam mengamati situasi dimana penganggaran dan isu ditunjukkan sebagai dasar penilaian yang lebih layak. Ditemukan bahwa gaya penilaian statis tidak membawa ke konsekuensi yang baik. Namun, manipulasi penganggaran yang dilakukan dihubungkan dengan kinerja unit-unit yang dikelola, dimana unit yang berkinerja buruk menunjukkan bias anggaran paling besar. Hasil temuan ini, dengan konteks yang lebih luas dimana standar akuntansi kinerja akan berisikan uraian yang sedikit lebih lengkap perihal kinerja pekerjaan akan berisikan uraian yang sedikit lebih lengkap perihal kinerja pekerjaan Dalam kondisis ketidakpastian yang tinggi.

Studi selanjutnya menyarankan bahwa manajer hendaknya dievaluasi dengan memperhatikan juga pendekatan subyektif bila unit tersebut menghadapi tingkat ketidakpastian yang tinggi. Temuan di atas relevan dengan efek pengendalian akuntansi. Yakni ia merupakan cara dimana isu akuntansi digunakan manajer puncak dan penghargaan yang dibentuk kontijensi dengan pencapaian anggaran ialah kritis dalam penentuan pengaruh  sistem isu akuntansi. Kedua, efek penempatan kepercayaanyang tinggi atas ukuran akuntansi terhadap kinerja kontijensi dengan keadaan lantaran tingkat pengetahuan yang kita punyai perihal sikap manajerial mengkontribusikan ke arah kinerja yang sukses.

Bila menghadapi ketidakpastian eksternal dan internal, maka yang diharapkan ialah sistem penghargaan dimana diharapkan tunjangan penemuan dan menghindari kegagalan bila manajer kemudian bisa mencapai kesuksesan daripada menghindari kegagalan.


N.    Penutup

Pengendalian administrasi ialah proses dimana manajer mensugesti anggotanya untuk melaksanakan taktik organisasi. Sistem Pengendalian Manajemen merupakan perangkat struktur komunikasi yang saling berafiliasi yang memudahkan pemrosesan isu dengan maksud membantu manajer mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi secara terus menerus. Sistem pengendalian administrasi dikategorikan sebagai belahan dari pengetahuan sikap terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Masing-masing perusahaan mempunyai kompleksitas berbeda dalam pengendalian manajemen, makin besar skala perusahaan akan semakin kompleks.
Tujuan dari sistem ini ialah untuk meningkatkan keputusan-keputusan kolektif dalam organisasi. Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu pengetahuan perihal lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam sistem pengendalian administrasi ialah lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.


REFERENSI :
1.      Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan , Management Control System, 12th Edition,  McGraw-Hill,  Boston, 2007.
2.      Abdul Halim, Achmad Tjahjono, Muh. Fakhri Husein, Sistem Pengendalian Manajemen, UPP AMP YPKN Yogyakarta, Cetakan Kedua 2003
3.      Sofyan Syafri H.,  Sistem Pengawasan Manajemen, Penerbit Quantum, Jakarta, 2001.
4.      Arief Suadi, Sistem Pengendalian Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1999.
5.      Agus Maulana, Sistem Pengendalian Manajemen, Penerbit ERLANGGA, Jakarta, 1997


SUMBER LAIN :
giletules.blogspot.com/search?q=hakikat-sistem-pengendalian-manajemen
giletules.blogspot.com/search?q=hakikat-sistem-pengendalian-manajemen
giletules.blogspot.com/search?q=hakikat-sistem-pengendalian-manajemen




Sumber http://kamarulintangsakti.blogspot.com


EmoticonEmoticon