Rabu, 11 Januari 2017

Penggunaan Sifat Koligatif Larutan Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Sifat koligatif yaitu sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan mencakup tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan tekanan osmosis mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa penerapan penurunan titik beku sanggup mempertahankan kehidupan selama demam isu dingin. Penerapan tekanan osmosis ditemukan di alam, dalam bidang kesehatan, dan dalam ilmu biologi. Berikut ini klarifikasi mengenai penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari.

A.              PENERAPAN PENURUNAN TEKANAN UAP
Laut mati yaitu teladan dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak gampang menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di tempat gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berafiliasi dengan bahari bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi.
Pada dikala berenang di bahari mati, kita tidak akan karam alasannya yaitu konsentrasi zat terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, sanggup dimanfaatkan sebagai sarana hiburan atau rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan bahari mati sanggup kita temui di beberapa tempat wisata di Indonesia yang berupa bak apung.
B.              PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU
1.                Membuat Campuran Pendingin
          Cairan pendingin yaitu larutan basah yang mempunyai titik beku jauh di bawah 0oC. Cairan pendingin dipakai pada pabrik es, juga dipakai untuk menciptakan es putar. Cairan pendingin dibentuk dengan melarutkan banyak sekali jenis garam ke dalam air.
          Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibentuk dengan mencampurkan garam dapur dengan belahan es kerikil dalam sebuah ember berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es kerikil akan mencair sedangkan suhu adonan turun. Sementara itu, adonan materi pembuat es putar dimasukkan dalam ember lain yang terbuat dari materi stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga adonan membeku.
2.                Antibeku pada Radiator Mobil
Di tempat beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di tempat beriklim dingin, air radiator gampang membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator diperlukan titik beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak gampang membeku.
3.                Antibeku dalam Tubuh Hewan
Hewan-hewan yang tinggal di tempat beriklim dingin, menyerupai beruang kutub, memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan bahari mengandung zat-zat antibeku yang mempu menurunkan titik beku air sampai 0,8oC. Dengan demikian, ikan bahari sanggup bertahan di demam isu cuek yang suhunya mencapai 1,9oC alasannya yaitu zat antibeku yang dikandungnya sanggup mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga , ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan trihalose.
4.                Antibeku untuk Mencairkan Salju
Di tempat yang mempunyai demam isu salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi es salju. Hal ini tentu saja menciptakan kendaraan sulit untuk melaju. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi adonan garam NaCL dan CaCl2. Penaburan garam tersebut sanggup mencairkan salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin banyak pula salju yang mencair.
5.                Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)
Pengukuran sifat koligatif larutan sanggup dipakai untuk memilih massa molekul relatif zat terlarut. Hal itu sanggup dilakukan alasannya yaitu sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai penurunan titik bekunya, maka massa molekul relatif zat terlarut itu sanggup ditentukan.
C.              PENERAPAN TEKANAN OSMOSIS
1.                Mengontrol Bentuk Sel
  Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik. Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain disebut hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain disebut hipertonik.
Contoh larutan isotonik yaitu cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan infus harus isotonik dengan cairan intrasel supaya tidak terjadi osmosis, baik ke dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan.
2.                Mesin Cuci Darah
Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi basuh darah. Terapi memakai metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil menyerupai urea melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak sanggup ditembus oleh molekul besar menyerupai protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.
3.                Pengawetan Makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan masakan ditemukan, garam dapur dipakai untuk mengawetkan makanan. Garam sanggup membunuh mikroba penyebab masakan wangi yang berada di permukaan makanan.
4.                Membasmi Lintah
Garam dapur sanggup membasmi binatang lunak, menyerupai lintah. Hal ini alasannya yaitu garam yang ditaburkan pada permukaan badan lintah bisa menyerap air yang ada dalam badan sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.
5.                Penyerapan Air oleh Akar Tanaman
Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tumbuhan melalui akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air di sekitar tumbuhan sehingga air dalam tanah sanggup diserap oleh tanaman.
6.                Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik
Osmosis balik yaitu penyerapan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi kalau kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya.
Osmosis balik dipakai untuk menciptakan air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada permukaan air bahari yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara impulsif akan merembes dari air murni ke dalam air asin.
Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.



Sumber:
http://indonesiakutercinta.wordpress.com/2010/08/13/penggunaan-sifat-koligatif-larutan/
Justiana, Sandri dan Muchtaridi.2009.Chemistry for Senior High School Year XII.Jakarta:Yudistira.
Purba, Michael.2007. Kimia untuk Sekolah Menengan Atas kelas XII Semester 1. Jakarta:Erlangga.

Sumber http://sulaiman4fun.blogspot.com


EmoticonEmoticon