Jumat, 13 Januari 2017

Pertumbuhan Dan Perkembangan

Perumbuhan yaitu perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang mencakup pertambahan ukuran tubuh. Selama masa pertumbuhan, organisme mengalami proses peningkatan atau pematangan acara organ, proses ini berperan dalam menyempurnakan fungsi organism. 
Perkembangan yaitu prose untuk mencapai kematangan fungsi organisme. Contohnya yaitu dikala anak kecil tumbuh dan menjelma remaja, dari remaja akan tumbuh dan menjelma orang dewasa. Setelah pandai balig cukup akal atau sesudah mengalami pubertas, insan akan bisa bereproduksi (menghasilkan keturunan).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan 2 proses yang berjalan secara simultan atau pada waktu yang bersamaan. Perbedaannya terletak pada factor kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan sanggup diukur secara kuantitatif lantaran gampang diamati, yaitu terjadi  perubahan jumlah dan ukuran. Lain halnya dengan perkembangan yang sanggup dinyatakan secara kualitatif lantaran perubahannya bersifat fungsional. 
Pertumbuhan dan perkembangan yang akan dibahas ada  2 jenis  yaitu, pertumbuhan dan perkembangan pada flora dan hewan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan:

Aktivitas pertumbuhan sanggup diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Pada tumbuhan kecepatan pertumbuhan sanggup diukur dengan memakai alat yang disebut busur tumbuh atau auksanometer. Tumbuhnya tumbuhan melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan pertumbuhan tanaman, yaitu sebagai berikut:
1. Perkecambahan
Perkecambahan terjadi lantaran pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang). Faktor yang mempengaruhi perkecambahan yaitu air, kelembapan, oksigen, dan suhu. Perkecambahan dibagi menjadi dua yaitu
a.      Perkecambahan epigeal
b.     Perkecambahan hypogeal
2.    2.  Pertumbuhan Primer
 Merupakan pertumbuhan yang terjadi lantaran adanya meristemprimer. Pertumbuhan ini  disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang dimulai semenjak flora masih berupa embrio.
3.   3.   Pertumbuhan Sekunder
Merupakan pertumbuhan yang terjadi lantaran adanya meristem sekunder. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan kambium yang bersifat meristematik kembali. Ciri-ciri jaringan meristematik ini yaitu memiliki dinding yang tipis, bervakuola kecil atau tidak bervakuola, sitoplasma pekat dan selselnya belum berspesialisasi. Ketika pertumbuhan berlangsung secara aktif,sel-sel meristem membelah membentuk sel-sel baru. Sel-sel gres yang terbentuk itu pada awalnya rupanya sama, tetapi sesudah dewasa, sel-sel tadi berdiferensiasi menjadi jaringan lain.
Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu:
a.      Jaringan meristem apex
b.     Jaringan meristem lateral
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder, yang meliputi:
a. Kambium gabus (felogen)
Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus.
b. Kambium fasis
Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke arah luar, selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-deret berdasarkan arah jari-jari dari penggalan xilem ke penggalan floem yang disebut jari-jari empulur.
c. Kambium interfasis
Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur.
4.     4. Pertumbuhan Terminal
Terjadi pada ujung akar dan ujung batang flora berbiji yang aktif tumbuh. Terdapat 3 kawasan (zona) pertumbuhan dan perkembangan.

a. Daerah pembelahan (daerah meristematik)
Merupakan kawasan yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya sel-sel baru. Sel-sel di kawasan ini memiliki inti sel yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif membelah diri.
b. Daerah pemanjangan
Merupakan kawasan hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga menjadi penggalan dari kawasan perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapapuluh kali dibandingkan sel-sel meristematik.
c. Daerah diferensiasi
Merupakan kawasan yang terletak di bawah kawasan pemanjangan. Selsel di kawasan ini umumnya memiliki dinding yang menebal dan beberapa di antaranya mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur.
  Faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 
     a. Faktor Genetik
Setiap jenis flora membawa gen untuk sifat-sifat tertentu, ibarat berbatang tinggi atau berbatang rendah. Tumbuhan yang mengandung gen yang baik dan didukung lingkungan yang sesuai akan memperlihatkan pertumbuhan yang baik pula.
     b. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu hormon. Hormon flora ditemukan oleh F. W. Went pada tahun 1928. Hormon berasal dari bahasa Yunani hormalin yang berarti penggiat. Hormon flora disebut fitohormon. Fitohormon tersebut, yaitu:
1. Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat)
Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan formasi indol dan derivat-derivatnya. Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil kecambah Avena sativa. Pusat pembentukan auksin yaitu ujung koleoptil (ujung tumbuhan). Fungsi auksin, yaitu:
a. Merangsang perpanjangan sel.
b. Merangsang pembentukan bunga dan buah.
c. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.        
d. Mempengaruhi pembengkokan batang.
e. Merangsang pembentukan akar lateral.
f. Merangsang terjadinya proses diferensiasi.
2. Gibberellin
Gibberellin merupakan hormon yang pertama kali ditemukan pada jamur Gibberella fujikuroii yang benalu pada flora padi. Ditemukan oleh Kuroshawa pada tahun 1926. Fungsi gibberellin, yaitu:
a. Merangsang pembelahan sel kambium.
b. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
c. Merangsang pembentukan buah tanpa biji.
d. Merangsang tumbuhan tumbuh sangat cepat sehingga memiliki ukuran raksasa.
3. Sitokinin
Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya ibarat satu sama lain. Fungsi sitokinin yaitu:
a. Merangsang proses pembelahan sel.
b. Menunda aborsi daun, bunga, dan buah.
c. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
d. Meningkatkan daya resistensi terhadap dampak yang merugikan. ibarat suhu rendah, nanah virus, pembunuh gulma, dan radiasi.
e. Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan menciptakan kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens).
4. Gas Etilen
Gas etilen merupakan hormone tumbuh yang dalam keadaan normal berbentuk gas. Fungsi gas etilen, yaitu:
a. Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, contohnya pada ubi dan kentang.
b. Mendukung pematangan buah.
c. Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
d. Mendukung proses pembungaan.
e. Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tumbuhan dan sanggup menstimulasi pemanjangan batang.
f. Menstimulasi perkecambahan.
g. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.
5. Asam Absisat (ABA)
Asam absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat pertumbuhan, baik dalam bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan pembelahan dan pemanjangan sel bersama-sama. Fungsi asam absisat, yaitu:
a. Menghambat perkecambahan biji.
b. Mempengaruhi pembungaan tanaman.
c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
d. Mempengaruhi pucuk flora untuk melaksanakan dormansi.
6. Kalin
Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ. Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas:
a. Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.
b. Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
c. Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.
d. Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.
7. Asam Traumalin
Bila flora terluka, luka tersebut sanggup diperbaiki kembali. Kemampuan itu disebut restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini sanggup terjadi lantaran adanya asam traumalin (asam traumalat)
    c. Faktor Lingkungan (Eksternal)
Faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan tumbuhan, meliputi:
1. Nutrisi
Nutrisi yang diharapkan flora bukan hanya CO2 dan H2O tetapi juga elemen-elemen (unsur-unsur) yang lainnya.
2. Air
Fungsi air antara lain:
a. Untuk fotosintesis.
b. Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim.
c. Membantu proses perkecambahan biji.
d. Menjaga (mempertahankan kelembapan).
e. Untuk transpirasi.
f. Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel.
g. Menghilangkan asam absisi.
3. Cahaya
Setiap flora memerlukan cahaya untuk pertumbuhan, lantaran cahaya sangat berperan dalam fotosintesis dan fotomorfogenesis. Biji flora yang berkecambah dan tumbuh di tempat yang gelap/tidak ada cahaya ternyata tumbuhnya tidak normal dengan ciri tumbuhnya sangat cepat, perawakan flora tampak tinggi dan ramping, batangya lemah dan batang tidak berwarna hijau tetapi pucat. Gejala ini disebut etiolasi. Berdasarkan persyaratan panjang hari untuk pembungaan, sebagian besar flora dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu:
a.    Tumbuhan berhari pendek (short day plant)
b.    Tumbuhan hari panjang (long day plant)
c.    Tumbuhan hari netral (day-neutral plant).
4. Suhu atau Temperatur
Suhu optimum (15°C hingga 30°C) merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan. Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah di mana flora masih sanggup tumbuh. Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan suhu tertinggi dimana flora masih sanggup tumbuh.
5. Kelembapan
Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun lantaran transpirasi akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsure hara terlarut. Bila kondisi berair sanggup dipertahankan maka banyak air yang diserap flora dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung acara pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar.
6. Oksigen
Untuk pemecahan senyawa bermolekul besar (saat respirasi) semoga menghasilkan energi yang diharapkan pada proses pertumbuhan dan perkembangannya.
 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan:
 
Pertumbuhan dan perkembangan pada binatang terjadi di seluruh penggalan tubuh, berbeda dengan flora yang terjadi hanya di kawasan meristem saja. Pertumbuhan dan perkembangan pada binatang diawali semenjak terbentuknya zigot dari proses pembuahan dan terus terjadi hingga binatang mencapai usia dewasa.
Tahap awal perkembangan insan diawali dengan insiden pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan insiden FERTILISASI. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu gres yang disebut dengan zygote dan akan melaksanakan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage)  menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio

FASE EMBRIO

Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan insiden fertilisasi hingga dengan terbentuknya janin di dalam badan induk betina. Fase fertilisasi yaitu pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melaksanakan pembelahan sel (cleavage).

Tahapan fase embrionik yaitu :
a.  Fase Morula

  • Morula yaitu suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akhir pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain yaitu rapat.
  • Morulasi yaitu proses terbentuknya morula

b. Fase Blastula

  • Blastula yaitu bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.
  • Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
  • Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.
  • Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.

c. Fae Gastrula


  • Gastrula yaitu bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin aktual dan memiliki lapisan dinding badan embrio serta rongga tubuh.
  • Gastrula pada beberapa binatang tertentu, ibarat binatang tingkat rendah dan hewan  tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh  embrionya.
  • Triploblastik yaitu binatang yang memiliki 3 lapisan dinding badan embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh binatang tingkat tinggi ibarat Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.
  • Diploblastik yaitu binatang yang memiliki 2 lapisan dinding badan embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh binatang tingkat rendah ibarat Porifera dan Coelenterata.
  • Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula. 
d. Fase Organogenesis 

Orgeanogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ badan pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibuat ini berasal dari  masing-masing lapisan dinding badan embrio pada fase gastrula.
Contohnya :
  1. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak  (sistem saraf), integumen (kulit),  rambut dan alat indera.
  2. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (t3st1s dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi ibarat ren.
  3. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi ibarat pulmo.

e. Fase Imbas embrionik
Imbas embrionik yaitu dampak dua lapisan dinding badan embrio dalam pembentukan satu organ badan pada makhluk hidup.

Contohnya pada lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.


 FASE PASCA EMBRIO

Pertumbuhan pascaembrionik dimulai ketika binatang lahir atau menetas hingga dewasa.

 REGENERASI
Regenerasi yaitu kemampuan untuk memperbaiki sel, jaringan atau penggalan badan yang rusak, hilang atau mati.

  1. hewan tingkat tinggi ⇒ terbatas pada jaringan
  2. hewan tingkat rendah ⇒ sanggup hingga pada tingkat organ

Regenerasi mencakup tiga cara.
  1. Pertama lewat prosedur yang melibatkan dediferensiasi struktur pandai balig cukup akal untuk membentuk masa sel yang terdiferensiasi. yang kemudian direspesifikasi. Tipe regenerasi ibarat ini disebut regenerasi epimorfis, dan ini khas pada regenerasi membra.
  2. Mekanisme regenerasi kedua disebut mofolaksis. Regenerasi semacam ini terjadi lewat pemolaan kembali jaringan yang masih ada (tersisa), yang tidak disertai dengan perbanyakan sel. Regenarasi mofolaksis terjadi pada Hydra.
  3. Tipe regenerasi ketiga yaitu regenerasi intermediet, dan diduga sebagai regenerasi konsenpatori. Pada regenerasi ini, sel-sel membelah, tetapi mempertahankan fungsi sel yang telah terdiferensiasi. Tipe regenerasi konsenpatori khas pada hati insan .
 
Proses-proses umum yang terjadi pada regenerasi penggalan yang putus atau rusak yaitu :

  1. Darah mengalir menutupi luka, kemudian membeku dan membentuk “scab”.
  2. Epitel kulit menyebar di permukaan luka, dari bawah “scab”. Sel-sel epitel itu bergerak secara amuboid dan membutuhkan beberapa hari semoga kulit lengkap menutupi luka.
  3. Dediferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga jadi bersifat muda kembali dan pluripotent untuk membentuk aneka macam jenis jaringan baru. Matrix tulang dan tulang rawan melarut. Sel-selnya lepas dan tersebar di bawah epitel. Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan sel-selnya berdiferensiasi semua. Akhirnya tak sanggup lagi dibedakan mana sel yang berasal dari tulang, tulang rawan, atau jaringan ikat disusul oleh sel-sel otot berdiferensiasi, serat myofibril hilang, inti membesar, dan sitoplasma menyempit.
  4. Pembentukan blastema, yaitu kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka “scab” mungkin sudah lepas waktu ini. Blastema besar dari penimbunan dari sel-sel dediferensiasi.
  5. Proliferasi sel-sel dediferensiasi secara mitosis, proliferasi ini serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema dalam besarnya yang maksimal, dan waktu itu tak membesar lagi.
  6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema itu.

 Metamorfosis

 Metamorfosis yaitu insiden perubahan bentuk badan secara sedikit demi sedikit yang dimulai dari larva hingga dewasa. Contoh binatang yang mengalami metamorfosis yaitu katak. Katak pada awalnya berupa berudu/kecebong yang hidup di air dan bernapas dengan insang luar tetapi kemudian berganti menjadi insang dalam. Beberapa waktu kemudian terbentuk tutup insang dan kaki belakang. Setelah berumur tiga bulan, berudu mengalami metamorfosis yang ditandai terbentuknya paru-paru dan empat kaki, hilangnya insang dan ekor, kemudian menjadi bentuk katak yang hidup di darat.


Berdasarkan prosesnya metamorfosis dibedakan menjadi dua :

a. Metamorfosis Sempurna

Metamorfosis tepat ditandai bentuk larva dengan binatang pandai balig cukup akal jauh berbeda. Tahapan dalam metamorfosis sempurna, Contoh metamorfosis tepat contohnya pada katak dan kupu-kupu. Tahapan metamorfosis pada kupu-kupu yaitu : telur → larva → pupa (kepompong) → pandai balig cukup akal (imago)

b. Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)
Serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, bentuk serangga yang gres menetas (nimfa) tidak jauh berbeda dengan bentuk serangga pandai balig cukup akal (imago). Contoh metamorfosis tidak sempurna  contohnya pada jangkrik dan belalang. Urutan daur hidup serangga yang mengalami metamorfosis tidak tepat yaitu sebagai berikut : telur → nimfa → pandai balig cukup akal (imago)


SUMBER : Aryulina, Diah. 2003. Biologi 3 Untuk SMU Kelas 3. Esis, Jakarta
                     http://learningbiologyeasily.blogspot.com/p/home.html
Sumber http://sulaiman4fun.blogspot.com


EmoticonEmoticon