KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis sanggup menuntaskan makalah yang berjudul ”MODEL KOMUNIKASI KEYAKINAN KESEHATAN’’.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak derma dari banyak sekali pihak, alasannya itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, dosen mata kuliah komunikasi umum dan kawan-kawan seperjuangan di UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR yang telah memperlihatkan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memperlihatkan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh alasannya itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat saya harapkan.Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita semua,Amin amin ya Robal Allamin.
Makassar , November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Dari Model Komunikasi Keyakinan Kesehatan
B. Manfaat Dari i Model KomunikasKeyakinan Kesehatan
C. Kosep Dari Model Komunikasi Keyakinan Kesehatan
D. Faktor-Faktor Esensial Dari i ModelKomunikas Keyakinan Kesehatan.
E. Konseptual Model Komunikasi Keyakinan Kesehatan
F. Model Komunikasi Keyakinan Kesehatan Menurut Para Ahli
G. Ruang Lingkup Dan Aplikasi Model Komunikasi Keyakinan Kesehatan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi yaitu keterampilan yang sangat penting bagi manusia, manusian yaitu mahluk sosial yang saling ketergantungan satu sama lain. Komunikasi alat satu-satunya untuk berafiliasi dengan orang yang ada di sekitarnya baik secara verbal maupun non verbal (bahasa badan dan isyarat yang sangat banyak di mengerti oleh suku bangsa) .
Ketermpilan yang baik dan benar serta efektif yang berdampak terapeutik merupakan kemampuan panting yang harus di miliki oleh semu tenaga pelayanan kesehatan, terutama perawat. Kemampuan ini perlu di tumbuh kembangkan sehingga menjadi kebiasaan bagi perawat dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Upaya untuk membiasakan pola komunikasi terapeutik ini sanggup dilakukan dengan cara memperdalam pemahaman ihwal konsep-konsep komunikasi, model-model komunikasi,dan berani mengaplikasikan konsep-konsep komunikasi tersebut dalam memperlihatkan pelayanan keperawatan. Kegiatan komunikasi bagi perawat harus di lakukan dengan penuh kejujuran dan ketulusan disertai komitmen yang berpengaruh untuk memperlihatkan pelayanan yang terbaik bagi klien.
Model kepercayaan kesehatan yaitu sebuah bentuk sikap dimana seseorang memperlihatkan penilaian dan pembagian terstruktur mengenai terhadap kesehatan dari segi sosio-psikologis. Sedangkan sikap yaitu respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang sanggup diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan banyak sekali faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadang kala seseorang tidak sempat memikirkan penyebab menerapkan sikap tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan defenisi dari model komunikasi keyakinan kesehatan ?
2. Apa manfaat dari model komunikasi keyakinan kesehatan ?
3. Bagaimana kosep dari model komunikasi keyakinan kesehatan ?
4. Sebutkan faktor-faktor esensial dari model komunikasi keyakinan kesehatan ?
5. Sebutkan konseptual model komunikasi keyakinan kesehatan ?
6. Bagaimana model komunikasi keyakinan kesehatan berdasarkan para jago ?
7. Bagaimana ruang lingkup dan aplikasi model komunikasi keyakinan kesehatan ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Agar mahasiswa sanggup mengetahui defenisi dari model komunikasi keyakinan kesehatan.
2. Agar mahasiswa sanggup mengetahui manfaat dari model komunikasi keyakinan kesehatan.
3. Agar mahasiswa sanggup mengetahui kosep dari model komunikasi keyakinan kesehatan.
4. Agar mahasiswa sanggup mengetahui faktor-faktor esensial dari model komunikasi keyakinan kesehatan.
5. Agar mahasiswa sanggup mengetahui konseptual model komunikasi keyakinan kesehatan.
6. Agar mahasiswa sanggup mengetahui model keyakinan komunikasi kesehatan berdasarkan para ahli.
7. Agar mahasiswa sanggup mengetahui ruang lingkup dan aplikasi model komunikasi keyakinan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Model Kominikasi Keyakinan Kesehatan
Model Keyakinan Kesehatan (Health Belif Model-HBM) dikembangkan semenjak 1950 olehn kelompok jago psikologi sosial dalam pelayanan kesehatan masyarakat Amerika. Model ini dipakai untuk menjelaskan kegagalan partisipasi masyarakat secara luas dalam acara pencegahan atau deteksi penyakit. Model ini juga sering dipertimbangkan sebagai kerangka utama sikap kesehatan yang dimulai dari pertimbangan orang-orang ihwal kesehatan. Selain itu, model keyakinan kesehatan dipakai untuk mengidentifikasi prioritas beberapa faktor penting yang berdampak terhadap pengambilan keputusan secara rasional dalam situasi yang tidak menentu (Rosenstock, 1990).
Pada 1974, pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh perhatian terhadap gosip keyakinan kesehatan dan sikap kesehatan individu. Isu tersebut merupakan kesimpulan dari riset keyakinan kesehatan dalam memahami alasan individu melaksanakan atau tidak melaksanakan tindakan kesehatan, berkaitan dengan banyak sekali relasi variasi yang lebih luas. Isu tersebut juga memperlihatkan dukungan penting dari Model Keyakinan Kesehatan dalam menjelaskan prilaku pencegahan dan respns terhadap tanda-tanda atau diagnosis penyakit.
Model keyakinan kesehatan merupakan model kognitif yang dipakai untuk meramalkan sikap peningkatan kesehatan. Menurut Model Keyakinan Kesehatan, tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan seseorang dipengaruhi secara pribadi dari hasil dua keyakinan atau penilaian kesehatan antara lain ancaman yang dirasakan setara penilaian terhadap laba dan kerugian.
Acaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury or illness) mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit atau rasa sakt benar-benar mengancan dirinya. Jika ancaman meningkat, maka sikap pencegahan juga akan meningkat. Penilaian ihwal ancaman berdasar pada kerentanan (perceived vurnerabilitiy) dan derajat keparahan (perceived severity) yang dirasakan. Induidu mungkin sanggup membuat dilema kesehatannya sendiri sesuai dengan kondisi. Individu mengevaluasi keseriusan penyakit kalau penyakit tersebut muncul akhir ulah dirinya sendiri atau penyakit sengaja tidak ditanagani.
Pertimbanagan antara laba dan kerugian sikap memengaruhi seseorang untuk memutuskan melaksanakan melakukan tindakan pencegahan atau tidak. Petunjuk berperilaku yang disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol (salient position) diduga tepat memulai proses perperilaku. Hal ini berupa banyak sekali informasi dari luar atau pesan yang tersirat mengenai permasalahan kesehatan (misalnya media massa, kampanye, pesan yang tersirat orang lain, pengalaman penyakit dari anggota keluarga yang lain atau teman.
Ancaman dan pertimbangan laba dan kerugian dipengaruhi oleh banyak sekali variabel, yaitu variabel demografi (umur, jenis kelamin, latar belakang budaya), variabel sosiopsikologis (kepribadaian, kelas, sosial, tekanan sosial),dan variabel struktrual (pengetahuan dan pengalaman sebelumnya). Sebagai contoh, orang bau tanah dan cukup umur akan memandang penyakit jantung atau kanker secara berbeda. Sikap orang sudah mempunyai pengalaman dan penyakit tertentu akan berbeda dibandingkan orang yang tidak mempunyai pengalaman ini.
B. Manfaat Dari Model Komunikasi Keyakinan Kesehatan.
Model Kepercayaan kesehatan (HBM) ini dipakai untuk meramalkan sikap peningkatan kesehatan. Model kepercayaan kesehatan merupakan model kognitif yang berarti bahwa khususnya proses kognitif dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan. Menurut model kepercayaan kesehatan kemungkinan individu akan melaksanakan tindakan pencegahan tergantung secara pribadi pada hasil dari dua keyakinan atau penilaian kesehatan yaitu ancaman yang dirasakan dari sakit dan pertimbangan ihwal laba dan kerugian.
Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang akan muncul. Hal ini mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir penyakit atau kesakitan betul-betul merupakan ancaman bagi dirinya. Asumsinya yaitu bahwa bila ancaman yang dirasakan tersebut maka sikap pencegahan juga akan meningkat.
Penilaian ihwal ancaman yang dirasakan ini berdasarkan pada ketidakkekebalan yang merupakan kemungkinan bahwa orang-orang sanggup membuatkan dilema kesehatan berdasarkan kondisi mereka. Keseriusan yang dirasakan orang-orang yang mengevaluasi seberapa jauh keseriusan penyakit tersebut apabila mereka membuatkan dilema kesehatan mereka atau membiarkan penyakitnya tidak ditangani.
Penilaian kedua yang dibentuk yaitu antara laba dan kerugian dari sikap dalam usaha untuk memutuskan tindakan pencegahan atau tidak yang berkaitan dengan dunia medis dan meliputi banyak sekali ancaman, menyerupai check up untuk investigasi awal dan imunisasi.
Penilaian ketiga yaitu petunjuk berperilaku sehat. Hal ini berupa banyak sekali informasi dari luar atau pesan yang tersirat mengenai permasalahan kesehatan, contohnya media massa, promosi kesehatan dan pesan yang tersirat orang lain atau sobat (Maulana, 2009).
C. Kosep Dari Model Komunikasi Keyakinan Kesehatan.
HBM,mengandung konsep utama yaitu memprediksikan mengapa seseorang melaksanakan tindakan tertentu untuk menjaga, melindungi dan mengendalikan kondisi sakit, dengan melihat beberapa sudut pandang antara lain :
1. Kerentanan (Perceived Susceptibility) yaitu seseorang mencicipi keyakinan / percaya akan kemungkinan sakit yang terjadi pada dirinya.Misalnya seseorang perempuan yang beresiko mempunyai pasangan yang tidak setia, akan mencicipi dirinya rentan terkena suatu penyakit menular secual.
2. Keseriusan (Perceived Severity/seriousility) yaitu Seseorang memprediksikan tingkat keparahan apabila menderita penyakit tersebut.
3. Hambatan (Perceived Barrier) yaitu kendala yang ada dalam seseorang berperilaku sehat, contohnya pada perkara perempuan yang beresiko terkena penyakit IMS, Dia akan mencari pencegahan dengan pendeteksian dini melalui investigasi Papsmear, namun dari pihak suami tidak mendukung, hal ini merupakan hambatan.
4. Keuntungan (Benefit) yaitu seseorang menimbang laba yang diperoleh antara biaya yang dikeluarkan dengan tingkat sakitnya, contohnya apakah efektif biaya yang dikeluarkan pada investigasi Papsmear yang mahal bila dibandingkan dengan tingkat keseriusan atau resiko penyakitnya.
5. Self Eficacy yaitu kemampuan seseorang untuk mendapatkan hasil tertentu (Bandura,1997).
6. Cues To Action, yaitu isyarat pada suatu tindakan atau kesiapan seseorang dalam bertindak.
D. Faktor-Faktor Esensial Dari Model Komunikasi Keyakinan Kesehatan
Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ;
1. Kesiapan individu intuk merubah sikap dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.
3. Perilaku itu sendiri.
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berafiliasi dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berafiliasi dengan sarana & petugas kesehatan.
Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor menyerupai persepsi ihwal kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan sikap akan memperlihatkan keuntungan.
Faktor yang mensugesti perubahan sikap yaitu sikap itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah sikap yang serupa.
E. Konseptual Model Komunikasi Keyakinan Kesehatan.
Model orisinil termasuk empat konstruk:
a. Dirasakan kerentanan (penilaian individu terhadap risiko mereka mendapatkan kondisi).
b. Persepsi tingkat keparahan (penilaian individu terhadap keseriusan kondisi, dan potensi konsekuensinya).
c. Persepsi kendala (penilaian individu dari efek yang memfasilitasi atau menghambat adopsi dari sikap dipromosikan).
d. Merasakan manfaat (penilaian individu konsekuensi kasatmata dari mengadopsi perilaku).
Sebuah varian dari model ini termasuk biaya yang dirasakan mengikuti intervensi yang ditentukan sebagai salah satu keyakinan inti. Konstruksi dari faktor mediasi kemudian ditambahkan untuk menghubungkan banyak sekali jenis persepsi dengan sikap kesehatan meramalkan:
a. Demografi variabel (seperti usia, jenis kelamin, etnis, pekerjaan).
b. Sosio-psikologis variabel (seperti status sosial ekonomi, kepribadian, seni administrasi coping).
c. Dirasakan efikasi (individu penilaian diri dari kemampuan untuk berhasil mengadopsi sikap yang diinginkan).
d. Isyarat untuk tindakan (pengaruh eksternal mempromosikan sikap yang diinginkan, mungkin termasuk informasi yang diberikan atau dicari, pengingat berpengaruh oleh orang lain, komunikasi persuasif, dan pengalaman pribadi).
e. Kesehatan motivasi (baik individu didorong untuk tetap pada tujuan kesehatan tertentu).
f. Dirasakan kontrol (ukuran tingkat self-efficacy).
g. Ancaman (baik ancaman yang dikenakan dengan tidak melaksanakan tindakan kesehatan tertentu yang dianjurkan yaitu besar)
Prediksi dari model tersebut yaitu kemungkinan individu yang bersangkutan untuk melaksanakan tindakan kesehatan yang direkomendasikan (seperti kebijakan kesehatan preventif dan kuratif).
F. Model Komunikasi Keyakinan Kesehatan Menurut Para Ahli
Menurut Rosenstock (1974, 1977), model ini bersahabat dengan Pendidikan Kesehatan.Konsep : Perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan sikap. Secara khusus bahwa persepsi seseorang ihwal kerentanan dan kemujaraban pengobatan sanggup mensugesti keputusan seseorang dalam sikap kesehatannya.
Aspek-aspek pokok sikap kesehatan berdasarkan Rosenstock:
1. Ancaman
a) Persepsi ihwal kerentanan diri terhadap penyakit (atau kesediaanmenerima diagnosa penyakit).
b) Persepsi ihwal keparahan penyakit/kondisi kesehatannya.
2. Harapan
a) Persepsi ihwal laba suatu tindakan.
b) Persepsi ihwal hambatan-hambatan untuk melaksanakan tindakan itu.
3. Pencetus tindakan:
a) Media,
b) Pengaruh orang lain,
c) Hal-hal yang mengingatkan (reminders).
4. Faktor-faktor Sosio-demografi (pendidikan, umur, jenis kelamin/gender, sukubangsa).
5. Penilaian diri (Persepsi ihwal kesanggupan diri untuk melaksanakan tindakan itu).
Ancaman suatu penyakit dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu.
Health Belief Model berdasarkan Becker (1979) ditentukan oleh :
a. Percaya bahwa mereka rentan terhadap dilema kesehatan
b. Menganggap serius masalah.
c. Yakin terhadap efektivitas pengobatan.
d. Tidak mahal.
e. Menerima ajuan untuk mengambil tindakan kesehatan.
Kelemahan :
a) Bersaing dengan kepercayaan dan sikap-sikap lain.
b) Pembentukan kepercayaan seiring dengan perubahan perilaku.
Model Kepercayaan kesehatan oleh Becker (1974, 1979) :
1. Percaya Bahwa Mereka Rentan Terhadap Masalah Kesehatan Tertentu
Bagaimana menyadarkan masyarakat tersebut kalau dirinya sanggup mengalami diare setiap saat. Oleh alasannya adanya lingkungan dengan sanitasi yang jelek dan sikap yang jelek terhadap kesehatan, menyerupai cakupan jamban yang rendah serta sumber air higienis yang dikonsumsi berpotensi terkotori oleh kuman. Tidak adanya WC memungkinkan adanya lalat sebagai vektor penyebab terjadinya penularan ke insan yang sehat lainnya. Sumber air yang dipakai dari sumur pinggir sungai/menggali lubang pasir di pinggir sungai sangat membahayakan bilamana ada penderita cholera yang BAB disungai tersebut.
2. Menganggap Masalah Ini Serius
Terjadinya diare bukan saja sanggup menjadikan kesakitan tetapi juga ancaman kematian. Terutama akhir dehidasi berat oleh diare. Penyakit ini setiap tahunnya merupakan pembunuh no 1 atau no 2 di Indonesia.
3. Meyakini Efektifitas Tujuan Pengobatan Dan Pencegahan
Model pengobatan dini sanggup mencegah ke tahapan diare berat dengan dehidasi hebat, sehingga tidak perlu dirujuk ke RS. Pencegahan merupakan upaya terbaik dan murah melalui kebiasaan sikap hidup higienis dan sehat terutama sumber air yang steril, penggunaan WC dan kebiasaan basuh tangan dengan sabun. Dimaksudkan memutuskan penularan penyakit diare.
4. Tidak Mahal
Biaya yang tidak mahal alasannya hanya dengan merubah kebiasaan jelek dimasyarakat. Jika dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk kesembuhan ditambah dengan hilangnya produktifitas (waktu kerja).
5. Menerima ajuan untuk mengambil tindakan kesehatan
Melaksanakan ajuan oleh petugas kesehatan merupakan tujuan dari perubahan perilaku.
G. Ruang Lingkup Dan Aplikasi Model Komunikasi Keyakinan Kesehatan
Health Belief Model telah diterapkan pada banyak sekali sikap kesehatan dan populasi subjek. Tiga bidang yang luas sanggup diidentifikasi (Conner & Norman, 1996):
1) sikap kesehatan preventif, yang meliputi promosi kesehatan (misalnya diet, olahraga) dan kesehatan berisiko (misalnya merokok) sikap serta vaksinasi dan praktik kontrasepsi.
2) sikap kiprah Sakit, yang mengacu pada kepatuhan terhadap rejimen medis direkomendasikan, biasanya sesudah diagnosis profesional penyakit.
3) Klinik digunakan, yang meliputi kunjungan ke dokter untuk banyak sekali alasan.
Konsep | Penggunaan Kondom Contoh Pendidikan | IMS Skrining atau Tes HIV |
1. Persepsi Kerentanan | Pemuda percaya bahwa mereka bisa mendapatkan IMS atau HIV atau membuat kehamilan. | Pemuda percaya bahwa mereka mungkin telah terkena IMS atau HIV. |
2. Dirasakan Keparahan | Pemuda percaya bahwa konsekuensi dari mendapatkan IMS atau HIV atau membuat kehamilan yang cukup signifikan untuk mencoba untuk menghindari. | Pemuda percaya konsekuensi dari mempunyai IMS atau HIV tanpa pengetahuan atau pengobatan yang cukup signifikan untuk mencoba untuk menghindari. |
3. Manfaat yang dirasakan | Pemuda percaya bahwa tindakan yang dianjurkan untuk memakai k0nd0m akan melindungi mereka dari mendapatkan IMS atau HIV atau membuat kehamilan. | Pemuda percaya bahwa tindakan yang direkomendasikan mendapatkan diuji untuk IMS dan HIV akan menguntungkan mereka - mungkin dengan memungkinkan mereka untuk mendapatkan pengobatan dini atau mencegah mereka dari menginfeksi orang lain. |
4. Hambatan yang dirasakan | Pemuda mengidentifikasi kendala pribadi mereka untuk memakai k0nd0m (yaitu, k0nd0m membatasi perasaan atau mereka terlalu aib untuk berbicara dengan pasangan mereka ihwal hal itu) dan mengeksplorasi cara untuk menghilangkan atau mengurangi hambatan-hambatan ini (yaitu, mengajar mereka untuk menempatkan pelumas di dalam k0nd0m untuk meningkatkan sensasi untuk laki-laki dan minta mereka melatih kemampuan komunikasi k0nd0m untuk mengurangi tingkat aib mereka). | Pemuda mengidentifikasi kendala pribadi mereka untuk mendapatkan diuji (yaitu, hingga ke klinik atau terlihat di klinik oleh seseorang yang mereka kenal) dan mengeksplorasi cara untuk menghilangkan atau mengurangi hambatan-hambatan ini (yaitu, bertukar pikiran dan pilihan transportasi menyamar). |
5. Isyarat untuk Bertindak | Pemuda mendapatkan isyarat pengingat untuk tindakan dalam bentuk insentif (seperti pensil dengan pesan cetak "sarung tangan tidak ada, cinta tidak") atau pesan pengingat (seperti pesan dalam newsletter sekolah). | Pemuda mendapatkan isyarat pengingat untuk tindakan dalam bentuk insentif (seperti gantungan kunci yang mengatakan, "Got sec sebaiknya dites!") Atau pengingat pesan (seperti poster yang mengatakan, "25% dari kontrak cukup umur aktif secara secual IMS. Apakah Anda salah satu dari mereka? Cari tahu kini "). |
6. Self-Efficacy | Percaya diri dalam memakai k0nd0m dengan benar dalam segala situasi Pemuda. | Pemuda mendapatkan bimbingan (seperti informasi di mana untuk mendapatkan diuji) atau pembinaan (seperti praktek dalam membuat janji). |
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Komunikasi yaitu keterampilan yang sangat penting bagi manusia, manusian yaitu mahluk sosial yang saling ketergantungan satu sama lain.
2. Model keyakinan kesehatan merupakan model kognitif yang dipakai untuk meramalkan sikap peningkatan kesehatan.
3. Model Kepercayaan kesehatan (HBM) ini dipakai untuk meramalkan sikap peningkatan kesehatan. Model kepercayaan kesehatan merupakan model kognitif yang berarti bahwa khususnya proses kognitif dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan. Menurut model kepercayaan kesehatan kemungkinan individu akan melaksanakan tindakan pencegahan tergantung secara pribadi pada hasil dari dua keyakinan atau penilaian kesehatan yaitu ancaman yang dirasakan dari sakit dan pertimbangan ihwal laba dan kerugian.
B. SARAN
Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, alasannya kami insan yang yaitu kawasan salah dan dosa, dan kami juga butuh saran/ kritikan biar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik dari pada masa sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. “Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model)”. giletules.blogspot.com/search?q=model-kepercayaan-kesehatan-health
Anonim. _______. “Model Kepercayaan Kesehatan”. http://www.utwente.nl/cw/theorieenoverzicht/Theory%20clusters/Health%20Communication/Health_Belief_Model.doc/
Mulyanti, Sri. 2012. “Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model)”. giletules.blogspot.com/search?q=model-kepercayaan-kesehatan-health.
EmoticonEmoticon