Saya punya utang nulis mengenai ta'aruf nih, ada beberapa anon yang mengirimkan saya message yang katanya pengen saya membahas ihwal ta'aruf. Honestly, saya cuma tau teorinya aja sih mengenai ta'aruf dan juga ada beberapa teman saya yg alhamdulillah nikah melalui cara yang syar'i (ta'aruf). Kaprikornus seengaknya saya tidak mengecewakan ngerti ihwal hal seputar ta'aruf ini, inshaa Allah.
Ada di antara kita, mereka yang berpacaran, namun ketika ditanya, mereka bilang “Take it easy, saya pacarannya cara islami kok”. Ya, sebuah pacaran yang mengedepankan syar’i dan ridha Allah di dalamnya. HA? memang ada ya?
Bagi saya hal ini menggelikan. Bagaimana tidak, menggabungkan 2 kata yang sifatnya berlawanan dalam 1 kegiatan. As we know, pacaran memang gak diperbolehkan dalam islam, HARAM hukumnya. Tapi ada yang menciptakan istilah sendiri 'pacaran secara islami', melaksanakan sesuatu yang dihentikan secara jalurnya. Lalu terbesit dalam pikiran saya, jikalau kita punya istilah pacaran yang islami, maka saya boleh menciptakan istilah mabuk secara islami, berbohong secara islami, meninggalkan salat secara islami, atau mengatakan aurat secara islami. Loh kok bisa? Bisa dong, kan pacaran juga bisa.
“Emang kenapa sih kok kayak anti pacaran gitu? Orang kami yang ngejalani hening tenang aja gak ada masalah” - couple said.
“Lagian kami pacaran sehat kok, sering mengingatkan solat dan mengaji” - couple said.
Astaghfirullah..
Pacaran secara islami itu yaitu sebuah tanda bahwa kita tidak takut akan eksekusi Allah. Dan juga sebuah tanda bahwa kita terlalu pengecut untuk meninggalkan seseorang yang kita cintai di dunia ini, padahal sudah seharusnya di dunia ini ada hal-hal yang harus ditinggalkan demi kebaikan.
Pacaran secara islami itu yaitu menyerupai kita berpegang pada Allah, tapi berjalan perlahan menuju syaitan. Mereka yang berpacaran secara islami patut diacungi jempol, alasannya yaitu mereka sangatlah berani bermain-main dalam batasan antara hak dan batil yang sangat tipis.
“Dan janganlah kau campuradukkan yang hak dan yang batil, dan janganlah kau sembunyikan yang hak itu, sedang kau sendiri mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah II: 42)
Kaprikornus solusinya gimana kalo menjalin korelasi secara islami? Yah ada, ta'aruf namanya, menikah ujungnya. Ta'aruf dari bahasa arab artinya yaitu ‘mengenal’. Kita persempit disini jadi mengenal calon pasangan. Ta'aruf disini dimaksudkan untuk pendekatan & mengenal calon pasangan lebih dalam tanpa proses pacaran.
Lalu apa bedanya dengan pacaran? Jelas beda! Ta'aruf tujuannya untuk nikah. Lah pacaran? dapat macam-macam tujuannya. Ta'aruf kalau cocok, lanjut ke lamaran. Kalau gak cocok? Langsung stop. Prosesnya terperinci dan gak hingga bertahun-tahun, kurang lebih hanya 3 bulan aja dan harus ada mahram yang mendampingi. Bisa keluarga, atau pihak ketiga lain mirip guru ngaji, dll. Kalo pacaran? Tau sendirilah, santai. “Kita jalani dulu aja ya, liat gimana nanti.” Restu? belakangan. Potensi dosanya guede -..-"
Jadi? Masih mau pacaran secara islami?
“Ah gils gils! Kalo gak pacaran sih gak keren! Berarti gak laku! Gak ada yg dapat diajak curhat dan ngobrol, gak ada yg perhatiin.”
Hati-hati deh sama perkataan yg beginian, kebanyakan orang yg pacaran niscaya kurang bersahabat dengan keluarganya, niscaya kurang bercengkrama dengan saudaranya, alias kesepian.
Kita muda-mudi disini memang lagi perang, perang disini bukan lagi kasus mengangkat senjata, tapi mengenai contoh pikir. Melalui apa? melalui 3F. fun, food, fashion.
Kita ditunjukkan oleh banyak media untuk saling mengasihi lewat jalur haram. Di instagram kalo belum update photo sama pacar dibilang gak gaul. Kalo gak punya gebetan dibilang kuper. Kalo gak ada pemuda yg ngomentarin foto di sosmed dianggap gak populer. Naudzubillah..
Ingat nih :
“Pandangan merupakan pangkal dari segala tragedi yang menimpa manusia. Sebab, pandangan akan melahirkan getaran hati, diikuti dengan angan-angan yang membangkitkan syahwat dan impian yang semakin menguat dan kesannya menjadi kebulatan tekad, hingga terjadilah perbuatan itu secara pasti, selama tidak ada penghalang yang menghalanginya”. - Anonim.
Jadi..masih mau pacaran? Saya langsung alhamdulillah belum pernah. Dulu ayah memang pernah menasihati saya untuk tidak menyentuh kegiatan pacaran, hingga dia wafat ketika ini pun inshaa Allah saya akan terus menjalankan perintah Allah yg satu ini. Saya gak mau gara-gara saya ayah malah menanggung dosa anaknya. Dan juga berdasarkan saya, selain melanggar perintah Allah, pacaran itu jjuga merupakan proses pengkhianatan kepada ayah kita.
Readers, coba deh anggap aja kita ini sedang puasa. Ketika puasa memang godaan ada dimana-mana, tapi kalo kita icip-icip, curi-curi waktu untuk hal yang terperinci diharamkan, maka ketika buka puasa niscaya udah gak ada lagi gregetnya. Nah..sama halnya juga dengan hal yang satu ini.
Udah segitu aja yaaa :) Saya rasa udah tidak mengecewakan terperinci klarifikasi mengenai ta'aruf ini, wkwk. Semoga Bermanfaat!
Wallahu a'lam.
Sumber http://ismimiitsme.blogspot.com
EmoticonEmoticon