Rabu, 31 Januari 2018

Pengertian Dan Faktor Penentu Elastisitas Undangan (The Elasticity Of Demand)

Pengertian Dan Faktor Penentu Elastisitas Permintaan  Menurut aturan permintaan, tindakan menaikkan harga ini terang akan menurunkan permintaan. Jika usul hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapat keuntungan.

A. Pengertian Elastisitas Permintaan


Besarnya reaksi konsumen terhadap perubahan harga sangat penting bagi produsen. Tujuan nya yakni biar produsen sanggup memilih tingkat harga yang menguntungkan. Elastisitas usul yakni ukuran drajat kepekaan usul terhadap perubahan harga.

Elastisitas usul mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang di beli sebagai tanggapan perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus).

Pengertian Dan Faktor Penentu Elastisitas Permintaan  Pengertian Dan Faktor Penentu Elastisitas Permintaan (The elasticity of demand)
Pengertian Dan Faktor Penentu Elastisitas Permintaan (The elasticity of demand)

Pengertian Elastisitas usul menggambarkan derajat kepekaan fungsi usul terhadap perubahan yang terjadi pada variabel-variabel yang mempengaruhinya.

Elastisitas usul sanggup diartikan sebagai tingkat kelenturan atau tingkat kepekaan usul terhadap perubahan harga. Elastisitas usul dinyatakan dengan sebuah koefesien yaitu koefesien elastisitas dan dinotasikan dengan huruf Ed. Dengan demikian, notasi E yakni besaran, atau koefisien yang sanggup mengatakan seberapa lentur usul kalau terjadi perubahan harga dan dinyatakan dengan rumus berikut ni.

Pengertian Dan Faktor Penentu Elastisitas Permintaan  Pengertian Dan Faktor Penentu Elastisitas Permintaan (The elasticity of demand)
Pengertian & Faktor Penentu Elastisitas Permintaan
Ed = (ΔQ/Q)/(ΔP/P)
Dimana :

ΔQ = perubahan jumlah permintaan

ΔP = perubahan harga barang

P = harga mula-mula

Q = jumlah usul mula-mula

Ed = koefesien elastisitas permintaan

Persamaan tersebut bekerjsama yakni rasio antara persentase perubahan jumlah usul terhadap persentase perubahan harga. Koefesien elastisitas mengatakan besar kecilnya efek perubahan tingkat harga terhadap perubahan tingkat usul barangnya.

Nilai Ed sama dengan dua menujukkan bahwa perubahan pada tingkat harga akan menyebabkan perubahan tingkat usul barang sebesar dua kali daripada perubahan tingkat harga.

Jika perubahan tingkat harga sebesar 10 persen, maka perubahan tingkat usul barang yakni 20 persen.

Nilai koefesien Ed sama dengan 0,5 mengatakan bahwa perubahan tingkat harga akan menjadikan tingkat usul barang berubah sebesar setengah kalinya daripada perubahan tingkat harga.

Jika harga berubah sebesar 10 persen, maka perubahan tingkat usul yakni lima persen.

Nilai Ed lebih besar dari satu disebut usul elastisis, sedangkan kalau nilai Nilai  Ekurang daripada satu disebut usul inelastis. Permintaan dengan nilai Esama dengan satu disebut usul unitary atau usul satuan atau normal.

Selain itu masih ada dua jenis usul lagi yaitu usul lentur tepat dan usul inelastis sempurna. Permintaan lentur tepat ditunjukkan dengan Nilai Ed tak hingga, dan permintaan inelastis tepat ditunjukkan dengan Ed sama dengan nol.

Pada dasarnya ada 3 hal yang menghipnotis elastisitas permintaan, yaitu :

1. Elastisitas Harga (Price Elasticity Of Demand) barang sendiri 

Elastisitas Harga atau lengkapnya elastisitas harga dari usul atau elastisitas usul terhadap harga yakni  yaitu suatu konsep yang dimaksudkan untuk mengukur derajaat perubahan kuantitas barang yang dibeli sebagai tanggapan perubahan harga barang tersebut.

Elastisitas harga (price elasticity) yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang tersebut.

Elastisitas harga (EP) mengukur berapapersen usul terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.

Ep = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta

Persentase perubahan harga

Atau

Ep = %∂Q

%∂P

= (∂Q/Q)

(∂P/P)

= P x ∂Q

Q ∂P

  • Angka Elastisitas Harga (EP)

a) Inelastis (EP < 1)

Perubahan usul (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan harga. Kalau harga naik 20% menjadikan usul barang turun sebesar, misal nya 12%. Pemintaan barang kebutuhan pokok umumnya inelastis. Misalnya perubahan harga beras di Indonesia, tidak kuat terhadap perubahan usul terhadap beras, lantaran beras yakni kebutuhan pokok.

b) Elastis (EP > 1)

Permintaan dikatakan lentur bila perubahan harga suatu barang menjadikan perubahan usul yang BESAR. Misalnya bila harga turun 20% menjadikan usul barang naik 40%. Karena itu EP lebih besar dari satu. Barang glamor seprti kendaraan beroda empat umumnya usul elastis.

c) Elastis Unitari (EP = 1)

Jika harga naik 20%, usul barang turun 20% juga.

d) Elastis Sempurna (EP = 0)

Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang di butuhkan. Contohnya yakni usul garam dan gula.

e) Elastis Tak Terhingga

Perubahan harga sedikit saja menyababkan perubahan usul tak terbilang besarnya.

Macam-macam elastisitas harga :

a. Elastisitas Titik (Point Elasticity)

Elastisitas titik mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu. Konsep elastisitas ini dipakai bila perubahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya hingga mendekati nol. Tetapi konsep ini kurang akurat bila perubahan harga yang relatif besar.

Rumus Elastisitas Titik. yaitu :

Ep = ∂Q/Q = P.∂Q

∂P/P Q. ∂P

b. Elastisitas busur (arc elasticity)

Elastisitas busur yakni ukuran ihwal drajat respon rata-rata kuantitas terhadap harga pada suatu interval kurva permintaan.

Dalam masalah tertentu lebih tepat kalau mnggunakan elastisitas busur, yang mengukur elastisitas usul antara dua titik. Rumus perhitungan elastisitas busur hanya sedik perbedaannya dengan rumus perhitungan elastisitas titik.

Rumus Elastisitas Busur, yaitu :

Ep = –∂Q (P1 + P2/2 = -∂Q (P1 + P2)

∂ (Q1 + Q2/2 ∂P (Q1 + Q2)

Dimana: ∂Q = Q1 – Q2

∂P = P1 –P2

Atau

Ep = Q1 – Q2

(Q1 + Q2) /2

P1 – P2

(P1 + P2) /2

  • Faktor Yang Menentukan Elastisitas Harga

a) Tingkat Subtitusi

Makin sulit mencari subtitusi suatu barang, usul makin inelastis. Contoh : Beras sulit di cari subtitusinya, lantaran itu usul inelastis. Sedangkan garam tidak memiliki subtitusi, oleh lantaran itu usul nya inelasti sempurna, lantaran walaupun harga nya naik bayak, orang tetap membelinya, dan seandainya harganya turun anyak, orang tidak lantas memborong nya.

b) Jumlah Pemakai

Makin banyak jumlah pemakai, usul akan suatu barang makin inelastis.
Semakin pokok suatu barang, semakin inelastis usul nya.

c) Proporsi Kenaikan Harga Terhadap Pendapatan Konsumen

Bila proporsi tersebut besar, maka usul cenderung lebih elastis.

d) Jangka Waktu

jangka waktu usul atas suatu barang juga memiliki efek terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah barangnya durabel atau nondurabel.

2. Elastistas Harga Silang

Elastisitas harga silang yaitu merupakan derajat kepekaan usul barang X terhadap perubahan harga barang lain.

Elastisitas silang (cross elasticity) yakni persentase perubahan jumlah barang X yang diminta, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang lain (Y).

Elastisitas silang (EC) mengukur persentase perubahan usul suatu barang sebagai tanggapan perubahan harga barang lain sebesarsatu persen. 

Ec = % ∂Qx

% ∂Py

= (∂Qx / Qx)

(∂Py / Py)

= Py . ∂Qx

Qx ∂Py

Nilai Ec mencerminkan korelasi antara barang X dengan Y. Bila Ec > 0 ,X merupaakn subtitusi Y. Kenaikan harga Y menjadikan harga relatif X lebih murah, sehinggga usul terhadap X meningkat. Misalnya, bila harga daging ayam naik, maka usul terhadap usul daging sapi akan meningkat (Ceteris Paribus), lantaran kini daging sapi relatif menjadi lebih murah dibanding harga daging ayam (meskipun secara nominal masih lebih maahal). Nilai Ec < 0 menandakan korelasi X dan Y yakni komplementer. X hanya sanggup dipakai bersama sama Y. Penambhan atau pengurangan terhadap X, menjadikan penambahan atau pengurangan terhadap Y. Kenaikan harga Y menjadikan usul terhadap X, menebabkan usul terhadap X ikut menurun. Misalkan, bila harga BBM naik (Ceteris Paribus), maka sanggup di duga usul terhadap kendaraan beroda empat akan berkurang.

3. Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan yaitu merupakan derajat kepekaan usul barang X terhadap perubahan pendapatan atau anggaran belanja konsumen.

Elastisitas pendapatan (income elasticity) yaitu persentase perubahan usul akan suatu barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan pendapatan (income) riil konsumen.

Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen usul terhadap suatau barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu persen.

Ei = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta

Persentase perubahan pendapatan

Atau

Ei = % ∂Q

% ∂I

= (∂Q / Q)

(∂I / I)

= I . ∂Q

Q ∂I

Umumnys nilsi Ei positif, lantaran kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatan nya makin besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods). Bila nilai Ei anara 0 sampai1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential goods). Barang denan Ei > 1 merupakan barang glamor (luxurius goods).

Ada barang dengan Ei < 0. Permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada ketika pendapatan aktual meningkat. Barang ini disebut barang interior (inferor goods).

B. Faktor Penentu Elastisitas Permintaan


Faktor-faktor yang menghipnotis penentu elastisitas yakni sebagai berikut : 
  • Banyaknya pangan pengganti yang tersedia : Semakin banyak jenis pangan pengganti yang tersedia maka semakin lentur sifat permintaannya;
  • Persentase pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli pangan tersebut : Semakin besar penggalan pendapatan yang diharapkan untuk membeli suatu pangan maka semakin lentur usul terhadap pangan itu;
  • Jangka waktu di dalam mana usul itu dianalisis : Semakin usang jangka waktu dimana usul itu dianalisis, maka semakin lentur sifat usul suatu pangan.

Pustaka :

  1. Suparmoko, Pengantar Ekonomika Mikro, BPFE Yogyakarta, 2000,
  2. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
  3. Rhardja, Pratama, Mandala Menurung. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan Mikroekonomi). Jakarta: FEIU.
  4. Nopirin, Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro, BPFE, UGM, Yogyakarta, 2000
  5. Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
  6. giletules.blogspot.com/search?q=teori-permintaan-theory-of-demand
  7. giletules.blogspot.com/search?q=teori-permintaan-theory-of-demand

Sumber http://artonang.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)