Selasa, 06 Maret 2018

Ta'aruf Berdasarkan Islam

Assalamualaikum. Selamat malam kali ini saya akan menuliskan artikel Agama Islam yaitu wacana Ta'aruf Menurut Islam. Langsung saja simak bacaan dibawah ini.

Ta'aruf

Ta'aruf ialah kegiatan bersilaturahmi, jikalau pada masa ini kita bilang berkenalan bertatap muka, atau main/bertamu ke rumah seseorang dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya.
Ta'aruf  sangat berbeda dengan pacaran.manfaat ta’aruf, biar kita tidak terjebak pada ghurur. Ta’aruf bukan sekedar formalitas saja namun benar-benar dilaksanakan untuk saling mengenal, mencari informasi akhlak, kondisi keluarga, saling menimbang.


Apa perbedaan ta'aruf dan pacaran itu?

Tujuan
- taaruf (t) : mengenal calon istri/suami, dengan keinginan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pernikahan.
- pacaran (p) : mengenal calon pacar, dengan keinginan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pacaran, syukur-syukur sanggup nikah ...

Kapan dimulai
- t : ketika calon suami dan calon istri sudah merasa bahwa menikah ialah suatu kebutuhan, dan sudah siap secara fisik, mental serta materi.
- p : ketika sudah diledek sama teman:"koq masih jomblo?", atau ketika butuh temen curhat, atau ketika taruhan dengan teman.

Waktu
- t : sesuai dengan etika bertamu.
- p : pagi boleh, siang oke, sore ayo, malam bisa, dini hari klo ngga ada yang komplain juga ngga apa-apa.

Tempat pertemuan
- t : di rumah sang calon, balai pertemuan, musholla, masjid, sekolahan.
- p : di rumah sang calon, kantor, mall, cafe, diskotik, kawasan wisata, kendaraan umum & pribadi, pabrik.

Frekuensi pertemuan
- t : lebih sedikit lebih baik alasannya menghindari zina hati.
- p : lazimnya seminggu sekali, pas malem minggu. Kalo sanggup lebih.

Lama pertemuan
- t : sesuai dengan etika bertamu
- p : selama belum ada yang komplain, lanjut !

Materi pertemuan
- t : kondisi pribadi, keluarga, harapan, serta keinginan di masa depan.
- p : dongeng apa aja insiden ahad ini, ngobrol ngalur-ngidul, ketawa-ketiwi.

Jumlah yang hadir
- t : minimal calon lelaki, calon perempuan, serta seorang pendamping (bertiga). maksimal tidak terbatas (disesuaikan etika tamu).
- p : calon lelaki dan calon perempuan saja (berdua). klo rame-rame bukan pacaran, tapi rombongan.

Biaya
- t : secukupnya dalam rangka menghormati tamu (sesuai etika tamu).
- p : jikalau ada biaya: ngapel, jikalau ngga ada absent dulu atau cari pinjeman, terus kawasan pertemuannya di rumah aja kali ya? tapi gengsi dong pacaran di rumah doang ?? apa kata doi coba ??

Lamanya
- t : ketika sudah tidak ada lagi keraguan di kedua belah pihak, lebih cepat lebih baik. dan ketika informasi sudah cukup (bisa seminggu, sebulan, 2 bulan), apa lagi yang ditunggu-tunggu?
- p : sanggup 3 bulan, 6 bulan, setahun, 2 tahun, bahkan mungkin 10 tahun.

Saat tidak ada kecocokan ketika proses
- t : salah satu pihak sanggup menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan menyebut alasannya.
- p : salah satu pihak sanggup menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan/tanpa menyebut alasannya.


Bagaimana sih proses ta'aruf itu?
1. Pemahaman
Perempuan-perempuan yang keji ialah untuk yang keji pula dan pria yang keji untuk wanita-wanita yang keji, sedangkan wanita-wanita yang baik untuk pria yang baik dan pria yang baik juga diperuntukkan bagi perempuan-perempuan yang baik….”(QS. An Nuur [24]: 26)

Ayat di atas ialah kesepakatan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Berdasarkan ayat tersebut, Allah swt telah menetapkan perempuan yang baik untuk pria yang baik, demikian pula sebaliknya. Kaprikornus kita tak perlu khawatir akan mendapatkan pendamping yang tak sekufu agamanya alasannya bergotong-royong semuanya bermula dari diri kita sendiri. Sudahkah kita beragama dengan baik? Bagaimana kadar keimanan kita?

2. Identifikasi
a. Akhlak
Akhawat berjilbab panjang dan lebar belum tentu lebih baik dari yang berjilbab biasa-biasa saja. (maksudnya, “biasa-biasa “ tapi tetap mencukupi kriteria syar’i jilbab). Menilai baik tidaknya agama seseorang tidak sanggup dilihat dari panjangnya jilbab, tidak sanggup dilihat dari banyaknya shalat, rajinnya puasa, gelar hajjah, dan sebagainya. Karena banyak orang yang rajin shalat tapi suka ghibah, berpuasa tapi durhaka pada orang tua, bergelar hajjah tapi tidak amanah.


Agama bukan pula diidentifikasikan dari luasnya pengetahuan agama (tsaqofah). Karena banyak missionaris yang pengetahuan agamanya lebih luas dibandingkan umat Islam sendiri. Agama bukan pula dilihat dari banyaknya hafalan Al Qur’an alasannya Snouck Hongruje pun,  hafal Qur’an.

Ukuran agama ialah akhlak. Iman itu adanya di dalam hati. Dan tentu saja tak ada yang mengetahuinya kecuali Allah namun iman yang benar-benar menyala di dalam hati, cahayanya niscaya akan memancar keluar, yaitu dalam bentuk akhlak. Pancaran cahaya keimanan inilah yang harus kita cari. Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya seorang hamba yang berakhlak baik akan mencapai derajat dan kedudukan yg tinggi di akhirat, walaupun ibadahnya sedikit“.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda mengenai perempuan andal ibadah yang masuk neraka alasannya menyiksa seekor kucing hingga mati. Dan di hadits lainnya, ada perempuan pelacur yang masuk nirwana alasannya memberi minum seekor anjing yg kehausan. Ini membuktikan bahwa tak ada yang mengetahui kebaikan hakiki seseorang alasannya taqwa itu adanya di sini (di hati). Umat Nabi Muhammad itu menyerupai air hujan yang tak sanggup diketahui mana yang lebih baik, awalnya atau akhirnya.

Ingatlah kisah Nabi Daud ketika sedang bersama murid-muridnya dalam sebuah halaqah dan kemudian tiba seorang pria yang baik pakaiannya, terlihat sangat sholeh hingga menciptakan murid-murid Nabi Daud bersimpati dan kagum. Namun ternyata ia ialah seorang munafiq dan Nabi Daud mengetahui hal itu dari akhlaknya ketika orang tersebut memasuki masjid dengan kaki kiri, tangisannya di depan umum, dan ucapan salamnya kepada halaqah yang sudah dimulai.

b. Hati yg Lembut.
Salah satu ciri jundullah adalah, “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kau yg murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah menyayangi mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang mu’min, bersikap keras terhadap orang-orang kafir…


Kepada saudaranya yang mu’min ia akan berkasih sayang, saling menasehati dan tidak akan merendahkan saudaranya seiman. Hati yang lembut sanggup terlihat dari keridhoannya mendapatkan kebenaran (Al Haq). Ia akan gampang untuk mendapatkan nasehat dan segera memperbaiki kesalahannya. Hati yang keras tidak akan rela untuk mendapatkan nasehat dan terus berkubang dalam kesalahan. Hati yang lembut sanggup mencegah verbal dan tangannya dari menzalimi orang lain.

3. Syarat Seorang Informan
Untuk mengetahui moral akhawat/ikhwan, tentu kita harus menanyakannya kepada orang lain. Ini dikarenakan kita tidak mengenal baik akhawat/ikhwan tersebut. Lalu kepada siapakah kita bertanya? Tanyakanlah kepada orang-orang terdekatnya. Namun orang yang terdekat ini bukanlah sembarang orang. Di bawah ini ialah tips dari Umar bin Khattab untuk mengetahui apakah orang tersebut benar-benar mengenal akhwat/ikhwan yang dimaksud. Yaitu :
1. Ia sudah melaksanakan mabit atau safar dengan akhwat tersebut sehingga mengetahui persis akhlaknya.
2. Ia sudah melaksanakan hubungan finance (muamalah) dengan akhwat tersebut sehingga sanggup terlihat apakah ia amanah.
3. Ia sudah menyaksikan akhwat tersebut menahan amarah alasannya ketika orang murka moral aslinya akan terlihat, baik ataukah buruk.


4. Niat Mempengaruhi Keberkahan
Wanita dinikahi alasannya empat perkara : Kecantikan, nasab, harta, agama. Namun pilihlah alasannya agamanya biar berkah kedua tanganmu. Tidaklah salah bila para ikhwan memilih standar atau kriteria calonnya. Namun hendaknya kriteria tersebut proporsional, tidak muluk dan jangan mempersulit diri sendiri. Mengharapkan sosok yang tepat dan super ideal sangatlah jarang bahkan mungkin tidak ada. Dan bila hingga kesempurnaan yg dicari tidak ditemukan pada sosok sang kekasih, maka akan mengakibatkan kekecewaan. Sesungguhnya ketidaksempurnaan ialah wujud kesempurnaan. Syukurilah karunia-Nya, jangan terlalu banyak menuntut. Jadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain. Bukankah ijab kabul itu menyerupai pakaian yang saling melindungi dan menutupi kekurangan. Saling mendapatkan kelebihan dan kekurangan. “Sesungguhnya amal dinilai menurut niatnya.“


Asy Syahid Imad Aqil, mujahid Palestina pernah berkata : “ Riya lebih saya takuti dari tentara-tentara Israel.“ Dan pepatah menyampaikan “ Tentara terdepanmu ialah keikhlasan. “

Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang menikahi seorang perempuan alasannya ingin menutupi farjinya dan mempererat silaturahmi maka Allah akan memperlihatkan barakah-Nya kepada keduanya (suami isteri )

5. Istikharah
Jangan lupa istikharah untuk mendapatkan kemantapan. Seperti sebuah bait puisi, “Bariskan keinginan pada istikharah sepenuh hati ikhlas. Relakan Allah pilihkan untukmu. Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu pilihan-Nya. Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah. Mungkin kebaikan itu bukan pada orang yang terpilih itu, melainkan pada jalan yang kaupilih. Atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasanmu mendapatkan keputusan Sang Kekasih Tertinggi. Kekasih kawasan orang-orang beriman memberi semua cinta dan mendapatkan cinta.”


Demikian artikel goresan pena saya wacana Ta'aruf Menurut Islam. Semoga bermanfaat. Terima Kasih.
Simak juga yuk atikel saya wacana

 
Sumber http://pengetahuan-olandsky.blogspot.com


EmoticonEmoticon