Selasa, 03 April 2018

Perkembangan Metoda Eksplorasi Minyak Bumi

Menjelang masa ke-20, atau sekitar 50 tahun sehabis inovasi sumber minyak yang pertama di Amerik Serikat, sedikit sekali dukungan teknik yang diberikan untuk penentuan lokasi pomboran. Minyak biasanya ditemukan dengan membor bersahabat rembasan atau indikasi permukaan, malahan kadang- kadang dilakukan pemboran secara membabi buta. 

Pada tahun 1912, para jago geologi mulai melaksanakan perpetaan singkapan untuk penentuan tempat pemboran yang paling baik. Penelitian ini menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan dan dalam waktu beberapa tahun saja sumber minyak telah dibor hingga kedalaman yang yang sanggup dicapai oleh alat pembor, sekitar 1000 hingga 1300 meter dengan memakai bor tumbuk (cable tool). 

Pada tahun 1921, metoda pemboran putar (rotary-drilling) pertama kali dipergunakan di lapangan minyak Spindletop di Texas. Dengan ditemukannya baja yang lebih baik, metode pemboran cara putar diperbaiki dan awal tahun 20-an cara ini merupakan metoda utama untuk pemboran sumur yang sanggup menjangkau 1500-2000 meter di bawah permukaan bumi. Pada permulaan tahun 1920, para jago geologi telah memulai metode eksplorasi bawah permukaan. Pemboran inti dan penggalian sumur telah dipakai untuk mencari lapisan penunjuk yang sanggup dipetakan di bawah permukaan. Paleontologi terutama mikropaleontologi dipakai untuk mencari relasi lapisan beberapa sumur. Adanya penelitian mengenai mineral berat di bawah permukaan juga membantu mencari relasi lapisan beberapa sumur. 

Perkembangan paling penting dalam pencarian minyak bumi ialah ditemukannya banyak sekali cara geofisika, yang oleh industri minyak Amerika mulai dipergunakan pada pertengahan tahun 20-an. Metoda yang pertama kali ialah metoda seismik refraksi yang dikembangkan oleh beberapa jago jerman pada tahun 1923 di New Mexico untuk memetakan suatu patahan (zona patahan), tanpa menunjukkan hasil. Setelah dilakukan banyak sekali perbaikan berhasillah mereka melokalisir suatu kubah garam yang pertama di tempat Gulf-Coast pada tahun 1924. Setelah itu ditemukan juga banyak kubah lainnya dalam waktu yang sangat pendek. 

Pada tahun 1929 metoda seismik refleksi dikembangkan oleh para jago Amerika. Ternyata kedalaman tegak yang sanggup dijangkau dengan cara ini sanggup mencapai ribuan kaki. Penggunaan cara ini menunjukkan hasil sangat menakjubkan. Pada tahun 1923, bersamaan waktunya dengan dimasukkannya cara seismik refraksi (bias), suatu prinsip pencarian minyak bumi yang lain diimpor dari Eropa ke Amerika, yaitu metoda gravitasi. Alat yang dipergunakan ialah neraca puntir (torsion balance), suatu inovasi Hongaria tahun 1890. Ternyata metoda ini juga menunjukkan hasil yang besar dalam pencarian kubah garam di tempat Gulf-coast, tetapi kurang berhasil untuk tempat pegunungan. 

Gravimeter jenis lainnya dikembangkan di banyak sekali laboratorium Amerika menjadi suatu alat yang cukup baik dan masih dipergunakan remaja ini. Juga pada permulaan tahun duapuluhan metoda magnetik dikembangkan. Metoda tersebut ditemukan dan dikembangkan di Jerman dan ternyata merupakan metoda yang sangat baik. 

Pada tahun 1950 pertama kali helikopter dipergunakan untuk menunjang explorasi seismik di Irian Jaya. Pada tahun 1958 pertama kali dilakukan pemboran dengan memakai helikopter sebagai alat angkut, juga di Irian Jaya, pada pemboran sumur Wapili di pulau Salawati. Pada tahun 1960 dimulai explorasi seismik secara besar-besaran di lepas pantai. Dalam tahun 60-an terjadi kemajuan luar biasa dalam penggunaan cara seismik. Pita rekaman mulai dipakai untuk pencatatan. Metoda pengolahan data seismik secara elektronik juga telah mulai memakai komputer. Menjelang simpulan tahun 60- an dikembangkan pula cara yang dinamakan penginderaan jauh (remote sensing).

Sumber http://sainsmini.blogspot.com


EmoticonEmoticon