Minggu, 22 April 2018

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

PENDAHULUAN


1.1.       Latar Belakang
Proklamasi ialah sebuah pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat. Pemberitahuan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, mengambarkan suatu ketetapan kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan proklamasi kemerdekaan Indonesia memperlihatkan keberanian dan perilaku bangsa Indonesia menunjukan keberanian dan perilaku bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
Awalnya terdapat perbedaan perilaku antara golongan renta dan gologan muda. Golongan renta tidak mempersoalkan kalau kemerdekaan ialah pemberian Jepang, lain halnya dengan golongan muda yang mengagungkan kemerdekaan Indonesia sebagai hasil usaha sendiri.
Perbedaan itu menciptakan para usaha nasionalis Indonesia bekerja keras. Proklamasi bukan berarti usaha selesai, masih ada perjuangann yang lebih berat lagi, menanti yaitu usaha mempertahankan kemerdekaan itu sendiri.

1.2.       Tujuan
Mengetahui lebih dalam ihwal usaha bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia


PEMBAHASAN

A.    Persiapan Menjelang Proklamasi
1.      Peristiwa Penting Disekitar Proklamasi
a.       Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok ialah insiden bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa ini terjadi sehari sebelum kemerdekaan. Peristiwa ini terjadi alasannya ialah kontradiksi antara golongan muda dan golongan renta dalam menentukan waktu diproklamasikannya kemerdenaan Negara Republik Indonesia. Golongan muda yang tergabung dalam Angkata Muda Indonesia yang dipimpin oleh Chaerul Saleh telah mengetahui menyerahnya Jepang tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 mereka mengetahui kekalahan Jepang melalui siaran rasio BBC di Bandung dan 15 Agustus. Kemudian mereka mengadakan pertemuan, dan hasil pertemuan itu ialah Indonesia harus segera memproklamasikan kemerdekaanya. Mereka beropini bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa termasuk Indonesia, tanpa bergantung kepada bangsa dan negara manapun.
Pada hari yang sama Sokarno dan Moh. Hatta kembali ke tanah air setelah memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekl Terauchi di Saigon, Vietnam. Golongan renta yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta lebih menentukan melihat perkembangan selanjutnya, alasannya ialah proklamasi kemerdekaan harus terorganisasi dan melalui rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 ibarat yang telah disepakati dalam pertemuan di Saigon. Pendapat itu tidak ditanggapi oleh golongan muda. Mereka tetap pada prinsipnya, sehingga terjadi perbedaan paham antara golongan renta dan golongan muda. Golongan muda memutuskan untuk mengamankan Soekarno dan Hatta ke Luar kota, yakni ke Rengasdengklok sebelah timur Jakarta. Diungsikannya kedua tokoh ini leh golongan muda bertujuan untuk menjauhkan mereka dari imbas Jepang.
Golongan muda tetap memaksa kepada kedua tokoh itu untuk melakukan proklamasi kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang dan sesegera mungkin dikumandangkan. Namun, usaha para golongan muda ini tidak berhasil. Kedua tokoh itu teap pada pendiriannya. Shodanco Singgih yang berada di pihak golongan muda berbicara dengan Soekarno. Akhirnya Soekarno bersedia untuk memproklamasikan kemerdekan Indonesi dengan segera setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan pernyataan itu, Singgih segera kembali ke Jakarta untuk memberikan rencana proklamasi kepada mitra – kawannya.
Para tokoh lannya yang berada di Jakarta, yakni Ahmad Seobardjo yang mewakili golongan renta dan Wikana yang mewakili golongan pemuda, telah sepakat menentukan tempat dikumandangkannya proklamasi di Jakarta. Atas kesepakatan itu kemudian Jusuf Kunto (golongan pemuda) mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya pergi menjemput Soekarno – Hatta. Pukul 17.30 WIB rombongan tiba di Jakarta dengan selamat. Penyusunanteks proklamasi disepakati akan dilakukan di rumah kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Rombongan yang tiba di Jakarta eksklusif menuju urmah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 (sekarang Perpustakaan Nasional, Depdiknas)

b.      Penyusunan Tesk Proklamasi
Sebelum pembicaraan pembuatan naskah teks proklamasi dimulai, Soekarno Hatta telah mengemui Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai proklamasi kemerdekaan. Mereka ditemani oleh Laksamana Tadashi Maeda. Singetada Nishijima, Tomegoro Yoshizumi, dan Miyoshi sebagai penerjemah. Dalam pertemuan itu disepakati biar pemerintah Jepang tidak menghalangi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan yang akan dilakukan oleh rakyat Indonesia.
Setelah pertemuan itu, Soekarno Hatta kembali ke rumah Laksamana Tadashi Maeda untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura bersama tiga tokoh pemuda, yaitu Sukami, Soediro dan B.M Diah menyaksikan Soekarno Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Menjelang subuh, naskah proklamasi yang masih berupa konsep yang ditulis oleh Soekarno dibacakan dan dibahas kembali. Soekarno yang menerima dukungan dari Moh. Hatta menyarankan biar mereka bersama – sama menandatangani naskah proklamasi selaku wakil bangsa Indonesia namun golongan cowok menentangnya.
Sukarni yang mewakili golongan cowok mengusulkan biar yang menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia ialah Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul itu disetujui oleh hadirin yang ada, Kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik isu naskah itu menurut naskah hasil goresan pena tanganya dengan perubahan yang telah disetujui.
Semula pembacaan teks proklamasi akan dibacakan di Lapangan Ikada (sekarang bab tenggara lapangan Monumen Nasional) atas tawaran Sukarni. Namun Soekarno khawatir akan terjadi bentrokan fisik antara rakyat Indonesia dengan tentara Jepang maka diputuskan bahwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di rumah kediaman Soekarno, yakni jalan Pegangasaan Timur No. 56 Jakarta pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 wib
c.       Detik – Detik Proklamasi
Pada 17 Agustus 1945 menjelang fajar, teks proklamasi telah diketik dan siap dibacakan. Dalam suasana pagi, para pemimpin bangsa Indonesia masing – masing meninggalkan rumah Laksamana Tdashi maeda. Mereka pulang ke rumah masing – masing untuk mempersiapkan diri dan menuju rumah kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi, Gedng Perintis Kemerdekaan) sempurna pukul 10.30 wib.
Namun, tanpa diduga pada hari itu yang bertepatan dengan bulan Suci Ramadhan, barisan cowok berbondong – bondong tiba ke Lapangan Ikada. Pihak Jepang telah mengetahui kegiatan para cowok pada malam perumusan teks Proklamasi. Tentara Jepang berusaha untuk menghalang – halanginya dengan menjaga Lapangan Ikada.
Pemimpin Barisan Pelopor, Sudiro melaporkan keadaan tersebut kepada dr.Muwardi (Kepala Keamanan Soekarno) Ia menerima penjelasan, bahwa proklamasi tidak dilaksanakan di Lapangan Ikada, tetapi di depan rumah kediaman Soekarno. Sudiro segera kembali ke lapangan Ikada untuk memberitahukan anak buahnya.
Sejak pagi hari, rumah Soekarno dipadati oleh massa pemuda. Mereka berbaris untuk menjaga keamanan upacara pembacaan proklamasi, dr. Muwardi meminta kepada beberapa orang anak buahnya untuk berjaga – jaga di sekitar rumah Soekarno dan juga dibantu pasukan yang dipimpin Cudanco Arifin Abdurahman.
Para pemimpin bangsa Indonesia menjelang Pukul. 10.00 telah berdatangan ke Pegangangsaan Timur di antara mereka ialah :
v  dr. Buntaran Martoatmodjo
v  Mr. Latuharhary
v  Anwar Tjokroaminoto
v  Otto Iskandardinata
v  Sam Ratulangi
v  Mr. Sartono
v  Pandu Kartawiguna
v  dr. Muwardi
v  Mr. A. A Maramis
v  Abikusno Tjokrosuyoso
v  Harsono Tjokroaminoto
v  Ki Hajar Dewantara
v  K.H Mas Mansyur
v  Sayuti Melik
v  M. Tabrani
v  A.K Pringgodigdo, dll
d.      Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945, sempurna pukul 10.00 wib Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia telah dikumandangkan. Pada hari itu pula isu proklamasi telah menyebar luas ke seluruh Jakarta, kemudian disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Proklamasi telah hingga di tangan Kepala Bagian Radio dari Konter Domei (kantor isu dikala pendudukan Jepang), Waidan B Palenewen ia mendapatkan teks dari seorang wartawan Domei berjulukan Syahruddin.
Waidan B. Palenewen segera memerintahkan F. Wuz untuk menyiarkan isu Proklamasi tiga kali berturut – turut. Teks proklamasi gres disiarkan dua kali, tentara Jepang masuk ke ruangan radio dan memerintahkan biar penyiaran isu itu dihentikan. Waidan B Palenewen tetap memerintahkan F. Wuz untuk terus menyiarkan setiap setengah jam hingga dengan pukul 16.00 Pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat isu tersebut dan menyatakan sebagai kekeliruan.
Pada tanggal 20 Agustus 1945, Jepang menyegel pemancar radio dan para pegawai radio dihentikan masuk. Para cowok menciptakan pemancar gres dengan derma beberapa teknisi radio, ibarat Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhendar. Peralatan yang digunakan untuk siaran diambil dari Kantor Berita Domei. Peralatan itu dibawa ke rumah Waidan B. Palenewen dan sebagian ke Menteng 31 para cowok merakit pemancar gres dengan aba-aba panggilan DJK I, dari sinilah isu Proklamasi tidak terbatas lewat radio, melainkan lewat pers dan bunyi selebaran. Pada tanggal 20 Agustus 1945, hampir seluruh surat kabar di Jawa memuat isu Proklamasi dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dengan demikian rakyat Indonesia telah pundak membahu membuatkan isu penting dan bersejarah itu ke seluruh Tanah Air.

2.      Peranan BPUPKI dan PPKI dalam Kemerdekaan Indonesia
a.     Pembentukan BPUPKI
Pada bulan Juli 1944 kedudukan Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik. Pasukan jepang di Pulau Saipan jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat. Dengan jatuhnya Pulau Saipan, kedudukan Jepang semakin terancam. Begitu pula di banyak sekali wilayah, peperangan tentara Jepang selalu menemui kekalahan, dalam keadaan ibarat itulah, pada tanggal 9 September 1944 Perdana Menteri Koiso memperlihatkan komitmen kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Penyampaian komitmen itu bertujuan untuk menarik simpati rakyat Indonesia biar mau membantu Jepang.
Pada tanggal 1 Maret 1945, kekalahan jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga Jenderal Kumakici Herada mengumumkan dibentuknya suatu tubuh khusus yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang berjulukan Dokuritzu Zyunbi Coosakai atau Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Didirikannya BPUPKI bertujuan untuk mempelajari dan mempersiapkan hal-hal penting mengenai dilema tata pemerintaan Indonesia merdeka. Badan ini beranggota 60 orang tokoh bangsa Indonesia dan 7 orang bangsa Jepang, bangsa Jepang hanya bertugas sebagai saksi. K.R.T. Radjiman Widyodiningrat (seorang nasionalis tua) ditunjuk sebagai ketua. Sedangkan wakil ketua adlah R. Surono dan seorang lagi dari pihak Jepang.
Pada tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI diresmikan yang dihadiri oleh seluruh anggotadan dua orang pambesar militer Jepang, yaitu Panglima Tentara Wilayah Ketujuh Jenderal Izajaki yang menguasai Jawa Serta Panglima. Tentara Wilayah Keenambelas Jenderal Yaicio Nagano. Sidang itu berlangsung dari tanggal 29 Mei hingga dengan 1 juni 1945.
Dalam sidang ini dibicarakan dasar filsafat Negara Indonesia merdeka, kemudian dikenal dengan Pancasila. Tokoh-tokoh yang mengusulkan dasar negara itu diantaranya Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr.Soepomo, dan Soekarno. Soekarno mengajukan lima rancangan dasar Negara Indonesia merdeka yang diberi nama Pancasila. Kelima rancangan dasar yang diajukan itu, adalah;
a.       Kebangsaan Indonesia.
b.      Internasionalisme atau peri kemanusiaan.
c.       Mufakat atau demokrasi.
d.      Kesejagteraan sosial.
e.       Ketuhanan Yang Maha Esa.
b.    Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Setelah persidangan pertama selesai, BPUPKI menunda persidangan hingga bulan juli 1945. namun pada tanggal 22 juni 1945, sembilan orang anggota, yaitu:
a.       Soekarno
b.      Mr.Muh. Yamin
c.       Mr.A.A. Maramis
d.      Wachid Hasyim
e.       Abikusno Tjokrosujoso
f.       Moh. Hatta
g.      Mr. Ahmad Soebardjo
h.      Abduljahar Muz4ka4r
i.        H. Agus Salim
      Membentuk panitia sembilan atau lebih dikenal dengan sebutan Panitia Kecil. Panitia kecil ini menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan Negara Indonesia merdeka.
Dokumen ini dikenal sebagai Piagam Jakarta.
Adapun isi dari Piagam Jakarta, adalah:
1.      Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat- syariat Islam bagi para pemeluknya.
2.      Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.      Persauan Indonesia.
4.      kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratandan perwakilan.
5.      keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta kemudian ditetapkan menjadi mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, setelah diadakannya perubahan pada sila pertama, yaitu “Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Setelah panitia sembilan memutuskan mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, mereka mengajukan pembentukan PPKI sebagai pengganti BPUPKI. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau
Dokuritzu Zyunbi Inkai yang mengganti BPUPKI.
Pada tanggal 9 agustus 1945, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Ratjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon, Dalat (Vietnam Selatan) untuk memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauchi. Ketiga tokoh bangsa Indonesia itu dipanggil untuk membicarakan ihwal kemerdekaan Indonesia yang pelaksanaannya akan dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI.
Dalam sidang PPKI berhasil menyusun landasan dasar proklamasi kemerdekaan Indonesia. Landasan itu ialah landasan dasar nasional dan landasan dasar internasional. Landasan tersebut tercermin di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, sekaligus merupakan Dekralasi Kemerdekaan Indonesia.

c.     Pengesahan Undang-Undang Dasar 1945
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disusun dan diterima oleh Badan Penyelidik pada tanggal 16 juli 1945. Sedangkan Undang-Undang Dasar 1945 disahkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI juga menentukan presiden dan wakil presiden Republic Indonesia. Akhirnya dipilih dan ditetapkan dalam sidang, Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden.
Sidang pertama PPKI ini menjadi kelanjutan sidang BPUPKI pada tanggal 10-16 juli 1945 yang membahas dilema rancangan Undang-Undang Dasar. PPKI melanjutkan sidangnya pada tanggal 19 Agustus 1945. Presiden Soekarno sebelum sidang dimulai menunjuk Mr. Ahmad Soebardjo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan Mr. Kasman untuk membentuk panitia kecil. Panitia kecil itu menunjuk Otto Iskandardinata sebagai ketua untuk membicarakan bentuk departemen. Kemudian rapat menghasilkan keputusan, sebagai berikut:
Republic Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Gubernur, yaitu:
1.      Sumatera               : Teuku  Mohammad Hasan
2.      Jawa Barat            : Sutardjo Kartohadikusumo
3.      Jawa Tengah         : R. Panji Suroso
4.      Jawa Timur            : R.M. Suryo
5.      Sunda Kecil          : Mr.I Gusti Ketut Puja (Nusa Tenggara)
6.      Maluku                  : Mr. J. Latuharhary
7.      Sulawesi                : Dr. G.S.S.J. Ratulangi
8.      Kalimantan            : Ir. Pangeran Mohammad Noor
Pada malam hari tanggal 19 Agustus 1945, diadakan pertemuan untuk menentukan orang-orang yang akan diangkat menjadi anggota KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). Komite ini bertugas membantu presiden sebelum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan dewan perwakilan rakyat (Dewan Perwakilan Rakyat) terbentuk.
Dalam sidang tanggal 19 Agustus, Ahmad Soebardjo sebagai ketua Panitia Kecil memberikan laporannya. Panitia tersebut mengusulkan pembentukan 13 Kementerian.
Adapun para menteri yang ditunjuk itu adalah:
1.      Menteri Dalam Negeri                  : R.A.A. Wiranata Kusumah
2.      Menteri Luar Negeri                     : Mr. Ahmad Soebardjo
3.      Menteri Keuangan                       : Mr.A.A. Maranis
4.      Menteri Kehakiman                      : Prof.Mr.Dr. Supomo
5.      Menteri Kemakmuran                   : Ir. Surahman T. Adisurjo
6.      Menteri Keamanan Rakyat           : Supriyadi
7.      Menteri Kesehatan                        : Dr. Buntaran Martoatmodjo
8.      Menteri Pengajaran                       : Ki Hajar Dewantara
9.      Menteri Penerapan                        : Mr. Amir Syarifuddin
10.  Menteri Sosial                               : Mr. Iwa Kusuma Sumantri
11.  Menteri Pekerjaan Umum             : Abikusno Cokrosujoso
12.  Menteri Penghbungan (a.i)            : Abikusno Cokrosujoso
13.  Menteri Menteri Negara                : Wachid Hasyim
14.  Menteri Negara                             : Dr.M. Amir
15.  Menteri Negara                             : Mr.R.M Sartono
16.  Menteri Negara                             : R.Otto Iskandardinata

Pada tanggal 22 Agustus 1945, rapat PPKI dipimpin oleh Wapres Republik Indonesia menghasilkan keputusan, sebagai berikut:
1.      KNI (Komite Nasional Indonesia) ialah tubuh yang akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat sebelum pemilihan umum diselenggarakan dan disusun dari tingkat sentra hingga daerah.
2.      PNI (Partai Nasional Indonesia) dirancang menjadi Partai Tunggal Negara Republik Indonesia namun dibatalkan
3.      BKR (Badan Keamanan Rakyat) berfungsi sebagai penjaga keamanan umum bagi masing – masing daerah.
Pada tanggal 3 Nopember 1945 pemerintah mengeluarkan Maklumat Politik yang ditandatangani oleh wakil presiden. Isinya ialah :
Pemerintah menghendaki berdirinya partai politik alasannya ialah partai – partai tersebut sanggup membuka jalan bagi segala aliran atau paham yang ada dalam masyarakat.
Pemerintah berharap supaya partai – partai politik itu telah tersusun sebelum dilaksanakan pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat pada Januari 1946
Sejak dikeluarkannya Maklumat Politik maka banyak partai berdiri, yaitu :
Masyumi
PNI (Partai Nasional Indonesia)
PBI (Partai Buruh Indonesia)
PKI (Partai Komunis Indonesia)
Partai Katolik
Partai Kristen
Partai Rakyat Sosialis
Pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Soekarno berpidato lewat radio menyatakan pembentukan tiga tubuh baru, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI) Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Dengan demikian, Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibuat sebelum proklamasi kemerdekaan, bertugas untuk menyelidiki usaha – usaha persiapan kemerdekaan indonesia, menjelang kemerdekaan Indonesia, dibuat PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Panitia ini bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Panitia ini juga bertugas sebelum terbenuknya MPR dan DPR.

3.      Garis Waktu Peristiwa Menjelang Proklamasi
Perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai proklamasi kemerdekaan telah dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia. Perjuangan dipelopori oleh para cendikiawan atau kaum terpelajar dari golongan cowok dan golongan tua. Mereka berjuang pundak membahu, tanpa mengenal lelah dan tanpa mengenal balas jasa serta kedudukan tinggi.
Perjuangan bangsa Indonesia dimulai semenjak pertama kali bangsa Portugis menginjakkan kakinya di bumi Nusantara, namun hal yang paling penting dalam usaha itu ialah detik – detik sebelum dan setelah kemerdekaan. Pada dikala itu, bangsa Indonesia telah mengalami insiden bersejarah yang telah mengubah kehidupan bangsa Indonesia untuk menentukan nasbi bangsa Indonesia sendiri.
Peristiwa bersejarah itu sanggup dilukiskan dalam garis waktu atau uraian insiden dalam tabel, sebagai berikut :

Tanggal
Peristiwa
Juli 1944
Jepang jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat di Pulau Saipan
9 September 1944
Perdana Menteri Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia
1 Maret 1945
Jenderal Kurnakici Herada mengumumkan dibentuknya Dokuritzu Zyunbi Coosakai atau tubuh Penyelidik Usaha – usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
29 Mei 1945
BPUPKI diresmikan
29 Mei – 1 Juni 1945
Sidang BPUPKI membicarakan dasar fisafat negara Indonesia merdeka, dikenal dengan Pancasila
29 Mei 1945
Mr. Muh Yamin mengajukan lima rancangan dasar negara Indonesia merdeka
31 Mei 1945
Prof. Dr. Supomo mengajukan lima rancangan dasar negara Indonesia Merdeka
1 Juni 1945
Soekarno mengajukan lima rancangan dasar negara Indonesia merdeka yang diberi nama Pancasila
22 Juni 1945
§  Pembentuk PPKI beranggotakan 9 orang yatu Soekarno, Moh, Hatta, Mr, Muh Yamin. Mr Ahmad Soebardjo, Wachid Hasyim, H. Agus Salim dan Abikusno Tjokrosujoso
§  Panitia Sembilan menghasilkan Piagam Jakarta
§  Piagam Jakarta ditetapkan menjadi Mukadimah  UUD 1945, setelah perubahan pada sila pertama
7 Agusuts 1945
Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan PPKI atau Dokuritzu Zyunbi Inkai menggantikan BPUPKI
9 Agustus 1945
§  Seokarno, Moh. Hatta an Radjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon, Dalat (Vietnam Selatan) atas undangan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauchi
§  PPKI dibuat terdiri dari 21 orang dengan ketuanya ialah Ir. Soekarno dan Wakil Ketua Drs. Moh Hatta Keanggotaan PPKI menjadi 27 orang
14 Agustus 1945
§  Jepang mengalah tanpa syarat kepada sekutu
15 Agustus 1945
§  Para cowok Indonesia mengetahui kekalahan Jepang melalui siaran radio BBC di Bandung
§  Soekarno Hatta kembali ke Jakarta dari Dalat / Saigon Vietnam Selatan
§  Golongan cowok mendesak kepada golongan renta biar segera memproklamasikan kemerdekaan. Tetapi ditolak oleh Soekarno
16 Agustus 1945
§  Golongan cowok mengamankan Soekarno dan Hattta ke Rengasdengklok
§  Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta setelah ada jaminan bahwa prokmalasi akan dilaksananak segera di Jakarta.
§  Ahmad Soebardjo menjamin bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan di Jakarta
§  Rombongan Soekarno menuju rumah Laksamana Laut Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan.
17 Agustus 1945
§  Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di rumah Soekarno di Jalan Pegangsan Timur No 56 Jakarta Pada pukul 10.00 wib
§  Berita proklamasi telah tersebar di Ibukota Jakarta dan sekitarnya, melalui pemancar siaran radio Domei, Pamflet, dan lain – lain
18 Agustus 1945
§  UUD 1945 Disahkan Oleh PPKI Sebagai Undang – Undang Dasar Negera Republik Indonesia
§  PPKI menentukan presiden dan wakil presiden, Soekanro sebagai preside dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden.
19 Agustus 1945
§  Membentuk panitia kecil yang terdiri dari Mr. Ahmad Soebardjo, Sutarjo Kartohadikusumo, dan Mr. Kasman dan menunjuk Otto Iskandardinata sebagai ketua untuk membicarakan bentuk departeman
§  Pemilihan 60 orang anggota KNIP (Komite Nasinal Indonesia Pusat). Komite ini bertugas membantu presiden sebelum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan dewan perwakilan rakyat (Dewan Perwakilan Rakyat) terbentuk
§  Mr. Ahmad Soebardjo mengusulkan pembentukan 13 Menteri
20 Agustus 1945
§  Jepang menyegel pemancar radio Domei
§  Para cowok memindahkan siaran ke Jalan Menteng No. 31
§  Hampir seluruh surat kabar di Jawa memuat isu proklamasi dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
22 Agustus 1945
§  Rapat PPKI dipimpin oleh Wapres Republik Indonesia
23 Agustus 1945
§  Pidato Presiden Soekarno dalam pembentukan Komite Nasional Indonesia (KNI) Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR)
25 Agustus 1945
§  Pemerintah mengumumkan terbentuknya KNIP yang diketahui oleh Kasman Singodimedjo, dan beranggotakan sebanyak 236 orang
29 Agustus 1945
§  Pelantikan anggota KNIP
16 Oktober 1945
§  Wakil presiden mengeluarkan keputusan presiden No X
3 Nopember 1945
§  Pemerintah mengeluarkan maklumat politik yang ditanda tangani oleh wakil presiden
25-26 Nopember 1945
§  Sultan Syahrir mengesahkan pekerjaan yang telah 1945 dilakukan oleh tubuh pekerja

B.     Tokoh – Tokoh Penting Sekitar Proklamasi
1.      Soekarno
Soekarno ialah Presiden Pertama Republik Indonesia, ia berjuang tanpa mengenal lelah dan tanpa mengharapkan balas jasa dari siapapun. Soekarno yang lebih dikenal dengan sebutan Bung Karno, sangat berperan dalam detik – detik proklamasi kemerdekaan. Ia didampingi oleh Moh. Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, sempurna pada pukul 10.00 wib, di Jalan Peganggsaan Timur No. 56 Jakarta.
Soekarno yang mewajili golongan renta dan menerima simpati dari seluruh golongan, berusaha sekuat tenaga bersama – sama dengan tokoh bangsa lainnya untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan. Dia beranggapan bahwa kemerdekaan itu harus dilaksanakan melalui revolusi secara terorganisasi. Pihaknya menginginkan pembicaraan pelaksanaan proklamasi Indonesia jatuh pada tanggal 18 Agustus 1945 ibarat yang telah disepakati bersama pimpinan bala tentara Jepang di Dalat, Vietnam Selatan.
Soekarno teap pada pendirinya, untuk tidak menyetujui tawaran golongan pemuda. Golongan cowok pun mengamankan Soekarno dengan membanya ke Rengasdengklok. Golongan cowok membawa Seokarno ke luar kota Jakarta, untuk menjauhkanya dari imbas Jepang. Namun keteguhannya kesannya luluh setelah berbicara dengan Shodanco Singgih. Soekarno menyampaikan akan secepatnya mengumandakngkan proklamasi kemerdekaan setelah tiba di Jakarta. Shodanco Singgih tanpa ragu eksklusif menuju Jakarta untuk mengabarkan isu penting tersebut. Soekarno dan Moh. Hatta pun kesannya kembali ke Jakarta dan eksklusif menuju kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Di rumah Laksamana Tadashi Maeda para tokoh bangsa Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno mulai menyusun teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Soekarno menulis dalam secarik kertas dan dibantu oleh Moh. Hatta serta Ahmad Soebardjo menyumbang saran secara lisan. Dari hasil pembicaraan mereka bertiga, kesannya teks proklamasi itu pun berhasil disusun dan disetujui oleh hadirin yang menyaksikan.
Kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik teks itu. Setelah teks proklamasi selesai diketik, Soekarno dan Hatta Mengusulkan biar teks itu ditanda tangani oleh para hadirin yang hadir. Sukarni dari golongan cowok mengusulkan biar teks proklamasi itu ditanda tangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Keputusan itupun kesannya disepakati dan teks ditanda tangani oleh Soekarno dan Hatta.

2.      Mohammad Hatta
Moh. Hatta ialah wakil presiden pertama Republik Indonesia. Dia dikenal sebagai seorang pemimpin yang disiplin, tegas, taat beragama dan sederhana. Tidak ibarat Seokarno, Hatta memiliki pendapat lain ihwal kemerdekaan Indonesia. Hatta beropini bahwa kemerdekaan Indonesia datangnya dari pemerintah Jepang atau dari hasil usaha Bangsa Indonesia sendiri, tidak perlu dipersoalkan alasannya ialah Jepang sudah kalah dan yang perlu dihadapi ialah Sekutu yang berusaha mengembalikan kekuatna Belanda ke Indonesia. Tetapi Hatta tidak berhasil membujuk Soekarno untuk meluluskan ajakan golongan pemuda. Dengan demikian, Hatta pun diamankan oleh para golongan cowok ke Rengasdengklok.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, M Hatta mendampingi Soekarno memproklamirkan Indonesia Merdeka, maka M Hatta dan Soekarno disebut Bapak Prokmalator. Di samping itu M Hatta dijuluki juga sebagai bapak Koperasi alasannya ialah pemikirannya ihwal prekonomian rakyat yaitu koperasi.
3.      Ahmad Seobardjo
Ahmad Soebardjo ialah seorang yang berpran dalam mewujudkan Inodonesia merdeka, Ia lahir di Karawang (Jawa Barat) tanggal 24 Maret 1896 tahun 1933 , ia menuntaskan kulianya di Universitas Leiden, jurusan hukum, sebagai pengacara, ia  juga bekerja di angkatan bahari Jepang.
Pada dikala Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda. Ahmad Soebardjo yang berada di Jakarta berhasil menyakinkan Wikana dari golongan pemuda, bahwa proklamasi kemerdekaan akan segera dilaksanakan di Jakarta dengan adanya kesepakatan itu maka Jusuf Kunto dari golongan pemuda, bersedia mengatar Amad Soebardjo pergi mejemput Soekarno dan Hatta yang berada di Rengasdengklok, Ahmad Seobardjo memberi jaminan dengan taruhan nyawa, bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945 selambat – lambatnya pukul 12.00 wib dengan adanya jaminan itu maka Kompi PETA setempat, yakni Sudanco Subeno melepaskan Soekarno dan Moh. Hatta.
Ahmad Soebardjo bersama Moh. Hatta mendampingi Soekarno yang sedang menyusun teks proklamasi. Beliau pun turut menyumbangkan saran secara ekspresi dalam penyusunan teks proklamasi itu.
4.      Fatmawati Soekarno
Fatmawati Soekarno aalah istrid ari Soekarno ia berasal dari Bengkulu Ayahnya berjulukan Hassan Din dan Ibunya Siti Khatidjah, sewaktu masih berusia empat tahun, Fatmawati pernah diramal akn mendapatkan jodoh orang berkedududukan tinggi, namun hal itu tidak dipercaya kedua orang tuanya. Pada dikala Fatmawati berumur 13 tahun, ayahnya meminta ia untuk tinggal dikediaman keluarga Soekarno. Di sana ia bersama Ratna Djuam, kemenakan IbuInggit Garnasih Istri Soekarno Pertama, bersama – sama menuntut Ilmu di sekolah Katolik.
Tanpa terduga, Soekarno meminangnya. Asalannya alasannya ialah Soekarno bleum mendapatkan keturunan dari 18 tahun perkawinannya dengan Inggit Garnasih. Fatmawati bersedia mendapatkan pinganannya itu. Akhirnya pda tahun 1943 Fatmawati dan Soekarno menikah, usia Soekarno ketika itu 40 tahun dan Fatmawati 19 tahun
Menjelang Proklamasi kemerdekaan, ketika Soekarno dan Moh. Hatta diculik ke Rengasdengklok. Fatmawati dan Guntur menyertainya. Guntur ialah anak pertama Soekarno dan Fatmawati, waktu Guntur masih bayi, bendera yang dikibarkan di halaman rumah Soekarno di jalan Pegangasaan Timur Nomor 56 dijahit oleh Fatmawati, Bendera itu kini dijadikan bendera pusaka.

PENUTUP

Kesimpulan
Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang melainkan hasil usaha dan kerja keras bangsa Indonesia.
Sepatutnyalah kita sebagai penerus bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan kehidupan Indonesia dengan tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
Sumber http://makalahtugasmu.blogspot.com


EmoticonEmoticon