Selasa, 15 Mei 2018

Daswatia Astuty: Matematika Dan Pendidikan Karakter

Latar Belakang

Undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 3
Mengembangkan kemampuan, membentuk tabiat serta peradaban bangsa, sehingga perserta didik menjadi insan yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretaif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab
Agenda Nawacita No.8
Revolusi huruf bangsa melalui budi pekerti, pembangunan huruf untuk revolusi mental
Trisakti
Generasi yang berkepribadian dalam kebudayaan
RPJMN 2015-2019
Memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, kepribadian penerima didik, yang terintegrasi dalam mata pelajaran
Mempersiapkan Generasi Emas 2045
Generasi yang bertaqwa, Nasionalis, Tangguh, Mandiri, Unggul, Bersaing secara global
Agenda Khusus Presiden Kepada Mendikbud
Memperkuat Pendidikan Karakter

Matematika

Pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika merupakan bahasa yang memakai istilah yang didefenisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai pandangan gres daripada mengenai suara [Johnson dan Rising, 1972].

Ilmu mengenai cara berfikir dan mengolah kecerdikan secara kualitatif maupun kuantitatif [Suherman, 2003].

Pendidikan

Sebuah perjuangan yang dilakukan secara sadar dan bersiklus untuk mewujudkan suasana berguru dan proses pembelajaran supaya penerima didik secara aktif berbagi potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, membangun kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, moral mulia, serta ketrampilan yang diharapkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara [UU No.20 Tahun 2003].

Tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, dengan maksud untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada belum dewasa itu, supaya mereka sebagai insan dan sebagai anggota masyarakat sanggup mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya [Ki Hajar Dewantara].

Karakter

Tabiat, sifat-sifat kejiwaan, moral atau budi pekerti, dan moral di dalam lingkungannya [Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2006].

Tanda atau sifat yang membedakan seseorang dengan orang lain [Amirulloh Syarbini, 2003].

Nilai-nilai sikap insan yang universal yang mencakup seluruh aktifitas manusia, baik dalam rangka berafiliasi dengan Tuhannya, dengan dirinya, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan menurut norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat [Marzuki, 2009].

Pendidikan Karakter

Suatu proses untuk meningkatkan kualitas insan melalui sifat-sifat Kejiwaan, Budi Pekerti, dan Moral di dalam lingkungannya.
Total Psikologis
Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik membentuk potensi individu manusia
Total Sosiokultural
Interaksi dalam keluarga, Interaksi dalam satuan pendidikan, dan Interaksi dalam masyarakat

Olah Hati [Spiritual and Emotional Develoment]

Beriman dan bertaqwa, jujur, amanah, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, berjiwa patriotik.

Olah Pikir [Intellectual Development]

Cerdas, kritis, Inovatif, Ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi ipteks, refletif

Olah Rasa/Karsa [Affective and Creativity Development]

Ramah, saling menghargai, Toleran, Peduli, Suka Menolong, Gotong Royong, Nasionalis, Kosmopolitan, mengutamakan kepentingan umum, besar hati memakai Bahasa Indonesia, besar hati memakai produk Indonesia, Dinamis, Kerja keras, Beretos Kerja

Olah Raga [Phisical and Kenesthetic Development]

Bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, handal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, gigih

Harmonisasi Memperkuat huruf siswa

Gerakan Nasional Revolusi Mental [Penguatan Pendidikan Karakter]
Urgensi:
  • Pembangunan SDM,
  • Pondasi Bangsa,
  • Degradasi Karakter [Moralitas, etika, budi pekerti],
  • Keterampilan Abad 21 [kualitas Karakter, Literasi dasar, Kompetensi 4C], dan
  • Generasi Emas 2045.
Tantangan:
  • Harmonisasi potensi belum optimal,
  • Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah
  • Sinergi tanggung jawab belum optimal,
  • Pengaruh globalisasi
  • Pendampingan orang renta terbatas
  • Sarana berguru dan infrastruktur terbatas

Pembelajaran Matematika

Mengembangkan pola pikir logis, rasional, kreatif, sistematis, dan praktis. Proses pembelajaran matematika yang diharapkan yaitu dengan perolehan hasil berguru maksimal [salah satu indikator pendidikan berkualitas]. Pendidikan yang berkualitas akan dipengaruhi oleh faktor guru.

Guru

Berkarakter Kuat [Aka Hawari, 2012]

1. Niat Kuat

Amal perbuatan itu tergantung pada niat, dan gotong royong tiap-tiap orang hanya memperoleh sesuatu dengan niatnya. Barang siapa yang hijrahnya dijalan Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu untuk Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya alasannya yaitu ingin memperoleh keduniaan atau untuk menikahi seorang wanita, maka hijrahnya itu sesuai kearah yang dituju tersebut [HR. Bukhari:01, HR.Muslim:1907]

2. Kuat pembelajaran

Pertumbuhan: Menciptakan orang yang lebih cukup umur supaya potensi berguru lebih bermakna, memahami sebelum dipahami.
Pengembangan: Menciptakan orang sukses yaitu terjadi proses duplikasi secara terus menerus
Pemberdayaan: Memberdayakan dan melihat potensi muridnya

3. Kuat Motivasi

Memberikan dorongan untuk kepercayaan diri sehingga sanggup membangun huruf menjadi lebih baik

4. Kuat Empati

Sistem yang ada saling mempengaruhi dan bergantung dengan substansi yang lainnya

5. Kuat Komitmen

Memiliki prinsip hidup, berkarakter positif, dan kebebasan dalam berkreasi

Faktor Penentu Prestasi Siswa

Prestasi siswa menurut penelitian Prof. John Hattie dari University Of Auckland dipengaruhi oleh Guru:30%, Sekolah:7%, Rumah:7%, Masyarakat: 7%, dan Karakteristik Siswa:49%.

Nilai Karakter Bangsa Yang Dapat Dikembangkan

  • Jujur [Jujur terhadap apa yang diperoleh dikarenakan bahan akan saling terkait dengan bahan selanjutnya, cinta akan kebenaran, menghindari kesalahan-kesalahan berpikir]
  • Rasa Ingin Tahu [Menjadikan terus belajar, menimbulkan terus menggali informasi]
  • Kerja Keras [Tidak gampang putus asa, Teliti, Tekun, Telaten]
  • Mandiri [Menemukan banyak sekali tantangan dan menuntut untuk menemukan solusi]
  • Rasional [Logika untuk berpikir logis, kritis, lurus, objektif]
  • Kreatif [Menyelesaikan duduk kasus dengan cara panjang ataupun singkat sehingga terbiasa memunculkan ide, terbiasa melaksanakan analisis, terbiasa berpikir abstrak]
  • Disiplin [Mengenal suatu keteraturan pola, memahami aturan-aturan, mengikuti konsep-konsep yang telah disepakati, terbiasa berpikir sistematis]
  • Tanggung Jawab [Setiap langkah harus melaksanakan pembuktian teorema, mempunyai alasan berpengaruh dan benar, mempunyai metode dan koheren]
  • Komunikatif [Matematika yaitu bahasa, bisa mengkomunikasikan dengan baik secara ekspresi maupun tulisan]
  • Sabar [Terbiasa menuntaskan duduk kasus rumit]

Karakter Diperkenalkan ⇒ Karakter Dicontohkan ⇒ Karakter Dilatihkan ⇒ Karakter Dibiasakan ⇒ Karakter Membudaya


Jika persentase disajikan dalam bentuk video maka kurang lebih karenanya ibarat berikut ini;
 bahan yang disampaikan oleh Kepala PPPPTK matematika Ibu Daswatia Astuty pada Diklat  Daswatia Astuty: Matematika dan Pendidikan Karakter


Sumber http://www.defantri.com


EmoticonEmoticon