Minggu, 03 Juni 2018

Osn Palembang 2016: Where It All Began

p style=”text-align: justify;”>OSN Palembang 2016 ialah langkah pertamaku dalam dunia per-olym-an. Saat di mana kemampuan yang terbatas bertemu dengan mukjizat Tuhan. Karena dalam Bibel pun ditulis: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, alasannya justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” (2 Kor 12:9)

Bu Priscilla, guru kimiaku semenjak dulu, tidak berhenti-berhentinya mengajarkan saya yang cupu dikala itu untuk terus berharap dan beriman jikalau saya bisa. Tak berhenti pula dia berdoa dan berpuasa dikala saya dan temanku berjuang mengerjakan soal. Dari beliaulah saya berguru untuk berpuasa dan membangun korelasi yang baik dengan Tuhan melalui ibadahku. Dari beliaulah saya berguru bahwa tiap usahaku tidak akan cukup bila tidak dibarengi dengan kehendak Tuhan.

Benar memang, semuanya terbukti bahwa hidupku dipegang oleh Tuhan. OSK 2016 berhasil saya lewati dengan peringkat tengah-tengah di provinsiku. Saat itu, lolos OSN saja sudah merupakan impian yang nampaknya sulit diwujudkan. Sekolahku kan belum ada pengalaman OSN sama sekali, guru kimiaku juga terbatas kemampuannya. Belum lagi, materi belajarku hanyalah buku-buku yang embel-embelnya niscaya sukses raih emas olimpiade sains. Untungnya sih, sekolahku punya korelasi cukup akrab dengan dosen UKSW, sehingga saya bisa sanggup training beberapa hari sebelum OSP, bersama Michael temanku sekelas dan abang kelasku Hizkia. Lumayan lah, terutama untuk organik yang 0 sama sekali buatku. Tapi tetap saja, semuanya bersama-sama tidak cukup buatku untuk lolos ke OSN 2016.

Ajaib bukan main! Soal OSP 2016, benar-benar absurd buatku. Soal organiknya, cuma perihal ozonolisis, dimana saya secara kebetulan tahu reaksi organik itu, lantaran pernah lihat di sebuah buku, dan soalnya lebih kepada logika daripada hafalan organik yang bejibun. Aku berhasil menebak senyawa organik yang dimaksud. Malamnya sesudah OSP, saya pulang ke Semarang dengan mempunyai impian untuk lolos OSN! Dan benar, saya lolos dengan peringkat terakhir. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.

Pelatda OSN 2016: Chemiong Jateng

Team Chemiong

 ialah langkah pertamaku dalam dunia per OSN Palembang 2016: WHERE IT ALL BEGAN

Jalanku masih panjang untuk OSN. Tapi… tetap saja saya tidak tahu apa yang harus dipelajari, apa yang harus dilakukan, I have no clue at all. Ini pertama kalinya saya dan sekolahku “berkarir” di OSN. Tapi yang jelas, saya termasuk golongan beruntung lantaran Jawa Tengah punya pelatda, waktu itu, selama sebulan lagi. Mantap lah mon.

Aku yang dulu, masih polos dengan per-OSN-an, menganggap teman-temanku dari Jawa Tengah, semua sebagai saingan, terutama kak Atika yang OSN 3 periode, dari Semesta lagi. Dulu sosok mastah Atika terdengar sangat mengerikan buatku. Tapi ternyata… NO. Aku salah. Kami, ialah kontingen Jawa Tengah. Kami bukan saingan, tetapi kawan. Terbukti, ternyata dari teman-temanku, saya banyak belajar. Ternyata, untuk lolos ke OSN, apa yang selama ini saya lakukan tidak ada apa-apanya dibanding mereka semua, yang sudah menelan habis textbook kelas tinggi.

Hari-hari pelatda saya lewati, dengan tidak terlalu serius. Tidak terlalu banyak materi yang saya pahami dikala pelatda, terutama organik. Semuanya terlihat seperti: WTF, ini apaan!? Daripada berguru dan mereview apa yang kupelajari waktu siang, saya malah melaksanakan hal ini dikala malam hari: ngajak main poker rame-rame, tiap hari. Ga cuma peserta, bahkan dosen dan alumni kuajak main poker! Akulah yang menciptakan tim Jawa Tengah kurang ngambis dengan kartu setan yang balasannya disembunyikan oleh qaqa malaikat O:)

The One and Only, Ridho!!

 ialah langkah pertamaku dalam dunia per OSN Palembang 2016: WHERE IT ALL BEGAN

Hal-hal yang lebih menarik dibahas di pelatda OSN 2016 bukanlah kimia… Lalu apa? Kartu poker, werewolf, tung tara tung, miong, kacamata Ron-senpai, qaq Nana hvmv, bully kak Ridho (Ridho 4x saya hanya mau Ridho! Kusuka Ridho! Aku hanya mau Ridho!), taruhan poker sama Morteza si bakul sate, dll. Oya, sebelum keberangkatan, ada werewolf massal euy. Semuanya begitu berkesan di hati sampai dikala ini, tidak terlupakan.

Kenangan mengenai pelatda masih berbekas. Pelatda OSN 2016 is WHERE IT ALL BEGAN. Tanpa bertemu dengan mereka di OSN 2016, saya bukanlah OCIW yang kini 🙂

OSN Palembang 2016.

Inilah dikala yang sudah dinanti-nanti. Sepertinya, saya membangun iman terlalu tinggi. Tanpa melihat kemampuan, saya menargetkan emas OSN. Anak gila ga tahu diri! Tes praktikkum dan tes teorinya gimana? Au ah berantakan, gausah dibahas :v apa itu asam kojat? asam yang bikin kejet-kejet.

Kegiatanku di Palembang… gangguin kak Ridho yg kebetulan sekamar, sampe pindah kamar (mungkinkah ini penyebab kak Ridho perunggu? GOMENASAI :v) lalu… memperhatikan cecan dari suatu tempat yang tidak akan disebutkan :v memantau kehvmvan qaq Nana dengan qaq Ridho, berjalan tanpa arah di stadion Jakabaring…

The One and Only Ridho…

 ialah langkah pertamaku dalam dunia per OSN Palembang 2016: WHERE IT ALL BEGAN

Pengumuman OSN 2016. Saat yang mendebarkan, dimana saya yang membangun iman terlalu tinggi menerima pelajaran dan pengalaman berharga. Waktu itu kami diberi bocoran, Chemiong Jateng cuma sanggup 4 medali, 1 G 2 S 1 B. Meskipun sudah sanggup diyakini oleh umat insan yang normal bahwa OCIW mustahil G, bahkan B atau S pun tidak, OCIW tetap yakin dan percaya bahwa ia akan sanggup emas, sesudah 3 orang dipanggil untuk mendapatkan B dan S. Abnormal sekali pemirsaa!!! Apakah OCIW benar-benar sanggup emas? Ea, anda tentu tahu jawabannya.

Sedih. Ya niscaya lah ya, mana ada yang ga murung coba :”) Waktu itu saya yang keliatan paling murung (dasar ga tahu diri!) dan dikuatkan oleh kak Steven. Terimakasih kak :”) Aku merasa begitu hancur hati. Pulang tidak ikut makan-makan Jateng juara umum. Aku merasa tidak layak ikut makan-makan. Aku merasa sangad cupu. Banyak anak kelas X yang waktu itu sudah sanggup medali, bahkan mhamhanx absolnya aja anak kelas X (ampunlah mhanx, beda kelas)

Tak apalah, masih ada tahun depan, pikirku. Aku pulang dengan murung tapi dengan impian baru:

“Bu Prisc, sasaran saya kini sudah bukan emas OSN tahun depan lagi, tapi emas IChO”

“Kamu niscaya bisa, lakukan bagianmu dan andalkan Tuhan, niscaya Tuhan akan mampukan Ivan”

Special thanks to kak Steven, kak Atika, master Ridho yang menjadi inspirasiqu untuk jadi OCIW yang sekarang! 🙂 #TeamCHEMIONG


Sumber https://olimpiadekimia.com


EmoticonEmoticon