Pada sejarah zaman Yunani kuno telah tercatat nama Phytagoras sebagi pengena triple Phytagoras, namun dalam naskah sejarah Babilonia Gulungan Plimto 322 di Babilonia juga terkenal Triple babilonian. Namun popularitas triple Babilonian ini tak sepopuler triple yang dikenalkan Phytagoras. Namun menyangkut kedua hal tersebut sekilas tampak sama, sejatinya mereka meiliki perbedaan dimana pada Babylonian Triples disyaratkan unsur pembentuk sisi segitiga siku siku tersebut haruslah 2uv, u^2-v^2 , u^2+v^2. Semua bilangan tersebut harus relatif prima dan tidak mempunyai faktor prima selain 2, 3, 5. Sebagai pola pada triple Babylonia, bilangan 56 , 90, 106 merupakan bilangan triple Babylonia. Karena sesuai syarat (2uv , u^2-v^2, u^2+v^2) memungkinkan dibuat nilai u dan v masing masing 9 dan 5. Sementara itu untuk angka triple 28, 45, 53 tidak termasuk babylonian triple. Karena u=7 dan v bukan suatu bilangan bulat. Di bandingkan dengan triple Phytagoras, triple 28, 45, 53 termasuk bilangan triple Phytagoras. Secara sederhannya Triple Babylonia niscaya Phytagoras dan triple Phtagoras belum tentu triple Babylonian.
Bilangan Prima Zaman Yunani Kuno
Bilangan prima dalam karya Euclid terdapat dalam buku ke -9 Elements menyatakan bahwa bilanagn prima tak akan berakhir (There is no Last Prime). Pernyataan tersebut telah dibuktikan Euclid dengan menggunakanpembuktian kontradiksi. Dalam buku tersebut Euclid juga menulis teori Fundamental Aritmatika yang berbunyi “Setiap bilangan lingkaran sanggup ditulis sebagai hasil kali bilangan-bilangan prima dalam sebuah bentuk dasar yang unik”. Inilah yang kini kita kenal mencari faktor prima dari suatu bilangan.- Susun bilangan orisinil secara berurutan kurang dari 50
- Hilangkan bilangan 1 alasannya yakni 1 bukan bilangan prima
- Hilangkan bilangan kelipatan 2, kecuali 2
- Hilangkan bilangan kelipatan 3, kecuali 3
- Hilangkan bilangan kelipatan 5, kecuali 5
- Hilangkan bilangan kelipatan 7, kecuali 7
![]() |
Saringan Eratosthenes |
Bilangan Prima Matematika Modern
Lehmer menungkapkan kekeliruan Bertelsen banyak bilanagn prima hingga aangka 50847534. Di samping itu Lehmer memperkuat penelitian lanjut bahwa terdapat kurang dari 1010 bilangan prima dari angka hingga 455052511. Meskipun begitu para jago matematika melaksanakan penelitian, hingga kini belum ada suatu rumusan praktis yang sanggup dipakai untuk menentukan suatu bilangan prima.Beberapa jago matematika pernah menyatakan rumus untuk bilangan prima yaitu 2n-1, untuk n bilangan prima. Sebaliknya 2n-1 bukanlah bilangan prima untuk n, bukan bilangan prima. Namun rumusan tersebut terbukti salah bukti nya pada tahun 1640, Pierre de Fermat berhasil mengatakan bahwa keliru untuk n = 29 dan beberapa waktu kemudian Euler mengatakan bahwa kali ini benar untuk n=31.
Perkembangan bilangan prima modern telah memakai teknolog komputasi. Tahun 1951 Meller dan Wheeler memulai kurun perhitungan elektronik -EDSA machine di Cambridge Inggris dan menemukan beberapa bilangan prima, yaitu: k.M127 + 1 untuk k = 114, 124, 388, 408, 498, 696, 738, 744, 780, 934 dan 978, kemudian didapat rekor 79 digit bilangan prima baru. (M127)2 + 1 (disini M127= 2127-1). Pada tahun berikutnya Raphael Robinson dengan memakai program SWAC (Standards Westeren Automatic Computer) menemukan lima bilangan prima besar baru. Pada waktu kegiatan tersebut pertama kali dipakai pada tanggal 30 Januari, ditemukan dua bilangan prima (M521, M607), tiga prima berikutnya ditemukan pada tanggal 25 Juni (M1279), 7 Oktober (M2203), dan 9 Oktober (M2281). Selanjutnya bilangan prima Riesel yang menemukan M3217 memakai mesin Swedia BESK, Hurwitz menemukan M4253 dan M4423 dengan IBM 7090; Gilleis dengan ILLIAC-2 menemukan M9689, M9941 dan M11213.
Yang paling unik yakni inovasi Indlekofer dan Ja’rai pada bulan November1995. Mereka menemukan bilangan prima kembar yakni 242206083 x 23880 + 1 dan 242206083 x 23880 – 1, keduanya terdiri atas 11.713 digit decimal. Bilangan prima faktorial terbesar, ditemukan oleh Caldwell pada tahun 1993 yakni 3610!-1, yang terdiri atas 11.277 digit decimal. Baca : Bilangan Prima.
Sumber http://www.marthamatika.com/
EmoticonEmoticon