Jakarta - Hanya berjarak satu bulan semenjak terjadinya skandal privasi Gmail, Yahoo Mail pun diketahui melaksanakan praktik serupa, yakni membaca email pengguna.
Yahoo Mail memang tidak lagi populer. Meski demikian, pengguna layanan ini masih cukup banyak yakni 227,8 juta user aktif bulanan, dengan total 26 miliar email dikirim tiap harinya. Kaprikornus ketika terjadi pelanggaran pada layanan ini, tentu cukup banyak pengguna yang dirugikan.
Berdasarkan data penjualan Yahoo yang bocor, terungkap bahwa pionir perusahaan internet ini mengumpulkan dan menjual data yang dikumpulkan dari akun email. Namun hal ini sudah usang dilakukan Yahoo.
Baca juga: Gmail Android Bisa Kirim Email Rahasia |
Kebenaran ini dikonfirmasi Chief Information Officer Gedung Putih semasa pemerintahan Presiden AS George W Bush, Theresa Payton.
"Ini bukan praktik baru. Apa yang mereka lakukan ialah memindai dan membaca email dan mengelompokkan pengguna dengan minat yang sama untuk menjadi target iklan mereka," ujarnya.
Menurut Payton, kecanggihan teknologi tersebut ketika ini lebih menjadi sorotan dibandingkan beberapa tahun lalu. Platform analisis ketika ini sanggup mengumpulkan dan menangani lebih banyak data dibandingkan dulu.
Yahoo sendiri gotong royong sudah menyebutkan bahwa pihaknya membaca email pengguna. Dalam kebijakan privasi Yahoo yang diposting oleh perusahaan induknya, Oath, tertulis hal ini.
"Dalam penggunaan tertentu, kami menjalankan algoritma otomatis pada komunikasi komersial untuk menciptakan template umum dari sebuah dokumen. Kami juga sanggup meninjau komunikasi tertentu secara manual," tulisnya.
Seperti dikutip dari The Inquirer, Minggu (2/9/2018), ketika pengguna mengklik tombol 'Spam' dan 'Not Spam', informasi mengenai kegiatan itu terkirim ke tim khusus di Yahoo untuk di-review.
Kabar baiknya, ada cara menghentikan Yahoo mengintip dan menambang data dari email Anda. Cukup klik 'Opt Out' pada halaman Ad Interest Manager. Sumber detik.com
EmoticonEmoticon