PRINSIP – PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING SD
Manusia ialah mahluk filosofis, artinya insan mepunyai pengetahuan dan berpikir, mausia juga mempunyai sifat yang unik, berbeda dengan mahluk lain dalam pekembanganya. Implikasi dari kergaman ini ialah bahwa individu mempunyai kebebasan dan kemerdekaan untuk menentukan dan megembangkan diri sesuai dengan keunikan ataua tiap – tiap pontensi tanpa menjadikan konflik dengan lingkungannya. Dari sisi keunikan dan keragaman idividu, maka diperlukanlah bimbingan untuk membantu setiap individu mencapai perkembangan yang sehat didalam lingkungannya ( Nur Ihsan, 2006 : 1)
Pada dasarnya bimbingan dan konseling juga merupakan upaya derma untuk menandakan perkembangan insan secara optimal baik secara kelompok maupun idividu sesuia dengan hakekat kemanusiannya dengan banyak sekali potensi, kelebihan dan kekurangan, kelemhan serta permaslahanya.
Adapun dalam dunia pendidikan, bimbingan dan konseling juga sangat dipelukan sebab dengan adanya bimbingan dan konseling sanggup mengantarkan peserta didik pada pencapai Standar dan kemampuan profesional dan Akademis, serta perkembangan dini yang sehat dan produktif dan didalam bimbinganya dan konseling selian ada pelyanan juga ada Prinsip – prinsipnya.
Pemerintah secara formal telah memperlihatkan dasar contoh pelaksanaan bimbingan dan konselilng di sekolah dasar dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990, sebagai kelanjutan dan penyempurnaan aturan-aturan yang sebelumnya , ibarat kurikulum 1975 buku IIIC dan Pedoman Pelaksaan Bimbingan di SD Tahun 1987. Hal ini dilakukan sebab pelaksaan bimbingan disekolah dasar pada kenyataannya berbeda dengan pelaksaan pada sekolah menengah,baik SLTP maupun SMU terutama yang berkaitan dengan fingsi guru sebagai pembimbing.
Beberapa faktor penting yang membedakan bimbingan konseling disekolah dasar dengan skolah menengah, dikemukakan oleh Dinkmeyer dan Caldwell (Suherman AS, 200:21-23) yaitu:
1) Bimbingan di sekolah dasar lebih menekankan akan peranan guru dalam fungsi bimbingan;
2) Fokus bimbingan di sekolah dasar lebih menekan pada pengembangan pemahaman diri, pemecahan masalah, dan kemampuan relasi secara efektif dengan peserta didik lain;
3) Bimbingan di sekolah dasar lebih banyak melibatkan orang tua murid, mengingat pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di sekolah dasar;
4) Bimbingan di sekolah dasar hendaknya memahami kehidupan anak secara unik;
5) Program Bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli pada kebutuhan dasar anak, ibarat kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan penerimaan diri, serta mendapatkan kelebihan dan kekurangannya.
A. Pengertian Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip yang berasal dari asal kata ” PRINSIPRA” yang artinya permulan dengan sautu cara tertentu melhirkan hal –hal lain , yang keberadaanya tergantung dari pemula itu, prisip ini merupakam hasil perpaduan antara kajian teoriitik dan teori lapangan yang terarah yang dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan yanh dimaksudkan.( Halaen,2002,: 63 )
Prinsip bimbingan dan Konseling memnguraikan wacana pokok – pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman jadwal pelaksanaan atau hukum main yanh harus di ikuti dalam pelaksanaan jadwal pelayanan bimbingan dan sanggup juga dijadikan sebagai seperangkat landassan mudah atau hukum main yang harus diikuti dalam pelaksanaan jadwal pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Prayitno mengatakan : ” Bahwa prinsip merupaka hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yanh dipakai sebgai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan” jadi dari pendapat diatas sanggup disimpulkan bahwa prinsip – prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil – hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi peyelengaran pelayanan.
B. Macam – macam prinsip bimbingan dan konseling
Dalam pelayanan bimbuingasn dan konseling prisip yang dipakai bersumber dari kajian filosofis hasil dari penelitian dan pengalama mudah wacana hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan insan dalam konteks sosial budayanya, pegertian, tujuan, fungsi, dan proseses, penyelenggaraanbimbingan dan konseling.
Ada beberapa prinsip pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya :
1) Bimbingan ialah suatu proses membantu individu biar mereka sanggup membantu dirinya sendiri dalam menuntaskan persoalan yang dihadapinya.
2) Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing
3) Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu mempunyai karakteristik tersendiri.
4) Masalah yang sanggup diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan forum hendaknya diserahkan kepada jago atau forum yang berwenang menyelesaikannya.
5) Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan dibimbing.
6) Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
7) Program bimbingan di lingkungan forum pendidikan tertentu harus sesuai dengan jadwal pendidikan pada forum yang bersangkutan.
8) Hendaknya pelaksanaan jadwal bimbingan dikelola oleh orang yang mempunyai keahlian dalam bidang bimbingan, sanggup bekerja sama dan memakai sumber-sumber yang relevan yang berada di dalam ataupun di luar forum penyelenggara pendidikan.
9) Hendaknya melaksanakan jadwal bimbingan di penilaian untuk mengetahui hasil dan pelaksanaan jadwal (Nur Ihsan, 2006 : 9)
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya ialah berkenaan dengan target pelayanan, persoalan klien, tujuan dan proses penanganan masalah, jadwal pelayanan, penyelenggaraan pelayanan.
Diantara prinsip-prinsip tersebut ialah :
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan target pelayanan
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah individu-individu baik secara perorangan aupun kelompok yang menjadi target pelayanan pada umumnya ialah perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih konkret dan eksklusif ialah perilaku dan tingkah lakunya yang dipengaruhi oleh aspek-aspek kepribadian dan kondisi sendiri, serta kondisi lingkungannya, perilaku dan tingkah laris dalam perkembangan dan kehidupannya itu mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan dan konseling sebagai berikut :
a. BK melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.
b. BK berurusan dengan pribadi dan tingkah laris individu yang unik dan dinamis.
c. BK memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan banyak sekali apek perkembangan individu.
d. BK memperlihatkan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan persoalan individu
Berbagai faktor yang mensugesti perkembangan dan kehidupan individu tidaklah selalu positif, namun faktor-faktor negatif niscaya ada yang kuat dan sanggup menjadikan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang berupa masalah. Pelayanan BK hanya bisa menangani persoalan klien secara terbatas yang berkenaan dengan :
1) BK berurusan dengan hal-hal yang menyangkut imbas kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, disekolah serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya imbas lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
2) Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya persoalan pada invidu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan BK.
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan jadwal pelayanan
Adapun prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelayanan layanan BK itu ialah sebgaai berikut :
a. BK merupakan pecahan integrasi dari proses pendidikan dan pengembangan, oleh sebab itu BK harus diselaraskan dan dipadukan dengan jadwal pendidikan serta pengembangan peserta didik.
b. Program BK harus fleksibel diadaptasi dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
c. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah hingga tertinggi.
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan
Pelaksanaan pelayanan BK baik yang bersifat insidental maupun terprogram, dimulai dengan pemahaman wacana tujuan layanan, dan tujuan ini akan diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga jago dalam bidangnya, yaitu konselor profesional.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal tersebut ialah :
a. BK harus diarahkan untuk pengembangan individu yang hasilnya bisa membimbing diri sendiri dalm menghadapi permasalahannya.
b. Dalam proses BK keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan sebab kemauan atau desakan dari pihak lain.
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga jago dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang renta anak amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
e. Pengembangan jadwal pelayanan BK ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan jadwal bimbingan dan konseling itu sendiri (Hanen, 2002).
5. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling disekolah dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling.
Sekolah merupakan forum yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Di sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan sanggup tumbuh dan berkembang dengan amat baik mengingat sekolah merupakan lahan yang secara potensial sangat subur, sekolah mempunyai kondisi dasar yang justru menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan BK secara resmi memang ada disekolah, tetapi keberadaannya belum ibarat dikehendaki. Dalam kaitan ini Belkin (dalam Prayitno 1994) menegaskan enam prinsip untuk menumbuh kembangkan pelayanan BK disekolah.
C. Sifat Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar
Dalam kajian bimbingan dan konseling di sekolah, khususnya sekolah dasar dalam pembahasannya antara fungsi dan sifat bimbingan dan konseling biasanya banyak dibahas secara berhimpitan atau beriringan. Bahkan tak sedikit jago yang dalam pembahasan kedua hal tersebut seolah-olah sama, tidak memperlihatkan perbedaannya secara tajam, meskipun dalam kegunaan sehari-hari sering dibedakan antara sifat dan fungsi.
Sifat lebih menunjukkan abjad atau watak yang merupakan kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang, dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, sanggup disebut dengan ciri khas. Banyak pengertian wacana sifat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (2003: 1062) disebutkan antara lain :
1) Peri keadaan yang berdasarkan kodratnya ada pada sesuatu (benda, peserta didik, dsb)
2) Ciri khas yang ada pada sesuatu (untuk membedakan dari yang lain)
3) Dasar watak (dibawa semenjak lahir); tabiat.
Sedangkan fungsi merupakan pecahan utama dari dari cabang kerja yang selanjutnya tebagi menjadi acara (Marbun. 2003: 79).
Jadi antara sifat dan fungsi sebetulnya mempunyai perbedaan, meskipun sama-sama bekerjasama dengan pekerjaan atau acara sehari-hari, maka dari itu meskipun mempunyai persamaan sehingga sering dalam penerapan sehari-hari seolah-olah sama, meskipun juga ada yang membedakan atau memisahkan. Sebagai contoh Nurihsan A.J. dan Sudianto A. (2004: 13-15) dalam pembahasannya antara sifat dan fungsi bimbingan dan konseling diletakkan secara terpisah tetapi bersandingan atau berurutan. Dengan demikian masih terkesan adanya perbedaan antara sifat dan fungsi. Menurut Nurihsan AJ dan Sudianto A, sifat bimbingan dan konseling ada 5 macam, yaitu :
1) Pencegahan,
2) Penyembuhan
3) Perbaikan
4) Pemeliharaan
5) Pengembangan
Sedangkan menurut Sukardi DK (2002: 26-28) bahwa ditinjau dari segi sifatnya, layanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi :
1) Pencegahan (preventif)
2) Fungsi pemahaman
3) Fungsi perbaikan
4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Bahkan berdasarkan Yusuf S dan Nurihsan AJ (2006: 16-17) antara sifat dan fungsi bimbingan dan konseling dijadikan satu menjadi fungsi bimbingan dankonseling yang dirinci menjadi tujuh macam, yaitu:
1) Pemahaman
2) Preventif
3) Pengembangan
4) Perbaikan (Penyembuhan)
5) Penyaluran
6) Adaptasi
7) Penyesuaian.
Selanjutnya Prayitno dan Amti E (2004:194) juga menyebutkan fungsi bimbingan dan konseling yang hampir sama dengan sifat bimbingan dan konselingseperti yang telah disebutkan oleh jago yang terdahulu. Menututnya ada 4 fungsi bimbingan dan konseling di sekolah dasar , yaitu :
1) Fungsi Pemahaman
2) Fungsi Pencegahan
3) Fungsi Pengentasan
4) Fungsi Pemeliharaan Dan Pengembangan.
Dengan demikian sulit ditemukan secara tegas yang memisahkan anatara sifat dan fungsi, hal tersebut sanggup dipahami.
Menurut Nurihsan AJ dan Sudianto A, sifat bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar ada 5 macam, yaitu :
1. Pencegahan
Bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar berusaha mencegah siswa dari banyak sekali persoalan yang mungkin timbul, yang sanggup menggangu, menghambat ataupun menjadikan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
2. Penyembuhan
Bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar diusahakan bisa mengatasi banyak sekali permasalahan yang dialami oleh siswa sekolah dasar.
3. Perbaikan
Bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar untuk memperbaiki kondisi siswa dari permasalahan yang dihadapinya sehingga sanggup berkembang secara optimal.
4. Pemeliharaan
Bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar untuk memelihara kondisi individu yang sudah baik biar tetap baik.
5. Pengembangan
Bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar untuk menyebarkan banyak sekali potensi dan kondisi positif individu dalam rangka perkembangan dirinya sendiri secara mantap dan berkelanjutan.
D. Fungsi Bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar
Fungsi bimbingan dan konseling di sekolah dasar yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi Preventif
Fungsi Preventif, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi banyak sekali persoalan yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan dan konselingkepada peserta didik wacana cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya bahkan membantu dirinya unutk memecahkan persoalan secara berdikari serta dibantu oleh orang tua.
2. Fungsi Pemahaman
Fungsi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik biar mempunyai pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, lingkungan keluarga dan sekolah serta norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, peserta didik diharapkan bisa menyebarkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
3. Fungsi Penyembuhan
Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan bersahabat dengan upaya pemberian derma kepada peserta didik yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang sanggup dipakai ialah peserta didik, dan remedial teaching.
4. Fungsi Perbaikan
Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu peserta didik sehingga sanggup memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melaksanakan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap peserta didik supaya mempunyai pola berfikir yang sehat, rasional dan mempunyai perasaan yang sempurna sehingga sanggup mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normative.
5. Fungsi Pengembangan
Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk membuat lingkungan mencar ilmu yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan peserta didik. Konselor dan personel Sekolah Dasar/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan jadwal bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan dan konseling yang sanggup dipakai disini ialah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
6. Fungsi penyaluran ( distributif )
Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dan konseling di sekolah dasardalam membantu menyalurkan siswa-siswa dalam menentukan program-program pendidikan yang ada di sekolah, menentukan jurusan sekolah, menentukan jenis sekolah sambungan ataupun lapangan kerja yang sesuai dengan bakat, minat, keinginan dan ciri- ciri kepribadiannya. Di samping itu fungsi ini mencakup pula derma untuk mempunyai kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan lain-lain, atau membantu peserta didik menentukan kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau jadwal studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar forum pendidikan.
7. Fungsi penyesuaian ( adjustif )
Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam banyak sekali teknik bimbingan khususnya dalam teknik peserta didik, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa dalam perjuangan menyebarkan dirinya secara optimal.
8. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu peserta didik supaya sanggup menjaga diri dan mempertahankan situasi aman yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi peserta didik biar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan mengakibatkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat peserta didi.
9. Fungsi penyesuaian ( adaptif )
Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dan konseling dalam rangka membantu staf sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan jadwal pengajaran dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing memberikan data wacana ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk merencanakan pengalaman mencar ilmu bagi para siswanya. Sehingga para siswa memperoleh pengalaman mencar ilmu yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat.
10. Fungsi Fasilitasi
Fungsi Fasilitasi, memperlihatkan kemudahan kepada peserta didik dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri peserta didik.
E. Penutup
Prinsip-prinsip BK merupakan pemanduan hasil-hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar bagi penyelenggaraan pelayanan.
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan target layanan :
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laris individu dan memperhatikan tahap-tahap atau banyak sekali aspek perkembangan individu, serta memperlihatkan perhatian utama kepada perbedaan invidual yang menjadi orientasi pokok pelayanan.
2. Prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu
Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut imbas kondisi mental atau fisus individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah maupun disekolah, dan yang menjadi faktor timbulnya persoalan pada individu ialah kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan.
3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan jadwal pelayanan
a. Bimbingan dan konseling merupakan pecahan integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu;
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel diadaptasi dngan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi forum serta disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah hingga tertinggi.
4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan pelaksanaan pelayanan
a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk menyebarkan invidu sehingga keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri.
b. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga jago dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
5. Prinsip bimbingan dan konseling disekolah
Prinsip BK disekolah menegaskan bahwa penegakan dan penumbuh kembangan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah hanya mungkin dilakukan oleh konselor profesional yang sadar akan profesinya, dan bisa menerjemahkan ke dalam jadwal dan hubungan dengan sejawat dan personal sekolah lainnya, mempunyai janji dan keterampilan untuk membantu siswa dengan segenap variasinya disekolah, dan bisa bekerja sama serta membina relasi yang harmonis-dinamis dengan kepala sekolah.
REFERENSI :
1. Ahman. (1998). Bimbingan Perkembangan Model Bimbingan di SD. Bandung : Disertasi PPS IKIP
2. Bandung Depdikbud. (1994/1995). Petunjuk Bimbingan dan Penyulihan di SD. Jakarta : Dirjen Dikdasmen
3. Juntina Nurihsan. (2005). Manajemen Bimbingan dan Koseling di SMA. Jakarta : Gramedia Sunaryo,
4. Kartadinata. (1998/1999). Bimbingan di SD. Jakarta : DirjenDikti.
5. BBM 1 Hakikat Bimbingan konseling di SD
6. BBM 2 Teknik Memahami Perlembangan Murid
7. Nurihsan Juntika (2002). Pengantar BK Nas. Semarang Aneka Islam Bandung :
8. Refika Utama Nurihsan Juntika dan Akun Indianto (2005). Manajemen BK di SD Kurikulum 2004. Jakarta :
9. Gramedia Sumarno, H 7 Agung Hartono B (1994) Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas.
Sumber Lain :
giletules.blogspot.com/search?q=program-bimbingan-dan-konseling-untuk
giletules.blogspot.com/search?q=program-bimbingan-dan-konseling-untuk
giletules.blogspot.com/search?q=program-bimbingan-dan-konseling-untuk
EmoticonEmoticon