Selasa, 06 November 2018

Bisnis Lampu Hias Untuk Kamar Anak

Bisnis Lampu Hias Untuk Kamar Anak Suasana Pameran Bisnis Lampu Hias Untuk Kamar AnakIde bisnis bisa tiba dari mana saja, itulah yang dialami Eny Widyastuti Pramutiasari yang sekarang menekuni bisnis lampu hias untuk kamar anak. Awalnya Tia, begitu beliau biasa dipanggil, menemui kesulitan dikala mencarikan lampu hias untuk kamar anak-anaknya. Kemudian Sarjana Arsitektur Universitas Indonesia ini menciptakan lampu dengan desain sendiri. Belakangan desain lampu karya Tia bukan saja memberi aksen pada kamar anaknya, tetapi juga menghiasi banyak kamar anak dan remaja.


Lampu karya Tia banyak disukai alasannya yaitu desainnya yang unik, ibarat lukisan sederhana yang dibuat anak-anak. Ada yang berbentuk bunga, capung, matahari, bulan, bintang, apel, strawberry, dan mobil. Cara membuatnyapun cukup mudah. Kerangka lampu dibuat dengan menggunakan kawat yang dibuat berdasar pola. Kerangka kawat tersebut kemudian ditutup dengan kap lampu yang terbuat dari kain beludru.


Namun sebelumnya, kerangka lampu terlebih dahulu diberi pelapis plastik mika. Barulah kemudian kain beludru ditempelkan dengan menggunakan lem pada mika dan dijahit pada kerangka kawatnya. Bahan beludru sengaja dipilih alasannya yaitu materi itu sanggup mengeluarkan warna-warna cerah ketika terkena sinar lampu, tanpa menyilaukan mata. Sehingga nyaman dipakai di kamar tidur anak. Sedangkan plastik mika dipilih alasannya yaitu tidak gampang robek.


Daya listrik yang dipakai untuk lampu hias buatan Tia ini tidak bolah terlalu besar, maksimal bohlam 25 watt. Kalau terlalu besar dayanya, kap lampu yang terbuat dari plastik mika bisa meleleh kepanasan.


Sesuai dengan huruf anak yang ceria, Tia menentukan kain beludru dengan warna cerah, ibarat merah, kuning, biru, hijau, dan merah muda atau pink. Sehingga selain berfungsi sebagai penerang dan penghias ruangan, Tia berharap lampu itu sanggup menumbuhkan imajinasi anak.


Memulai Bisnis Lampu Hias Untuk Kamar Anak


Waktu itu Tia hanya menciptakan lampu untuk dipajang di kamar anaknya. Setelah lampu final dibuat, maka dipajanglah lampu tersebut di kamar anaknya. Suatu hari sobat Tia tiba dan tertarik untuk memasarkan lampu hias buatannya.


Lantas berapa modal awal yang dikeluarkan untuk memulai bisnis rumahan ini? Tia mengaku hanya dengan modal awal Rp 5 juta bisnis lampu hias miliknya diawali. Dengan uang modal itu Tia menciptakan beberapa lampu dan brosur, serta menyewa stan pameran.


“Waktu itu saya gambling alasannya yaitu belum tahu produk saya ini diterima pasar atau tidak. Makara tidak memproduksi dalam jumlah banyak,” ujar Tia.


Tahun 2003 Tia mendapat proposal dari seorang sobat untuk menyebarkan daerah di pameran kerajinan Indonesia (Inacraft) di Jakarta Convention Center. Pada pameran itu produk Tia cukup laku. Melihat adanya peluang ini, Tia semakin rajin mengikuti pameran dan bazar. Usaha rumahan yang dirintis Tia ini membuatnya punya lebih banyak waktu untuk keluarga.


Tips Menyiasati Persaingan Bisnis Ala Tia


Bisnis lampu hias merupakan sebuah bisnis kreatif, alasannya yaitu itu unsur desain produk mempunyai tugas yang sangat penting. Untuk menyiasati persaingan, Tia mencoba untuk mengembangkan desain yang sudah ada. Meski begitu Tia tetap mempertahankan desain yang sederhana.


Tips: Mengembangkan desain, jalin komunikasi dengan customer, ide desain gres kadang justru muncul dari customer.


Sebagian besar lampu yang dibuat Tia yaitu lampu dinding dan lampu duduk. Sebenarnya banyak juga konsumen yang minta dibuatkan lampu gantung dan lampu langit-langit yang bisa ditempel di plafon, namun Tia belum bisa memenuhi alasannya yaitu keterbatasan tenaga.


Selain menggunakan beludru, Tia juga menggunakan kain parasut sebagai epilog lampu. Ide menggunakan kain parasut itu bermula ketika ada konsumen yang ingin menggunakan lampu buatan Tia untuk hiasan luar ruang (outdoor).


Sekarang Tia juga sedang mencoba untuk menggunakan materi selain beludru dan parasut.


“Saya pernah menciptakan epilog untuk kap lampu dari materi tenun, tetapi ternyata kurang laku.” Tutur Tia.


Untuk mengembangkan desain Tia banyak melaksanakan komunikasi dengan konsumen. Tidak jarang ide desain gres justru muncul dari pelanggan. Selain itu Tia juga mendapat ide desain dari buku dongeng anak.


Demikianlah Tia telah berhasil mengembangkan bisnis rumahan dari ide bisnis yang tidak diduga. Dan bisa bertahan dalam persaingan bisnis lampu hias. Semoga goresan pena ini sanggup menginspirasi Sahabat PoBis.


sumber gambar: nostalgia.tabloidnova.com



Sumber https://www.pojokbisnis.com


EmoticonEmoticon