Indonesia merupakan salah satu pola dari negara yang mempunyai masyarakat multikultural. Hal ini dikarenakan masayarakat di Indonesia mempunyai banyak perbedaan antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain. Adapun faktor pendukung dan penghambat terjadinya masyarakat multikultural. Berikut ialah penjelasannya.
A.Faktor Pendukung Masyarakat Multikultural
1.Kondisi Geografis
Kondisi geografis merupakan salah satu faktor yang mendukung terjadinya masyarakat multikultural. Contoh di Indonesia, terdapat banyak pulau yang saling terpisah satu sama lain. Hal ini menciptakan penduduk di setiap pulau tumbuh menjadi kesatuan-kesatuan suku bangsa yang terisolasi satu sama lain. Mereka membuatkan pola perilaku, bahasa, dan ikatan-ikatan kebudayaan lain yang berbeda-beda.
2.Pengaruh Kebudayaan Asing
Kebudayaan gila sanggup menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya masyarakat multikultural. Kebudayaan gila biasanya dibawa melalui jalur perdagangan menyerupai yang terjadi di Indonesia pada zaman dahulu. Pedagang dari India, China, Gujarat, dan Eropa membawa kebudayaannya ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya interaksi antara bangsa gila dengan penduduk lokal, dan terjadilah amalgamasi dan asimilasi kebudayaan. Akibat dari amalgamasi dan asimilasi kebudayaan tersebut terbentuklah ras, subras, agama, dan keyakinan yang berbeda-beda di Indonesia.
3.Iklim yang Berbeda
Iklim yang berbeda antara satu kawasan dengan kawasan lain akan mengakibatkan kondisi alam yang berbeda pula. Kondisi ini menciptakan tiap-tiap kawasan mempunyai pola sikap dan sistem mata pencaharian yang berbeda-beda. Akibatnya terjadilah keragaman masyarakat.
4.Pembangunan
Pembangunan juga merupakan faktor yang mendukung terjadinya masyarakat multikultural terutama secara vertikal menurut aspek ekonomi. Hal ini menghasilkan kelas-kelas yang berbeda di antara masyarakat, yaitu kelas atas yang terdiri dari para pengusaha, kelas menengah yang terdiri dari administrator muda, dan kelas bawah yang terdiri dari pekerja dan buruh.
B.Faktor Penghambat Masyarakat Multikultural
1.Menganggap Budaya Sendiri yang Paling Baik
Pengakuan terhadap budaya sendiris secara berlebihan sanggup mengarah pada kecintaan diri sendiri ataupun kelompoknya. Sikap ini merupakan warisan dari kolonialisme yang menganggap bahwa bangsa jajahan lebih rendah dibandingkan penjajah.
2.Pertentangan Antara Budaya Barat dan Timur
Terdapat pandangan yang menganggap budaya barat sebagai budaya yang dinamis, sedangkan budaya timur merupakan budaya yang kaku. Pertentangan ini cenderung Eropa-sentris sehingga mengakibatkan westernisasi di banyak sekali bidang kehidupan.
3.Pluralisme Dianggap sebagai sesuatu yang Eksotis
Banyak pengamat barat yang menganggap budaya lain mempunyai sifat yang eksotis/menarik perhatian dan bukan dihargai sebagai budaya yang mempunyai kekhasan yang berbeda dengan budayanya.
4.Pandangan Paternalistis
Pandagan ini menganggap bahwa kaum pria lebih tinggi dari wanita yang mengakibatkan kaum wanita sebagai kaum minor dan disubordinasikan dari tugas laki-laki.
5.Mencari Indigenous Culture
Artinya mencari sesuatu yang dianggap asli. Misalnya, di Jakarta ada kecenderungan menamai gedung-gedung dengan nama dalam bahasa Sansekerta. Pada masa globalisasi, pemujaan terhadap indigenous culture merupakan sikap yang mempertentangkan istilah Barat dan non-Barat. Pada masa tersebut, kerjasama internasional tidak mengharamkan pengunaan unsur-unsur budaya lain yang sanggup diadopsi dan diubahsuaikan dengan lingkungan budaya yang berbeda.
6.Pandangan Negatif Penduduk Asli terhadap Orang Asing
Banyak penduduk orisinil yang tidak menyukai jikalau orang gila sanggup berbicara banyak perihal kebudayaan penduduk orisinil walaupun bersama-sama kebudayaan tersebut sanggup dipelajari oleh siapa saja. Banyak penduduk orisinil yang tidak mau mengakui pandangan orang lain terhadap kebudayaannya.
Nah, itu tadi klarifikasi mengenai Faktor Pendukung dan Penghambat Masyarakat Multikultural. Semoga dengan artikel ini sanggup memberi informasi perhiasan kepada pembaca mengenai masyarakat multikultural. Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, dan jangan lupa nantikan artikel kami yang menarik dan bermanfaat selanjutnya. Sumber http://thekingslau.blogspot.com
A.Faktor Pendukung Masyarakat Multikultural
1.Kondisi Geografis
Kondisi geografis merupakan salah satu faktor yang mendukung terjadinya masyarakat multikultural. Contoh di Indonesia, terdapat banyak pulau yang saling terpisah satu sama lain. Hal ini menciptakan penduduk di setiap pulau tumbuh menjadi kesatuan-kesatuan suku bangsa yang terisolasi satu sama lain. Mereka membuatkan pola perilaku, bahasa, dan ikatan-ikatan kebudayaan lain yang berbeda-beda.
2.Pengaruh Kebudayaan Asing
Kebudayaan gila sanggup menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya masyarakat multikultural. Kebudayaan gila biasanya dibawa melalui jalur perdagangan menyerupai yang terjadi di Indonesia pada zaman dahulu. Pedagang dari India, China, Gujarat, dan Eropa membawa kebudayaannya ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya interaksi antara bangsa gila dengan penduduk lokal, dan terjadilah amalgamasi dan asimilasi kebudayaan. Akibat dari amalgamasi dan asimilasi kebudayaan tersebut terbentuklah ras, subras, agama, dan keyakinan yang berbeda-beda di Indonesia.
3.Iklim yang Berbeda
Iklim yang berbeda antara satu kawasan dengan kawasan lain akan mengakibatkan kondisi alam yang berbeda pula. Kondisi ini menciptakan tiap-tiap kawasan mempunyai pola sikap dan sistem mata pencaharian yang berbeda-beda. Akibatnya terjadilah keragaman masyarakat.
4.Pembangunan
Pembangunan juga merupakan faktor yang mendukung terjadinya masyarakat multikultural terutama secara vertikal menurut aspek ekonomi. Hal ini menghasilkan kelas-kelas yang berbeda di antara masyarakat, yaitu kelas atas yang terdiri dari para pengusaha, kelas menengah yang terdiri dari administrator muda, dan kelas bawah yang terdiri dari pekerja dan buruh.
B.Faktor Penghambat Masyarakat Multikultural
1.Menganggap Budaya Sendiri yang Paling Baik
Pengakuan terhadap budaya sendiris secara berlebihan sanggup mengarah pada kecintaan diri sendiri ataupun kelompoknya. Sikap ini merupakan warisan dari kolonialisme yang menganggap bahwa bangsa jajahan lebih rendah dibandingkan penjajah.
2.Pertentangan Antara Budaya Barat dan Timur
Terdapat pandangan yang menganggap budaya barat sebagai budaya yang dinamis, sedangkan budaya timur merupakan budaya yang kaku. Pertentangan ini cenderung Eropa-sentris sehingga mengakibatkan westernisasi di banyak sekali bidang kehidupan.
3.Pluralisme Dianggap sebagai sesuatu yang Eksotis
Banyak pengamat barat yang menganggap budaya lain mempunyai sifat yang eksotis/menarik perhatian dan bukan dihargai sebagai budaya yang mempunyai kekhasan yang berbeda dengan budayanya.
4.Pandangan Paternalistis
Pandagan ini menganggap bahwa kaum pria lebih tinggi dari wanita yang mengakibatkan kaum wanita sebagai kaum minor dan disubordinasikan dari tugas laki-laki.
5.Mencari Indigenous Culture
Artinya mencari sesuatu yang dianggap asli. Misalnya, di Jakarta ada kecenderungan menamai gedung-gedung dengan nama dalam bahasa Sansekerta. Pada masa globalisasi, pemujaan terhadap indigenous culture merupakan sikap yang mempertentangkan istilah Barat dan non-Barat. Pada masa tersebut, kerjasama internasional tidak mengharamkan pengunaan unsur-unsur budaya lain yang sanggup diadopsi dan diubahsuaikan dengan lingkungan budaya yang berbeda.
6.Pandangan Negatif Penduduk Asli terhadap Orang Asing
Banyak penduduk orisinil yang tidak menyukai jikalau orang gila sanggup berbicara banyak perihal kebudayaan penduduk orisinil walaupun bersama-sama kebudayaan tersebut sanggup dipelajari oleh siapa saja. Banyak penduduk orisinil yang tidak mau mengakui pandangan orang lain terhadap kebudayaannya.
Nah, itu tadi klarifikasi mengenai Faktor Pendukung dan Penghambat Masyarakat Multikultural. Semoga dengan artikel ini sanggup memberi informasi perhiasan kepada pembaca mengenai masyarakat multikultural. Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, dan jangan lupa nantikan artikel kami yang menarik dan bermanfaat selanjutnya. Sumber http://thekingslau.blogspot.com
EmoticonEmoticon