Senin, 23 Oktober 2017

Reaksi Kimia Yang Muncul Dalam Badan Ketika Bederma


Manusia yang telah berproses ke arah lebih baik pada risikonya akan menemukan bahwa memberi lebih membahagiakan ketimbang menerima. Dalam sebuah riset di Amerika Serikat beberapa tahun lalu, sejumlah peneliti mengumpulkan sejumlah orang.

Masing-masing peserta diberi uang AS$5 (sekitar Rp73 ribu). Mereka diberi 2 pilihan, membelanjakannya untuk diri sendiri atau memberikannya ke orang lain. Setelah diteliti, grup yang menentukan untuk menawarkan ke orang lain merasa lebih bahagia.

Apa yang terjadi pada badan insan dikala dia berbagi?

Syaraf kesenangan di otak menyala, seakan-akan kita menjadi pihak penerima, bukan pemberi.Hormon endorphin (zat kimia yang berkorelasi dengan rasa senang dan imunitas) dalam badan terpacu.

Kadar oksitosin yang dilepaskan badan akan menciptakan kita makin berempati kepada orang lain dan ini menular (ke pihak penerima). Setidak-tidaknya sampai 2 jam ke depan.

Itulah kenapa, orang yang mendapatkan kebaikan biasanya ingin membalas kebaikan yang diterimanya atau melaksanakan kebaikan juga ke orang lain.Berdasarkan riset, satu pemberian/kebaikan akan menginspirasi banyak kebaikan lain laiknya efek domino.

Orang yang rutin menolong teman/tetangganya mempunyai risiko maut yang lebih rendah dalam periode 5 tahun ketimbang yang tidak.Orang yang rutin membuatkan mempunyai daya tahan badan lebih manis dalam menghadapi penyakit kritis, termasuk HIV dan serangan jantung.

Sekitar 76% orang yang aktif dalam acara sosial mempunyai kesehatan yang lebih manis dibanding yang tidak.

Sebaliknya dengan sikap pelit.

Perilaku pelit akan meningkatkan energi negatif dan hormon pemicu stres di dalam badan manusia.



Sumber http://menurutkimia.blogspot.com


EmoticonEmoticon