Rabu, 31 Januari 2018

Pendekatan Dan Orientasi Agribisnis

Disini akan dijelaskan sedikit ihwal Pendekatan dan Orientasi Agribisnis, biar bermanfaat bagi yang sedang membutuhkan.
 
PENDEKATAN DAN ORIENTASI AGRIBISNIS Sistem perjuangan pertanian yang mengintegrasikan faktor pro­duksi lahan, tenagakerja, modal dan teknologi/manajemen sangat dipengaruhi oleh kondisi spesifik wilayah, yang meliputi bio- fisik, ekonomi, dan sosial. Sektor pertanian sampai ketika ini masih diartikan sebagai "sistem perjuangan pertanian" yang sangat berkaitan erat dengan sistem lainnya ibarat industri hulu, industri hilir, pemasraan/perdagangan dan seruan datri konsumen. Keseluruhan aspek-aspek ini SALING terintegrasi dan dalam pengertian makna yang luas lazim disebut "Sistem Agribis­nis" . Keseluruhan sistem yang berkaitan dengan sektor pertani­an tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi sumberdaya, kelemba­gaan, dan budi pembangunan pertanian.

Dari keseluruhan sistem agribisnis ibarat yang diabstrak­sikan di atas, sanggup diambil beberapa aspek atau bidang kajian epenting, yaitu:
(a). Sistem Agribisnis dan Perdagangan/pemasaran
(b). Sumberdaya insan dan kelembagaan
(c). Pengelolaan sumberdaya alam
(d). Sistem perjuangan pertanian (atau usahatani)
(e). Pengembangan agroindustri
(f). Rintisan dan pengembangan produk.

Istilah "agribisnis" telah menjadi semakin populer, banyak sekali macam pengertian dan pemahaman ihwal istilah ini telah berkembang. Dari asal katanya, "agribisnis" terdiri dari dua suku kata, yaitu "agri" (agriculture = pertanian) dan "bisnis" (business = perjuangan komersial). Oleh alasannya yaitu itu, agribis­nis yaitu kegiatan bisnis yang berbasis pertanian. Sebagai konsep, agribisnis sanggup diartikan sebagai jumlah semua kegia­tan-kegiatan yang berkecipung dalam industri dan distribusi alat-alat maupun bahan-bahan untuk pertanian, kegiatan produksi komoditas pertanian, pengolahan, penyimpanan dan distribusi komoditas pertanian atau barang-barang yang dihasilkannya (Davis dan Golberg, 1957).

Menurut Snodgrass dan Wallace (1974), kegiatan agribisnis tersebut merupakan kegiatan pertanian yang kompleks sebagai akhir dari pertanian yang semakin modern. Pertanian meliputi perkebunan, pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Agribisnis sanggup memfokuskan kegiatannya pada satu segmen dari keseluruhan industri atau keseluruhan kegiatan secara terintegrasi. Agribisnis sanggup berupa perusahaan besar ibarat perkebunan besar, pabrik pupuk, pabrik pestisida, pabrik minyak, pabrik susu, perusahaan perikanan, dan lainnya. Selain itu juga sanggup berupa perusahaan kecil, ibarat perkebunan rakyat, nelayan, petani, pedagang (bakul), peternak, dan lain­nya. Menurut Balbin dan Clemente (1986), pengertian agribisnis sanggup diperluas meliputi pemerintah, pasar, asosiasi perdagan­gan, koperasi, forum keuangan, sekelompok pendidik dan forum lain yang menghipnotis dan mengarahkan majemuk tingkatan arus komoditas. Halcrow (1981) mengartikan agribisnis hanya meliputi kegiatan industri jasa dan material untuk usahatani (produksi pertanian) dan industri pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian. William dan Karen (1985) mengartikan agribisnis sebagai perusahaan besar (profit company) yang berbe­da dengan petani kecil.

Ciri-ciri agribisnis yaitu merupakan suatu industri yang kompleks dan berstruktur vertikal, setiap komponen secara terpi­sah independen tetapi dalam arti yang luas saling tergantung membentuk sebuah sistem komoditas. Oleh alasannya yaitu itu pengambilan keputusan yang baik memerlukan pengertian ihwal keseluruhan struktur industri dan harus bisa memahami titik sentral dari banyak sekali bab yang relevan dari banyak sekali bab sistem struk­tural.

Berdasarkan keterangan di atas, "agribisnis" secara luas sanggup dipandang sebagai "bisnis" yang berbasis pertanian. Secara struktural perjuangan bisnis ini terdiri atas tiga sektor yang saling bergantung, yaitu (i) sektor masukan, yang ditangani oleh berba­gai industri hulu yang memasok materi masukan kepada sektor pertanian , (ii) sektor produksi (farm), yang ditangani oleh banyak sekali jenis usahatani yang menghasilkan produk-produk bio- ekonomik, dan (iii) sektor keluaran, yang ditangani oleh berba­gai industri hilir yang mengubah hasil usahatani menjadi produk konsumsi awetan/olahan dan yang menyalurkan produk ini melalui sistem pemasaran kepada konsumen (Downey dan Erickson, 1989).

Dengan demikian "agribisnis" meliputi seluruh sektor yang terlibat dalam pengadaan materi masukan /input usahatani; terli­bat dalam proses produksi bio-ekonomik; menangani pemrosesan hasil-hasil usahatani; penyebaran, dan penjualan produk-produk pemrosesan tersebut kepada konsumen. Dalam kaitannya dengan komoditas di suatu wilayah , sebagian besar kegiatan ekonomi sanggup dilakukan oleh petani dan penduduk pedesaan dengan skala ekonomi yang berbeda-beda.

Sumber http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com


EmoticonEmoticon