Sabtu, 14 April 2018

Budaya Betawi (Setu Babakan)



PENINGKATAN PENGUNJUNG SETU BABAKAN DAN RUMAH ADAT BETAWI DENGAN MEMPERBAIKI TATA RUANG DAN MENYEDIAKAN TEMPAT PERISTRAHATAN UNTUK PENGUNJUNG.

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Kepariwisataan – kewirausahaan
yang dibina oleh Bapak I Wayan Legawa


Oleh:
BIMO SENO
120732436492
                                                                                  

PENINGKATAN PENGUNJUNG SETU BABAKAN DAN RUMAH ADAT BETAWI DENGAN MEMPERBAIKI TATA RUANG DA BUDAYA BETAWI (SETU BABAKAN)










UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
Oktober 2013





KATA PENGANTAR

            Syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah  Rabbul ‘Alamin yang tiada henti-hentinya mengalirkan segala kearifan dalam setiap kalbu hambanya yang haus dan cinta akan ilmu yang dengannya tiada akan pernah kering samudera pikir dan terbukalah setiap mata hati. Begitu pula dengan segala rahmat dan hidayah-Nya-lah sehingga makalah yang berjudul ” PENINGKATAN PENGUNJUNG SETU BABAKAN DAN RUMAH ADAT BETAWI DENGAN MEMPERBAIKI TATA RUANG DAN MENYEDIAKAN TEMPAT PERISTRAHATAN UNTUK PENGUNJUNG.
” sanggup terselesaikan.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi kiprah matakuliah Sejarah Indonesia Kuno. Selain itu juga, ucapan terima kasih terbesar dipersembahkan pada seorang yang telah memberi arah dan penuntun dalam gelap dan buntu tatapan mata kami dalam mengetuk tiap-tiap pintu khazanah budaya, diantaranya :
  1. Bapak I Wayan Legawa di sebagai pembina matakuliah Kepariwisataan – kewirausahaan.
  2. Orangtua dirumah yang tak pernah hentinya mengatakan pinjaman materil dan doa serta segala bentuk dukungannya.
Demikianlah makalah ini dibentuk dan tidak menutup kemungkinan dalam penyusunannya terdapat kekurangan dan kesalahan didalamnya. Oleh lantaran itu, kami mengharapkan saran dan komentarnya yang sanggup dijadikan masukan dalam penyusunan laporan kiprah selanjutnya.



                                                                        Malang, 5 Oktober 2013


                                                                                    Penyusun



DAFTAR ISI
                                                                       
                                               
KATA PENGANTAR                                                                                                     i
DAFTAR ISI                                                                                                                    ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang                                                                                                     1
1.2. Rumusan Masalah                                                                                                3
1.3. Tujuan Penulisan                                                                                                  3
1.4. Manfaat Penulisan                                                                                               3

BAB II           
PEMBAHASAN
2.1.            Pengertian Wisata                                                                                           4
2.2.            Mitos Setu Babakan                                                                                        7
2.3.            Setu Babakan.                                                                                                 8
2.4.            Membenahi Tata Ruang dan Menambahkan Tempat Penginapan untuk wisatawan        12

BAB III
PENUTUP     
3.1. Kesimpulan                                                                                                          16

DAFTAR RUJUKAN                                                                                                      17
LAMPIRAN                                                                                                                     18





BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kepariwisataan ketika ini sangat ramai dibicarakan orang lantaran dengan membuatkan sektor pariwisata maka dampak terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh lantaran itu permintaan akan pariwisata semakin bertambah seiring dengan tingkat kebutuhan insan yang semakin bertambah dari tahun ke tahun.
Dalam GBHN 1999,  termuat bahwa pembangunan kepariwisataan terus di tingkatkan dan di kembangkan untuk memperbesar penerimaan devisa negara, memperluas dan meratakan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperkaya kebudayaan nasional, dan tetap mempertahankan kepribadian bangsa demi terpilihnya nilai-nilai agama, mempererat persahabatan antar bangsa, memupuk cinta tanah air, serta mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
Jakarta yang mempunyai potensi alam kurang yang baik lantaran terlalu padatnya penduduk disana dan banyaknya kendaraan membuat potensi alam menurun, maka dari diharapkan suatu daerah yang bebas dari polusi untuk dijadikan tempat wisata. tetapi  budaya yang sangat kaya dan bermacam-macam merupakan salah satu faktor penarik para wisatawan, dengan daya dukung faktor-faktor tersebut maka tentunya daerah ini sangat berpeluang untuk dikembangkan terutama dibidang pariwisata. Pengembangan pariwisata mempunyai nilai yang sangat taktik lantaran memakai kebudayaan dan menjaga potensi alamnya, dan potensi kepariwisataan yang ada menjadi kegiatan ekonomi dalam membuat lapangan kerja dan kemudian berimbas pada kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan daerah pariwisata tentunya tidak tumbuh begitu saja tanpa ada suatu perjuangan yang dilakukan, oleh lantaran itu maka ketersedian sarana dan prasarana sangat dibutuhkan untuk pengembangan sektor ini dan semoga sanggup menjadi salah satu sektor andalan. Namun,  Kualitas lingkungan merupakan kepingan integral dari industri wisata. Bagi pengembang dan penyelenggara kagiatan wisata, kualitas lingkungan harus menerima perhatian


utama. Wisata ialah industri yang terkait dengan tujuan wisata dengan karakter-karakter keindahan, keseimbangan, natural, kesehatan, dan kualitas lingkungan yang terjamin. Saat ini, kata “lingkungan” sering muncul sebagai salah satu kunci sukses penyelenggara wisata. Dalam pandangan yang terbatas, terminologi lingkungan banyak mengacu kepada hal-hal fisik alamiah. Misalnya, bentang alam dan komponen fisik buatan manusia, ibarat pos-pos pengamatan, kolam renang buatan, atau bangunan-bangunan penunjang aktifitas wisata lainnya. Dalam skala yang lebih luas, faktor sosial dan budaya juga dipertimbangkan sebagai lingkungan integral industri wisata. Kualitas lingkungan meliputi kualitan bentang atau pemandangan alamiah itu sendiri, yang kualitasnya sanggup menurun lantaran aktifitas manusia. Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, ibarat keindahan pemandangan alam, sturuktur hidrologi almiah ibarat penderasan dan sungai, air bersih, udara segar, dan keanekaragaman spesies, kuailitasnya sanggup memburuk lantaran aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu sendiri. Menurut aturan permintaan wisata, kualitas lingkungan merupakan kepingan integral dari suguhan-suguhan alamiah. Dengan demikian, pemeliharaan terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata menurun, maka tempat tersebut cenderung diabaikan.
Demikian kami membuat makalah ini untuk memberitahukan, membenahi, dan menambahkan wisata air pada wisata setu babakan yang terdapat di jagakarsa, Jakarta selatan, bukan hanya untuk meningkatkan pengunjung saja dampak dari itu semua, tetapi juga untuk menertibkan wisatawan dan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat.
Demikian kami membuat makalah ini untuk memberitahukan tempat wisata setu babakan dengan mengambil judul “PENINGKATAN PENGUNJUNG SETU BABAKAN DAN RUMAH ADAT BETAWI DENGAN MEMPERBAIKI DAN MENAMBAH WISATA AIR. Dengan mengambil judul tersebut sanggup mengakibatkan wisata setu babakan menjadi semakin ramai dan sanggup jadikan wisata favorit keluarga.

1.2.      Rumusan Masalah

1.      Objek Wisata Setu Babakan?
2.      Bagaimana Meningkatkan Pengunjung Wisata Setu Babakan?
1.3.      Tujuan
1.      Mengenal Objek Wisata Setu Babakan.
2.      Meningkatkan Pengunjung Wisata Setu Babakan.
1.4.      Manfaat
1.      Memberi Pengetahuan Tentang Objek Wisata Setu Babakan.
2.      Mengembangkan Wisata Setu Babakan.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Wisata
1.      Wisata
Wisata ialah kegiatan perjalanan atau sebagian dari yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata (UU no.9 thn 1990 pasal 1).
Adapun pengertian wisata mengandung unsur-unsur yaitu kegiatan perjalanan, dilakukan secara sukarela, bersifat sementara dan perjalanan seluruhnya dan sebagian bertujuan untuk objek dan daya tarik wisata atas dasar itu maka ‘wisata’ ialah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata(UU no.9 thn 1980 pasal 1).
Objek dan daya tarik wisata ialah yang menjadi target dalam perjalanan wisata yang meliputi :
a.       Seperti pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan Ciptaan Tuhan YME, yang berujud keadaan alam dan tumbuhan dan fauna tumbuhan hutan tropis serta hewan langka.
b.      Karya insan berujud museum peninggalan sejarah seni budaya wisata argo(pertanian) wisata tirta(air) wisata petualangan taman rekreasi dan tempat hiburan.
c.       Sasaran wisata minat khusus ibarat berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat-tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat siarah.(buku panduan sadar wisata)
 Menurut Mathiesen dan  wall (1982) bahwa wisata ialah kegiatan bepergian dari dan ketempat tujuan lain diluar tempat tinggalnya, wisata atau rekreasi sering dilakukan untuk senang-senang atau bersantai.
Bersantai  merupakan suatu kegiatan yang berbeda dengan kegiatan melaksanakan pekerjaan tertentu.misalnya disela-sela melaksanakan suatu pekerjaan kemudian kita duduk ditaman maka hal ini sanggup dikatakan sedang bersantai.
2.      Pariwisata


Pariwisata secara etimologis berasal dari kata “ Pari “ yang berarti berputar –putar dan “Wisata” yang berarti perjalanan. Atas dasar itu maka pariwisata diartikan sebagai perjalan yang dilakukan berputar –putar dari suatu tempat ke tempat lain. (1)
Menurut  Prof. Salah wahab dalam bukunya berjudul An  Introduction an Touristm Theory mengemukakan bahwa batasan pariwisata hendaknya menunjukkan anatomi dari tanda-tanda –gejala yang terdiri dari 3unsur yaitu manusia(human),yaitu orang yang melaksanakan perjalanan pariwisata ,ruang (space), yaitu daerah atau ruanng lingkup tempat melaksanakan perjalanan waktu(time)yakni waktu yang di gunakan selama perjalanan dan tinggaal di daerah tujuan waisata (2)
Berdasarkan ketiga unsur tersebut di atas maka Prof Salah Wahab merumuskan pengertian pariwisata sebagai suatu aktifitas insan yang dilakukan secara sadar dan menerima pelayanan secara beergantian orang –orang di suatu Negara itu sendiri (di luar negri) yang meliputi pendiaman di daerah lain (daerah tertentu ,suatu Negara  atau benua )untuk sementara waktu dalam mencari kpuasan yang beraneka rgam dan berbeda dengan apa yang di alaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.
Dalam pengertian lain pariwisata (Toursnm) ialah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjlanan tersebut untuk memenuhi keinginannya yang beraneka ragam (3).
Maka untuk lebih jelasnya pengertian pariwisata ialah :
a.          Semua kegiatan yang bekerjasama dengan perjalanan wisata.
b.         Pengusaha obyek wisata, ibarat daerah wisata, taman rekreasi, daerah peninggalan sejarah (Candi, Makam Benteng), Museum, Waduk, pegelaran seni budaya, tat kehidupan masyarakat dan bersifat
                                                                                       
(1)(Yoeti A.Oka,1982 :103)
(2)(Yaoti A,Oka:106)
(3)(Yaoti A,Oka:09)



c.          alamiah: keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai indah dan sebagainya.
d.         pengusaha jasa dan prasarana pariwisata yakni:
·      Usaha jasa pariwisata (Biro perjalanan wisata, biro perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi perjalanan intensif dan pameran, inprestarait, konsultan pariwisata, informasi pariwisata.
·         Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya, serta usaha-usaha jasa lainnyayang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata (buku panduan wisata).
3.      Kepariwisataan.
Sesuai dengan undang-undang NO. 9 Bab I pasal 1 berbunyi :
“Kepariwisataan ialah segala sesuatu yang bekerjasama dengan penyelenggaraan pariwisata, artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengawasan pariwisata, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta serta masyarakat. (UU No. 9. tahun 1990)”. (Bab I. pasal 1).
“Dari batasan tersebut diatas tampak bahwa prinsip kepariwisataan sanggup mencakupi semua macam perjalanan, asal saja perjalanan tersebut dengan bertamasya dan rekreasi. Dalam hal ini diberikan suatu garis pemisah yang menyatakan bahwa perjalanan tersebut tidak bermaksud untuk memangku suatu jabatan disuatu tempat atau daerah tertentu alasannya ialah perjalanan terakhir ini sanggup digolongkan kedalam perjalanan bukan untuk tujuan pertamasyaan atau pariwisata. Artinya semua urusan dan kegiatan ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat disebut Kepariwisataan”.
4.      Wisatawan
Pengertian dari wisatawan berdasarkan F.W. Ogilvie yaitu semua orang meninggalkan ruamh kediaman mereka untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan sementara mereka bepergian mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari  nafkah ditempat trsebut. (4)(Pendit N. S. 1994 : 37).
Batasan ini diberi variasi lagi oleh A.J. Norwal yang menyatakan seorang wisatawan ialah seseorang yang memasuki wilayah abnormal dengan maksud dan tujuan apapun asalkan bukan untuk tinggal permanen atau untuk usaha-usaha yang teratur melintasi perbatasan, dan yang mengeluarkan uangnya di negeri yang dikunjungi, yang mana diperolehnya bukan di negeri tersebut melainkan dinegri lain. (5)(Pendit N. S, 1994 : 37).
Berdasarkan hal yang telah dikemukakan diatas maka ciri-ciri seseorang itu sanggup disebut sebagai wisatawan yaitu:
·         Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.
·         Perjalanan hanya untuk sementara waktu.
·          Orang yang melukukan tidak mencari nafkah ditempat atau di Negara yang dikunjunginya. (6)(Yoeti A.Oka, 1982 : 130).

2.2. Mitos Setu Babakan
Tersebutlah sepasang sampaumur yang saling berkasih-kasih. Percintaan mereka tak disetujui oleh orang renta si gadis. Sebab si cowok amatlah miskin. Suatu ketika, berkatalah cowok itu kepada kekasihnya,
"Dik, orang renta adik jelas-jelas tak menyetujui kekerabatan kita", Pemuda itu menjelaskan, "Mungkin lantaran kakak orang miskin. Karena itu kakak hendak pergi merantau. Siapa tahu nasib kakak membaik. Dan jikalau kita memang berjodoh, kelak niscaya kita akan sanggup bersama lagi".
"Jika memang itu keputusan abang, pergilah". sahut gadis itu dengan berlinang air mata. "Tetapi jikalau kakak sudah berhasil di rantau, lekaslah pulang". Dengan diiringi linangan air mata, pergilah cowok itu.
Setahun telah berlalu. Tak ada kabar mengenai cowok itu. Si gadis mulai resah, apalagi orangtuanya telah menjodohkan dirinya dengan pria lain.
                                                                                       
(4)(Pendit N. S. 1994 : 37).
(5)(Pendit N. S, 1994 : 37).
(6)(Yoeti A.Oka, 1982 : 130).
Saat pernikahannya kian dekat, gadis itu kian gelisah. Ia masih berharap cowok idamannya akan kembali. Namun impian tinggal harapan.
Akhirnya gadis itu putus asa. Ia pergi ke Danau (Setu) Babakan. Dengan perasaan hancur ia menceburkan dirinya ke sana. Para siluman penghuni danau itu menaruh belas kasihan pada gadis itu. Maka ia tak mati terbenam di danau itu, tetapi bermetamorfosis menjadi buaya putih.
Hingga kini, buaya putih itu masih setia menjaga danau itu. jikalau ada orang berbuat tak senonoh di sekitar danau, maka orang itu akan menjadi korban buaya putih.

2.3. Wisata Setu Babakan
1.      Setu Babakan (Danau Babakan)
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan JagakarsaJakarta Selatan, Indonesia bersahabat Depok yang berfungsi sebagai sentra Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya orisinil Betawi. Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan ketika ini dipakai untuk memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air ibarat memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.
Beberapa wahana wisata yang ada di Setu Babakan, dari waktu ke waktu kian dibenahi dan diperkaya guna meningkatkan potensi wisata di Setu Babakan sendiri. Wahana wisata di Setu Babakan  antara lain:
A.    wisata budaya à rumah susila betawi, budaya dan kuliner                                        khas orang betawi
B.     wisata agro à pohon-pohon renta (masa dahulu) yang mulai jarang ditemukan, ada di setu babakan
C.     wisata air à terdapat dua setu: setu babakan dan setu mangga bolong, di setu tsb orang boleh bebas memancing ikan tapi dihentikan menjalanya.
Setu Babakan ialah sebuah daerah perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi orisinil secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi,  memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat kuliner khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.
Setu Babakan ialah daerah hunian yang mempunyai nuansa yang masih berpengaruh dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana,, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya ialah milik pemerintah di mana yang gres dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan  ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya ialah orang orisinil Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya ialah para pendatang, ibarat pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.
Setu Babakan, sebagai sebuah daerah Cagar Budaya Betawi, sebetulnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai daerah cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, ibarat bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama
2.      Keistimewaannya
Perkampungan Setu Babakan ialah sebuah daerah pedesaan yang lingkungan alam dan  budayanya yang masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke daerah cagar budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan damai ketika memasukinya. Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga sanggup melihat rumah-rumah panggung berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya.
Yang tak kalah menarik, di perkampungan ini juga banyak terdapat warung yang banyak menjajakan makanan-makanan khas Betawi, ibarat ketoprak, ketupat nyiksa, kerak telor, ketupat sayur, bakso, laksa, arum manis, soto betawi, mie ayam, soto mie, roti buaya, bir pletok, nasi uduk, kuliner ringan manis apem, toge goreng, dan tahu gejrot.
Wisatawan yang berkunjung ke Setu Babakan juga sanggup menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong, tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga sanggup menyaksikan prosesi-prosesi budaya Betawi, ibarat upacara pernikahan, sunat, akikah, khatam Al-Qur‘an, dan nujuh bulan, atau juga sekedar melihat para cowok dan bawah umur latihan menari dan silat khas Betawi, Beksi.
Sebagai sebuah daerah cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni maupun budaya, melainkan juga mengatakan jenis wisata alam yang tak kalah menarik, yakni wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di perkampungan ini biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau sekedar bersenda gurau dan menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu, wisatawan juga sanggup menyewa bahtera untuk menyusuri dan mengelilingi danau.
Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini juga sanggup berkeliling ke perkebunan, pertanian, serta melihat tanaman-tanaman khas Betawi di pelataran rumah-rumah penduduk. Apabila berkunjung ke pelataran rumah penduduk, tak jarang pengunjung akan dipetikkan buah sebagai tanda penghormatan. Jika wisatawan tertarik untuk memetik dan berniat membawa pulang buah-buahan tersebut, maka pengunjung sanggup membelinya dengan terlebih dulu bernegosiasi harga dengan pemiliknya. Buah-buahan yang tersedia di perkampungan ini antara lain belimbing, rambutan, buni, jambu, dukuh, menteng, gandaria, mengkudu, nam-nam, kecapi, durian, jengkol, kemuning, krendang, dan masih banyak lagi.
Yang gres dari Setu Babakan ialah telah dibangunnya dua jembatan gantung, sehingga pengunjung sanggup menyinggahi pulau buatan di tengah Setu Babakan. Selain itu Setu babakan ialah salah satu tempat favorit bersepeda santai di Jakarta Selatan.
3.      Akses
Akses menuju lokasi perkampungan Setu Babakan relatif mudah, lantaran terdapat banyak kendaraan umum yang melewati perkampungan ini. Dari Terminal Pasar Minggu, pengunjung sanggup memakai Kopaja No. 616 jurusan Blok M menuju Cimpedak. Setelah sekitar 30 menit dan, pengunjung sanggup turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Selain itu, bagi wisatawan yang berangkat dari Terminal Depok sanggup memakai taksi menuju perkampungan Setu Babakan.
4.      Akomodasi dan Fasilitasnya
Sebagai sebuah daerah cagar budaya, Perkampungan Setu Babakan sampai ketika ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, ibarat tempat ibadah, panggung pertunjukan seni, tempat bermain anak-anak, teater terbuka, kantor pengelola, galeri, dan pertokoan suvenir. Dengan fasilitas ini pengunjung sanggup berfoto memakai busana susila khas Betawi dengan lokasi pemotretan yang diubahsuaikan dengan keinginan pengunjung
Dilihat dari analisis SWOT sanggup diketahui yang menjadi kekuatan (strenght), kelemahan (weaknes), peluang (opportunities) dan bahaya (treast) dari pariwisata di Kota Blitar ialah sebagai berikut:
a.       Strenght (kekuatan)
·         Memiliki wisata budaya, hiburan, dan kesehatan ibarat kampong betawi, wisata air, dan pohon-pohon renta yang masih terjaga.
·         Memiliki tradisi budaya yang unik, ibarat upacara pernikahan, sunat, dan silat khas betawi.
·         Tersedia fasilitas pendukung yang memadai ibarat , restoran, dan atm.
·         Keramah tamahan penduduk kampong betawi
·         Angkutan Umum untuk menuju objek wisata gampang didapatkan.
b.      Weakness (kelemahan)
·         Kurang memadainya kegiatan promosi dan penyebaran pariwisata Kota Blitar ke luar daerah.
·         Keamanan dan stabilitas kurang memadai.
·         Tidak tersedianya tempat penginapan.
·         Penataan pintu masuk yang kurang rapih, membuat orang sanggup masuk lewat pintu lain dengan gratis..
·         Tidak tersedianya lapangan parkir.
c.       Opportunities (peluang)
·         Digelarnya pertunjukan betawi setiap minggunya.
·         Berada di Ibu Kota Indonesia
·         Akses mudah
d.      Threats (ancaman)
·         Semakin majunya dampak globalisasi, membuat banyak orang melupakan budayanya.
·          
2.4. Membenahi Tata Ruang dan Menambahkan Tempat Penginapan bagi para wisatawan
Tata ruang ialah wujud struktur ruang dan contoh pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak.
1.      Struktur ruang ialah susunan pusat-pusat permukiman system jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis mempunyai kekerabatan fungsional.
2.      Pola pemanfaatan ruang ialah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
Beberapa tempat yang haru ditata kembali :
1.      Penataan Pintu Masuk & pintu keluar
Membenahi semua fasilitas mulai dari pintu masuk sampai fasilitas yang terdapat dalam setu babakan. Dengan merapihkan atau membenahi sarana dan prasarana ialah membuat daya tarik wisatawan semakin banyak untuk berwisata ke setu babakan.
Seperti halnya pintu masuk atau pintu keluar yang tidak ditentukan itu membuat pengunjung galau untuk melalui pintu yang mana yang harus dilewati, maka tidak heran banyak wisatawan tersasar kedalam perumahan penduduk yang berada disekitar obyek wisata tersebut. Ketidak teraturan pintu masuk atau pintu keluar yang terdapat dalam obyek wisata setu babakan. Jadi, memilih pintu masuk dan pintu keluar sangat penting, bukan hanya untuk tiba dan keluarnya pengunjung saja, tetapi juga kemudahan bagi para petugas untuk menyelidiki dan menjaga setu babakan dari setiap pengunjung yang datang.
Menentukan pintu masuk untuk setiap obyek wisata itu sangatlah diperlukan, lantaran mempermudah mengkondisikan dan menutup pintu masuk yang lain, kecuali pintu masuk yang telah ditentuka. Dan petugas atau pengelola sanggup memperhitungkan setiap hari berapa pengunjung yang tiba ketempat wisata budaya setu babakan. Dengan mengkondisikan pintu masuk, petugas sanggup memutuskan tarif untuk setiap wisatawan yang berkunjung yang ketempat wisata setu babakan, terkecuali penduduk sekitar yang tidak perlu dipungut biaya, tetapi harus ikut berpatisipasi menjaga dan melestarikan obyek wisata setu babakan.
2.      Penataan Lapangan Parkir
Bukan saja pintu masuk atau pintu keluar yang terdapat dalam obyek wisata, tetapi juga lapangan parkir itu juga perlu diperhatikan. Untuk setu babakan sendiri belum mempunyai tempat khusus lapangan parkir untuk wisatawan, sehingga mengganggu para wisatawan yang hendak ingin berjalan-jalan sekitar danau babakan tersebut. Karena ketidak tersedianya lapangan parkir yang terdapat dalam wisata setu babakan membuat para wisatawan diperbolehkan membawa kendaraannya untuk mengelilingi obyek wisata setu babakan tersebut.
Ketidak tersedianya lapangan parkir membuat aturan dan tata tertib wisata setu babakan menjadi semeraut, dan tidak terkendali. Dan secara tidak eksklusif merusak kualiatas alamiah yang menjadi tujuan utama wisatawan.
Karena, Wisata ialah industri yang terkait dengan tujuan wisata dengan karakter-karakter keindahan, keseimbangan, natural, kesehatan, dan kualitas lingkungan yang terjamin.(7)
Pembuatan lapangan parkir itu juga akan menambah pendapatan untuk masyarakat setempat, dan juga sanggup menambah dana perawatan untuk setu babakan sendiri. Dan lingkung serta kenyamanan wisata lebih terjamin, dan wisatawan juga akan merasa bahagia dengan kenyamanan yang diberikan
3.      Penataan dan Menambahi Tempat Pertunjukan Budaya Betawi
Sarana tempat pagelaran seni yang sering menampilkan kebudayaan-kebudayaan orisinil yang terdapat dalam kampong betawi hanya menerima sarana panggung terbuka. Padahal secara geografis wisata setu babakan daerah yang mempunyai curah hujan yang cukup tinggi. Dengan hanya menyediakan panggung terbuka sebagai pagelaran seni orisinil dari kebudayaan-kebudayaan betawi ini membuat rasa khawatir dan ragu bagi para wisatawan untuk berlibur atau berwisata ke setu babakan.
Secara geografis wilayah setu babakan memang mempunyai curah yang sangat tinggi, jadi sebaiknya menyediakan tempat pagelaran seni yang tertutup (indoor). Panggung atau tempat pagelaran seni yang tertutup tersebut sanggup mengatasi bila terjadi hujan secara tiba-tiba, dan sanggup mengurangi rasa kekhawatiran dan keraguan bagi para wisatawan yang ingin berkunjung.
4.      Menambah Tempat Penginapan
Sarana penginapan atau istirahat itu juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan wisatwan setu babakan. Tentu setiap wisatawan yang ingin berlibur atau rekreasi bukan hanya mencari tempat wisata yang indah,
                                                                                       
 wisata yang alamiah, wahanya yang seru, dan pastinya juga mencari tempat penginapan sebagai tempat beristirahat sehabis lelah berjalan-jalan mengelilingi tempat wisata yang dituju.
Tempat penginapan atau beristirahat sangat dibutuhkan sebagai daya tarik wisatawan yang ingin berkunjung ke setu babakan. Dengan menambah tempat penginapan wisatawan juga sanggup mencicipi eksklusif hidup dengan susila budaya betawi yang menjadi andalan wisata setu babakan.
Fasilitas yang semakin baik dan aksesnya mudah, bukan hanya wisatawan dari domestik saja yang akan berkunjung ketempat wisata setu babakan yang kaya akan budaya dan aneka macam wisata lainnya. Bahkan wisatawan mancanegara akan berminat untuk berlibur atau berkunjung ke tempat wisata babakan. Dengan meningkatnya pengunjung bukan hanya pendapatan masyarakat saja yang bertambah tetapi juga berdampak pada pembangunan kepariwisataan terus di tingkatkan dan di kembangkan untuk memperbesar penerimaan devisa negara, memperluas dan meratakan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperkaya kebudayaan nasional, dan tetap mempertahankan kepribadian bangsa demi terpilihnya nilai-nilai agama, mempererat persahabatan antar bangsa, memupuk cinta tanah air, serta mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.





BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan

Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, ibarat keindahan pemandangan alam, sturuktur hidrologi almiah ibarat air bersih, udara segar, keunikan budaya, wahana yang seru, dan susukan yang mudah, kuailitasnya sanggup memburuk lantaran aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu sendiri. kualitas lingkungan merupakan kepingan integral dari suguhan-suguhan alamiah. Dengan demikian, pemeliharaan terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata menurun, maka tempat tersebut cenderung diabaikan. aktifitas wisata sanggup kiprah yang signifikan dalam pembiayaan program-program konservasi lingkungan hidup. Namun, tetap harus diperhatikan bahwa aktifitas wisata juga mempunyai potensi untuk ikut serta mengarahkan pada kerusakan lingkungan.
Bukan hanya tempat yang indah, bersih, dan fasilitas yang memadai saja yang menjadi pilihan wisatawan, Tetapi juga pengelolan tempat wisata yang baik juga menjadi pilihan wisatawan. Dengan pengelolaan yang baik, wisatawan juga akan merasa nyaman dan senang, lantaran sebagai pengunjung mereka juga ingin menerima tempat wisata yang terawatt dan dikelola dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA

Yoeti, A. OKA. 1982. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa

Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu pariwisata sebuah pengantar perdana. Jakarta: PT. pradnya paramita
Ridjal D, Samsul. 1997. Peluang Pariwisata Mutiara Sumber Widya. Benih Kecerdasan.
Dampak Pariwisata, (online), (giletules.blogspot.com/search?q=dampak-pariwisata-terhadap-lingkungan)Diakses 28 september 2013
Makalah pariwisata kota blitar, (online), (giletules.blogspot.com/search?q=dampak-pariwisata-terhadap-lingkungan) diakses 29 sepeptember 2013
 Seputar setu babakan, (online), (http://setubabakan.wordpress.com/about/) diakses 2 oktober 2013
Rumah susila betawi, (online), (http://adewaych.blogspot.com/p/rumah-adat-betawi.html) diakses 2 oktober 2013


Sumber http://makalahtugasmu.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)