Sabtu, 21 April 2018

Budaya Absurd Menghilangkan Budaya Lokal



PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Seiring dengan masuknya periode globalisasi ketika ini, turut mengiringi budaya-budaya aneh yang masuk ke Indonesia. Di zaman yang serba canggih ini, perkembangan kemutahiran tekhnologi tidak dibarengi dengan budaya-budaya aneh positif yang masuk. Budaya aneh masuk ke negeri kita secara bebas tanpa ada filterisasi. Pada umumnya masyarakat Indonesia terbuka dengan inovasi-inovasi yang hadir dalam kehidupannya, tetapi mereka belum bisa memilah mana yang sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku dan mana yang tidak sesuai dengan aturan serta norma yang berlaku di negara Republik Indonesia.
Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya, norma tersebut mencakup norma agama, norma hukum, norma sosial, norma kesopanan. Setiap butir norma mempunyai peranan masing-masing dalam mengatur hidup manusia. Norma merupakan suatu ketetapan yang ditetapkan oleh insan dan wajib dipatuhi oleh masyarakat dan mempunyai manfaat positif bagi kelangsungan hidup khalayak. Setiap peraturan yang telah ditetapkan niscaya ada hukuman bagi yang melanggar, hal itu serupa dengan norma, apapun jenis norma ada di Indonesia, niscaya ada hukuman bagi yang melanggarnya.
Pada umumnya masyarakat Indonesia kini seakan tidak menghiraukan lagi norma-norma yang ditetapkan. Terbukti dengan banyaknya penyimpangan prilaku yang dilakukan oleh banyak orang, mirip perbuatan korupsi, mencuri, menistakan agama, dan sebagainya. Kasus-kasus mirip itu menunjukan bobroknya mental bangsa ini. Sehingga generasi muda yang mendatang bisa diperkirakan sanggup lebih jelek dari masa kini kalau mental mundur tersebut masih ditularkan pada kaum remaja ketika ini.
Hal tersebut sudah mulai terjadi sekarang, kenyataan yang terjadi ketika ini banyak remaja yang melaksanakan penyimpangan-penyimpangan yang sudah tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Mereka tidak menghiraukan lagi norma-norma yang ada. Kemudahan mengakses budaya aneh serta akomodasi masuknya budaya aneh tanpa ada filterisasi menciptakan usia muda rawan termakan dengan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya. Seperti banyaknya blue film yang masuk ke Indonesia, permasalahan ini sangat berdampak negatif bagi masyarakat khususnya kalangan remaja. Banyak blue film atau adegan p0rn* laiinya yang sanggup diakses dengan gampang melalui internet. Para remaja bebas mengakses dan menonton film tersebut tanpa pengawasan dari pihak orang bau tanah mereka. Hal tersebut menyebabkan dampak yang kurang baik bagi psikis si remaja itu sendiri, dengan menonton adegan p0rn*, si remaja tersebut jadi termotivasi ingin melaksanakan hal yang ia tonton dan ada sesuatu yang gres yang tidak seharusnya di coba jadi ingin dicoba. Jika sudah mirip ini siapa yang harus di salahkan? Permasalahan ini hanyalah satu referensi masalah yang kini sering terjadi di Indonesia. Sehingga saya sebagai mahasiswa ingin sekali mengangkat tema “Pengaruh Budaya Asing Terhadap Gaya Hidup Remaja Di Indonesia”. Untuk lebih jelasnya akan saya bahas pada penggalan pembahasan selanjutnya.


1.2.  Tujuan Penelitian
Agar kita sebagai mahasiswa dan sebagai penerus bangsa bisa memfilter budaya aneh yang masuk serta sanggup memupuk mental kita biar tidak gampang terbawa oleh arus negatif.

1.3.  Perumusan Masalah
1.        Bagaimana budaya aneh sanggup dengan gampang masuk ke Indonesia?
2.        Bagaimana imbas budaya aneh tersebut terhadap gaya hidup remaja Indonesia ketika ini?
3.        Bagaimana generasi muda sanggup memfilter budaya aneh tersebut?

PEMBAHASAN


2.1  Definisi budaya
Budaya yakni suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, etika istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan penggalan tak terpisahkan dari diri insan sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya yakni suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan sikap komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan mencakup banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya yakni suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu gambaran yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri. "Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam banyak sekali budaya mirip "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai sikap yang layak dan memutuskan dunia makna dan nilai logis yang sanggup dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan acara seseorang dan memungkinkannya meramalkan sikap orang lain.

2.2  Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu yakni Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, pemanis lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, etika istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan yakni sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari banyak sekali definisi tersebut, sanggup diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yakni sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan mencakup sistem inspirasi atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan yakni benda-benda yang diciptakan oleh insan sebagai makhluk yang berbudaya, berupa sikap dan benda-benda yang bersifat nyata, contohnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu insan dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.3  Pengaruh Budaya Asing Terhadap Gaya Hidup Remaja
Perkembangan teknologi ketika ini turut ditandai dengan perkembangan budaya yang ada di Indonesia ketika ini. Seperti telah dibahas diatas bahwa budaya aneh bebas masuk begitu saja, tanpa ada filterisasi. Pada umumnya usia remaja merupakan usia kritis dimana apa yang ia lihat menyenangkan niscaya akan ditiru. Budaya-budaya tersebut sanggup masuk dengan gampang melalui apa saja, contohnya televisi dengan bentuk film,video klip, dll, internet, dan macam-macam alat tekhnologi lainnya. Saat ini internet bukan merupakan sarana yang langka lagi, sarana ini bisa dipakai dimana saja dan kapan saja oleh user. Biasanya masyarakat lebih sering mengakses sesuatu yang gres melalui internet. Saat ini banyak warung internet atau biasa kita sebut dengan warnet menjamur dimana-mana sehingga memudahkan orang-orang yang tidak memasang internet biar bisa mengaksesnya. Diwarnet ini lah adakala banyak remaja sanggup mengakses video p0n0 secara bebas tanpa pengawasan. Ada beberapa pihak warnet yang memblok situs p0rn* tetpai ada juga beberapa warnet yang tidak memblok situs p0rn* sehingga situs ini sanggup dibuka secara bebas. Kegunaan internet sering disalahgunakan untuk kepentingan yang kurang baik.
Permasalahan yang sering terjadi lainnya yakni pemasaran blue film dalam bentuk dvd dan vcd yang menyebar luas dikalangan remaja. Sepertinya norma agama sudah tidak lagi dihiraukan oleh segelintir pihak. Mereka yang meraup laba dari bisnis ini seakan tidak memikirkan akhir serta dampak yang akan ditorehkan pada generasi muda yang menonton. Sekarang ini vcd serta dvd banyak dijual dipasaran secara bebas dan gampang didapatkan.
Dampak dari permaslahan sosial ini sangat berat bagi para remaja, salahsatu dampaknya yakni meningkatnya angka MBA (Married By Accident) ketika ini. Gaya hidup remaja yang metropolis seakan sudah tidak terbendung lagi, belum lagi kehidupan malam yang sudah sudah menjaring generasi muda kita, tidak dipungkiri kuatnya arus negatif dalam kehidupan remaja ketika ini, memicu remaja untuk mencoba obat-obatan terlarang mirip narkotika, ganja, shabu dan sebagainya belum lagi gaya hidup sec bebas.
Gaya hidup Sex Bebas dikalangan remaja sudah tidak lazim tampaknya kita dengar, awalnya mereka melihat tontonan yang sudah sepantasnya tidak ditonton, kemudian timbul rasa ingin tau ingin mencoba, kemudian merealisasikannya kepada pasangannya. Hal ini sudah sering terjadi, dan yang lebih parahnya sec bebas tidak dilakukan dengan satu orang tetapi dengan beberapa orang. Hal ini sanggup meneyebabkan penyakit kelamin atau bisa menjadikan AIDS. Usia muda di ibaratkan mirip bunga yang gres mekar sehingga diusia ini jiwa dan pikiran kita masih labil. Terkadang pasangan-pasangan muda yang menganut paham ini, tidak memikirkan akhir dari hal yang mereka lakukan, mereka hanya mementingkan nafsu mereka saja tanpa memikirkan akhir yang akan terjadi pada akhirnya. Salah satu referensi masalah pernah terjadi disalahsatu pasangan remaja dalam satu sekolah, mereka tadinya hanya memadu kasih biasa selayaknya orang “berpacaran secara sehat”, tetapi si laki-laki lama-lama mulai jenuh terhadap gaya pacaran yang menurutnya itu-itu saja, suatu hari ia berpikiran untuk melaksanakan korelasi intim dengan sang kekasih, dan kekasihnyapun mengiyakan usul si pria. Alih-alih cinta dipakai untuk merayu sang kekasih, awalnya sang kekasih enggan melakukannya, alasannya rayuan tamat hidup sang pria, si perempuan pun mengiyakan. Didalam masalah yang dicontohkan ini, pihak perempuan seakan terlihat kurang pandai dan mau mengikuti saja cita-cita sang kekasih hatinya. Alih-alih cinta dipakai untuk merayu si wanita. Tadinya mereka melaksanakan korelasi intim sekali dan kemudian berkali-kali kemudian hingga karenanya sang perempuan hamil dan si laki-laki tidak ingin bertanggung jawab.
Contoh masalah mirip diterangkan diatas sudah banyak terjadi di negeri kita ini, masalah MBA itu seakan mencoreng norma-norma yang berlaku di Indonesia. Peristiwa ini sangat melanggar norma hukum,agama,kesopanan,kesusilaan. Generasi muda seakan tidak menghiraukan lagi norma-norma yang berlaku di Indonesia. Jika referensi masalah mirip diatas, tentu sangat merugikan pihak perempuan, dimana kemuliaan seorang perempuan sudah tidak ada dan telah terampas oleh nafsu amis sesaat. Jika insiden sudah mirip ini, pihak orang bau tanah lah yang pada akhirnay harus menanggung malu atas perbuatan belum dewasa mereka. Para orang bau tanah selalu berharap anak-anakanya menjadi orang-orang yang berkhasiat dan bisa dibanggakan dan tidak ingin anakanya hancur alasannya hal yang tidak penting mirip ini.
Norma agama merupakan norma yang paling prioritas diutamakan dalam kehidupan. Agama merupakan pondasi dasar jiwa atau pondasi utama pokok yang wajib kita tanamkan dalam diri manusia. Kerabat yang sanggup menanamkan norma tersebut hanyalah kelompok kecil terdekat yakni keluarga. Keluraga merupakan rumah bagi anak-anaknya, keluarga merupakan daerah sandaran yang paling nyaman dan kondusif bagi anak-anaknya, keluarga merupakan sarana bertanya bagi seorang anak dan orang bau tanah wajib menjawab serta menjelaskan hal-hal yang ditanyakan oleh sang anak. Keluarga yakni khususnya orang bau tanah wajib menanamkan nilai agama bagi anak-anaknya, didalam agama sangat terperinci ada perintah yang harus dilaksanakan dan larangan yang harus dijauhi. Semua itu dilakukan demi terciptanya kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang.
Orang bau tanah harus menanamkan norma agama secara keras dan sifatnya memaksa kepada anak-anakanya. Karena bagaimanapun norma ini yakni norma yang paling utama, dan hanya dengan agama serta keimananlah seseorang sanggup terhindar dari serangan marabahaya yang akan membahayakan. Hanya agama yang sanggup menepis godaan-goadaan yang akan membahayakan hidup belum dewasa mereka kelak, sehingga agama harus diajarkan dari semenjak dini.
Hal kedua yang bisa orang bau tanah antisipasi terhadap gaya hidup bebas para remaja yakni pemahaman pendidikan mengenai gaya hidup sec bebas. Terkadang segelintir orang bau tanah menganggap sec edukasi tidak perlu dijelaskan kepada anak-anaknya, bahu-membahu hal itu sangat perlu untuk dijelaskan kepada anak-anaknya, tentunya pendidikan ini diberikan kalau si anak sudah dewasa untuk memahaminya, yakni sekitar usia 13/15 tahun, atau dimana anak sudah arif baligh. Orang bau tanah memang tidak secara gamblang menjelaskan mengenai apa itu sec? Tapi minimal si anak mengetahui bagaimana ancaman kalau belum dewasa kita bisa hingga melaksanakan perbuatan itu. Dalam menunjukkan sec edukasi niscaya belum dewasa akan timbul rasa penasaran, alasannya berdasarkan mereka hali itu merupakan sesuatu yang baru. Caranya para orangtua wajib menunjukkan klarifikasi secara baik dan benar. Karena belum dewasa kini lahir didalam dunia yang kritis dan penuh dengan rasa keingintahuan yang sangat besar, sehingga kiprah orang bau tanah lah yang sangat berperan. Salah besar kalau orang bau tanah menyerahkan seluruh pendidikan terhadap forum formil atau biasa kita sebut dengan sekolah. Ada beberapa yang tidak bisa belum dewasa dapatkan dalam dingklik sekolah. Sehingga pendidikan prilaku pembentukan terhadap anak bisa dimulai dari didikan yang diajarkan oleh orang bau tanah mereka.
Saat ini banyak orang bau tanah yang tidak bisa terbuka terhadap anak-anaknya, lingkungan keluarga lebih kepada iklim otoriter, dimana orang bau tanah bersikap aktif dan si anak bersikap pasif. Sehingga suasana mirip ini yang ada adalam keluarga sanggup menyebabkan miss komunikasi terhadap kedua belah pihak. Sehingga dalam setiap pengambilan keputusan terdapat diditangan orang bau tanah dan anak dihentikan memberikan aspirasi yang ingin mereka tuangkan sedikitpun. Hal ini juga tidak sehat kalau terjadi dalam sebuah keluarga, hal ini akan menjadikan belum dewasa tidak akan terbuka dengan apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka lakukan. Dimana orang bau tanah tidak ingin mengenal pertumbuhan si anak dan hanya sibuk mencari uang saja tanpa memikirkan belum dewasa mereka. Konflik sosial ini sanggup menyebabkan suatu “ketertutupan”anak-anak usia remaja pada apa yang mereka lakukan di luar sana. Mereka berpikir bahwa orang bau tanah mereka tidak memepdulikan mereka lagi. Sehingga faktor keterbukaan terhadap belum dewasa sangat penting, belum dewasa bisa bercerita apa saja kepada orang tuanya dan belum dewasa bebas memberikan aspirasi mereka kepada orang tua. Begitupun orang bau tanah harus bisa menjadi wadah aspirasi serta “teman curhat paling utama” bagi anak-anaknya
Para orang bau tanah juga wajib mengenal teman-teman anak mereka, alasannya usia remaja merupakan usia dimana kita nyaman bergaul dengan siapa saja dan semangat mencari sobat baru. Teman bagi kehidupan remaja merupakan faktor utama dalam arah kelangsungan kehidupannya. Seperti kita lihat di televisi, banyak anak remaja terjerat narkotika alasannya sobat dekatnya. Misalnya selebritis, Shila Marcia gres baru ini, artis kelahiran bali ini terjerembab lubang narkoba alasannya usul teman-temannya. Ditambah lagi dara kelahiran tahun 1989 ini kurang diperhatikan oleh orangtua serta tidak ada pengawasan dari orangtuanya, menciptakan dara manis ini gampang sekali masuk ke dunia narkotika ini. Ada istilah dalam pertemanan “jangan suka memilih-milih teman”, kalimat itu salah kalau di realisasikan pada ketika ini. Dalam bersosialisasi kita harus pandai menentukan teman, bagaimana kita menyaring sobat yang membawa dampak baik dan mana sobat yang sanggup membawa dampak jelek bagi kehidupan kita kelak. Dunia luar yakni dunia kedua sesudah keluarga, sehingga lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian orang-orang yang ada dalam sekitar kita harus orang-orang yang “tidak membawa kita kedalam kesesatan”. Misalnya mirip banyak terjadi, awalnya oleh sobat kita diperkenalkan dengan roko, kemudian meningkat menjadi minuman keras, diperkenalkan lagi ganja, kemudian shabu dan seterusnya. Jika kita tidak dibentengi oleh keimanan, niscaya kita dengan gampang terbawa arus. Sehingga disini sangat diharapkan keimanan dan kontrol diri yang penting. Banyak masalah yang sering kita saksikan di televisi bahwa angka penggunaan narkotika dikalangan remaja cukup meningkat. Disini kiprah orang bau tanah sangat amat dibutuhkan, selain mengawasi belum dewasa dan dengan siapa ia bergaul, tetapi sesekali orang bau tanah harus turun eksklusif mengawasi anak-anaknya biar jangan hingga anak-anaknya bisa salah gaul. Sedangkan bagi para orang bau tanah yang terlanjur anak-anaknya sudah terjerembab kedalam dunia narkotika sebaiknya jangan dijadikan suatu aib, tetapi jadikanlah setiap kesalahan menjadi suatu pembelajaran hidup yang berharga. Jika sudah mirip ini, orang bau tanah wajib mengintrospeksi diri, niscaya ada sesuatu yang kurang atau belum total yang ia berikan kepada anaknya yakni kasih sayang serta perhatian
Hal yang ketiga yakni pendidikan formal atau sekolah, dalam mengantisipasi budaya-budaya aneh yang masuk. Sekolah sebagai forum pendidikan wajib mengajarkan pengetahuan yang bersifat teori dan praktek, serta mendidik belum dewasa biar menjadi belum dewasa yang disiplin dan berakhlah baik. Seperti kita lihat di televisi ada beberapa sekolah yang justru mengajarkan tindak asusila kepada muridnya. Seperti masalah guru yang mencabuli muridnya atau guru yang melaksanakan tindakan pelecehan kepada murid-muridnya. Sepertinya norma-norma yang ia ajarkan dan ia kumandangkan kepada murid-muridnya hanya isapan jempol belaka. Apa yang ia ajarkan tidak sesuai dengan prilakunya. Dalam referensi masalah mirip ini sudah terperinci sangat melanggar norma-norma yang ada di Indonesia, selain norma agama juga melanggar norma asusila.
Sekolah dan anggota-anggota di dalamnya mirip guru harus menjadi tokoh pendidik dan panutan yang baik bagi anak muridnya. Guru harus bisa mendidik dan mengawasi tingkah laku anak di luar. Sejak duduk dibangku sekolah dasar, kita sudah diperkenalkan oleh guru-guru kita dengan norma agama, norma kesopanan,norma kesusilaan, serta norma hukum. Di sekolah dasar mungkin kita dididik dengan cara-cara memupuk kedisiplinan dari mulai hal yang kecil. Seperti ucapkan salam sebelum mencar ilmu dan tidak lupa berdoa, kemudian eksekusi kalau tidak mengerjakan PR (pekerjaan rumah), dan sebagainya. Tetapi perkenalan norma-norma itu telah bergeser seiring dengan kemajuan teknologi yang berkembang. Sehingga belum dewasa harus diawasi dan diberkan hukuman lebih keras.

2.4  Faktor – faktor Masuknya Budaya Asing
a.      Kurangnya Penjagaan Yang Ketat Di Wilayah Gerbang Indonesia
Dalam gerbang wilayah Indonesia, tampaknya kurang adanya tubuh seleksi khusus yang bisa menyeleksi budaya-budaya aneh negatif yang masuk ke Indonesia. Seperti masih banyaknya gambar serta video p0n0 yang didatangkan dari luar.
b.      Lifestyle Yang Berkiblat Pada Gaya Orang Barat
Saat ini banyak masyarakat Indonesia yang menggandakan gaya hidup atau lifestyle orang-orang bule atau lebih berkiblat kebarat-baratan, yakni melaksanakan sec bebas, berpakaian mini, gaya hidup bebas tanpa ikatan atau biasa sering kita sebut dengan kumpul kebo. Istilah ini dipakai kepada pasangan yang bukan muhrimnya tetapi tinggal seatap tidak dalam tali pernikahan.
Di Indonesia gaya hidup ini tidak dibenarkan alasannya menyalahi beberapa norma yakni norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan. Sanksi yang diberikan bagi yang melanggar juga cukup berat terutama pada lingkungan sekitarnya. Orang-orang yang melaksanakan “kumpul kebo” atau tinggal serumah tanpa ikatan janji nikah ini akan dipandang kurang pantas oleh warga sekitar. Sanksi yang diberikan masyarakat tidak berat tetapi cukup menyakitkan alasannya bisa-bisa akan mengucilkan orang yang melaksanakan kegiatan ini.
c.       Menyalagunakan Teknologi
Seperti sempat kita bahas diatas bahwa pemanfaatan tekhnologi yang salah sanggup mempermudah arus budaya asinya negatif yang masuk. Seperti Internet kini ini internet banyak disalahgunakan untuk hal-hal negatif, mirip ada situs p0rn*, melaksanakan hal penipuan, dll. Orang-orang menyalahgunakan pemanfaatan tekhnologi ini denga cara yang tidak benar. Orang-orang bisa mengakses dengan gampang situs-situs p0rn* yang mereka inginkan. Hal ini membawa dampak jelek bagi yang menikmatinya.

2.5  Antisipasi Budaya Asing Negatif Yang Masuk
Bangsa Indonesia yakni bangsa yang mempunyai martabat serta harga diri bangsa yang tinggi sehingga jangan hingga bangsa ini rusak hanya alasannya pengaruh-pengaruh negatif dari pihak aneh yang ingin menghancurkan mental generasi penerus bangsa kita. Ada beberapa tindakan antisipasi yang perlu dilakukan oleh generasi muda terhadap imbas aneh yang sifatnya negatif diantaranya :
a.       Bersikap Kritis dan Teliti
Sebagai penerus bangsa,kita harus bersikap kritis dan teliti terhadap hal-hal yang gres didatangkan dari luar, bagaimana kita bisa memfilter apakah hal ini bisa membawa dampak baik atau jelek bagi kita. Bersikaplah kritis terhadap sesuatu yang baru, banyak bertanya pada orang-orang yang berkompeten dibidangnya dan teliti apakah penemuan tersebut bisa sesuai dengan iklim indonesia dan pastikan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di Indonesia.
b.      Berilmu Pengetahuan Luas (IPTEK)
Sebelum budaya aneh itu masuk sebaiknya kita telah mengetahui apa inovasi- penemuan yang masuk itu secara terperinci dan rinci. Kita bisa mengetahui keguanaan hal itu secara keilmuannya, mirip situs jaringan facebook. Facebook ketika ini sedang menjamur dikalangan masyarakat, dari banyak sekali usia semua memakai situs ini untuk menjalin tali silaturahmi yang telah usang terputus. Tetapi ada beberapa orang yang menyalahgunakan facebook sebagai ajang caci maki dan hina dina. Jika kita mengetahui fungsi awal facebook itu sendiri yakni untuk menjalin tali silaturahmi, kita tidak akan menyalahgunakan situs ini untuk berbuat yang tidak-tidak. Sehingga kita harus mengetahui terlebih dahulu fungsinya untuk apa dan keuntungannya mirip apa.
c.       Harus Sesuai Dengan Norma-norma Yang Berlaku di Indonesia
Pengaruh budaya aneh yang masuk terkadang tidak sesuai dengan noram-norma yang berlaku di Indonesia. Jika kita menyaksikan film-film luar, mereka menganut gaya hidup yang bebas dan kalau diterapkan disini melanggar beberapa norma yang ada di Indonesia. Misalnya saja berciuman dimuka umum. Kita sering menyaksikan film-film barat yang melaksanakan adegan-adegan mesra di muka umum, hal itu tidak bisa diterapkan di Indonesia alasannya melanggar norma kesopanan. Biasanya di film-film barat, wanitanya berpesta dengan memakai pakaian mini sambil bermabuk-mabukan kalau hal itu diterapkan di Indonesia, etika mirip itu tetntu tidak sesuai kalau kita terapkan di Indonesia.
Indonesia masih memegang etika ketimuran yang sangat kental sehingga masyarakat di sini hidup dengan aturan-aturan yang berlaku dan tentunya pantas sesuai dengan etika kesopanan. Walaupun Indonesia mempunyai beriburibu pulau tetapi etika istiadat mereka selalu mengajarkan kebaikan dan tidak menganjurkan perbuatan jelek untuk dilakukan.
d.      Tanamkan “Aku Cinta Indonesia”
Maksud dari simbol ini yakni bahwa etika istiadat yang ditularkan oleh nenek moyang kita yakni benar adanya dan sanggup membawa manfaat yang baik bagi diri kita sendiri untuk masa kini dan kedepannya. Sehingga kita tidak gampang terbawa arus budaya aneh yang membawa kita kepada dampak yang negatif.


e.       Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan

Seperti telah kita bahas bahwa agama merupakan pondasi utama dalam diri yang bisa mengontrol diri kita kepada hawa napsu yang akan mengganggu kita kedalam jurang kenistaan. Agama sangat penting bagi kelangsungan umatnya. Apabila sesorang sudah terbawa kedalam kesesatan, agamalah yang menjadi penolong umatnya biar berubah kembali menjadi lebih baik.

Generasi muda yang pandai niscaya bisa menentukan mana sesuatu yang baik bagi dirinya mana yang tidak baik bagi dirinya. Terlihat didalam lingkungan sosialnya, keika ia terjun didalam lingkungan sosialnya ia menjadi individu yang bebas dan hanya ia yang bisa menentukan ia ingin bergaul dengan siapa. Pribadi yang supel akan bisa membawa dirinya kepada siapa saja tetapi perlu diingat menyeleksi sobat itu harus, alasannya imbas negatif dari pihak aneh bisa tiba dari siapa saja, baik dari teman, tekhnologi canggih ataupun apa saja . Sehingga kita sebagai orang timur wajib menjunjung tinggi norma dan etika ketimuran kita.

PENUTUP



3.1.  Kesimpulan
Dari uraian di atas sanggup di simpulkan bahwa :
a.     Orang bau tanah harus lebih memperhatikan segala sesuatu yang di lakukan anaknya biar belum dewasa mereka tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif.
b.     Pengaruh dari masuknya budaya aneh yaitu para remaja banyak yang terjerumus ke hal hal negatif mirip merokok, minuman keras dan bahkan hingga sec bebas. Itu semua alasannya kurangnya pengawasan orang bau tanah dan orang bau tanah membiarkan anaknya entah berteman dengan siapa saja yang mereka mau.
c.     Generasi muda kita harus bersikap kritis dan teliti terhadap hal-hal yang gres didatangkan dari luar, bagaimana kita bisa memfilter apakah hal ini bisa membawa dampak baik atau jelek bagi kita. Bersikaplah kritis terhadap sesuatu yang baru, banyak bertanya pada orang-orang yang berkompeten di bidangnya dan teliti apakah penemuan tersebut bisa sesuai dengan iklim indonesia dan pastikan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Budiati, Atik Catur, Sosiologi Kontektual, ( Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009 )
Muin, Idianto, Sosiologi, ( Jakarta: Erlangga, 2006 )
Mulyadi, Yad, dkk, Panduan Sosiologi, ( Jakarta: Yudistira, 2012 )
Sudjoko, dkk, Pendidikan Lingkungan Hidup, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2008 )
Sumber http://makalahtugasmu.blogspot.com


EmoticonEmoticon