KLT – WMT II Forum Olimpiade Sains Nasional
Yoo sesuai request seseorang melalui instagram, WMT kedua kali ini akan membahas salah satu praktikkum sejuta umat yang berkali-kali keluar di OSN dan selalu keluar di tes komprehensif Pelatnas IChO, yaitu KLT. Sumber bacaan, saya sarankan, yaitu buku ini, belahan 18.
Oke mhanx, kini kita akan membahas Kromatografi Lapis Tipis / KLT, atau yang di-Inggris-kan TLC (Thin Layer Chromatography). Kenapa dinamakan kromatografi? Dulunya, metode berjulukan “kromatografi” digunakan untuk memisahkan warna, misalnya, di salah satu praktikkum Pelatnas I IChO 2019, ada praktikkum pemisahan warna permen coklat M&M’s.
Kromatografi sendiri ada banyak sekali, ada kromatografi dengan kolom, kromatografi kertas, kromatografi gas (GC), kromatografi cair (LC), HPLC, dan seterusnya. Namun, yang sederhana dan niscaya keluar di OSN, Pelatnas, atau IChO hanya KLT saja, paling-paling yang lebih susah cuma kromatografi kolom.
Untuk kromatografi, kita mengenal istilah fasa gerak dan fasa diam. Di KLT sendiri, fasa gerak yaitu developing solvent, sementara fasa diamnya yaitu adsorbent di platnya itu sendiri. Pergerakan zat yang dianalisis bergantung pada kepolaran zat itu sendiri dan developing solventnya.
Why TLC?
TLC yaitu salah satu metode yang simpel, mudah, murah, dan menyenangkan. Untuk KLT, hanya diharapkan sampel yang sedikit, pelarut, pipa kapiler, plat KLT, Chamber, kertas (saring), kemudian developing solvent. Berikut ini gambar dari bukunya Mohrig:
Nah, jadi secara umum mekanisme KLT, terutama di OSN/Pelatnas, menyerupai ini:
- Larutkan sampel yang berupa padatan (!) ke pelarut yang sesuai. Pelarut harus bersifat volatile (!!).
- Bikin garis di plat KLT pakai pensil batangan (jangan pensil mekanik!) yang soft (seri B, normalnya sih 2B, jangan pakai yang seri H) kira-kira 0.5 – 1 cm dari bawah plat dan dari atas. Biar bagus, kasih lah titik di belahan dasar klt nya. biar akurat penotolannya.
- Dengan pipa kapiler, totolkan zat yang sudah dilarutkan ke titik-titik yang tadi sudah dibuat. Sebelum menotolkan untuk kedua kali dan seterusnya, tunggu supaya pelarut yang ditotolkan tadi menguap dulu (yang tentunya akan gagal bila anda pakai air). Totolkan secukupnya, bersama-sama ini bergantung ke seberapa banyak zat yang tadi sudah dilarutkan. Jangan terlalu banyak bila ga mau terjadi duduk kasus besar yang menciptakan stress hati dan pikiran berjulukan tailing.
- Siapkan chamber dan kertas saring, kemudian masukkan developing solvent. Kocok (memutar!) supaya solventnya segera naik ke kertas saringnya. Nahh, sehabis itu, masukkan platnya, kemudian tutup chambernya.
- Amati, hingga solventnya naik ke batas atas yang tadi sudah anda buat pakai pensil. Hati-hati, jangan kelewatan euy! Setelah solventnya hingga batas atas, ambil platnya dengan pinset, kemudian kering-keringkan di angin.
- Umumnya, anda akan pakai lampu uv buat lihat bercak zat nya di atas plat. Tandailah dengan pensil.
Simpel bukan? Apabila mekanisme anda sempurna dan baik, akan didapat hasil menyerupai ini pada platnya.
QnA (Tambahkan ke Kolom Komentar)
-
Terbuat dari apakah plat KLT?
Plat KLT ada banyak jenis, tapi yang digunakan di OSN, Pelatnas, dan IChO biasanya yang gampang dan murah, yaitu Silica Gel. Plat KLT ini sifatnya polar, oleh alasannya yaitu itu secara umum, semakin polar zat yang dianalisis, semakin zat itu “susah ngangkat” kecuali developing solventnya benar-benar polar (air atau asam asetat, misalnya).
-
Gimana cara notolin pake pipa kapiler?
Nahh, kemungkinan anda akan diberi pipa kapiler yang tidak terlalu besar… ambil sampelnya dengan pipa kapiler, caranya yaitu ambil sampel kemudian tutup atas pipanya dengan tangan. Lalu, totolkan secara vertikal (tegak lurus). Lakukan dengan lembut supaya plat anda tidak rusak…
-
Apa fungsi kertas saring? Seberapa besar ukurannya?
Agar uap solventnya jenuh, supaya developing solventnya tidak menguap. Nahh, untuk pertanyaan kedua, di ITB (Pelatnas) sudah disediakan kertas saring yang dipotong-potong untuk dimasukkan ke chamber. Tapi apabila tidak ada, potong kertas saring kira-kira $\ce {2/3}$ hingga $\ce {3/4}$ tinggi plat.
-
Saya mau latihan KLT, tapi chambernya kok mahal sekali?
Jangan beli chambernya! Untuk praktikkum di OSN atau Pelatnas atau bahkan IChO, kalian cuma bakal pakai gelas beker kok. Gunakan beker yang 100 mL saja, alasannya yaitu bila pakai yang 250 mL, saya sudah sangat sering mengalami accident yang sangat bodoh: platnya jatuh dan karam di solvent.
-
Kenapa harus pakai pensil batangan yang B?
Pensil yang hard sanggup merusak plat. Selain itu, pensil mekanik juga ada pelengkap zat-zatnya contohnya menyerupai timbal.
-
Kenapa spot saya bentuknya menyerupai komet, tidak menyerupai di gambar?
Nahh, itulah yang dinamakan tailing. Tailing terjadi bila zat yang anda tambahkan terlalu banyak.
-
Bagaimana standar melarutkan yang benar, supaya tidak terjadi tailing?
Tidak ada standar yang benar. Menurut kak Abu (alumni IChO 2014 dan 2015), seberapa banyak zat yang anda tambahkan pun bergantung pada Mr zat tersebut. Nahh, saya lupa asumsi yang pas dan baik, bila tidak salah sih kira-kira zat seujung spatula dilarutkan dalam 1 mL pelarut volatile.
-
Kenapa pelarutnya harus volatile?
Agar saat zat ditotolkan, pelarutnya menguap. Apabila tidak membuat, sanggup menciptakan zat tersebar dan resolusi KLT jadi jelek. Selain itu, pelarut sanggup menutupi bercak dari zat.
-
Apa yang harus digunakan sebagai developing solvent?
TENANG SAJA! Sebelum anda menapaki Pelatnas III keatas, niscaya anda akan diberitahu cairan yang digunakan sebagai developing solvent. Setelah anda menapaki Pelatnas III, siap-siap untuk berguru memilih solvent KLT sendiri baca saja di buku ini, belahan 18.
-
Apa yang harus dilakukan sehabis KLT?
Setelah KLT, Anda harus menghitung faktor retensi (dilambangkan $\ce {R_f}$). Sederhana, rumusnya:
$\ce {R_f = \frac{jarak yang ditempuh bercak}{jarak yang ditempuh developing solvent}}$
-
Berapa banyak developing solvent yang harus ditambahkan?
Kira-kira sekitar 3-4 mm dari developing chamber. JANGAN SAMPAI melebihi batas bawah dari garis di plat KLT.
-
Kenapa bercak saya besar sekali?
Kemungkinan besar, saat anda menotolkan, bulat totolannya terlalu besar. Anda harus banyak latihan supaya totolan lingkarannya kecil. Selain itu, kemungkinan anda menotolkan di atas solvent yang belum menguap.
-
Saya akseptor OSN 2018. Kenapa KLT semuanya hancur?
HAHAHAH. Cari tahu sendiri, bandingkan prosedurnya dengan thread ini, anda akan menemukan jawabannya 😀
Daftar “Kejahilan” yang Tidak Perlu Dilakukan (tambahkan ke kolom komentar)
- Anda malas mengganti pipa kapiler, lalu memotong-motong pipa kapiler menjadi banyak bagian. Kejahilan ini umum dilakukan anak Pelatnas (termasuk saya). Jangan gan!
- Anda malas menghitung atau paling tidak memperkirakan, kemudian melarutkan asal-asalan, alhasil antara terjadi tailing atau tidak ada spot yang kelihatan (mungkin ujung spatula dilarutkan dalam 100 mL pelarut).
- Anda malas memakai penjepit, kemudian pakai tangan dan merusak plat atau menenggelamkannya dengan solvent.
- Anda berusaha “membodohi” korektor soal dengan menandai plat asal-asalan. Parah gan 😆
Sekian pembahasan mengenai KLT
EmoticonEmoticon