Selasa, 26 Juni 2018

Skripsi Peranan Kampanye Anti Narkoba Pada Pemahaman Narkoba Bagi Siswa-Siswi Sma X

(Kode ILMU-KOM-0011) : Skripsi Peranan Kampanye Anti Narkoba Pada Pemahaman Narkoba Bagi Siswa-Siswi Sekolah Menengan Atas X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Setiap insan yang hidup dalam masyarakat tidak akan pernah lepas dari komunikasi. Semenjak bangun tidur insan secara kodrati senantiasa melaksanakan suatu komunikasi. Pengertian komunikasi itu sendiri secara etimologis berasal dari bahasa latin yaitu Communicatio, dan perkataan ini berasal dari kata communis yang berarti sama yaitu sama makna (lambang) mengenai suatu hal. 1 Sebagai contoh, kalau dua orang terlibat dalam suatu pembicaraan dimana salah satunya menanggapi atau mengerti maksud dari pembicaranya. Sehingga, timbul adanya suatu timbal balik. maka, komunikasi ini berjalan dengan baik. Sedangkan secara terminologis komunikasi ialah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain baik secara verbal (secara mulut ) maupun non verbal (simbol-simbol).
Komunikasi sanggup terjadi apabila ada komunikator(orang yang memberikan pesan atau informasi) dan komunikan (orang yang mendapat informasi atau pesan). Komunikasi ialah proses penyampaian gagasan, emosi, ketrampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaiannya biasa dinamakan komunikasi.2 Dengan adanya komunikasi seseorang akan lebih gampang mendapat suatu informasi. Seperti halnya, dengan diadakannya kampanye anti narkoba yang dicanangkan oleh pemerintah baik secara verbal (dengan menggunakan bahasa) maupun komunikasi secara non verbal (menggunakan simbol atau tanda menyerupai lambang). Dalam komunikasi terdapat dua proses yaitu proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder.3
Proses komunikasi secara primer ialah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi ialah bahasa, kial (berkomunikasi melalui gerakan badan menyerupai mengedipkan mata), isyarat, gambar, warna, dan sebagainya, yang secara eksklusif ”menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Sedangkan proses komunikasi secara sekunder ialah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua sesudah menggunakan lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya alasannya komunikan sebagai target berada di daerah yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Selain itu juga, keberhasilan komunikasi bukan hanya ditentukan oleh medianya saja akan tetapi keberhasilan juga ditentukan oleh peranan komunikator sebagai penyampai pesan. Pesan yang akan disampaikan itu hendaknya sanggup lebih mengena khalayaknya. Seperti halnya kampanye anti narkoba yang diselenggarakan di sekolah-sekolah salah satunya SMU X. Program ini difokuskan pada belum dewasa sampaumur terutam a dikalangan belum dewasa sekolah.
Sebelum membahas wacana kampanye anti narkoba terlebih dahulu membahas wacana kampanye itu sendiri. Pengertian kampanye secara umum yang telah dikenal semenjak tahun 1940-an. Kampanye ialah menampilkan suatu acara yang bertitik tolak untuk membujuk. Kesuksesan suatu kampanye dipengaruhi oleh seberapa banyak pesan kampanye itu disebarluaskan baik melalui media sekaligus. Kampanye tersebut sanggup diterima oleh khalayak atau tida k tergantung dari isi pesan kampanye itu sendiri. Banyak juga persepsi yang berbeda-beda dari khalayak. Oleh alasannya itu, para pelaksana kampanye harus menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, yang dimana khalayak tersebut berbalik menentang sehingga mereka tidak akan mengikuti atau menjalankan isi dari pesan kampanye tersebut. Sering kali pelaksana kampanye tidak diterima oleh khalayak. Kegagalan menyerupai itu kerap kali terjadi. Dengan adanya kegagalan menyerupai itu bukan berarti problem yang dikampanyekan tidak sanggup terpecahkan, mungkin taktik kampanye tersebut masih kurang sempurna sehingga kurang mengena di mata khalayak. 4
Setelah mengetahui wacana kampanye sekarang maka penulis mencoba untuk menjelaskan wacana narkoba. Mungkin di kurun globalisasi ini sudah tidak heran lagi dengan adanya narkoba. Narkoba sekarang telah merajalela dimanamana. Narkoba ini telah diedarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebenarnya mereka tahu akan bahayanya narkoba. Akan tetapi, alasannya tergiur sejumlah uang yang begitu banyak pada alhasil para pengedar tidak memperdulikan lagi akan bahayanya narkoba. Dan lebih parahnya lagi, mereka mengedarkannya kepada generasi muda baik di sekolah, kantor, kampus bahkan di jalan-jalan. Oleh alasannya itu, sebelum terjerumus ke dalam narkoba sebaiknya, perlu diketahui terlebih dahulu wacana apa itu narkoba.
Narkoba abreviasi dari Narkotika dan Obatan-obatan terlarang. Istilah narkotika berasal dari bahasa Yunani Narkotikos, yang berarti menggigil. Ditemukan Kali pertama dari substansi-substansi yang sanggup membantu orang untuk tidur. Narkotika atau obat bius yang bahasa Inggrisnya disebut ”narkotic” ialah semua materi obat yang mempunyai imbas kerja. Pada awalnya narkotika mempunyai khasiat dan bermanfaat bagi ilmu kedokteran. Narkotika kemudian menjadi permasalahan alasannya jawaban dari penyalahgunaan pemakaian, sehingga adanya motivasi lain untuk dijadikan komoditas ilegal oleh segolongan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.5
Lebih kurang 30% penduduk Indonesia ialah sampaumur yang berusia 10- 24 tahun. Selain merupakan potensi yang luar biasa bagi perjuangan -usaha pembangunan maka usia tersebut juga merupakan target utama dalam penyalahgunaan narkoba. Hal tersebut akan menjadi runyam manakala kita ketahui bahwa acara kejahatan narkoba adala h acara yang tersusun rapi dan bersifat internasional yang beroperasi dengan sistem jaringan yang tertutup dan rahasia.6 Selain itu juga, banyak diantara para siswa masih belum paham akan bahayanya nakoba. Sehingga dengan mudahnya Mereka tertipu oleh bujuk rayu dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Menurut data Direktorat Pembinaan Kesehatan Pemprov Jatim, dari 400 kasus narkoba di Jatim yang terjadi selama XXXX, sebanyak 60 persen di antaranya ialah berusia 15-19 tahun. Seluruhnya ialah pelajar SLTP dan SMU.7
Maka dari itu, pihak sekolah mengadakan suatu kampanye untuk memperlihatkan informasi yang sangat bermanfaat bagi mereka. Kampanye anti narkoba ini digalakkan alasannya adanya fenomena -fenomena yang telah melibatkan beberapa sampaumur bahkan siswa sekolah. Pengguna narkoba di kalangan siswa SMU di X ternyata cukup banyak dan ada yang berasal dari keluarga harmonis.
Penyebab utama yang paling mayoritas anak SMU terlibat narkoba ialah kepribadian yang rapuh. Penegasan itu dikemukakan Ketua Tim Peneliti Faktor-faktor Penyebab Siswa SMU Mengkonsumsi Narkoba, Lemlit Universitas Putra Bangsa (UPB) Murphy J. Sembiring, S.E., M.Si. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan November -Desember XXXX. Dari 500 siswa SMU di X, 85 di antaranya ialah wanita. Dan semua responden yang diwawancarai ialah pemakai narkoba.8 Mendiknas juga mengungkapkan berdasarkan hasil penelitian penyalahgunaan narkoba pada siswa SMP, SMA, dan Sekolah Menengah kejuruan yang dilakukan melalui tes urine di tiga kota yaitu DKI Jakarta, Bandung, dan Denpasar yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas bekerjasama dengan Pusat Laboratorium Terapi dan Rehabilitasi BNN pada XXXX memperlihatkan bahwa dari sampel sebanyak 1.155 siswa terdapat 19 orang atau 1,6 persen diantaranya ialah penyalahguna narkoba.9 Tak jarang dari mereka yang telah meninggal dunia dikarenakan ”Overdosis”. Selain itu juga berdasarkan M. Syamsul Muarif, jadwal manajer Lembaga Studi Pembelajaran untuk Pencerahan (LSP2), dari 75 penderita positif HIV, 15 persen di antaranya kalangan sampaumur berusia 15-20 tahun. Remaja tersebut mengidap HIV positif alasannya menjadi pecandu narkoba. 10 Menurut Ketua Masyarakat Peduli AIDS Indonesia Zubairi Djoerban pada tahun XXXX ada 50 pasien gres HIV dalam sebulan, dan 80-90 persennya ialah pengguna narkoba dan termasuk siswa sekolah. Belum lagi resiko terkena hepatitis C, penyakit hati menahun, dan kanker hati yang akan berakhir dengan kematian. 11
Dengan adanya fenomena-fenomena yang menyerupai itu pihak pemerintah dan sekolah gencar mengkampanyekan anti narkoba dikalangan remaja. Disela-sela mengkampanyekan anti narkoba pihak pemerintah juga menggunakan teknik ganjaran (pay of Technique)12 yaitu acara untuk menghipnotis orang lain dengan cara menjanjikan hal-hal yang menguntungkan atau yang menjanjikan harapan. Misalnya, dengan cara memberi hadiah bagi siswa yang mengetahui dan bisa dengan segera memberitahukan kepada pihak berwajib atau pihak sekolah wacana adanya penjualan narkoba yang beredar dikalangan siswa dilingkungan sekolah mereka. Selain teknik ganjaran (pay of technique) biasanya juga menggunakan teknik ”pembangkit rasa takut” (Fear arousing), yaitu suatu cara yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan konsekuensi yang buruk. Misalnya dengan cara memperlihatkan jawaban yang ditimbulkan kalau siswa menggunakan narkoba.
Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap kampanye anti narkoba ini, maka dibutuhkan adanya pertanyaan yang diajukan kepada siswa wacana materi yang telah disajikan oleh narasumber. Sebagai acara yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan maka penilaian hasil mencar ilmu mempunyai target berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang diklasifikasikan menjadi tiga yaitu rana h kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. 13
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil mencar ilmu intelektual yang bekerjasama dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi serta pengembangan ketrampilan intelektual. Ranah afektif berkenaan dengan perilaku yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Sedangkan Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil mencar ilmu ketrampilan dan kemampuan untuk bertindak.
Jadi, dari pengertian pemahaman diatas sanggup penulis simpulkan bahwa siswa sanggup dikatakan paham apabila siswa mengerti serta bisa untuk menjelaskan kembali dengan kata-katanya sendiri wacana materi yang telah disampaikan oleh narasumber, bahkan bisa untuk menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, lingkungan sekitar dan di lingkungan sekolah. Oleh alasannya itu, penulis sangat tertarik untuk meneliti sejauhmana siswa SMU di X paham wacana adanya suatu kampanye anti narkoba.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan persoalan yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan persoalan penelitian ini adalah:
1. Adakah pemahaman siswa-siswi Sekolah Menengan Atas X terhadap narkoba?.
2. Kalaupun ada sejauh mana pemahaman siswa-siswi Sekolah Menengan Atas X terhadap narkoba?.

B. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari rumusan persoalan diatas, maka tujuan dari pada penelitian ini ialah untuk mengetahui ada atau tidaknya pemahaman wacana narkoba bagi siswa dan siswi SMU X terhadap kampanye anti narkoba.

C. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti untuk memperkaya ilmu pengetahuan wacana narkoba yang diharapkan biar bermanfaat bagi generasi yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan bisa dijadikan materi masukan dan pertimbangan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan pengawasan terhadap siswanya biar tidak salah langkah dalam menyingkapi keberadaan dan bahayanya narkoba terhadap siswa-siswanya yang berkembang di sekitar lingkungannya.

D. Definisi Operasional
Guna memperjelas arah pembahasan lebih lanjut serta untuk menguji dugaan yang mungkin benar dan salah dalam penafsiran perumusan masalah, maka berikut ini penulis paparkan kajian pengertian kampanye anti narkoba yang dianggap relevan dengan maksud dan tujuan penelitian ini.
1. Peranan
Menurut kamus bahasa Indonesia ialah fungsi.14 Dimana maksud peranan ini ialah bahwa kampanye anti narkoba sangat berfungsi untuk penambahan pemahaman siswa wacana narkoba.
2. Kampanye
Menurut kamus bahasa Indonesia ialah serentak mengadakan gerakan bisik- gerakan dengan jalan menyiarkan kabar angin kampanye. Menurut Rice dan Paisley menyebutkan bahwa kampanye ialah keinginan untuk menghipnotis kepercayaan dan tingkah laris orang lain dengan daya tarik yang komunikatif.15
3. Anti
Menurut kamus bahasa Indonesia ialah menolak, melawan, dan menentang.16
4. Narkoba
Bahan zat baik secara alamiah maupun sintetis yaitu narkotika, psikotropika dan zat adiktif kalau masuk ke dalam badan insan tidak melalui aturan ke sehatan besar lengan berkuasa terhadap otak pada susunan sentra dan bila disalahgunakan bertentangan ketentuan hukum. 17
5. Pemahaman
Pemahaman sanggup diartikan menguasai sesuatu dengan pemikiran. Memahami maksudnya menangkap maknanya ialah tujuan simpulan dari setiap belajar.18
6. Siswa
Murid, terutama pada tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah. 19

E. Sistematika Pembahasan
Pembahasan ini terdiri atas lima pecahan antara lain yaitu:
BAB I : Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.
BAB II : Kajian teoritis berisi wacana peranan kampanye anti narkoba terhadap pemahaman siswa Sekolah Menengan Atas X.
BAB III : Metode Penelitian berisi wacana pendekatan dan jenis penelitian, obyek penelitian, teknik sampling, variabel dan indikator penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
BAB IV : Penyajian dan analisis data yang berisi wacana citra umum obyek penelitian, penyajian data, pengujian hipotesis dan ana lisis, pembahasan hasil penelitian.
BAB V : Penutup yang berisi wacana kesimpulan dan saran-saran.
Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com


EmoticonEmoticon