Selasa, 31 Juli 2018

Metode Pembelajaran Inkuiri Terpimpin / Terbimbing

Pengertian Metode Pembelajaran Inkuiri
Maslichah Asy’ari (2006:46) mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan untuk membuat siswa terlibat secara aktif dan berminat dalam mengikuti pembelajaran. Pendekatan juga sanggup diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009: 127). Sedangkan Sri Subarinah (2006:9) mengungkapkan bahwa pendekatan ialah suatu konsep atau mekanisme yang dipakai dalam membahas materi pelajaran untuk mencapai tujuan berguru mengajar. Makara sanggup disimpulkan bahwa pendekatan merupakan suatu cara pandang terhadap pembelajaran dari sudut tertentu untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru yang selanjutnya diikuti perlakuan pada pembelajaran tersebut.



Ada aneka macam macam pendekatan yang sanggup dipakai dalam proses pembelajaran. Pendekatan tersebut ada yang berpusat pada guru dan ada juga yang berpusat pada kegiatan siswa (student centered learning). Selanjutnya, pengertian inkuiri secara harfiah yaitu berasal dari bahasa Inggris “inquiry” yang berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri berdasarkan W. Gulo (2004:84-85) yaitu suatu rangkaian kegiatan berguru mengajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan memeriksa secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka sanggup merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sedangkan Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:142) menyatakan bahwa inkuiri yang disebut juga “penemuan” merupakan cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada penerima didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa pinjaman guru.

Pendekatan inkuiri merupakan salah satu bentuk pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered approach). Ciri utama yang dimiliki oleh pendekatan inkuiri yaitu menekankan kepada acara siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (menempatkan siswa sebagai subjek belajar), seluruh acara yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan balasan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan sanggup menumbuhkan perilaku percaya diri (self belief) serta membuatkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau membuatkan kemampuan intelektual sebagai bab dari proses mental (Wina Sanjaya, 2009: 196-197).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa pendekatan inkuiri merupakan salah satu cara penyajian pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir siswa secara kritis untuk mencari dan menemukan sendiri balasan dari suatu masalah yang disajikan oleh guru.

Penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran tentu saja tidak terlepas dari kiprah guru untuk membuat kondisi yang memungkinkan untuk dilaksanakannya inkuiri. Peran utama guru dalam membuat kondisi inkuiri berdasarkan W. Gulo (2004:86-87) yaitu :
1)   Motivator yaitu guru sebagai pemberi rangsangan biar siswa aktif dan mempunyai semangat untuk berpikir
2)   Fasilitator yaitu guru memperlihatkan solusi apabila siswa mengalami kendala dalam proses berpikir
3)   Penanya yaitu guru menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri
4)   Administrator yaitu guru bertanggung jawab terhadap seluruh acara di kelas
5)   Pengarah yaitu guru mengarahkan acara berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan
6)   Manajer yaitu guru mengelola sumber belajar, waktu dan organisasi kelas
7)   Rewarder yaitu guru memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai untuk meningkatkan semangat siswa

Menurut Sund dan Trowbridge dalam E. Mulyasa (2007:109) ada tiga macam pendekatan inkuiri yaitu :

a) Inkuiri terpimpin (guide inquiry)
Inkuiri terpimpin merupakan pendekatan inkuiri yang memakai pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang dipakai untuk membimbing siswa. Makara kiprah guru dalam pendekatan ini ialah membimbing dan mengarahkan siswa secara luas serta menyusun perencanaan pembelajaran. Pemberian bimbingan oleh guru diadaptasi dengan tingkat perkembangan pengalaman siswa. Pendekatan ini dipakai terutama bagi siswa yang belum berpengalaman berguru dengan pendekatan inkuiri.

b) Inkuiri bebas (free inquiry)
Inkuiri bebas merupakan pendekatan yang inkuiri memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan penelitian sendiri menyerupai seorang ilmuwan. Pendekatan ini mengharuskan siswa untuk sanggup mengidentifikasikan dan merumuskan aneka macam macam problem yang hendak diselidiki secara berkelompok.

c) Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry)
Inkuiri bebas yang dimodifikasi merupakan pendekatan inkuiri dimana guru memperlihatkan permasalahan kemudian siswa diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan mekanisme penelitian.

Berdasarkan macam-macam pendekatan inkuiri di atas maka sanggup disimpulkan bahwa jenis pendekatan inkuiri yang cocok untuk diterapkan di Sekolah Dasar ialah pendekatan inkuiri terpimpin/terbimbing. Pendekatan inkuiri ini sangat sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar terutama siswa kelas IV yang masih memerlukan bimbingan dalam mencari dan menemukan pengetahuannya sendiri khususnya perihal materi cuilan pada mata pelajaran matematika.

Prinsip Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing  atau Inkuiri Terpimpin



Prinsip merupakan sesuatu yang sangat fundamental yang dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan sesuatu biar tidak mengalami hambatan. Oleh alasannya ialah itu, apabila pendekatan inkuiri akan diterapkan dalam proses pembelajaran harus mengacu pada prinsip-prinsip (Wina Sanjaya, 2009:199-201) :
1)     Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Pendekatan inkuiri mempunyai tujuan utama yaitu membuatkan kemampuan berpikir. Oleh alasannya ialah itu, pendekatan inkuiri berorientasi pada proses dan hasil berguru yang merupakan bab dari pengembangan kemampuan berpikirnya. Keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa sanggup menguasai materi pelajaran, melainkan sejauh mana siswa beraktivitas untuk mencari dan menemukan sesuatu.
2)     Prinsip Interaksi
Pada proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ada proses interaksi antar siswa, interaksi siswa dengan guru maupun interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi mengandung pengertian bahwa penempatan guru bukan sebagai sumber berguru melainkan sebagai pengatur interaksi itu sendiri atau pengatur lingkungan. Guru harus mengarahkan biar siswa sanggup membuatkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi tersebut.
3)     Prinsip Bertanya
Prinsip bertanya sangat penting dalam menerapkan pendekatan inkuiri saat pembelajaran berlangsung. Kemampuan bertanya ini harus dimiliki oleh guru alasannya ialah setiap pertanyaan yang diberikan guru akan merangsang balasan dari dalam diri siswa sebagai wujud proses berpikir siswa. Berbagai kemampuan bertanya harus dikuasai oleh guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk membuatkan kemampuan atau bertanya untuk menguji.
Menurut W. Gulo (2004:103) prinsip bertanya ada dua macam yaitu prinsip bertanya dasar dan prinsip bertanya lanjut. Prinsip bertanya dasar bertujuan untuk membuatkan kemampuan berpikir dasar yang terdiri dari pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension) dan aplikasi. Sedangkan prinsip bertanya lanjut bertujuan untuk membuatkan kemampuan berpikir kreatif-inovatif yang mencakup analisis, sintesis dan evaluasi.
4)     Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar merupakan proses berpikir (learning how to think) yaitu proses membuatkan kemampuan seluruh otak (otak kanan dan otak kiri). Makara berguru yang baik harus memperhatikan keseimbangan kemampuan berpikir otak kanan dan otak kiri.
5)     Prinsip Keterbukaan
Belajar sebagai proses untuk mencoba segala kemungkinan. Maka dari itu, siswa perlu diberi kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan penalarannya. Pembelajaran akan bermakna apabila menyediakan kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya dan dalam hal ini guru harus menyediakan ruang untuk memperlihatkan kesempatan kepada siswa membuatkan hipotesis serta menandakan kebenarannya secara terbuka.


Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing atau Inkuiri Terpimpin

Penerapan pendekatan inkuiri terbimbing atau inkuri terpimpin dalam pembelajaran di kelas harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut (Wina Sanjaya, 2009: 202-205) :
1.    Orientasi
Orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif dimana guru mengkondisikan siswa biar siap untuk melaksanakan proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang sanggup dilakukan dalam tahap orientasi yaitu menjelaskan topik, tujuan dan hasil berguru yang diharapkan sanggup dicapai oleh siswa; menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan (dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuannya); serta menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan berguru untuk memperlihatkan motivasi kepada siswa.
2.    Merumuskan masalah
Merumuskan masalah sebagai langkah untuk membawa siswa pada suatu permasalahan yang mengandung teka-teki. Permasalahan yang diberikan harus menantang siswa untuk berpikir memecahkannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah yaitu masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa untuk menumbuhkan motivasinya dalam belajar, masalah yang dikaji ialah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya niscaya serta konsep-konsep dalam masalah ialah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
3.    Mengajukan hipotesis
Hipotesis merupakan balasan sementara dari suatu problem yang dikaji sehingga kebenarannya perlu diuji. Salah satu cara yang sanggup dilakukan guru untuk membuatkan kemampuan hipotesis (menebak) pada siswa yaitu dengan mengajukan aneka macam pertanyaan yang sanggup mendorong siswa untuk merumuskan balasan sementara atau sanggup merumuskan aneka macam asumsi kemungkinan balasan dari suatu problem yang dikaji. Kemampuan berpikir logis akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.
4.    Mengumpulkan data
Mengumpulkan data merupakan kegiatan menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan pengumpulan data ialah proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual alasannya ialah membutuhkan motivasi yang kuat, ketekunan serta kemampuan memakai potensi berpikirnya. Maka dari itu, kiprah guru dalam tahap ini yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sanggup mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang diperlukan.
5.    Menguji hipotesis
Menguji hipotesis merupakan proses untuk memilih balasan yang dianggap diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Keyakinan siswa atas balasan yang diberikan ialah hal terpenting dalam menguji hipotesis.
6.    Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan merupakan proses mendekripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Langkah perumusan kesimpulan ini ialah langkah terakhir dalam penerapan pendekatan inkuiri di dalam pembelajaran. 


= Baca Juga =




Sumber http://forumgurunusantara.blogspot.com


EmoticonEmoticon