Selasa, 10 Juli 2018

Skripsi Pesan Sopan Santun Islami Dalam Film Ayat-Ayat Cinta (Kajian Analisis Semiotik Model Roland Barthes Dan Model Perihal Van Dijk)

(Kode ILMU-KOM-0014) : Skripsi Pesan Moral Islami Dalam Film Ayat-Ayat Cinta (Kajian Analisis Semiotik Model Roland Barthes dan Model Wacana Van Dijk)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Film Indonesia kini ini yaitu kelanjutan dari tradisi tontonan rakyat semenjak masa tradisional, dan masa penjajahan hingga masa kemerdekaan. Untuk meningkatkan apresiasi penonton film Indonesia yaitu dengan menyempurnakan permainan trik-trik serealistis dan sehalus mungkin, seni akting yang lebih nyata, pembenahan struktur cerita, pembenahan setting budaya yang lebih sanggup dipertanggung jawabkan, penyuguhan gambar yang lebih estetis dan sebagainya.
Menurut Onong Uchjana, “film yaitu dongeng singkat yang ditampilkan dalam bentuk gambar dan bunyi yang dikemas sedemikian rupa dengan permainan kamera, teknik editing, dan scenario yang ada sehingga menciptakan penonton terpesona”1.
Film sendiri merupakan gambar hidup, yang juga sering disebut movie. Film secara kolektif sering disebut sinema. Gambar hidup yaitu bentuk seni, bentuk terkenal dari hiburan dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang lain dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, atau oleh animasi.
Dalam perkembangannya film tidak hanya dijadikan sebagai media hiburan semata tetapi juga dipakai sebagai alat propaganda, terutama menyangkut tujuan sosial atau nasional. Berdasarkan pada pencapaiannya yang menggambarkan realitas, film sanggup memperlihatkan efek secara emosional dan popularitas. Karena film mempunyai imbas besar terhadap jiwa manusia, sehubungan dengan ilmu jiwa sosial terdapat tanda-tanda apa yang disebut identifikasi psikologis. Kekuatan dan kemampuan sebuah film menjangkau banyak segmen sosial, menciptakan film mempunyai potensi untuk mempengaruhi khalayak. Film merupakan dokumen kehidupan sosial sebuah komunitas yang mewakili realitas kelompok masyarakat. Baik realitas bentuk imajinasi ataupun realitas dalam arti sebenar nya. Perkembangan film begitu cepat dan tidak terprediksi, menciptakan film kini disadari sebagai fenomena budaya yang progresif.
Penayangan film Ayat-Ayat Cinta di studio 21 menjadi magnet yang begitu dahsyat. Sejak awal penayangannya 28 Februari XXXX, ribuan pengunjung dari kalangan renta maupun muda larut dalam ingin tau kedahsyatan film yang sarat pesan moral islami. Bahkan di hari pertama hingga keempat penayangan film ini, para penonton telah memesan tiket terlebih dulu, gres bisa menonton. Itu pun mereka harus menunggu pada penayangan selanjutnya. Diperkirakan 700-1000 orang menyaksikan film yang mengadopsi novel karangan Habiburrahman El-Shirazy.
Memang jikalau dibandingkan dengan film-film produksi Indonesia lainnya, film ini sangat anggun untuk standarisasi film nasional, film Ayat-Ayat Cinta sudah bisa dikatakan membawa sebuah warna gres dalam industri perfilman di Indonesia.
Berawal dari Novel Ayat-ayat Cinta yang ditulis oleh seorang novelis sekaligus sarjana lulusan Universitas Al Azhar, Habiburrahman El Shirazy, yaitu sebuah novel roman Islami yang menyajikan nilai-nilai pemikiran Islam dengan gaya artistik yang sangat berbeda dengan novel Islami yang selama ini telah banyak dihasilkan. Novel setebal 411 yang diterbitkan pertama kali pada bulan Desember 2004 dan cetakan keduanya menyusul pada Januari 2005.
Ayat-Ayat Cinta, yaitu sebuah film yang sarat pesan moral islami. Banyak hal yang bisa penonton temukan dalam film tersebut. Antara lain nilai-nilai pemikiran agama, khususnya Islam, kekerabatan sosial dan budaya, juga masala h percintaan dalam kehidupan kaula muda pada khususnya, sanggup dikatakan tidak hanya sebagai sebuah film cinta (seperti tergambar dalam judul), tapi juga sanggup dikatakan sebagai sebuah film religi dan juga film budaya.
Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti memutuskan untuk melaksanakan kajian lebih mendalam lagi perihal film Ayat-Ayat Cinta dalam rangka memahami makna Pesan Moral Islam i yang terkandung dalam film tersebut dengan memakai analisis semiotika Roland Barthes.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana makna Pesan Moral Islami dalam film Ayat-Ayat Cinta yang ditandai dengan gambar, bahasa, dan pesan lisan?
2. Bagaimana model pengungkapan pesan verbal dalam film Ayat-Ayat Cinta?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini Bertujuan:
1. Memahami makna Pesan Moral Islami dalam film Ayat-Ayat Cinta yang ditandai dengan gambar, bahasa, dan pesan lisan.
2. Memahami model pengungkapan pesan verbal dalam film Ayat-Ayat Cinta.

D. Manfaat Penelitian
Secara Teoritis :
Hasil penelitian ini dibutuhkan bisa menambah khasanah keilmuan dalam bidang Ilmu Komunikasi yang terkait dengan ilmu semiotika.
Secara Praktis:
Manfaat secara simpel antara lain :
1. Untuk sanggup memperlihatkan santunan pemikiran bagi para praktisi pembuat film, semoga sanggup menciptakan film yang lebih kreatif, sarat makna dan sesuai dengan etika budaya masyarakat Indonesia.
2. Dapat dipakai sebagai salah satu pendukung penilaian kelebihan dan kekurangan film yang telah dibentuk sebelumnya, sehingga untuk kedepannya sanggup menghasilkan film yang lebih berkualitas.

E. Definisi Konsep
Agar terarah pada tujuan penelitian dan tidak terjadi kesalahpahaman atau kesinampangan dalam memahami isi skripsi ini, maka perlu adanya pembatasan pengertian yang menjadi bahasan pada judul.
1. Moral, pemikiran perihal baik jelek perbuatan dan kelakuan (akhlak)2. Akhlak merupakan suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah banyak sekali macam perbuatan dengan cara impulsif dan gampang tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran3. Moral berkaitan dengan disiplin dan kemajuan kualitas perasaan, emosi, dan kecenderungan manusia. Nilai-nilai moral diartikan sebagai berfikir, berkata dan bertindak baik.
2. Islami disini yaitu sikap atau sikap dalam konteks pergaulan yang sesuai dengan syariat Islam.
3. Film Ayat-ayat Cinta, yaitu sebuah film Indonesia karya Hanung Bramantyo yang dibintangi oleh Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Carissa Putri, Zaskia Adya Mecca, dan Melanie Putria. Film ini merupakan film religi hasil pembiasaan dari sebuah novel best seller karya Habiburrahman El Shirazy berjudul Ayat Ayat Cinta , dan melaksanakan penaya ngan perdana dan serentak diseluruh bioskop di Indonesia pada tanggal 28 Februari XXXX. Walaupun kisah dalam film dan novel Ayat-Ayat Cinta berlatarkan kehidupan di Kairo, namun proses pengambilan gambar tidak dilakukan di kota tersebut.
4. Semiotika secara epistimologis berdasarkan Roland Barthes yaitu : Istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda disini didefinisikan sebagai sesuatu atas dasar konvensial sosial yang terbangun sebelumnya, sanggup dianggap mewakili sesuatu yang lain. Sedangkan secara terminologis sanggup didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas obyek-obyek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Dimana aliran konotasi pada waktu mene laah sistem tanda tidak berpegang pada makna primer, tetapi melalui makna konotasi. 4
5. Analisis Wacana yaitu : Studi perihal struktur pesan dalam komunikasi yang menelaah aneka fungsi (pragmatik) bahasa. Dalam upaya menganalisis unit bahasa yang lebih besar dari kalimat tersebut, analisis wacana tidak terlepas dari pemakaian kaidah banyak sekali cabang ilmu bahasa, ibarat halnya semantic, sintaksis, morfologi dan fonologi.5 Dengan demikian, Pesan Moral Islami yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu suatu pelajaran atau pengetahuan perihal budbahasa yang baik dan benar dalam pergaulan berdasarkan Islam yang ingin disampaikan kepada penonton khususnya kaum muda, lewat media sinema berupa film yang berjudul “Ayat-Ayat Cinta”, dengan memakai analisis semiotik Roland Barthes dan analisis wacana Van Dijk sebagai kajian penelitian, untuk memahami makna Pesan Moral Islami dan model pengungkapan Pesan Lisan yang ada dalam film religi tersebut.

F. Sistematika Pembahasan
Berikut sistematika pembahasan skripsi yang berjudul Pesan Moral Islami dalam film Ayat-Ayat Cinta (studi Analisis Semiotik Roland Barthes).
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan ini mengungkap perihal fenomena kesenjangan yang melatarbelakangi sebuah penelitian dan batasan pembahasan penelitian yang mencakup : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konsep, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II : KERANGKA TEORITIK
Kerangka Teoritik menguraikan perihal beberapa hal yang menyangkut perihal pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini mempunyai empat pokok bahasan yaitu; kajian pustaka, kajian teoritik dan penelitian terdahulu yang relevan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam penelitian ini menjelaskan beberapa variabel penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dalam metode penelitian, variabelvariabel ini meliputi: Pendekatan dan Jenis Penelitian, Unit Analisis, dan Tahapan Penelitian.
BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
Pembahasan perihal penyajian data yang berkaitan dengan penelitian pada potongan ini bertujuan untuk memahami segala yang berkaitan dengan obyek penelitian yang mencakup : Deskripsi Obyek Penelitian, Penyajian Data, Analisis Data dan Pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Penutup berupa kesimpulan dan saran penelitian. Menyajikan inti dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengungkapkan saran-saran perihal beberapa rekomendasi untuk dilakukan pada penelitian selanjutnya.
Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com


EmoticonEmoticon