Senin, 06 Agustus 2018

Skripsi Komunikasi Antar Budaya Dan Proses Akulturasi Budaya Kaum Urban

(KODE : ILMU-KOM-0076) : SKRIPSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN PROSES AKULTURASI BUDAYA KAUM URBAN



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi tidak sanggup dilepaskan dari kehidupan insan sehari-hari. Komunikasi merupakan hal yang membantu insan dalam bertumbuh dan berkembang serta menemukan pribadinya masing-masing. Ekspresi, keinginan, maksud, jawaban serta tujuan insan disampaikan melalui media komunikasi. Komunikasi ialah hal yang menghubungkan interaksi sosial, baik itu secara individu maupun kelompok.
Kebutuhan insan dalam berkomunikasi tidak terlepas dari perkembangan teknologi isu dan pertumbuhan ekonomi. Kedua hal tersebut mendorong insan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik bagi dirinya sendiri, contohnya saja dengan berpindah tempat tinggal, menuju daerah yang kehidupan ekonominya lebih baik dari daerah asal.
Perpindahan penduduk dari daerah asal mereka menuju daerah yang mempunyai daya tarik ekonomi, mengakibatkan terjadinya percampuran-percampuran budaya atau akulturasi antara budaya masyarakat setempat dengan masyarakat pendatang atau masyarakat urban. Sering kali hal ini mengakibatkan kebiasaan-kebiasaan gres dalam kehidupan bermasyarakat, baik bagi pendatang maupun masyarakat setempat.
Komunikasi sebagai pecahan dari budaya, berperan penting dalam proses akulturasi ini. Lewat komunikasi, interaksi-interaksi dari masyarakat yang berbeda budaya terjadi. Percampuran budaya ini diawali dengan adanya komunikasi antar budaya yang terjadi di masyarakat setempat dan masyarakat pendatang tersebut.
Pencampuran budaya yang terjadi dimulai dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu, contohnya penggunaan bahasa sehari-hari. Bahasa yang dipakai merupakan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa daerah pada kata-kata tertentu, aksen kedaerahan, ataupun nada yang dipakai dalam mengekspresikan sesuatu. Hal ini perlahan bercampur dengan budaya masyarakat setempat, kata-kata dalam bahasa daerah mulai berkurang, aksen yang perlahan menipis atau bercampur dengan aksen masyarakat asli, maupun nada bunyi berbeda dalam berbicara.
Komunikasi juga merupakan hal yang menciptakan interaksi-interaksi antara masyarakat pendatang atau masyarakat urban dan masyarakat setempat terjadi lebih dalam lagi. Percampuran budaya tersebut pada jadinya mencapai elemen-elemen yang lebih besar dalam kehidupan masyarakat pendatang dan masyarakat setempat tersebut. Hal-hal kecil menyerupai bahasa, aksen dan nada bicara pada jadinya membawa kebiasaan-kebiasaan yang sudah bebuyutan dilakukan oleh masyarakat setempat mengalami sedikit pergeseran, begitu juga sebaliknya yang terjadi pada masyarakat pendatang. Budaya-budaya usang yang dibawa dari daerah asal oleh masyarakat asal, perlahan-lahan sudah mulai bercampur dengan kebudayaan yang ada di daerah setempat.
Pola pikir masyarakat Indonesia yang sebagian besar masih terpaku pada sopan santun timur, menciptakan masyarakat takut untuk menjadi berbeda, takut apabila keputusan yang diambil salah, maka akan menjadi pembicaraan orang-orang sekitar. Namun di ketika yang sama, masyarakat juga tidak sanggup meninggalkan sopan santun yang sudah ada dan dijalankan selama turun-temurun, alasannya hal tersebut sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan masyarakat tersebut. Hal ini terjadi di kedua belah pihak, baik masyarakat pendatang, maupun masyarakat setempat yang sudah terlebih dahulu tinggal di daerah tersebut. Pola pikir ini juga yang mendorong pencampuran budaya untuk masuk lebih dalam lagi ke dalam kehidupan bermasyarakat.
Budaya-budaya tradisional yang menempel di masyarakat, namun dilaksanakan dengan cara berbeda bagi masing-masing kebudayaan mulai dijalankan dengan cara yang berbeda pula. Acara-acara kemasyarakatan menyerupai tahlilan, kenduri atau selamatan, peringatan hari-hari besar keagamaan tidak luput dari pencampuran ini. Detail-detail kecil dalam kebiasaan-kebiasaan tersebut menghilang, atau bertambah seiring dengan percampuran budaya. Hal inilah yang pada jadinya membentuk suatu kebudayaan baru, yang disebut akulturasi budaya.
Pernikahan khususnya janji nikah sopan santun atau tradisional merupakan salah satu bentuk upacara kedaerahan yang paling terperinci menandakan terjadinya akulturasi budaya. Pernikahan sopan santun yang cenderung unik dan mempunyai ciri khas tersendiri dari setiap daerah mulai mengalami proses pergeseran. Terdapat banyak perubahan yang terjadi dalam detail-detail suatu janji nikah sopan santun tersebut, yang diadaptasi dengan keadaan daerah serta masyarakat setempat, contohnya saja terjadi pengurangan atau penambahan unsur-unsur kebudayaan yang terkandung di dalam upacara janji nikah sopan santun itu sendiri.
Masyarakat kelurahan X merupakan masyarakat yang heterogen. Kelurahan X merupakan tempat perumahan nasional, dimana di tempat ini terdapat mobilitas penduduk yang tinggi. Kelurahan X juga menjadi target bagi masyarakat urban untuk memulai kehidupan gres di tanah yang baru, sebagian besar dikarenakan faktor ekonomi.
Berangkat dari kondisi tersebut, maka penulis menentukan Kelurahan X sebagai lokasi penelitian. Jarak rumah bertetangga yang tidak terlalu jauh juga mendorong terjadinya kehidupan sosial yang dekat antar tetangga pada masyarakat kelurahan X.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Komunikasi Antar Budaya terhadap Proses Akulturasi Budaya Kaum Urban Masyarakat di Kelurahan X.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan dilema dalam penelitian ini ialah :
"Bagaimana imbas komunikasi antar budaya terhadap upacara janji nikah sopan santun sebagai proses akulturasi budaya kaum urban masyarakat di Kelurahan X ?"

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah : 
a. Untuk mengetahui kegiatan komunikasi antar budaya masyarakat pendatang dan masyarakat setempat di Kelurahan X. 
b. Untuk mengetahui peranan komunikasi antar budaya terhadap janji nikah sopan santun sebagai proses akulturasi masyarakat urban/pendatang terhadap masyarakat setempat di Kelurahan X 
c. Untuk mengetahui bagaimana proses akulturasi masyarakat pendatang dan masyarakat setempat di Kelurahan X 
2. Manfaat Penelitian
a. Secara akademis, semoga sanggup memperkaya sumber ilmu pengetahuan dan bacaan.
2. Secara teoritis, penelitian ini sanggup membantu penulis menerapkan ilmu yang didapat selama masa kuliah dan memperluas cakrawala pengetahuan.
3. Secara praktis, penelitian ini sanggup membantu memperluas ilmu pengetahuan serta menjadi sumber literatur khususnya dalam bidang komunikasi antar budaya dan proses akulturasi budaya.


Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com


EmoticonEmoticon