(KODE : ILMU-KOM-0071) : SKRIPSI STUDI DESKRIPTIF TENTANG IMPRESSION MANAGEMENT PEMIMPIN DI PT X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia di dunia ini tidak bisa hidup sendiri, ia membuatkan korelasi dengan orang lain. Hubungan yang diciptakan tentunya mempunyai tujuan yang baik. Dimana setiap orang akan berlomba-lomba untuk menampilkan sesuatu yang terbaik dari dirinya untuk diperlihatkan di hadapan orang lain. Untuk itu seseorang seringkali peduli dengan image yang ditampilkan kepada orang lain. Kepedulian akan hal ini menuntun seseorang untuk berusaha mengontrol apa yang orang lain pikir ihwal diri orang tersebut. Image yang coba ditampilkan ini sanggup berbeda-beda dari satu situasi ke situasi yang lain tergantung dari tujuannya.
Orang lain akan menilai pribadi seseorang berdasarkan petunjuk-petunjuk yang diberikan, dan dari hasil evaluasi itulah mereka memperlakukan orang tersebut. Bila orang lain menilai seseorang berstatus rendah, maka orang tersebut tidak akan mendapat pelayanan istimewa. Dan jikalau dianggap bodoh, kemungkinan orang lain akan mengatur orang tersebut. Untuk itu, setiap orang sengaja menampilkan diri (self-presentation) menyerupai yang dikehendaki.
"Peralatan lengkap yang dipakai untuk menampilkan diri ini biasa disebut dengan front. Dari front ini terdiri dari panggung (setting), penampilan (appearance), dan gaya bertingkah-laku (manner)". (Rakhmat, 2005: 96)
Menurut Erving Goffman yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat dalam buku Psikologi Komunikasi mengatakan, "Impression Management (pengelolaan kesan) sebagai, kecermatan persepsi interpersonal dimudahkan oleh petunjuk-petunjuk lisan dan nonverbal, dan dipersulit oleh faktor-faktor personal penanggap. Kesulitan persepsi juga timbul lantaran persona stimuli berusaha menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu untuk mengakibatkan kesan tertentu pada diri penanggap. (Rakhmat, 2005 : 96)
Menanggapi sikap orang lain, mengambarkan sifat-sifatnya, mengambil kesimpulan ihwal penyebab perilakunya, dan menentukan apakah petunjuk-petunjuknya yang tampak itu orisinal atau hanya polesan saja. Ternyata hal itu tidak hanya untuk menanggapi orang lain, namun juga untuk mempersepsikan diri.
Persepsi terhadap insan ternyata lebih sulit dilakukan daripada kepada objek lainnya. Pertama, insan itu senantiasa berubah, jadinya tidaklah gampang melaksanakan persepsi terhadap insan akhir perubahan yang dilakukan insan dari waktu ke waktu. Disini sanggup dilihat ketika mempersepsi orang lain, tidak bisa dihindari faktor-faktor personal juga ikut berpengaruh, lantaran itu sangat mungkin untuk terjadi kekeliruan.
Perilaku seseorang dalam komunikasi interpersonal sangat dipengaruhi oleh persepsi interpersonalnya. Persepsi ihwal orang lain umumnya stabil. Padahal, menyerupai yang sudah diketahui pada klarifikasi diatas, insan selalu berubah. Perubahan persepsi tidak sanggup dilakukan semua orang dan dalam segala situasi.
Tidak semua orang sanggup menyadari bahwa persepsinya ihwal orang lain mungkin salah. Padahal, berusaha memahami orang lain sebagai makhluk yang secara terus menerus berubah ialah salah satu kunci keberhasilan komunikasi antar pribadi. Makin sanggup memahami seseorang, makin besar kemungkinan untuk menafsirkan pesan dari orang itu secara benar. Akibatnya, tingkat keberhasilan komunikasi semakin tinggi. Proses dalam persepsi ini terjadi lantaran insan yang menjadi objek stimuli seringkali melaksanakan impression management (pengelolaan kesan). Dimana insan selalu berusaha menciptakan kesan tertentu pada diri orang lain dengan menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu.
Pengelolaan kesan menyerupai ini dipakai untuk menciptakan suatu sikap atau kepribadian yang konsisten dengan persepsi di luar ihwal bagaimana seseorang harus bertindak atau berperilaku. Cukup mempresentasikan belahan yang tidak terpisahkan dalam membuatkan pengelolaan kesan ini. Individu harus menentukan metode mana yang ingin mereka gunakan ketika menampilkan diri untuk orang lain, baik dalam situasi bisnis atau sosial. Seperti yang dikutip melalui internet yaitu mediadictionary.com pun menyampaikan "Impression Management the art of presenting yourself to others, highlighting your most attractive features and hiding others (pengelolaan kesan merupakan seni menampilkan diri untuk orang lain, menyoroti fitur Anda yang paling menarik dan bersembunyi lainnya).
Pengelolaan Kesan (Impression Management) yang dimaksud dalam penelitian ini dimaksudkan kepada pemimpin yang berada di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang harian umum surat kabar yang ada di X.
Pemimpin merupakan orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Pemimpin disini bertindak dengan cara-cara yang memperlancar produktivitas, moral tinggi, respons yang energik, kecakapan kerja yang berkualitas, komitmen, efisiensi, sedikit kelemahan, kepuasan, kehadiran, dan kesinambungan dalam organisasi.
Dan berdasarkan Alo Liliweri (2004) yang dikutip oleh Dewi K. Soedarsono dalam bukunya Sistem Manajemen Komunikasi, yang menyebutkan :
"Pemimpin biasanya berada pada suatu kedudukan formal tertentu sehingga orang yang berada pada posisi itu mempunyai kekuasaan untuk mensugesti orang lain dan kepemimpinan terbentuk akhir imbas suatu proses sosial. Dengan demikian, seseorang mungkin sanggup dianggap sebagai manajer sekaligus pemimpin, namun tidak semua manajer ialah pemimpin, atau mempunyai sifat-sifat kepemimpinan." (Soedarsono : 2009, 73)
Menurut R. Wayne Pace & Don F. Faules, kepemimpinan itu sendiri diwujudkan melalui gaya kerja (operating style) atau cara bekerja sama dengan orang lain yang konsisten. Melalui apa yang dikatakannya (bahasa) dan apa yang diperbuatnya (tindakan), seseorang membantu orang-orang lainnya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Cara seseorang berbicara kepada yang lainnya dan cara seseorang bersikap di depan orang lain merupakan suatu gaya kerja.
Konsep gaya ini memperlihatkan bahwa hal ini ada kaitannya dengan kombinasi bahasa dan tindakan, yang sepertinya menggambarkan suatu contoh yang konsisten. Pola bahasa dan tindakan yang tanpa pertimbangan pada suatu cara pandang tertentu, terdapat beberapa pendekatan yang berbeda yang meliputi:
1) mengendalikan atau mengarahkan orang lain,
2) memberi tantangan atau rangsangan kepada orang lain,
3) menjelaskan atau memberi aba-aba kepada orang lain,
4) mendorong atau mendukung orang lain,
5) memohon atau membujuk orang lain,
6) melibatkan atau memberdayakan orang lain, dan
7) memberi ganjaran atau memperkuat orang lain.
(Mulyana, 2005:276-277)
Dari citra seorang pemimpin tersebut diatas, sanggup diketahui bahwa kepemimpinan ialah proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang untuk mensugesti orang lain supaya berbuat sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini, seseorang diberikan kekuasaan dan wewenang untuk bertindak dengan cara mensugesti antar perseorangan (interpersonal) lewat proses komunikasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Hal diatas akan sangat mensugesti sikap dari bawahan atau karyawan yang dipimpin dalam sebuah perusahaan. Sikap (attitudes) ditunjukkan secara terperinci dan didasari oleh individu dikala melaksanakan acara (berbicara, menyapa, berkaca, dll) dan ditempa sepanjang pengalaman hidup individu.
Sikap merupakan salah satu faktor yang menentukan sikap manusia, lantaran sikap bekerjasama dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi individu dalam acara sehari-hari, baik di lingkungan sosial maupun organisasi. Sejalan dengan wacana penerapan sistem administrasi komunikasi di perusahaan, sikap merupakan salah satu faktor internal individu dalam melaksanakan acara di perusahaan.
"W. J. Thomas memperlihatkan batasan sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan yang faktual ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan-kegiatan sosial. Sikap seseorang selalu diarahkan terhadap sesuatu hal atau objek tertentu. Dengan kata lain, tidak ada satu sikap pun yang tanpa objek". (Ahmadi dalam Soedarsono, 1999:162).
Disini kiprah seseorang yang mempunyai kewenangan dan keleluasaan dalam memengaruhi anggota perusahaan untuk mau melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kebijakan perusahaan sangatlah besar. Aspek kepemimpinan merupakan salah satu aspek untuk sanggup menggerakkan acara perusahaan supaya efektif. Salah satu dari sekian kiprah pemimpin ialah memperlihatkan aba-aba kepada bawahannya untuk melaksanakan pekerjaan. Oleh alasannya itu, menjadi pemimpin dituntut untuk bisa membimbing bawahannya supaya sanggup melaksanakan pekerjaannya lebih baik.
Untuk itu supaya karyawan yang berada dalam sebuah perusahaan merasa nyaman dan mempunyai kedekatan dengan pimpinannya, maka pemimpin disini bemsaha menampilkan dan mengolah kesan yang baik supaya karyawan memperlihatkan sikap yang positif kepada pimpinan maupun perusahaan. Perusahaan menyerupai harian umum surat kabar yang memperlihatkan berita-berita dan informasi pengetahuan setiap harinya ini diharapkan sanggup bermanfaat bagi khalayak. Disinilah kiprah karyawan atau staff sangat dibutuhkan, untuk itu sikap positif yang diharapkan ini menyerupai halnya santunan ide-ide, saran-saran, pendapat atau opini, dan rekomendasi yang membangun bagi kemajuan kinerja karyawan yang dimotori dari perintah pemimpinnya sanggup diapresiasikan dengan baik.
Dalam perusahaan harian umum surat kabar ini para pekerja atau karyawannya sebagian berasal dari latar pendidikan jurnalistik, dimana orang-orang jurnalistik ini tidak mengacu pada keformalan, namun untuk pencapaian hasil kerja tetap mengutamakan dan memakai cara kerja formal pada umumnya. Seperti pada santunan perintah dari atasan ke bawahan, mereka bisa saja memakai cara-cara formal menyerupai pada perusahaan kebanyakan, yang harus memakai memo atau pertemuan tatap muka pribadi dalam ruangan bahkan aba-aba tertulis lainnya yang dipakai dalam komunikasi ke bawah. Namun, pada perusahaan harian umum surat kabar ini mereka bisa saja sedikit santai yang dalam artian tidak terlalu formal tetapi hal itu tidak selalu dilakukan, lantaran memang prosedural komunikasi dari atasan ke bawahan seharusnya tidak begitu.
Sikap yang positif ini mempunyai korelasi dengan apa yang dihasilkan oleh karyawan kepada perusahaannya, baik itu dalam semangat kerja dan motivasi untuk memajukan perusahaan. Hal ini tidak semata-mata muncul begitu saja dari seorang karyawan, namun andil besar dari seorang pemimpin yang menjabat sebagai manajer sangat mendominasi disini.
Pemimpin yang bijaksana, berwibawa, dan adil akan sangat disukai oleh karyawannya, sedangkan untuk seorang pemimpin yang pemarah, galak, dan selalu merasa dirinya benar akan menciptakan kinerja dari karyawan itu buruk. Cara kerja maupun hasil kerja yang jelek ini akan berdampak tidak baik pada perusahaan. Disinilah kiprah pemimpin diharapkan guna memotivasi para karyawan untuk terus bekerja dengan baik.
Uraian yang telah penulis ungkapkan dalam latar belakang penelitian tersebut diatas, maka penulis merumuskan dilema penelitian ialah "Bagaimana Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT X (Studi Deskriptif ihwal Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin PT X dalam Pembentukan Sikap Positif Karyawannya)?".
B. Identifikasi Masalah
Pada penelitian ini, peneliti merinci secara terperinci pertanyaan pada rumusan dilema yang masih bersifat umum. Dengan subfokus-subfokus yang terpilih, sehingga dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka, identifikasi dilema dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana panggung (setting) pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya?
2. Bagaimana penampilan (appearance) pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya?
3. Bagaimana gaya bertingkah laris (manner) pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya?
4. Bagaimana keterlibatan dalam kiprah pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya?
5. Bagaimana Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya?
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Adapun maksud dari penelitian ini ialah untuk mengetahui lebih terperinci bagaimana pengelolaan kesan (impression management) pemimpin di PT X (studi deskriptif ihwal pengelolaan kesan (impression management) pemimpin PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya).
2. Tujuan Penelitian
Dari banyak sekali permasalahan menyerupai yang terdapat pada identifikasi dilema tersebut di atas dan sebagai arah peneliti pada penelitian ini. Maka, tujuan dari penelitian ini ialah :
1. Untuk mengetahui panggung (setting) pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya.
2. Untuk mengetahui penampilan (appearance) pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya.
3. Untuk mengetahui gaya bertingkah laris (manner) pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya.
4. Untuk mengetahui keterlibatan dalam kiprah pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya.
5. Untuk mengetahui Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya.
D. Kegunaan Penelitian
Dalam suatu penelitian diharapkan sanggup memperlihatkan suatu manfaat atau kegunaan yang sanggup dipakai oleh masyarakat luas, adapun kegunaan penelitian ini sanggup dilihat dari segi teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan bagi pengembangan Ilmu Komunikasi secara umum, sedangkan kegunaan teoritis secara khusus diharapkan sanggup meningkatkan pengembangan keilmuan mengenai Pengelolaan Kesan (Impression Management) seorang pemimpin.
2. Kegunaan Praktis
Adapun hasil penelitian ini secara praktis, diharapkan bisa memperlihatkan suatu masukan atau rujukan embel-embel yang sanggup diaplikasikan dan menjadi pertimbangan. Dan kegunaan secara mudah pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan materi rujukan sebuah pengetahuan dan pengalaman serta penerapan ilmu yang diperoleh selama studi yang diterima oleh peneliti ialah secara teori. Dalam hal ini khususnya mengenai "Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pemimpin di PT X (studi deskriptif ihwal Pengelolaan Kesan (Impression Management) pemimpin PT X dalam pembentukan sikap positif karyawannya)".
b. Bagi Akademik
Secara mudah penelitian ini sanggup bermanfaat bagi mahasiswa secara umum, dan mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Humas secara khusus. Yang sanggup dijadikan sebagai literatur dan rujukan embel-embel terutama bagi peneliti selanjutnya, yang akan melaksanakan penelitian pada kajian yang sama.
c. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan bisa memperlihatkan manfaat bagi pemimpin perusahaan yang belum mengetahui apa dan bagaimana Impression Management seorang pemimpin dalam pembentukan sikap positif karyawannya. Yang secara khusus bisa memperlihatkan saran dan rujukan embel-embel bagi pemimpin di PT X yang menjadi tema pada penelitian ini.
EmoticonEmoticon