Sabtu, 04 Agustus 2018

Sumber Belajar

1.      Pengertian Sumber Belajar
Pengertian sumber belajar berdasarkan Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (dalam Zaitun Y.A Kherid, 2009:6) adalah:  Sumber belajar  (learning resources) ialah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang sanggup dipakai oleh penerima didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah penerima didik dalam mencapai tujuan berguru atau mencapai kompetensi tertentu.





Adapun yang menjadi fungsi dari sumber belajar ialah sebagai berikut :

1.  Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: 
a.  Mempercepat laju berguru dan membantu guru untuk memakai waktu secara lebih baik. 
b.  Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga sanggup lebih banyak membina dan menyebarkan gairah.

2.  Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: 
a.  Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional. 
b.    Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.

3.  Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: 
a.  Perancangan jadwal pembelajaran yang lebih sistematis. 
b.  Pengembangan materi pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4.  Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: 
a.  Meningkatkan kemampuan sumber belajar.
b.  Penyajian informasi dan materi secara lebih kongkrit.

5.  Memungkinkan berguru secara seketika, yaitu: 
a.  Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat lisan dan abnormal dengan realitas yang sifatnya kongkrit. 
b.  Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

2.      Jenis-jenis dan Pemilihan Sumber Belajar
a)      Jenis-jenis Sumber Belajar
 Secara garis besar, terdapat dua jenis sumber berguru yaitu (Zaitun Y.A.Kherid, 2009 : 7) :
1.  Sumber berguru yang dirancang  (learning resources by design), yakni sumber berguru yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memperlihatkan kemudahan berguru yang terarah dan bersifat formal.

2.  Sumber berguru yang dimanfaatkan  (learning resources by utilization), yaitu sumber berguru yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya sanggup ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber berguru sanggup berbentuk: 
1.  Pesan: informasi, materi ajar, dongeng rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya.
2.  Orang: guru, instruktur, siswa, ahli, narasumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya.
3.  Bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya.
4.  Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya.
5.  Pendekatan/ metode/ teknik: diskusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat,  talk show dan sejenisnya.
6.  Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.

b)   Pemilihan Sumber Belajar
 Mengoptimalkan sumber berguru merupakan sesuatu yang penting alasannya ialah dengan penggunaan sumber berguru akan dihasilkan proses pembelajaran yang berkualitas, menarik dan menyenangkan bagi para siswa. Ada sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan, dikala akan menentukan sumber belajar, Zaitun Y.A.Kherid (2009:8) yaitu.
1. Bersifat hemat dan mudah (kesesuaian antara hasil dan biaya).
2. Praktis dan sederhana artinya gampang dalam pengaturannya.
3. Fleksibel dan luwes, maksudnya tidak kaku dalam perencanaan sekaligus pelaksanaannya.
4.  Sumber sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan  waktu yang tersedia.
5.  Sumber sesuai dengan taraf berpikir dan kemampuan siswa.
6. Guru mempunyai kemampuan dan terampil dalam pengelolaannya.
Berbagai kriteria tersebut tidak kaku, tetapi penting untuk diperhatikan demi terwujudnya efektifitas dan efisiensi dari sumber berguru yang dipilih, sehingga betul-betul berdaya guna.

c)    Sumber Belajar yang Dapat Dimanfaatkan
Zaitun Y.A.Kherid (2009 : 9) dalam modulnya yang berjudul “Sumber Belajar dari Berbagai Macam Sumber” menyebutkan bahwa terdapat banyak sekali macam sumber berguru yang sanggup dimanfaatkan, antara lain sebagai berikut:

1.  Perpustakaan
Selama ini, perpustakaan di sekolah hanya sebagai pelengkap.Padahal, keberadaannya sangat penting sebagai salah satu sumber belajar.Perpustakaan sanggup dipakai sebagai sarana peningkatan wawasan dan pengetahuan, meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, sarana pencarian pengetahuan/informasi dan perpustakaan pun sanggup dipakai sebagai tempat diskusi, ajang bertukar pikiran antar kelompok belajar.Oleh alasannya ialah itu sebuah perpustakaan harus memenuhi persyaratan minimal yang meliputi, pertama, perpustakaan dikelola secara baik. Kedua,  tersedianya literatur (sumber bacaan) baik berupa buku pelajaran, banyak sekali bacaan, majalah, kamus ensiklopedi, dan sebagainya. Ketiga, memilikiruang atau tempat yang memadai dan nyaman sehingga  siswa betah berlama-lama di perpustakaan. Keempat, kemudahan siswa untuk memanfaatkan segala kemudahan yang ada di perpustakaan untuk menunjang proses pembelajaran. 

2.  Media Belajar/Alat Peraga
Media berguru yang dimaksud ialah banyak sekali alat, materi yang bisa dipakai untuk membantu dalam penyampaian materi pembelajaran. Media tersebut baik dibuat sendiri maupun karya orang lain. Berbagai media yang ada perlu dipakai secara optimal dan tentu saja harus dipelihara dan dijaga kelayakannya.Media yang telah rusak segera diperbaiki bahkan diganti. Media yang belum ada dan sekiranya mempunyai kegunaan perlu dipikirkan untuk dimiliki, dengan cara membeli atau mengajukan bantuan. Media yang perlu dipertimbangkan untuk dimiliki terutama media elektronik (produk teknologi komunikasi). Biasanya dengan memakai media menyerupai ini pembelajaran akan lebih hidup dan siswa pun lebih antusias mengikutinya. Berbagai media menyerupai slide film, proyektor, VCD sanggup dipakai sewaktu-waktu sebagai sumber belajar.

3.  Majalah Dinding
Sumber berguru ini layak dipertimbangkan terutama bagi pembelajaran Bahasa Indonesia/Inggris.Mading sanggup menjadi sarana penyebar informasi atau pengetahuan dari hasil karya siswa baik berupa karangan, puisi, cerpen dan lain-lain.Di samping itu mading bisa menjadi motivasi bagi siswa untuk bahagia membaca, terdorong berkarya sekaligus bisa saling berguru atau menilai antar karya satu dengan yang lainnya.Dalam pengelolaannya perlu bimbingan dan pelatihan dari guru terutama guru bahasa, sedangkan dalam pelaksanaannya bisa dibuat sebuah pengurus mading di tiap kelas atau tingkat sekolah.Mereka bertanggung jawab untuk mengelola mading secara baik dan berkesinambungan.

4.  Sumber lainnya
Di samping memanfaatkan sumber berguru yang ada, guru dituntut untuk mencari dan merencanakan sumber berguru lainnya baik hasil rancangan sendiri ataupun sumber yang sudah tergelar di sekeliling sekolah dan masyarakat. Sumber berguru yang sanggup dimanfaatkan dan berada di  masyarakat misalnya:
a.    Mengunjungi museum sesuai dengan materi (museum uang, museum sejarah atau museum hewan).
b.    Study tour mengunjungi gedung geologi, lembaga pemasyarakatan atau lembaga pemerintahan.
c.    Mengunjungi tempat ibadah, pasar, mal (tempat belanja).
d.    Mendatangkan tokoh untuk diskusi (polisi dan dokter membahas narkoba, anggota dewan perwakilan rakyat membahas pemerintahan tempat dan lain-lain).
e.    Berbagai alternatif sumber berguru lain yang tentunya masih banyak.
Keberadaan guru dalam perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran menjadi cukup penting dan akan menentukan terhadap  kualitas pembelajaran, artinya sejauh mana kemauan dan perjuangan guru yang bersangkutan.


Sumber Bacaan
Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Arends, Richard, I. 1997. Classroom Instruction and Management. New-York: McGraw-Hill.
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
------- dan Muhammad Nur. 2005. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press.
Hamalik, Oemar (2001) Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito
Kasdi, S. Dan Muhammad Nur. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press.
Khabibah, S. 2006. “Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa SD” .Disertasi. Surabaya: Program Pascasarjana Unesa.
Komarudin. 2005. “Langkah-langkah Praktik Belajar Pengetahuan Sosial/Pembelajaran Portofolio”. Makalah Disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Fasilitator Guru Bidang Studi IPS MTs Tingkat Nasional, Diselenggarakan oleh Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI.
Lincoln, Yvonna S., and Guba, Egon G. 1985.Naturalistic Inquiry.
London: Sage Publications.
Muhibbin Syah, 2005. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya,
Mulyono, Abdurrohman.  1999. Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Nana Sudjana, (1989: 140)Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.
Oemarjati, Boen S. 1996. “Dengan Sastra Mencerdaskan Siswa” dalam Sumardi (ed). Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Rahadi, Aristo. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Slameto. (2010).  Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :  Rineka Cipta
Sudjana (1989), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher.
Uzer, Moh. Usman dan Setiawati, Lilis.(1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bahan Kajian PKG, MGBS, MGMP). Bandung: Rosdakarya.
Winarno Surakhmad (1980:25). Interaksi Belajar Mengajar, Bandung: Jemmars
Woods, D. 1985. “Problem-Based Learning and Problem Solving” in D. Boud (ed). Problem-Based Learning for Professions. Sydney: HERDSA.




= Baca Juga =




Sumber http://forumgurunusantara.blogspot.com


EmoticonEmoticon