Sabtu, 11 Agustus 2018

Teori Berguru Konstruktivistik

Konstruktivistik merupakan metode pembelajaran yang lebih menekankan pada proses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam mengkonstruksi pengalaman atau dengan kata lain teori ini menawarkan keaktifan terhadap siswa untuk mencar ilmu menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diharapkan guna menyebarkan dirinya sendiri. Dalam proses belajarnya pun, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, untuk berfikir wacana pengalamannya sehingga siswa menjadi lebih kreatif dan imajinatif serta sanggup membuat lingkungan mencar ilmu yang kondusif.



Pembentukan pengetahuan berdasarkan konstruktivistik memandang subyek untuk aktif membuat struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan. Dengan pemberian struktur kognitifnya ini, subyek menyusun pengertian realitasnya. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur kognitif yang diciptakan oleh subyek itu sendiri. Struktur kognitif senantiasa harus diubah dan diubahsuaikan berdasarkan tuntutan lingkungan dan organisme yang sedang berubah. Proses pembiasaan diri terjadi secara terus menerus melalui proses rekonstruksi.
Adapun tujuan dari teori ini dalah sebagai berikut:
1.      Adanya motivasi untuk siswa bahwa mencar ilmu ialah tanggung jawab siswa itu sendiri.
2.    Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya.
3.   Membantu siswa untuk menyebarkan pengertian dan pemahaman suatu konsep secara lengkap.
4.      Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
5.      Lebih menekankan pada proses mencar ilmu bagaimana mencar ilmu itu.
Hakikat pembelajaran konstruktivistik oleh Brooks & Brooks dalam Degeng menyampaikan bahwa pengetahuan ialah non-objective, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu. Belajar dilihat sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, kegiatan kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi. Mengajar berarti menata lingkungan biar si mencar ilmu termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan. Atas dasar ini maka si mencar ilmu akan mempunyai pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergentung pada pengalamannya, dan perspektif yang digunakan dalam menginterpretasikannya.
Teori ini lebih menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibentuk siswa. Jika seseorang tidak aktif membangun pengetahuannya, meskipun usianya renta tetap saja tidak akan berkembang pengetahuannya. Suatu pengetahuan dianggap benar jika pengetahuan itu mempunyai kegunaan untuk menghadapi dan memecahkan problem atau fenomena yang sesuai. Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dalam proses ini keaktifan seseorang sangat memilih perrkembangan pengetahuannya.
Unsur-unsur penting dalam teori konstruktivistik:
1.      Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa
2.      Pengalaman mencar ilmu yang autentik dan bermakna
3.      Adanya lingkungan social yang kondusif
4.      Adanya dorongan biar siswa mandiri
5.      Adanya perjuangan untuk mengenalkan siswa wacana dunia ilmiah
Secara garis besar, prinsip-prinsip teori konstruktivistik ialah sebagai berikut:
1)        Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
2)   Pengetahuan tidak sanggup dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
3)        Murid aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.
4)        Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi biar proses konstruksi berjalan lancar.
5)        Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
6)        Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pernyataan.
7)        Mencari dan menilai pendapat siswa.
8)        Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Proses mencar ilmu konstrutivistik sanggup dilihat dari aneka macam aspek, yaitu:
1. Proses mencar ilmu konstruktivistik
Esensi dari teori konstruktivistik ialah siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Sehingga dalam proses belajar, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan keterlibatan aktif dalam kegiatan mencar ilmu mengajar.
2. Peranan siswa
Dalam pembelajaran konstruktivistik, siswa menjadi sentra kegiatan dan guru sebagai fasiitator. Karena mencar ilmu merupakan suatu proses pemaknaan atau pembentukan pengetahuan dari pengalaman secara konkrit, kegiatan kolaboratif, refleksi serta interpretasi yang harus dilukukan oleh siswa sendiri.
3. Peranan guru
Guru atau pendidik berperan sebagai fasilitator artinya membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan proses pengkonstruksian pengetahuan biar berjalan lancar. Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang dimilikinya pada siswa tetapi guru dituntut untuk memahami jalan pikiran atau cara pandang setiap siswa dalam belajar.
4. Sarana belajar
Sarana mencar ilmu dibutuhkan siswa untuk menyebarkan pengetahuan yang telah diperoleh biar mendapat pengetahuan yang maksimal.
5. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi merupakan bab utuh dari mencar ilmu yang menekankan pada ketrampilan proses baik individu maupun kelompok. Dengan cara ini, maka kita sanggup mengetahui seberapa besar suatu pengetahuan telah dipahami oleh siswa.
Aplikasi Teori Konstruktivistik Dalam Pembelajaran :
a.   Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta lepas yang sudah ditetapkan, dan menawarkan kesempatan kepada siswa untuk mengmbangkan ide-idenya secara lebih bebas.
b.  Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes, untuk membuat kekerabatan ide-ide  atau gagasan-gagasan, kemudian memformulasikan kembali ide-ide tersebut, serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
c.   Guru bantu-membantu siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia ialah kompleks, dimana terjadi majemuk pandangan  wacana kebenaran yang datangnya dari aneka macam interpretasi.
d.  Guru mengakui bahwa proses mencar ilmu serta penilaianya  merupakan suatu perjuangan yang kompleks, sukar dipahami, tidak teratur, dan tidak gampang dikelola.
Aplikasi Teori Konstruktivistik Dalam Pembelajaran :
a.   Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta lepas yang sudah ditetapkan, dan menawarkan kesempatan kepada siswa untuk mengmbangkan ide-idenya secara lebih bebas.
b.    Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes, untuk membuat kekerabatan ide-ide  atau gagasan-gagasan, kemudian memformulasikan kembali ide-ide tersebut, serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
c.   Guru bantu-membantu siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia ialah kompleks, dimana terjadi majemuk pandangan  wacana kebenaran yang datangnya dari aneka macam interpretasi.
d.  Guru mengakui bahwa proses mencar ilmu serta penilaianya  merupakan suatu perjuangan yang kompleks, sukar dipahami, tidak teratur, dan tidak gampang dikelola.




= Baca Juga =




Sumber http://forumgurunusantara.blogspot.com


EmoticonEmoticon