Kamis, 26 April 2018

Penyakit Tbc

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Tuberkulosis (TBC atau TB) ialah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan basil basil yang sangat berpengaruh sehingga memerlukan waktu usang untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan cuilan lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan problem kesehatan, baik dari sisi angka janjkematian (mortalitas), angka insiden penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan problem TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, memperlihatkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab janjkematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC gres pertahun dengan 262.000 BTA konkret atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akhir Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita gres TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita gres TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akhir TBC di Indonesia. Sehingga kita harus waspada semenjak dini & mendapat gosip lengkap perihal penyakit TBC.

B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya ialah sebagai berikut :
1.         Apa pengertian dari TBC?
2.         Bagaimana penyebab penyakit TBC?
3.         Bagaimana cara Penularan TBC?
4.         Apa gejala-gejala seseorang menderita TBC?
5.         Bagaimana cara penanggulangan/pencegahan TBC?
6.         Bagaimana cara pengobatan kepada penderita TBC?
C.      Tujuan
Adapun tujuan penulisannya ialah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian dari TBC.
2.      Untuk mengetahui penyebab penyakit TBC.
3.      Untuk mengetahui cara Penularan TBC.
4.      Untuk mengetahui gejala-gejala TBC.
5.      Untuk mengetahui cara penanggulangan/pencegahan TBC.
6.      Untuk mengetahui cara pengobatan kepada penderita TBC.


PEMBAHASAN


A.      Pengertian Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC atau TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan basil basil yang sangat berpengaruh sehingga memerlukan waktu usang untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan cuilan lain tubuh manusia.
Penyakit TBC sanggup menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta masalah gres TBC dan sekitar 140.000 janjkematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia ialah negara ketiga terbesar dengan problem TBC di dunia. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 memperlihatkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan berdasarkan laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 masalah (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan masalah baru.
B.               Penyebab TBC
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi sanggup juga mengenai organ tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, memiliki sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh lantaran itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi sanggup bertahan hidup beberapa jam di kawasan yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini sanggup dormant, tertidur usang selama beberapa tahun.
*   Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi ketika seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC. Percikan dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga sanggup melewati sistem pertahanan mukosilierbronkus, dan terus berjalan sehingga hingga di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai ketika kuman TBC berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di paru, yang menyebabkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar limfe disekitar hilus paru dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi hingga pembentukan kompleks primer ialah sekitar 4-6 minggu.
Ø  Adanya infeksi sanggup dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitasseluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut sanggup menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun demikian ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tubuh tidak bisa menghentikan perkembangan kuman, hasilnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita TBC.
*   Tuberkulosis Pasca Primer
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sehabis infeksi primer, contohnya lantaran daya tahan tubuh menurun akhir terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer ialah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.

C.      Cara Penularan TBC
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang terkotori dengan basil Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada ketika penderita TBC batuk, dan pada belum dewasa sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini jika sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembangbiak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan sanggup menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
Oleh alasannya ialah itulah infeksi TBC sanggup menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, akses pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni basil yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis basil TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling basil itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu menciptakan jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan basil TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang bahwasanya terlihat sebagai tuberkel pada investigasi fotorontgen.
D.      Gejala penyakit TBC
Gejala penyakit TBC sanggup dibagi menjadi 2, yaitu tanda-tanda umum dan tanda-tanda khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada masalah baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
1.         Gejala Sistemik/Utama  
Demam tidak  terlalu  tinggi  yang  berlangsung  lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
a.               Kadang-kadang serangan demam ibarat influenza dan bersifat hilang timbul.
b.              Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c.               Batuk-batuk selama lebih dari 3 ahad (dapat disertai dengan darah).
d.             Perasaan tidak yummy (malaise), lemah.
2.         Gejala Khusus
a.               Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, jika terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akhir pengutamaan kelenjar getah bening yang membesar, akan menyebabkan bunyi "mengi", bunyi nafas melemah yang disertai sesak.
b.              Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), sanggup disertai dengan keluhan sakit dada.
c.               Bila mengenai tulang, maka akan terjadi tanda-tanda ibarat infeksi tulang yang pada suatu ketika sanggup membentuk akses dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara  ini  akan keluar  cairan nanah.
d.             Pada anak–anak sanggup mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya ialah demam tinggi,  adanya penurunan kesadaran dan kejang – kejang.

E.               Cara Pencegahan TBC
Adapan tujuan dari pencegahan TBC, yaitu;
a.               Menyembuhkan penderita.
b.              Mencegah kematian.
c.               Mencegah kekambuhan.
d.             Menurunkan tingkat penularan.


*      Cara-cara pencegahan TBC sebagai berikut;
a)              Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3 minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
b)             Saat batuk memalingkan muka biar tidak mengenai orang lain.
c)              Membuang ludah di kawasan yang tertutup, dan apabila ludahnya bercampur darah segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
d)            Mencuci peralatan makan dan minum hingga higienis setelah dipakai oleh penderita.
e)              Bayi yang gres lahir dan belum dewasa kecil harus diimunisasi dengan vaksin BCG. Karena vaksin tersebut akan memperlihatkan santunan yang amat bagus.

F.                Pengobatan TBC
1.         Jenis Obat
Ø Isoniasid
Ø Rifampicin
Ø Pirasinamid
Ø Streptomicin
2.         Prinsip Obat
Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan takaran sempurna selama 6-8 bulan,supaya semua kuman sanggup dibunuh. Dosis tahap intensif dan takaran tahap lanjutan ditelan dalam takaran tunggal,sebaiknya pada ketika perut kosong. Apabila paduan obat yangdigunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembangmenjadi kuman kebal. Pengobatan TB diberikan dalan 2 Tahap yaitu:
a)         Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap hari selama 2 - 3 bulan.
b)        Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali seminggu selama 4 – 5 bulan.
3.    Efek Samping Obat
Beberapa imbas samping yang mungkin muncul akhir mengkonsumsi obat TB bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan sanggup berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan oleh rifampisin.
Efek samping lainnya sanggup berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan, mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan dikulit gangguan keseimbangan hingga kekuningan (ikterus). Jika pasien mencicipi hal-hal tersebut, pasien harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa masalah pengobatan bisa berlangsung hingga delapan bulan.


PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dengan demikian, bahwa penyakit tuberculosis (TBC) itu disebabkan lantaran adanya basil Mikobakterium tuberkulosa. Oleh lantaran itu untuk mencegah penularan penyakit ini sebaiknya harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tuberkulosis juga penyakit yang harus benar-benar segera ditangani dengan cepat.
B.       Saran
       Saran yang paling sempurna untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan masakan bergizi TBC ialah penyakit yang sanggup disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk minum obat secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk memeriksakan diri ke klinik/puskesmas.


DAFTAR PUSTAKA


Barbara, C.L. 1996. Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses keperawatan)    Bandung
Doengoes, M. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Sumber http://makalahtugasmu.blogspot.com


EmoticonEmoticon