Senin, 06 Agustus 2018

Skripsi Imbas Komunikasi Interpersonal Orangtua Dengan Anak Dalam Meningkatkan Prestasi Berguru Anak Sd

(KODE : ILMU-KOM-0075) : SKRIPSI PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANGTUA DENGAN ANAK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK SD



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia ialah makhluk sosial yang tidak sanggup melepaskan diri dari jalinan korelasi sosial, dimana insan selalu akan mengadakan kontak sosial yaitu selalu berafiliasi dengan orang lain. Bahkan sebagian besar dari waktu tersebut digunakan untuk berkomunikasi. Mengingat kuantitas komunikasi yang dilakukan dibandingkan dengan aktivitas lainnya, maka sanggup dikatakan bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang penting bagi manusia, dengan kata lain kualitas hidup insan juga ditentukan oleh contoh komunikasi yang dilakukannya. Suatu jalinan sanggup memilih harmonisasi (Rakhmat, 2005, p.13). Salah satu bentuk yang sanggup memilih keharmonisan antar insan tersebut ialah komunikasi interpersonal
Pada umumnya komunikasi interpersonal terjadi alasannya ialah pada hakikatnya setiap insan suka berkomunikasi dengan insan lain, alasannya ialah itu tiap-tiap orang selalu berusaha biar mereka lebih bersahabat satu sama lain. Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kebahagiaan hidup manusia. Kegiatan komunikasi tersebut dilakukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan bersekutu dengan orang lain. Pemenuhan kebutuhan ini guna menyebarkan diri menjadi makhluk sosial dan pribadi yang lengkap serta untuk menjamin kelangsungan hidupnya yang memerlukan banyak hal, menyerupai kebutuhan sandang, pangan, papan, hiburan, pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Namun alasannya ialah adanya keterbatasan pada diri manusia, maka seluruh kebutuhan itu memerlukan tunjangan orang lain
Bentuk komunikasi interpersonal sanggup juga terjadi dalam sebuah keluarga yang melibatkan komunikasi antara anak dan orangtua. Anak, membutuhkan orang lain dalam berkembang. Dalam hal ini, orang yang paling utama dan pertama bertanggungjawab ialah orangtua. Perbedaan umur antara orangtua dan anak yang cukup besar, berarti pula perbedaan masa yang dialami oleh kedua belah pihak. Perbedaan masa yang dialami akan menawarkan jejak-jejak yang berbeda pula dalam bentuk perbedaan perilaku dan pandangan-pandangan antara orangtua dan anak. Yang menarik dari status sebagai orangtua ialah bahwa apapun yang diperbuat orangtua, tujuan mereka semata-mata ialah mengasuh, melindungi, dan mengatur anak-anak. Termasuk pula tanggungjawab orangtua dalam memenuhi kebutuhan si anak, baik dari sudut organis-psikologis, antara lain makanan; maupun kebutuhan-kebutuhan psikis, salah satunya ialah kebutuhan akan perkembangan intelektual seorang anak melalui pendidikan (Gunarsa, 2003, p.6)
Pendidikan memegang peranan penting bagi kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang sanggup memperoleh pengetahuan. Inti dari aktivitas pendidikan dicapai melalui proses belajar. Belajar selalu mempunyai korelasi dengan perubahan, baik yang mencakup keseluruhan tingkah laris maupun yang hanya terjadi pada aspek kepribadian. Sebagai orangtua, mereka harus berbuat sesuatu untuk memperkembangkan diri si anak secara keseluruhan mencakup tingkah laris yang diharapkan. Subjek dari penelitian ini ialah orangtua, dengan melihat pertimbangan bahwa orangtua mempunyai suatu fenomena tersendiri dalam menuntut keberhasilan prestasi pada anak. Banyak orang bau tanah yang terlalu memaksakan kehendaknya, atau ambisinya kepada anak, terlebih lagi dalam hal prestasi (Ekomadyo, 2005, p.4). Orangtua menuntut prestasi tinggi kepada anak, tanpa dibarengi perilaku demokratis dan pendekatan komunikasi yang kurang sehingga perkembangan anak terabaikan; yang pada hasilnya kuat pada prestasi mencar ilmu anak tersebut (Sutedja, 1991, p.34). Orangtua merasa tindakannya benar alasannya ialah semua itu dilakukan semata-mata demi kebaikan anak. Adalah salah beropini jikalau anak harus berprestasi demi harga diri orangtua, sehingga jikalau anak tidak mencapai prestasi menyerupai yang dibutuhkan orangtua, orangtua menjadi putus asa dan anaklah yang menjadi korban (Sintha, 2000, p.6)
Orangtua bertanggung jawab dalam membimbing anak, biar proses belajarnya tetap berlangsung dengan terarah. Untuk mencapai prestasi yang diharapkan, seorang anak membutuhkan lingkungan yang aman untuk mencar ilmu dan menyenangi apa yang dipelajarinya. Di sini orangtua sangat berperan dalam membuat suasana yang sanggup mendorong anak senang mencar ilmu sehingga prestasi anak tersebut sanggup meningkat. Orangtua sanggup mendampingi anak dengan membuat suasana mencar ilmu di rumah yang menyenangkan. Dunia anak ialah dunia yang khas, bukan miniatur dunia orang dewasa, maka semangat berkomunikasi kepada anak ialah bukan memberitahukan sesuatu yang dianggap baik dari sudut pandang orang dewasa, melainkan duduk sejajar bersama anak, berempati, dan menemani anak (Ekomadyo, 2005, p.6). Bimbingan ialah proses pemberian tunjangan terhadap anak untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembiasaan diri terhadap sekolah, keluarga, serta masyarakat.
Proses mencar ilmu yang berhasil mengacu pada prestasi belajar. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa prestasi mencar ilmu sorang anak yang menerima perhatian dari orang tua, lebih baik dibandingkan dengan prestasi anak yang kurang menerima perhatian dari orang tua. Peranan orang bau tanah dalam lingkungan keluarga yang penting ialah menawarkan pengalaman pertama pada masa anak-anak. Itu alasannya ialah pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi dan menjamin kehidupan emosional seorang anak (www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail)
Arti pentingnya sebuah keluarga bagi diri seorang anak dikemukakan pula oleh Susan U. Philips (dikutip dalam Shinta, 2000, p.15) dalam buku The Invisible Culture, ditemukan bahwa anak orang Indian (penduduk orisinil Amerika) selalu kalah cerdas dengan anak orang kulit putih. Ini terjadi alasannya ialah keluarga orang Indian sangat pendiam. Ocehan anak Indian tidak direspon oleh keluarganya, sebagaimana anak orang kulit putih. Akhirnya, anak orang Indian tidak mempunyai kemampuan berkomunikasi pada waktu mereka bermain dan mencar ilmu di kelas. Sebaliknya, alasannya ialah anak orang kulit putih semenjak kecil dibiasakan mempunyai komunikasi interaktif dengan keluarganya, maka mereka berhasil menawarkan respon terhadap lingkungan, baik pada waktu bermain maupun pada waktu mencar ilmu di sekolah
Dilatarbelakangi kondisi menyerupai diatas, maka peneliti tertarik untuk mengenal, dan memahami imbas komunikasi interpersonal yang terjadi antara orang bau tanah dengan anak dalam meningkatkan prestasi mencar ilmu anak. Yang menjadi objek dalam penelitian ini ialah murid-murid kelas VI SD X, dengan mengambil pertimbangan bahwa pada usia tersebut, belum dewasa membutuhkan bimbingan lebih dari orangtua dalam hal belajar. Dengan adanya training contoh mencar ilmu anak semenjak dini akan membawa anak pada kebiasaan mencar ilmu teratur, kemandirian dan kesuksesan kelak di kemudian hari (Astrid, 1979, p.13). Murid-murid kelas VI sengaja dipilih oleh peneliti alasannya ialah mereka sudah mempunyai kematangan contoh berpikir secara rasional, konkrit, logis, serta mempunyai daya ingat yang baik dan pengalaman yang lebih lengkap untuk menunjang perkembangan mereka masuk ke tahap masa remaja (informasi awal diperoleh dari wawancara dengan Kepala Pusat Konseling & Pengembangan Pribadi). Didukung pula oleh unsur kedekatan lokasi penelitian dengan kawasan tinggal peneliti sehingga memudahkan proses penelitian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang duduk kasus di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : 
"Bagaimanakah Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara orangtua dengan anak dalam meningkatkan prestasi mencar ilmu anak di SD X?"

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini ialah : Ingin mengetahui Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara orang bau tanah dengan anak dalam meningkatkan prestasi mencar ilmu anak di SD X

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diambil peneliti, maka manfaat dari pelaksanaan penelitian ini ialah : 
1. Manfaat Akademis
Menambah perbendaharaan kepustakaan bagi Jurusan Ilmu Komunikasi, berkaitan dengan duduk kasus komunikasi interpersonal antara orang bau tanah dan anak, serta sebagai masukan bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian di masa yang akan datang
2. Manfaat Praktis
Dapat menawarkan masukan dan informasi bagi para orangtua mengenai bentuk komunikasi interpersonal yang baik dengan anak dalam meningkatkan prestasi mencar ilmu anak

E. Sistematika Penulisan
Dari batasan penelitian di atas maka sistematika penulisan sebagai berikut : 
a) BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan wacana latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, serta sistematika penulisan.
b) BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi mengenai teori-teori yang mendukung dan berkaitan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti dalam penulisan skripsi ini. Adapun teori-teori yang digunakan ialah teori mengenai Komunikasi, Komunikasi antar pribadi, Komunikasi Keluarga, Psikologi Belajar, Teori Belajar dan Psikologi Perkembangan
c) BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan menguraikan metode yang akan digunakan peneliti, yaitu definisi konseptual, definisi operasional, jenis metode penelitian, citra populasi, teknik pengambilan sample, jenis sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
d) BAB IV : ANALISIS dan DATA PEMBAHASAN
Bab ini memuat citra lokasi penelitian, hasil pengolahan data disertai dengan pembahasan yang terkait dengan penelitian
e) B ab V : KESIMPULAN dan SARAN
Bab ini merupakan epilog dari skripsi ini, yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran dari seluruh proses penelitian yang dibutuhkan sanggup menawarkan manfaat bagi pembaca.


Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com


EmoticonEmoticon