Minggu, 26 Maret 2017

Teknik Dasar Fotografi Dalam Pemotretan Memakai Kamera Dslr

TEKNIK DASAR FOTOGRAFI DALAM PEMOTRETAN MENGGUNAKAN KAMERA DSLR TEKNIK DASAR FOTOGRAFI DALAM PEMOTRETAN MENGGUNAKAN KAMERA DSLR
TEKNIK DASAR FOTOGRAFI DALAM PEMOTRETAN MENGGUNAKAN KAMERA DSLR  TEKNIK DASAR FOTOGRAFI DALAM PEMOTRETAN MENGGUNAKAN KAMERA DSLR TEKNIK DASAR FOTOGRAFI DALAM PEMOTRETAN MENGGUNAKAN KAMERA DSLR

TEKNIK DASAR FOTOGRAFI - Fotografi ( Photography ) berasal dari kata Foto ( Cahaya ) dan Graphia ( menulis / menggambar ),  fotografi yaitu suatu teknik menggambar dengan cahaya. Teknik memotret yaitu cara menguasai teknik fotografi untuk menghasilkan sebuah foto.

Ada hal penting yang harus diperhatikan dalam teknik pemotretan yaitu unsur pencahayaan.Dalam hal ini, sinar atau cahaya yang diperoleh objek harus cukup, sehingga sanggup direkam dalam film.

Jadi, teknik fotografi yaitu teknik memadukan unsur kecepatan rana, bukan diafragma, dan pencahayaan untuk memperoleh foto yang diinginkan. Dengan kata lain, foto merupakan hasil perpaduan ketiga unsur tersebut.

Teknik-teknik dasar pemotretan yaitu suatu hal yang harus dikuasai semoga sanggup menghasilkan foto yang baik. Kriteria foto yang baik bahwasanya berbeda-beda bagi setiap orang, namun ada sebuah kesamaan pendapat yang sanggup dijadikan acuan. Foto yang baik mempunyai ketajaman gambar (fokus) dan pencahayaan (eksposure) yang tepat.

Berikut yaitu Tehnik Dasar yang biasa dipakai dalam pemotretan memakai Kamera DSLR.

1.  Hyperfocal focus


Memfokuskan lensa ke jarak hiperfokal (hyperfocal) memastikan bahwa 1/2 jarak dari jarak hiperfokal hingga tak terhingga dalam fokus/tajam. Ada tiga faktor yang mempengaruhi jarak hiperfokal yaitu bukaan lensa, rentang fokal lensa (focal length) dan ukuran sensor kamera.

Teknik mengunakan hyperfocal distance sering dipakai oleh fotografer landscape, street photography supaya objek foto dan latar belakangnya tajam. Teknik ini berperan sangat penting dikala memotret dengan lensa/kamera yang tidak mendukung fungsi autofokus. Contohnya kamera rangefinder menyerupai Leica, atau dikala mengunakan lensa yang tidak mempunyai fungsi autofokus menyerupai lensa-lensa Samyang, Carl Zeiss dan lain lain. Syaratnya kamera harus bersensor full frame (36 x 24 mm) bukan APS-C. Sayangnya kamera DSLR jaman kini sebagian besar bersensor APS-C jadinya tanda tersebut kurang begitu relevan/akurat.



2. Selective Focus yaitu Teknik fotografi yang membuyarkan objek pada foto. Ada yang disebut objek depan dan objek belakang. Pada selektif fokus, foto akan mem-blur-kan objek depan atau objek belakang. Jika kedua objek blur maka foto dikatakan blur. Hal ini sanggup dilakukan dengan cara mengatur fokus secara manual dan objek depan harus bersahabat dengan lensa kamera.

3. Panning  yaitu cara lain untuk menawarkan kesan gerak pada foto. Ketika melaksanakan panning, Anda mengikuti subjek selama eksposure. Jika terealisasi dengan baik, kesannya menimbulkan subjek menjadi relatif lebih tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur. Jarang dihasilkan subjek yang sepenuhnya tajam. Namun, beberapa bab subjek yang mengalami blur justru memperkuat kesan gerak dari foto. Teknik panning dipakai ketika Anda menginginkan kesan bergerak pada subjek tidak hilang. Pemotretan panning harus terencana.

4. Zooming merupakan teknik foto untuk menawarkan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa pada dikala eksposure. Perubahan panjang fokus hanya sanggup dilakukan dengan lensa zoom. Untuk mendapat kesan gerak, Anda harus memakai kecepatan rana tidak lebih dari 1/30 detik. Pada dikala pemotretan, dalam waktu bersamaan dengan proses eksposure, titik fokus lensa diubah dengan menarik lensa zoom ke dalam atau ke arah luar (untuk jenis zoom yang ditarik) atau dengan cara menggeser titik fokus lensa ke kiri atau ke kanan (untuk lensa zoom jenis gelang). Sebaiknya, gunakan tripod untuk menopang kamera pada dikala pemotretan. Tempatkan subjek utama pada bab tengah foto. Pada bab ini, ketajaman gambar relatif lebih baik dari bab lain.

5. Blurring yaitu Salah satu cara paling efektif memberi kesan bergerak pada sebuah foto yaitu dengan membiarkan subjek menjadi blur. Untuk memotret subjek yang bergerak menjadi blur dibutuhkan kecepatan rana rendah. Kecepatan rana yang dibutuhkan tergantung pada beberapa faktor. Kecepatan subjek yang bergerak menjadi pertimbangan utama. Sebuah kendaraan beroda empat F1 yang melaju kencang mungkin akan menjadi blur pada eksposure dengan kecepatan rana 1/500 detik. Sementara itu, pejalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan rana 1/30 detik saja.

6. Freezing yaitu teknik memotret pada sebuah objek yang sedang bergerak dengan seperti hasil foto kita sanggup menghentikan objek yang bergerak tersebut. Teknik ini memakai kecepatan/speed lensa yang tinggi sehingga objek seperti membeku. Kenapa kita harus memakai kecepatan rana yang tinggi alasannya yaitu kalau kita memakai rana dengan speed rendah pada subjek yang bergerak akan menimbul kan blur yang memberi kesan gerak dan dipastikan imbas foto yang dihasilkan menjadi tidak terang dan kabur.


7. Siluet yaitu teknik foto dengan obyek utama gelap total dengan background yang terang, sehingga yang terlihat yaitu bentuk dari obyek utama tadi. Memotret siluet tidaklah sesulit yang dibayangkan, asal anda tahu langkah-langkah dan tips-nya.

8. Bulb yaitu Teknik Bulb yaitu teknik dalam fotografi yang memakai kecepatan atau speed yang sangat lambat. Biasanya di kamera DSLR yang gres terdapat setingan speed bulb, yaitu dititik kecepatan paling rendah.

Demikian  Teknik Dasar Fotografi dalam pemotretan memakai Kamera DSLR

Sumber http://studiocreativedesain.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)