Kamis, 04 Januari 2018

Pengertian Pengawasan Dan Motivasi Terhadap Karyawan

Pengawasan kerja merupakan proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh acara organisasi untuk menjamin semoga semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan planning yang telah ditetapkan (Siagian, 2008:125).Pengawasan kerja ialah proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan administrasi tercapai.Pengawasan kerja ialah perjuangan sistematik untuk memilih standar pelaksanaan dan tujuan perencanaan, merancang sistem gosip umpan balik, membandingkan acara aktual dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya, memilih dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan-tindakan yang diharapkan untuk koreksi guna menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan (Handoko (2003:360). 

Dari definisi diatas sanggup disimpulkan, bahwa Pengawasan ialah proses untuk menjaga semoga acara terarah menuju pencapaian tujuan menyerupai yang direncanakan dan jika ditemukan penyimpangan-penyimpangan diambil tindakan koreksi. 

Tipe-tipe Pengawasan Kerja 
Handoko (2003:361) beropini bahwa terdapat beberapa tipe pengawasan kerja, diantaranya adalah: 

1. Pengawasan Pendahuluan (Freed Forward Control) 
Bentuk pengawasan pra kerja ini dirancang untuk mengantipasi masalah-msalah atau penyimapngan dari standar atau tujuan dan memungkinkan relasi dibentuk sebelum tahap tertentu diselesaikan. Pendekatan pengawasan ini lebih aktif dan agresif, dengan mendeteksi masalah-maslah dan mengambil tindakan yang diharapkan sebelum suatu dilema terjadi. 

2. Pengawasan selama acara berlangsung (Concurrent Control) 
Pengawasan yang dilakukan selama suatu acara berlangsung. Pengwasan ini merupakan suatu proses diaman aspek tertentu dari suatu mekanisme disetujui terlebih dahulu sebelum kegiatan-kegiatan dilanjutkan atau menjadi semacam peralatan Double Chek yang lebih menjamin ketetapan pelaksanaan suatu kegiatan. 

3. Pengawasan Umpan Balik (Feedback Control) 
Bentuk pengawasan ini untuk mengukur hasil-hasil dari suatu acara yang telah diselesaikan, sebab-sebab penyimpangan dari planning atau standar yang telah ditentukan, dan penemuan-penmuan diterapakan untuk kegiatan-kegiatan serupa dimasa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran dilakukan stelah insiden terjadi. 

Indiaktor Pengawasan Kerja 

Handoko (2003:362) menyatakan bahwa ada beberapa indikator dalam proses pengawasan kerja, diantaranya adalah” 

1. Penetapan standar 
2. Penentuan pengukuran/penilaian pekerjaan 
3. Pengukuran pelaksanaan pekerjaan 
4. Perbandingan pelaksanaan dengan standard dan analisis penyimpangan 
5. Perbaikan atas penyimpangan 

Penting Pengawasan Kerja 
Ada beberapa faktor yang membuat pengawasan semakin diharapkan oleh setiap organisasi. Faktor-faktor tersebut ialah (Handoko ,2003:366): 

1. Perubahan lingkungan organisasi 
2. Peningkatan kompleksitas organsasi 
3. Kesalahan-kesalahan 
4. Kebutuhan manajer utuk mendelegasikan wewenang. 

Prinsip-prinsip Pengawasan kerja 
MenurutSilalahi (2002 : 178) prinsip-prinsip pengawasan adalah: 
  1. Pengawasan harus berlangsung terus menerus bersamaan dengan pelaksanaan acara atau pekerjaan. 
  2. Pengawasan harus menemukan, menilai dan menganalisis data perihal pelaksanaan pekerjaan secara objektif. 
  3. Pengawasan bukan semata-mata untuk mencari kesalahan tetapi juga mencari atau menemukan kelemahan dalam pelaksanaan pekerjaan. 
  4. Pengawasan harus memberi bimbingan dan mengarahkan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan dalam pencapaian tujuan.
  5. Pengawasan tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan tetapi harus membuat efisiensi (hasil guna). 
  6. Pengawasan harus fleksibel.
  7. Pengawasan harus berorientasi pada planning dan tujuan yang telah ditetapkan (Plan and Objective Oriented).
  8. Pengawasan dilakukan terutama pada tempat-tempat strategis atau kegiatan-kegiatan yang sangat memilih atau control by exception.
  9. Pengawasan harus membawa dan mempermudah melaksanakan tindakan perbaikan (Corrective Action). 
Cara Pengawasan Kerja 
Agar pengawasan yang dilakukan seorang atasan efektif, maka haruslah terkumpul fakta-fakta di tangan pemimpin yang bersangkutan. Guna maksud pengawasan menyerupai ini, ada beberapa cara untuk mengumpulkan fakta-fakta berdasarkan Manullang (2004 : 178-180) yaitu : 

1. Pengawasan Melalui Peninjauan Pribadi 
Peninjauan pribadi (personal inspection, personal observation) adalah  mengawasi dengan jalan meninjau secara pribadi. Sehingga sanggup dilihat pelaksanaan pekerjaan. Cara pengawasan ini mengandung segi kelemahan,bila timbul syak wasangka dari bawahan. Cara menyerupai ini memberi kesan kepada bawahan bahwa mereka diamat-amati secara keras dan berpengaruh sekali. Sebagai alasan lantaran dengan cara ini kontak eksklusif antara ata san dengan bawahan sanggup dipererat. 

2. Pengawasan Melalui Laporan Lisan 
Dengan cara ini, pengawasan dilakukan dengan mengumpulkan fakta-fakta melalui laporan verbal yang diberikan bawahan. Wawancara yang diberikan ditujukan kepada orang-orang atau segolongan orang tertentu yang sanggup memberi citra dari hal-hal yang ingin diketahui, terutama perihal hasil bersama-sama (actual result) yang dicapai oleh bawahannya. Dengan cara ini kedua belah pihak aktif, bawahan memperlihatkan laporan verbal perihal hasil pekerjaannya dan atasan sanggup menanyakannya lebih lanjut untuk memperoleh fakta-fakta yang diperlukan. 

3. Pengawasan Melalui Laporan Tertulis 
Laporan tertulis (written report) merupakan suatu pertanggung balasan kepada atasan mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya, sesuai dengan isyarat dan tugas-tugas yang diberikan atasannya kepadanya. Dengan laporan tertulis yang diberikan oleh bawahan, maka atasan sanggup membaca apakah bawahan-bawahan tersebut melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan penggunaan hak-hak atau kekuasaan yang didelegasikan kepadanya. 

4. Pengawasan Melalui Laporan Kepada Hal-hal yang Bersifat Khusus 
Pengawasan yang berdasarkan kekecualian atau control by exception ialah suatu sistem pengawasan dimana pengawasan itu ditujukan kepada soal-soal kekecualian. Makara pengawasan hanya dilakukan jika diterima laporan yang memperlihatkan adanya peristiwa-peristiwa yang istimewa. 

Standar Pengawasan
Sebelum acara pengawasan itu dilakukan perlu ditentukan standar atau ukuran pengawasan. Manullang (2004 : 186-187) menggolongkan jenis-jenis standar pengawasan ke dalam tiga golongan besar, yaitu :

1. Standar dalam Bentuk Fisik (physical standard), ialah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dan bersifat aktual tidak dalam bentuk uang. Meliputi :

a. Kuantitas hasil produksi
b. Kualitas hasil produksi
c. waktu

2. Standar dalam Bentuk Uang, ialah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dalam bentuk jumlah uang, meliputi:

a. Standar biaya
b. Standar penghasilan
c. Standar investasi

3. Standar Intangible, ialah standar yang biasa dipakai untuk mengukur atau menilai acara bawahan diukur baik dengan bentuk fisik maupun dalam bentuk uang. Misalnya untuk mengukur acara pecahan atau kepala pecahan relasi kemasyarakatan atau mengukur perilaku pegawai terhadap perusahaan.

Sumber http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)